Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

PRE-EKLAMSI

A. Definisi
Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odem dan
protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi
dalam triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya. Misalnya
terdapat Molahydatidosa (Sarwono : 2013). Kadang-kadang disertai konvulsi
sampai koma. Pre-eklamsi dapat berkembang dari pre-eklamsi ringan sampai
pre-eklamsi yang berat. Diagnosis pre-eklamsia ditegakkan berdasarkan
adanya dua dari tiga gejala, yaitu penambahan berat badan yang berlebihan,
edema, hipertensi dan proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan
bila terjadi kenaikan 1 Kg seminggu berapa kali. Edema terlihat sebagai
peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Tekanan
darah > 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat >30 mmHg atau
tekanan diastolik >15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30
menit.( Prawirohardjo, S. 2013).

B. Etiologi
Penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-
teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya.
Oleh karena itu disebut “penyakit teori”. Namun belum ada memberikan
jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab
pre-eklamsi adalah teori “iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat
menerangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit ini. Teori yang dapat
diterima haruslah dapat menerangkan :
1. Frekuensi menjadi tinggi pada : primigravida, kehamilan ganda,
hidramnion dan mola hidatidosa.
2. Frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan, umumnya pada
triwulan ke III.
3. Frekuensi menjadi lebih rendah pada kehamilan berikutnya dan penyebab
timbulnya hipertensi, proteinuria, edema dan konvulsi sampai koma.
4. Terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin dalam
kandungan.
Dari hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor,
melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-eklamsi dan eklamsi.

C. Patofisiologi
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
vasospasme dan iskemia. Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat
mengalami peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti
prostaglandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi
platelet. Penumpukan trombus dan pendarahan dapat mempengaruhi sistem
saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan
kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus
dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan
nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap
kardiovaskuler meliputi penurunan volume intravaskular, meningkatnya
cardiac output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer. Peningkatan
hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni. Infark
plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat
bahkan kematian janin dalam rahim.
Skema Patofisiologis Pre-Eklamsi

Faktor Predisposisi Pre-eklamsi


(umur, paritas, genetik, dll)

Perubahan Plasentasi

Obstriksi Mekanik dan Fungsi dari Arteri Spiralis

Menurunkan Perfusi Uteroplasenter

PGE2/PGI 2
Renin/ Disfungsi
angiotensin II Tromboksan Endotel
Endotelin No

Vasokonstriksi Kerusakan Endotel Aktivasi


Arteri
Intravascular
Koagulasi

DIC

Ginjal SSP Hati Organ Lainnya

Proteinuria Kejang LFT Abnormal Iskemi


GFR Koma

Edema
D. Manisfestasi Klinis
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan :
pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan
akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala –
gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah
prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau
muntah. Gejala – gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang
meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.

E. Klasifikasi
Dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1) Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
a. Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau
lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu
kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal.

b. Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliter atau kualitatif 1+ atau 2+ pada


urine kateter atau midstream.

2) Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:


a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.

b. Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau


4+.

c. Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.

d. Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di


epigastrium.

e. Terdapat edema paru dan sianosis

f. Trombositopeni

g. Gangguan fungsi hati

h. Pertumbuhan janin terhambat


F. Pemeriksaan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1. Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema,
hipertensi, dan timbul proteinuria.
Gambaran Subjektif : sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium,
gangguan visus, penlihatan kabur, skotoma,
diplopia, mual dan muntah.
Gangguan serebral : oyong, reflex meningkat dan tidak tenang.
2. Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, reflex meningkat dan proteinuria
pada pemeriksaan laboratorium

G. Uji Diagnosis Pre-Eklamsi


a. Uji diagnosis dasar
1. pengukuran tekanan darah
2. analisis protein dalam urin
3. pemeriksaan odema
4. pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri)
5. pemeriksaan fundus kopik
b. Uji laboratorium dasar
1. evaluasi hematologik (haematokrit, jumlah trombosit, morfologi,
eritrosit pada sediaan harus darah tepi)
2. pemeriksaan fungsi hati,(bilirubin, protein serum, aspartat,
aminotranserance, dsb)
3. pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)

H. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
1. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali
tanda-tanda sedini mungkin (pre-eklamsi ringan), lalu diberikan
pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
2. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklamsi
kalau ada faktor-faktor predisposisi.
3. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan
serta pentingnya mengatur diet rendah garam, lemak serta karbohidrat
dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang
berlebihan.
b. Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
1. Hendaknya janin lahir hidup
2. Trauma pada janin seminimal mungkin
c. Pengobatan
1. Pre-eklamsi Ringan
- Pengobatan hanya bersifat simpomatis dan selain rawat inap maka
penderita dapat dirawat jalan dengan skema periksa ulang yang
lebih sering, misalnya 2 kali seminggu.
- Penanganan pada penderita rawat jalan atau rawat inap adalah
dengan istirahat ditempat tidur, diet rendah garam dan berikan
obat-obatan seperti valium tablet 5mg dosis 3 kali sehari.
- Diuretika dan obat antihipertensi tidak dianjurkan karena obat ini
tidak begitu bermanfaat bahkan bias menutupi tanda gejala
preeklamsi berat.
- Bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawat inap, monitor
keadaan janin : kadar estriol urin, lakukan amnioskopi dan
ultrasografi.
- Bila keadaan mengizinkan, barulah dilakukan induksi partus pada
usia kehamilan minggu 37 ke atas.
2. Pre-eklamsi Berat
a. Pre-eklamsi berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu
Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru,
maka penanganannya :
- Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr
intramuskuler setiap 4 jam.
- Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas
magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai
criteria pre-eklamsi ringan.
- Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa dan keadaan janin dimonitor
serta berat badan ditimbang.
Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan paru
janin, maka penatalaksanaan kasus sama seperti pada kehamilan
diatas 37 minggu.
b. Pre-eklamsi berat pada kehamilan diatas 37 minggu
- Penderita dirawat inap
- Berikan obat antihipertensi : injeksi katapres 1 ampul i.m dan
selanjutnya dapat diberikan tablet katapres 3 kali ½ tablet atau
2 kali ½ tablet sehari
- Diuretika tidak diberikan
- Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua dilakukan
induksi partus dengan atau tanpa amniotomi. Untuk induksi
dipakai oksitosin 10 satuan dengan infus tetes
- Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum atau porseps
jadi ibu dilarang mengedan
- Jangan berikan methergin postpartum, kecuali bila terjadi
perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
c. Protap pemberian MgSo4 secara i.v
1. Dosis awal : 4 gr MgSO4 diberikan secara drip
- 10 ml MgSO4 40 % atau 20 ml MgSO4 20 % dilarutkan
dalam 100 ml D5%
- Diberikan secara drip dengan kecepatan 20-24 tpm
2. Dosis maintenance : 6 gr MgSO4 diberikan secara drip
- 15 ml MgSO4 40% atau 30 ml MgSO4 20% dilarutkan dalam
500m D5%
- Diberikan secara drip dengan kecepatan 20-24 tpm
3. MgSO4 diberikan bila : 24 jam pascapersalinan, 6 jam setelah
terjadi normotensif
4. Syarat pemberian MgSO4 : output urin >30 ml/jam, reflek patella
(+), pernapasan diatas 16 kali/menit.
5. Gejala toksisitas : frekuensi nafas turun sampai henti nafas,
reflek patella turun atau hilang, kesadaran menurun.
6. Antidotum toksisitas : kalsium glukonas 1 gr (1 amp) diberikan
i.v dalam 10 menit.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mochtar, R. 2008. Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2. EGC : Jakarta.


2. Sarwono P. 2012. Ilmu Kebidanan edisi 3. Bina Pustaka : Jakarta
3. http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=Pemberian+Magnesium+Su
lfat+pada+Preeklampsia
4. Prawirohardjo, S. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
5. Hidayat, A dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Patologis. Jogjakarta : Nuha
Medika
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS 24 JAM POST SEKSIO CESAREA
ATAS INDIKASI PREEKLAMSIA BERAT
DI RUANG CEMPAKA RSUD ULIN BANJARMASIN

I. PENGKAJIAN DATA
Hari / Tanggal : Senin /17 Juni 2019
Jam : 13.00 Wita
No. RMK : 105. 32. 88
Tanggal MRS : Sabtu / 15 Juni 2019

A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. N Tn. A
Umur : 41 Tahun 30 Tahun
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia Banjar / Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : D3 SD
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Swasta
Alamat : Jl. Kanda Rt.9 Rw.4 Jl. Kanda Rt 9 Rw. 4
Tanjung Selok Pulau Tanjung Selok Pulau
Laut Selatan Kotabaru Laut Selatan Kotabaru

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa sakit, luka bekas operasi masih
terasa nyeri, dan kaki tidak bengkak.

3. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : + 28 hari
Lamanya : 5-6 hari
Banyaknya : 2-3 x sehari ganti pembalut
Dismenorhoea : Tidak ada

4. Status Perkawinan
Kawin : Ya
Usia kawin : 37 Tahun
Lama perkawinan : 4 tahun 1 bulan
Istri ke berapa dari suami sekarang : 1 (Pertama)

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu


Kehamilan Persalinan Nifas Anak
No.
Thn UK Penyulit Jenis Penolong Tempat Penyulit Normal Kompl Sex BB/PB Keadaan
1. 2011 3 mgg Abortus - - - - Ya - - - -
2. 2012 4 mgg Abortus - - - - Ya - - - -
39 3750/
3. 2019 PEB SC Dokter RS PEB Ya PEB ♀ Hidup
mgg 53

6. Riwayat Kehamilan Sekarang


Kehamilan ke : 3 (Tiga)
HPHT : 15-09-2019
Tafsiran Persalinan : 22-06-2019
Umur kehamilan : 39 Minggu
Mulai merasakan gerakan janin : Sejak usia kehamilan 4 bulan
ANC
a. Trimester I
Pemeriksa : Bidan
Tempat : Puskesmas
Frekuensi : 1x
Keluhan : Terlambat haid, mual, pusing
Terapi : - B6 (2x1), untuk mengatasi mual dan muntah
- B Compleks (3x1), untuk menambah nafsu
makan
Penyuluhan : - Ibu dianjurkan untuk banyak beristirahat, serta
makan-makanan yang bergizi dan banyak
mengandung zat besi seperti sayuran hijau,
kacang-kacangan.
- Ibu dianjurkan untuk makan dengan porsi
sedikit tapi sering, untuk menghindari mual.
- Ibu dianjurkan untuk meminum obat-obatan
yang diberikan, yaitu: vitamin B6 (2x1), B
Compleks (3x1) secara teratur.
- Ibu dianjurkan untuk memeriksakan
kehamilannya 1 bulan lagi atau jika ada
keluhan ibu bisa datang lebih cepat.
b. Trimester II
Pemeriksa : Bidan
Tempat : Puskesmas
Frekuensi : 1x
Keluhan : Tidak ada keluhan
Terapi : - SF (1x1), untuk mencegah anemia
- Kalk (1x1), untuk menambah kalsium serta
pertumbuhan tulang dan gigi janin.
- Vit C (3x1), untuk daya tahan tubuh.
Imunisasi : TT1
Penyuluhan : - Ibu dianjurkan untuk tetap banyak beristirahat
dan mengurangi pekerjaan berat seperti :
mengangkat benda berat, mengepel.
- Ibu diberitahu untuk menggunakan baju yang
longar agar sirkulasi darah ke janin berjalan
lancar, karena baju yang ketat bisa
menghambat sirkulasi darah.
- Ibu dianjurkan untuk tetap meminum obat-
obatan yang diberikan yaitu : SF (1x1), Kalk
(1x1) dan Vitamin C (3x1) secara teratur.
- Ibu dianjurkan untuk datang lagi ke puskesmas
1 bulan kemudian, atau jika ada keluhan ibu
bisa datang lebih cepat.
c. Trimester III
Pemeriksa : Bidan
Tempat : Puskesmas
Frekuensi : 2x
Keluhan : Pusing, sukar tidur, berat pada tengkuk
Terapi : - SF (1x1), untuk mencegah anemia
- Vit C (3x1), untuk daya tahan tubuh.
- Vit B Compleks (3x1), untuk menambah nafsu
makan.
- Nefidipin (1x1), untuk menurunkan tekanan
darah.
Imunisasi : TT2
Penyuluhan : - Ibu dianjurkan mengurangi mengkonsumsi
makanan yang bergizi seperti sayuran hijau,
hati, ikan, buah-buahan dan susu.
- Ibu diberitahu tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan seperti : muka dan kaki bengkak,
penglihatan kabur, sakit kepala yang hebat,
pergerakan janin yang kurang, keluar darah
pervaginam, sakit perut bagian bawah yang
hebat.
- Ibu diberitahukan tentang tanda-tanda
persalinan seperti : keluar lendir bercampur
darah, sakit perut menjalar ke pinggang
semakin lama semakin sakit.
- Ibu dianjurkan untuk tetap meminum obat-
obatan yang diberikan yaitu : SF (1x1),
Vitamin C (3x1), Vitamin B Compleks (3x1),
Nefidipin (1x1).
- ibu dianjurkan untuk melahirkan di rumah
sakit.

7. Riwayat Persalinan Sekarang


a. Jenis Persalinan : Sectio Caesarea a/i Preeklamsia Berat
b. Ditolong Oleh : dr. Sp.OG
c. Keadaan Persalinan :
Pada tanggal 16 Juni 2013 jam 00.55 wita dilakukan operasi.
Laporan operasi :
1) KIE informed consent, terpasang infus, kateter, antibiotik
profilaksis.
2) Pasien posisi telentang dalam pengaruh anastesi SAB.
3) Desinfeksi lap. operasi dengan povidone iodine 10%
dipersempit dengan duk steril.
4) Insisi kulit mediana ± 10 cm diperdalam lapis demi lapis
sampai dengan cavum abdomen terbuka.
5) Pada eksplorasi didapatkan: uterus = gravida aterm.
6) Dibuat bladder flap, yaitu dengan menggunting peitonium
kandung kemih ke arah bawah dan dilindungi dengan
spekulum.
7) Dilakukan insisi pada SBR ± 2 cm, diperlebar secara tumpul
ke lateral.
8) Selaput ketuban dipecahkan, cairan ketuban berwarna jernih.
9) Bayi dilahirkan dengan menelusuri kepala.
10) Bayi lahir pukul 01.07 wita, JK : ♀, BB : 3250 gram, PB : 53
cm, A.S : 7, 8, 9, anus (+).
11) Placenta dilahirkan spontan.
12) Segmen Bawah Rahim (SBR) dijahit 2 lapis dengan jelujur
feston.
13) Dilakukan reperitonealisasi.
14) Cuci cavum abdomen dengan NaCl ± 1500 cc.
15) Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
16) Perdarahan ± 200 cc.
17) Operasi selesai.

8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti asma,
jantung, diabetes melitus dan ibu tidak pernah menderita penyakit
menular seperti TBC, Hepatitis, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari pihak keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan
seperti asma, jantung, diabetes melitus dan keluarga tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan lain-
lain.

9. Riwayat Kontrasepsi
Metode : Pil
Lama : 6 bulan
Masalah : Tidak ada

10. Data Biologis


a. Pola Nutrisi
1) Saat Hamil
Jenis : Nasi, lauk-pauk dan sayuran
Porsi : 1 porsi (1 piring nasi, 1 potong ikan, 1 mangkok
kecil sayur)
Frekuensi : 3 x sehari
Pantangan : Tidak ada
Masalah : Tidak ada
2) Sesudah Melahirkan
Setelah SC ibu dianjurkan puasa, tetapi setelah 8 jam kemudian
ibu diperbolehkan minum 1 sendok tiap satu jam, namun belum
diperbolehkan makan.

b. Pola Aktivitas
1) Saat Hamil
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak terlalu berat
seperti, memasak, menyapu dan mencuci pakaian.
2) Sesudah Melahirkan
Ibu tidak melakukan aktivitas apa-apa karena masih terbaring
lemah bekas operasi, ibu hanya melakukan mobilisasi dini
dengan miring kanan dan miring kiri.

c. Pola Eliminasi
1) BAB (Buang Air Besar)
 Saat Hamil
Frekuensi : 2 x sehari
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembek
Masalah : Tidak ada
 Sesudah Melahirkan
Ibu belum ada BAB
2) BAK (Buang Air Kecil)
 Saat Hamil
Frekuensi : 3-5 x sehari
Warna : Kuning, agak keruh
Bau : Amoniak
Masalah : Tidak ada
 Sesudah Melahirkan
Ibu menggunakan kateter, urin berwarna kuning agak
keruh, volume ± 200 cc.

d. Pola tidur dan Istirahat


1) Saat Hamil
Tidur siang : ± 1 jam sehari (pukul 14.00-15.00
wita)
Tidur Malam : ± 6 jam sehari (pukul 23.00-05.00
wita)
2) Sesudah Melahirkan
Ibu merasa terganggu dengan tidurnya karena masih merasakan
nyeri bekas operasi cesarea.

e. Personal Hygiene
1) Saat Hamil
Frekuensi mandi : 2-3 x sehari
Frekuensi gosok gigi : 2 x sehari
Frekuensi ganti pakaian : 2 x sehari setiap selesai mandi
Kebersihan vulva : Ibu mencuci kemaluannya setiap
selesai BAB dan BAK dengan cara
membasuhnya dari arah depan ke
belakang untuk mencegah infeksi
yang disebabkan oleh kuman dan
bakteri.
2) Sesudah Melahirkan
Ibu belum bisa menjaga kebersihan dirinya sendiri karena
masih lemah setelah operasi, ibu dibantu oleh petugas
kesehatan menyeka tubuhnya dan vulva hygiene.
f. Pola Seksual
1) Saat Hamil
Frekuensi : 2 x seminggu
Masalah : Tidak ada
2) Sesudah Melahirkan
Frekuensi : -
Masalah : Ibu masih dalam masa nifas

11. Data Psikologis


a. Respon Ibu Terhadap Kelahiran
Ibu merasa bahagia dan senang karena bayinya lahir dalam
keadaan selamat, tetapi ibu merasa sedikit cemas dengan keadaan
dirinya karena luka bekas operasinya masih terasa sedikit nyeri.
b. Respon Suami Terhadap Kelahiran
Suami menerima kelahiran anaknya dengan perasaan senang dan
bahagia.
c. Dukungan Keluarga
Keluarga juga turut senang dan bahagia atas kelahiran bayi.
d. Pengambil Keputusan
Pengambil keputusan berada di tangan suami.

12. Data Spritual


Ibu belum dapat melaksanakan shalat karena masih dalam masa nifas.

13. Data Sosial-Budaya


Keluarga akan mengadakan acara tasmiyahan setelah bayi berumur 40
hari.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
b. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 130 /90 mmHg
Suhu : 36, 7oC
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
c. Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan
- Sebelum hamil : 68 kg
- Saat hamil : 81 kg
Tinggi Badan : 156 cm
LILA : 26 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Rambut terlihat keriting, hitam, bersih dan
tidak rontok.
- Muka : Tidak terlihat ada oedem, tidak pucat dan
tidak ada cloasma gravidarum.
- Mata : Terlihat simetris, skelera tidak ikterik dan
konjungtiva tidak anemis.
- Telinga : Terlihat simetris, bersih, tidak ada serumen
dan peradangan.
- Hidung : Terlihat bersih, tidak ada polip dan tidak
ada cairan yang abnormal.
- Mulut : Bibir terlihat tidak pecah-pecah, tidak ada
stomatitis dan lidah terlihat bersih.
- Leher : Tidak terlihat ada pembesaran kelenjar
thyroid dan kelenjar limfe, tidak ada
pelebaran vena jugularis.
- Mammae : Payudara terlihat simetris, papila menonjol,
areola berwarna kehitaman, tidak ada
benjolan yang abnormal.
- Abdomen : Terdapat ada luka bekas operasi ditutupi
kasa dan plester.
- Genetalia
 Pengeluaran pervaginam
Lochea : Rubra (merah)
Banyaknya : 2 x ganti pembalut
Bau : Amis
 Perineum dan anus
Oedem : Tidak ada
Luka jahit : Tidak ada
- Ektrimitas : Terdapat odema pada kaki, tidak ada varises
dan kuku jari tidak sianosis.

b. Palpasi
- Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar
thyroid dan kelenjar limfe, tidak teraba
pembesaran vena jugularis.
- Mammae : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada
nyeri tekan, kolostrum belum keluar.
- Abdomen
 TFU : 2 jari dibawah pusat
 Kontraksi : Baik
- Ektrimitas : Teraba oedem pada kaki, tidak ada varises.
c.. Auskultasi
Tidak dilakukan

d. Perkusi
Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12 gr %
Protein urin : 3+

II. ASSESMENT
P3A2 post partum sectio caesarea hari ke-1 atas indikasi preeklamsia berat

III. PLANNING
No Planning Rasionalisasi Evaluasi
1. Menjalin hubungan Dengan menjalin hubungan baik Antara ibu dan
baik antara bidan dengan ibu diharapkan dapat bidan sudah
dan ibu, bersikap terbina sebuah hubungan baik terjalin hubungan
ramah dan sopan dengan ibu dan ibu dapat baik dan saling
serta mendengarkan menjelaskan segala keluhannya percaya.
semua keluhan ibu, dengan nyaman karena privasi
dan menjaga privasi klien tetap kita jaga.
ibu dengan menutup (www.Askep.net/pdf/rasionalisasi-
sampiran pada saat masalah-keperawatan.html)
melakukan
pemeriksaan.
2 Melakukan Dengan melakukan observasi Ibu mengetahui
observasi keadaan keadaan umum klien diharapkan hasil observasi
umum dan tanda- dapat mengetahui kondisinya sebagai berikut :
tanda vital 1 jam sekarang.  Keadaan umum
pertama setiap 15 (www.Askep.net/pdf/rasionalisasi- ibu baik
menit, 1 jam kedua masalah-keperawatan.html)  Rahim ibu
setiap 30 menit. berkontraksi
dengan baik
 Tanda-tanda vital
- TD: 130/90
mmHg
- N : 86
- R : 20 x/menit
T : 36,7 oC
3 Menjelaskan kepada Dengan memberitahu ibu kapan Ibu mengerti
ibu bahwa pada 8 ibu boleh minum dan kapan boleh dengan penjelasan
jam pertama setelah makan agar tidak terjadi yang diberikan
operasi ibu boleh komplikasi – komplikasi yang dan berjanji akan
minum 1 sendok mungkin timbul pada pasca melaksanakannya.
tiap satu jam agar operasi. Setelah 8 jam pertama ibu
keseimbangan boleh minum sedikit – demi
antara cairan yang sedikit karena gerakan peristaltik
masuk dengan infus, usus masih kurang dan belum
dan cairan yang pulih seperti biasa. Kemudian 24 –
keluar tetap terjaga, 48 jam ibu boleh makan karena,
jika jumlah cairan biasanya usus mulai bergerak
yang masuk normal dengan gejala mules,
berlebihan akan kadang-kadang disertai dengan
menyebabkan perut sedikit kembung. ( Sarwono
edema paru- paru. Prawirohardjo, Ilmu Kandungan
kemudian setelah 24 2009)
– 48 jam pertama
post operasi ibu
harus di beri
makanan cairan
sesudah itu apalagi
jika ibu sudah keluar
platus ibu dapat
diberi makanan
lunak yang bergizi
dan kemudian
menjadi makanan
biasa seperti
sebelumnya.

4 Menganjurkan ibu Dengan menyusukan ASInya Ibu sudah


untuk menyusukan kepada bayinya banyak manfaat menyusukan
ASInya kepada dan keunggulan dalam berbagai ASInya kepada
bayinya ASI on aspek yaitu: gizi, imunologik, bayinya.
demand tiap 2 jam psikologik, kecerdasan,
sekali lamanya 10- neurologis, ekonomis dan
15 menit menyusui. penundaan kehamilan. (Imelda,R.
2009. Panduan Kehamilan dan
Perawatan Bayi.Victory:Surabaya)

5 Menganjurkan ibu Dengan melakukan mobilisasi Ibu sudah


untuk melakukan dini, ibu merasa lebih baik, lebih melakukan
mobilisasi dini sehat, kandung kencing lebih baik, mobilisasi dini,
dengan cara 6 jam serta mempercepat proses yaitu : 6 jam
sudah bisa miring penyembuhan. (Wulandari, D. sudah bisa miring
kanan, miring kiri, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. kiri, miring kanan,
24 jam sudah bisa Jogjakarta: Mitra Cendikia Press) 24 jam sudah bisa
duduk ditempat duduk di tempat
tidur dan berjalan tidur dan berjalan.

6 Mengajarkan kepada Perawatan yang dilakukan Ibu mengerti


ibu tentang bertujuan untuk melancarkan tentang cara
perawatan payudara sirkulasi darah dan mencegah perawatan
yaitu dengan tersumbatnya saluran susu payudara.
menggunakan bra sehingga memperlancar
yang mampu pengeluaran ASI. (Wulandari,D.
menyerap keringat, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas.
menyangga Jogjakarta: Mitra Cendikia Press)
payudara dengan
baik dan
membersihkan
kedua putting
dengan air hangat
setiap habis mandi.

7 Mengajarkan ibu Dengan mengajarkan kepada ibu Ibu mengerti


tentang menjaga untuk menjaga personal hygiene tentang cara
personal hygiene agar terhindar dari infeksi masa personal hygiene
dengan mandi paling nifas. (Wulandari,D. 2008. dan berjanji akan
sedikit 2x sehari dan Asuhan Kebidanan Nifas. melaksanakannya.
membersihkan alat Jogjakarta: Mitra Cendikia Press)
genetalianya setiap
BAB dan BAK
dengan air bersih
dari depan ke
belakang serta
menjaga kebersihan
luka bekas operasi.

8 Memberitahu ibu Dengan ibu mengetahui tanda Ibu mengetahui


tentang tanda-tanda bahaya nifas, ibu dapat lebih tanda bahaya nifas
bahaya nifas yaitu : waspada dan segera minta
muka dan kaki pertolongan tenaga kesehatan
bengkak, apabila menemui tanda bahaya
penglihatan kabur, nifas untuk mrncegah komplikasi
sakit kepala yang lanjutan. (Wulandari,D. 2008.
hebat, pergerakan Asuhan Kebidanan Nifas.
janin yang kurang, Jogjakarta: Mitra Cendikia Press)
keluar darah
pervaginam, sakit
perut bagian bawah
yang hebat.

9 Memberitahu ibu Dengan memberitahu ibu untuk Ibu mengerti dan


untuk sementara ibu mengatur jarak kelahiran dengan memilih IUD
tidak diperbolehkan menggunakan kontrasepsi jangka sebagai alat
hamil minimal 3 panjang diharapkan untuk kontrasepsi yang
tahun setelah operasi kesehatan ibu, bayi dan keluarga. akan digunakan.
dan menganjurkan (Mochtar, R. 1998. Sinopsis
ibu untuk Obstetri Jilid 1,Edisi 2. Jakarta:
menggunakan EGC)
kontrasepsi jangka
panjang misalnya
Implan, IUD

10 Melakukan tindakan Dengan memberikan obat injeksi Ibu sudah


kolaborasi dengan IV yang diberikan oleh dokter diberikan terapi
dokter dan atau bidan akan mengurangi
memberikan terapi keluhan yang dirasakan dan
seperti : mempercepat proses
 IVFD RL 20-24 penyembuhan yaitu :
tpm IVFD RL 20-24 tpm untuk
 Vit. C 3x1 mengganti cairan tubuh yang
 Alinamin F 3x1 hilang
 Ketorolac drip  Vit. C 3x1 untuk daya tahan
 Ceftriaxone 2x1 gr tubuh

 Nefidipin 1x10 gr.  Alinamin F 3x1 untuk membantu


memenuhi kebutuhan B1 dan B2.
 Ketorolac drip untuk
penatalaksanaan jangka pendek
terhadap nyeri akut sedang
sampai berat setelah prosedur
bedah
 Ceftriaxone 2x1 obat antibiotic
 Nefidipin 1x10 gr untuk
menurunkan tekanan darah jika
tekanan darah tinggi.

11 Mendokumentasikan Dengan medokumentasikan segala Asuhan kebidanan


asuhan yang asuhan yang dilakukan kita dapat telah
diberikan menyimpan tentang riwayat didokumentasikan.
pasien dan mudah untuk
pertanggung jawaban.
CATATAN PERKEMBANGAN

No. Hari/Tanggal Diagnosa Catatan Perkembangan


1. Selasa/ Ibu P3A2 Post S : Ibu mengatakan perutnya masih
18 Juni 2019 Seksio Cesarea terasa nyeri, luka bekas operasi
hari ke-2 atas masih terasa sakit.
indikasi O : Keadaan umum : Baik
preeklamsia berat Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital
 TD : 130/90 mmHg
 Nadi : 86 x/menit
 Respirasi : 23 x/menit
 Suhu : 36,7 oC
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
Lochea : Rubra (merah)
DC : (+) terpasang
A : P3A2 Post Seksio Cesarea hari ke-2
atas indikasi preeklamsia berat
P :
- Membina hubungan baik antara
bidan dengan klien. Antara
bidan dan klien sudah terbina
hubungan baik
- Melakukan pengawasan post
partum dan observasi TTV.
Pengawasan post partum dan
observasi TTV telah
dilakukan.
- Menjelaskan kepada ibu bahwa
ibu boleh makan bubur saring
pada hari pertama setelah
operasi seksio caesaria untuk
hari ke dua dan ke tiga ibu
sudah boleh makan bubur
lembek yang tanpa disaring
kemudian hari selanjutnya ibu
boleh makan seperti biasanya.
Ibu mengerti dengan penjelasan
yang dioberikan dan berjanji
akan melaksanakannya.
- Mengajarkan dan memberitahu
kepada ibu mengenai perawatan
payudara yaitu :
a. Cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir hingga
bersih
b. Basahi kedua telapak tangan
dengan minyak atau baby
oil
c. Mengurut dan mengompres
kedua putting susu untuk
membersihkan puting susu.
d. Kedua tangan diletakkan
antara dua payudara lalau
gerakkan keatas, kesamping
dan satu tangan menyangga
payudara
e. Telapak tangan kiri
menopang payudara kiri dan
kemudian memijat
payudara. Lakukan hal
yang sama terhadap
payudara yang satunya.
f. Bersihkan payudara
menggunakan kopres hangat
kemudian lakukan hal
tersebut bergantian
Ibu sudah mengetahui dan
berjanji akan melakukan
perawatan payudara.
- Menganjurkan ibu untuk
makan-makanan yang bergizi
terutama makanan yang
mengandung karbohidrat dan
protein yang tinggi agar
mempercepat penyumbuhan
luka operasi seksio caesaria. Ibu
sudah memahami dan berjanji
akan mengkonsumsi makan-
makanan yang bergizi.
- Menganjurkan ibu untuk
menjaga personal hygiene
dengan cara menyeka tubuh ibu
dengan dibantu keluarga dan
sering mengganti pampers atau
pembalut jika sudah kotor
(karena ibu menggunakan
kateter). Ibu mengerti dan
berjanji melakukan anjuran
yang diberikan.
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi
 RL : D5
(untuk membantu
mengganti cairan tubuh
yang hilang)
 Inj.Ketorolac : 3x1 gr
Drip ( sebagai anti nyeri
post operasi)
 Inj.Ceftriaxone : 3x1 gr
Diberikan secara IV
(sebagai antibiotic)
 Vit B1 : 3x1 mg
Diberikan secara peroral
(sebagai neurotropik yaitu
meningkatkan sel-sel syaraf
peristaltik usus).
 Vit C : 2x1 mg
Diberikan peroral (untuk
daya tahan tubuh ibu).
Kolaborasi dengan dokter telah
dilakukan
- Melakukan semua tindakan yang
diberikan ke dalam asuhan
kebidanan
2. Rabu / Ibu P3A2 Post S : Ibu mengatakan keadaannya sudah
19 Juni 2019 Seksio Cesarea cukup baik, ibu sudah bisa berdiri
hari ke-3 atas dibantu oleh keluarganya.
indikasi O : Keadaan umum : Baik
preeklamsia berat Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital
 TD : 140/90 mmHg
 Nadi : 89 x/menit
 Respirasi : 24 x/menit
 Suhu : 36,7 oC
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
Lochea : Rubra (merah)
DC : (-) aff
A : P3A2 Post Seksio Cesarea hari ke-2
atas indikasi preeklamsia berat .
P :
- Membina hubungan baik antara
bidan dengan klien. Antara bidan
dan klien sudah terbina hubungan
baik
- Melakukan pengawasan post
partum dan observasi TTV.
Pengawasan post partum dan
observasi TTV telah dilakukan.
- Menjelaskan kepada ibu bahwa
hari ke-3 ibu sudah boleh makan
seperti biasanya terutama
mengandung karbohidrat dan
protein yang tinggi agar
mempercepat penyembuhan luka
operasi seksio caesaria. Ibu sudah
memahami dan berjanji akan
mengkonsumsi makanan yang
bergizi.
- Menganjurkan ibu untuk
malakukan mobilisasi lebih sering
dengan cara 6 jam sudah bisa
miring kanan, miring kiri, 24 jam
sudah bisa duduk ditempat tidur
dan berjalan. Ibu berjanji
melakukan mobilisasi
- Menganjurkan ibu untuk menjaga
personal hygiene dengan cara
menyeka tubuh ibu dengan dibantu
keluarga dan sering mengganti
pampers atau pembalut jika sudah
kotor (karena ibu menggunakan
kateter). Ibu mengerti dan berjanji
melakukan anjuran yang diberikan.
- Memberitahukan ibu untuk
menjaga luka bekas operasinya
agar tetap kering.
- Menganjurkan ibu untuk
menyusukan bayinya setiap kali
bayi ingin menyusu (on demand).
- Melepas kateter dan menganjurkan
ibu BAB dan BAK spontan setelah
pelepasan kateter.
- Mendokumentasikan semua
tindakan kedalam asuhan
kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai