Anda di halaman 1dari 13

Acute Respiratory Distress

Syndrome
Mardiyono
ARDS

▶ Acute respiratory distress syndrome


(ARDS) adalah suatu sindrom kegagalan
napas akut hipoksemia tanpa hiperkapnia.
▶ Sindrom ini pertama kali dikenalkan oleh
Dr. T. J. Petty pada tahun1967, yang
memberi nama acute respiratory distress
syndrome
Etiologi

▶ Shock
◦ Septik
◦ Hemorrhagik
◦ Kardiogenik
◦ Anaphylaktik
▶ Trauma
◦ Kontusi pulmonari
◦ Nonpulmonary, multisystem
◦ Fraktur multipel
Etiologi

▶ Infeksi
◦ Pneumonia
▶ Emboli lemak
▶ Aspirasi isi asam lambung
▶ Menghirup zat beracun
◦ Asap
◦ Phosgene
◦ Nitrogen oksida
Etiologi

▶ Pankreatitis berat
▶ Keracunan oksigen
▶ Kecanduan alcohol dan obat
▶ Pneumonitis menyebar
▶ Hipertransfusi
Patofisiologi

Kerusakan membran kapiler Produksi surfaktan menurun

Perdarahan kapiler Atelektasis


Kebocoran kapiler

Edema interstitial (edema dan Abnormalitas ventilasi-perfusi Compliance


perdarahan pulmoner) (↑ shunting fisiologis) menurun

Hipoksemia ↑ kerja bernapas

Gambar.1 Patofisiologi ARDS


Gejala ARDS

▶ Distres respiratori akut: takipnea, dispnea, otot


aksesorius napas, dan sianosis sentral.
▶ Mulut kering dan demam yang berlanjut lebih dari
beberapa jam dalam sehari.
▶ Fine crackles meliputi kedua lapang paru
▶ Perubahan sensorium dari konfusi dan agitasi ke
koma
Pemeriksaan diagnostik ARDS:
▶ Film x-ray dada: menunjukkan diffuse, bilateral,
dan biasanya interstitial simetris dan infiltrasi
alveolar
▶ Analisis Gas Darah
◦ Hipoksemia, PaO2 kurang dari 50 mm Hg
◦ Hipokapnia (awal)
◦ Hiperkapnia (akhir)
◦ Alkalosis respiratori
◦ Tahap akhir: hiperkapnia dan asidosis respiratori,
kematian mungkin terjadi pada pasien dengan
ventilatori yang gelisah dan takipneik
Managemen kolaborasi: test diagnostik

▶ Test fungsi paru


◦ Gradien V/Q-oksigen meningkat dari 300 sampai 500
mm Hg mengindikasikan sejumlah unit kapiler-alveolar
dengan V/Q rendah.
◦ Faktor shunt –mungkin lebih besar dari 15% sampai 20%;
mengukur derajat intrapulmonary shunting; normal: <6%
◦ Compliance di bawah normal
◦ Pulmonary capillary wedge pressure (PCWP)- tekanan
rendah ke normal, < 15 mm Hg
Managemen kolaborasi: test diagnostik

▶ Gas darah arteri


◦ PaO2 <55 mm Hg; PaCO2 normal ke rendah namun mungkin
meningkat
◦ pH meningkat pertama sebagai respon terhadap
hiperventilasi; sebab ARDS memburuk, pH menurun.
Managemen kolaborasi: test diagnostik

▶ Nilai asam laktat-mungkin meningkat sebab ada


hipoksia jaringan; normal: 0.5 sampai 2.2 mEq/L
(darah vena)
▶ Film x-ray dada
◦ Menebal-awal atau batas kabur pada bronkhi atau
pembuluh
◦ Meluas-akhir, tampak kabur (paru basah berat)
Managemen kolaborasi: pengobatan

▶ Tidak ada terapi obat khusus untuk ARDS.


Pengobatan diberikan sebagai terapi supportif.
Sebagai contoh: morphine
Penatalaksanaan: terapi oksigen

▶ Pada permulaan terapi oksigen konsentrasi tinggi


(100%-menggunakan masker wajah tipe bukan rebreathing
(no rebreathing face mask)). Meskipun, oksigen yang
diberikan pada tingkat lebih besar dari 50% berkaitan
dengan keracunan oksigen yang memperberat patologi
ARDS yang telah muncul. Konsentrasi oksigen umumnya
lebih rendah dibawah 50%, dengan menggunakan positive
end-expiratory pressure ( PEEP) untuk membuka alveoli
yang tertutup untuk meningkatkan ventilasi.
▶ Tujuannya adalah PaO2 berkisar antara 50 sampai 60 mm
Hg.
▶ Turunkan secara bertahap FiO2 sambil mempertahankan
nilai oksigen arterial yang adekuat.

Anda mungkin juga menyukai