Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pakan merupakan kebutuhan utama dalam usaha pemeliharaan ternak


itik. Biaya untuk ransum menempati presentase terbesar dibandingkan dengan
biaya lainnya. Kita ketahui bersama bahwa fungsi pakan pada makhluk hidup
terutama ternak adalah sebagai penghasil energi. Setelah energi terbentuk maka
akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (memelihara jaringan
tubuh), kalau ada kelebihan energi akan dipergunakan untuk berproduksi (telur
dan daging) dan bereproduksi.
Pertumbuhan adalah salah satu parameter untuk menentukan
keberhasilan produksi. Kemampuan untuk mengubah zat-zat nutrisi yang
terdapat dalam ransum menjadi daging ditunjukkan dengan pertambahan bobot
badan (Suparyanto, 2005). Pertumbuhan pada ternak dapat diartikan sebagai
pertumbuhan dalam bobot badan sampai dewasa kelamin. Menurut Lawrence
(1980), pertumbuhan merupakan kenaikan dalam ukuran, maka terjadi pula
perubahan bobot tubuh sehingga pertumbuhan sering dikaitkan dengan berat
hidup. Pertumbuhan secara mudah yakni “perubahan dalam ukuran” dimana
dapat diukur sebagai panjang, volume atau berat. Masa hidup hewan dapat
dibagi menjadi masa percepatan dan perlambatan pertumbuhan. Umumnya
masa percepatan terjadi sebelum ternak mengalami pubertas (dewasa kelamin)
yang kemudian setelahnya terjadi perlambatan (Susanti, 2003).
Faktor utama yang mempengaruhi kualitas telur itik adalah pakan,
terutama pakan yang mengandung protein dan mineral yang cukup. Biaya
produksi ternak itik yang paling tinggi adalah biaya pakan yakni 60-80% dari
seluruh komponen biaya produksi yang dikeluarkan. Pakan merupakan faktor
penentu baik tidaknya kualitas telur itik, sehingga perlu adanya pakan tambahan

1
yang dapat meningkatkan kualitas telur itik. Sekitar 70% biaya produksi
berasal dari pakan.
Penggunaan bahan pakan lokal yang murah, tidak bersaing dengan
manusia dan bermutu baik sangat disarankan agar usaha beternak itik dapat
menguntungkan. Bahan pakan lokal yang dapat digunakan untuk makanan,
itik dapat dibagi menurut sumber nutrisi yang terkandung di dalamnya.
Pada dasarnya pemberian pakan untuk itik memerlukan kandungan
protein yang tinggi dan pemberian pakannya ada 2 macam cara yakni :
1. Pakan lengkap dari satu jenis saja, dapat dalam bentuk all mash, pellet
atau crumble yang sudah lengkap semua unsur nutrisinya (cara ini
biasanya untuk suatu peternakan besar).
2. Pakan lengkap dari beberapa jenis seperti campuran dedak padi, jagung,
bungkil kedele dsb. (cara ini yang umum dipakai oleh peternak
rakyat).Jumlah/konsumsi pakan untuk berbagai periode :
 Anak itik rata-rata 58,3 gram/hari
 Itik dara rata-rata 80 gram/hari
 Dewasa (masa produktif) rata-rata 180 gram/hari

Kandungan Gizi Pakan


Pakan adalah campuran dari beberapa bahan baku pakan yang di
hasilkan dari hasil olahan industri pertanian.
1. Protein
Protein merupakan suatu susunan atau gabungan organis yang
kompleks, yang terdiri dari berbagai unsur (karbohidrat, lemak, mineral dan
unsur lainnya), sehingga protein sangat di butuhkan oleh itik. Adapun kebutuhan
itik akan protein antara lain:
 Itik usia 0-4 minggu membutuhkan protein sebanyan 18-20 %.
 Itik usia 5-2 minggu (itik dara) membutuhkan protein sebanyak 14-16 %.
 Itik usia 21 minggu ke atas (sudah bertelur) membutuhkan protein sebanyak
15-17 %.
2. Mineral

2
Mineral yang di butuhkan oleh itik tidak terlalu banyak dibandingkan
dengan kebutuhan protein. Apabila itik kekurangan mineral membuat
pertumbuhan itik menjadi terhambat. Adapun fungsi zat mineral terhadap
itik, baik yang masih dalam pertumbuhan maupun produksi adalah :
1) Menjaga keseimbangan asam basa dalam cairan tubuh.
2) Merupakan bagian aktif dalam struktur potein.
3) Merupakan bagian kerangka dalam tubuh itik.
4) Bagian dari asam amino.
5) Bagian penting dalam tekanan osmotik sel.
6) Merangsang enzim.
7) Untuk menggerakkan sari-sari makanan yang beredar dalam tubuh.
3. Vitamin
Vitamin yang dibutuhkan oleh itik yaitu Vitamin (A,D,E,K). Vitamin A
sangat membantu pertumbuhan itik dan banyak terdapat pada hijauan
segar dan jagung kuning ; vitamin D dibutuhkan itik dalam masa
pertumbuhan (kecil) dan itik dalarn masa aktif bertelur. Apabila kekurangan
vitamin ini maka menyebabkan itik yang sedang tumbuh mudah terserang
penyakit dan pada itik dewasa yang sedang bertelur, maka telur yang
dihasilkan tidak bisa menjadi bibit ; Kekurangan vitamin E akan
menyebabkan kematian pada anak itik cukup tinggi, kegagalan dalam
penetasan telur. Vitamin ini banyak terdapat pada biji-bijian (80-90%);
Vitamin K banyak terkandung pada biji-bijian,bungkil kedelai, ampas.
kacang hijau dan tepung ikan (Mei, 2000).
4. Karbohidrat
Karbohidrat dibutuhkan itik sebagai gizi yang menjadi sumber energi dan
tenaga. Bebek yang bergerak lincah memerlukan karbohidrat ini yang biasa
terkandung pada jagung, sorgum maupun beras. Lemak juga dibutuhkan bebek
untuk sumber tenaga dan energi. Namun, lemak juga dapat menyediakan
vitamin A, D, E dan K. Karbohidrat yang berlebih akan disimpan dibawah kulit

3
yang kemudian disebut lemak. Jika kekurangan lemak kondisi ini dapat diganti
dengan karbohidrat, namun jika kelebihan lemak akan menyebabkan
terganggunya saluran reproduksi. Lemak ini bisa didapatkan dari kedelai, jagung
dan minyak ikan.
5. Mineral
Mineral dibutuhkan itik sebagai zat yang dapat membagnun pertumbuhan
dan produksi. Kebutuhan itik akan mineral memang tidaklah banyak dibandinga
dengan gizi yang lain. Tetapi, jika kekurangn mineral maka akan mempunyai
efek tidak menguntungkan bagi bebek itu sendiri. Mineral dapat diperoleh dari
makanan hijauan dan hewan.

Sisa makanan rumah tangga dan restoran merupakan sampah dan


biasanya di buang. Sisa makanan ini bukanlah sisa makanan basi atau yang
sudah telanjur sampai ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah. Pemilik
restoran umumnya menampung sisa makanan ini di karung plastik untuk
nantinya dibuang.

Sisa makanan rumah tangga dan restoran ini sebenarnya masih dapat
dimanfaatkan untuk ternak, termasuk itik. Masalahnya terkadang peternak yang
malas untuk mengambil sisa makanan ini dan dijadikan makanan bagi ternaknya.
Rasa malu sampai malas menjadi alasan untuk melakukannya. Sebagian besar
peternak lebih suka memberikan pakan ternaknya dengan pakan kemasan.
Padahal jika dibandingkan dengan pakan ternak kemasan, sisa makanan justru
mempunyai nutrisi yang lebih beragam.

Dengan harga yang tidak mahal bahkan gratis, peternak dapat menekan
biaya pakan ternak yang selama ini terus saja merangkak naik. Peternak
terkesan putus asa dengan harga pakan saat ini yang melangit. Sisa makanan

4
rumah tangga dan restoran, mungkin saja dapat menjadi solusi cerdas
menyiasati harga pakan yang tak lagi terjangkau.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja pakan yang diberikan pada itik di peternakan milik Bapak Susilo?

1.2.2 Apa kegunaan pasir pantai yang digunakan sebagai alas kandang di
peternakan milik Bapak Susilo?

1.2.3 Apa tujan pemberian pakan roti kepada tikus di peternakan Bapak Susiilo?

BAB II

HASIL PENGAMATAN

2.1 Lokasi Kandang

5
Lokasi peternak yang kami kunjungi yaitu pada peternak bebek petelur dan
pedaging milik bapak Susilo, yang beralamat di daerah Keputih.

2.2 Manajemen Pakan Ternak

6
“ pakan itik umur 0 – 7 hari “

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan Itik yang baru berumur 0-5
hari diberi pakan buatan pabrik yaitu 511B karena itik dengan usia 0-5 hari
masih rentan terhadap penyakit, maka dari itu beliau memberikan pakan formula
berbeda dan disesuaikan dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan pada setiap
masa pertumbuhannya.

“ pakan bebek usia lebih dari 7 hari “


Pakan bebek yang berusia lebih dari 7 hari diberi pakan sampah berupa
limbah sisa-sisa makanan dari Hotel-hotel dan Rumah sakit yang di diamkan
selama 2-3 hari sampai sisa makanan tersebut membusuk.

7
SUMBER KALSIUM DARI PASIR PANTAI
Pada alas kandang diberi pasir pantai yang banyak mengandung sisa-sisa kulit
kerang, hal ini bertujuan agar bebek dapat memakan sisa-sisa kulit kerang dan
mendapatkan tambahan kalsium dari pasair dan kulit kerang tersebut.

“ pakan tikus “

Hama yang paling sering menyerang itik milikn bapak Susilo adalah
Tikus. sehingga petenak ingin mengusir hama tersebut dengan cara
mensejahterakan tikus melalui pakan roti ,setelah tikus diberi makan roti tikus
terebut tikus tidak mau memakan ternak itik lagi karena tikus sudah kenyang
dengan memakan roti yang diberikan oleh peternak.

BAB III

PEMBAHASAN

Pekerjaan awal Bapak Susilo adalah seorang pemulung sampah di


perkampungan maupun di hotel- hotel besar dekat kawasan rumahnya, Bapak Susilo
juga mempunyai prinsip bahwa sampah akan mejadi berkah jika kita bisa
memanfatkannya dengan baik. Berawal dari prinsip itulah beliau memiliki ide untuk
mencoba mendirikan peternakan bebek meskipun awalnya hanya sedikit. Bapak Susilo
mendirikan peternakan dengan hanya bermodal 10 ekor bebek. Yang awal mulanya

8
hanya sebagai kesenangan semata serta untuk pakan ular peliharaannya dirumah. 10
ekor bebek tersebut diberi pakan setiap hari oleh beliau hanya mengandalkan dari
sampah organik dan non organik. Dari kegiatan rutinitasnya memberi makanan tersebut
beliau mengamati bahwa setiap hari pertumbuhan bebeknya bisa semakin besar dan
bagus, sejak dari itu beliau memiliki keinginan untuk menambah jumlah ternak bebek
tersebut, yang awalnya hanya 10 ekor kemudian di tambahkan lagi menjadi 500 ekor
bebek. Model perkandangan untuk ternak bebek pak susilo mengusung konsep
kandang kering ( kandang tumpang tindih ) dimana lahan yang berada di bawah
kandang bebek tersebut dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai kolam ikan yang di isi
dengan ikan patin. Untuk 3 bulan kedepan Pak Susilo mempunyai rencana utuk
membangun sebuah perkandangan bebek lagi yang nantinya akan beliau isi dengan
1000 ekor bibit bebek. Untuk masalah pemasaran daging maupun telurnya, Pak Susilo
sendiri tidak pernah menjual telur bebek hasil panen, akan tetapi beliau membagi-
bagikan telur tersebut kepada tetangga – tetangga serta diberikan kepada orang-orang
yang membutuhkan. Menurut beliau hal ini karena beliau tidak pernah mengeluarkan
sepersen pun uang untuk membeli pakan , malah sebaliknya, disamping Pak Susilo
memunguti sampah makanan sisa restoran maupun hotel yang nantinya akan digunkan
sebagai pakan ternak, Pak Susilo juga mendapatkan upah dari pihak restoran maupun
hotel, karena beliau sudah membersihkan sampah dari sisa – sisa makanan tersebut.

3.1 Pemberian Pakan

Di peternakan itik milik Bapak Susilo memiliki 2 jenis pakan, yaitu pakan berupa
olahan pabrik dan pakan limbah sampah hotel dan rumah sakit. Pakan olahan pabrik ini
diberikan kepada itik yang masih berumur 0-7 hari dan untuk itik yang berumur lebih
dari 7 hari diberikan pakan berupa sampah hotel dan rumah sakit yang sebelumnya
telah didiamkan selama 2-3 hari. Kondisi pakan yang diberikan kepada itik tersebut
dikatakan tidak layak karena pakan sudah sangat berbau busuk hingga keluar belatung
dan cacing tetapi itik milik beliau memakan makanan tersebut dengan lahap hingga

9
habis tidak tersisa. Dengan kondisi pakan yang dikatakan kurang layak untuk
dikonsumsi oleh ternak namun hal ini berbanding terbalik dengan kesehatan itik yang
berada di peternakan Bapak Susilo karena itik milik beliau tidak pernah ditemukan sakit
meskipun itik milik peternak lain banyak yang mati meskipun beliau tidak pernah
memberikan terapi intensif untuk kesehatan itiknya. Namun jika ditemukan itik yang
mengalami kelumpuhan, Bapak Susilo memberikan terapi dengan cara digelonggong
menggunakan selang dan botol yang dimasukkan melalui mulut hingga organ viseralnya
penuh dengan air dan itik mengeluarkan feses cair melalui anusnya. Setelah dilakukan
“terapi” itikpun kembali sehat seperti semula dan nafsu makannya kembali normal.

3.2 Pemberian Alas Berupa Pasir Pantai

Selain pemberian pakan sisa sampah makanan dari hotel dan rumah sakit beliau
juga memberikan tambahan pakan berupa sisa-sisa kulit kerang yang ada di pasir
pantai yang digunakan sebagai alas kandang. Pemberian sisa-sisa kulit kerang pada itik
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan mineral yaitu berupa calcium dan fosfor yang
digunakan untuk menyusun kerangka tubuh (tulang) dan kerabang telur. Namun jika
calcium dan fosfor diberikan secara berlebihan dapat mengganggu penyerapan mineral
lain seperti Magnesium, Mangan,dan Zink sehingga penyerapan tidak optimal. Menurut
kami hal tersebut tidak mengeksploitasi pasir pantai karena pasir pantai yang
digunakannyapun tidak begitu banyak. Selain untuk tambahan mineral, kerang juga
dapat digunakan untuk membantu kerja gizzard agar lebih optimal.

3.3 Pemberian Pakan Roti untuk Menanggulangi Hama

Hama yang sering menyerang dipeternakan Bapak Susilo adalah tikus. Tikus
tersebut sering memakan ternak yang berumur 0-7 hari sehingga untuk mencegah tikus
memakan ternak beliau memiliki ide yang cukup cemerlang dengan cara
mensejahterakan tikus-tikus disekitar peternakan dengan cara memberikan pakan
kepada tikus berupa sisa-sisa roti basi hasil dari memilah pakan yang diperuntukkan

10
untuk itik. Sisa-sisa roti basi tersebut disebar oleh beliau di sekitar peternakan dan got
tempat persembunyian tikus sehingga tikus sejahtera dan tidak memakan itik
dipeternakan Bapak Susilo lagi.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

 Pemberian pakan berupa limbah sampah menurut kami dapat dikatakan tidak
layak, karena pakan yang diberikan tergolong pakan yang sudah basi,dan
mengandung banyak mikroorganisme pathogen, selain itu pakan tersebut dapat
mencemari lingkungan sekitar, sebaiknya pakan tersebut diolah terlebih dahulu

11
supaya ada tambahan gizi untuk ternak itik dan baunya tidak mencemari
lingkungan sekitar.

 Untuk alas dari pasir pantai sebaiknya jika sisa-sisa kulit kerang sudah habis
jangan di tambahkan lagi pasir, namum sebaiknya berikan saja tepung batu
karena tepung batu tersebut banyak mengandung calcium dan fosfor layaknya
sisa-sisa kulit kerang. Selain itu tepung batu juga dapat membantu kerja gizzard
pada itik.

 Untuk penanggulangan Hama tikus menurut kami sudah cukup baik karena hal
tersebut memang benar-benar membuat tikus tidak menyerang ternak itik lagi.

12

Anda mungkin juga menyukai