Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari
sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Hewan ini telah lama
merupakan salah satu hewan ternak yang penting secara ekonomis, dan telah
memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan
tahun. Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan
dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau
bajak. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan.
Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM,
bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi
sejak 2000 SM.

Kolik adalah rasa sakit di daerah perut, baik yang berasal dari alat
pencernaan maupun bukan, yang di tandai kegelisahan, kesakitan, dan secara
langsung dengan gangguan peredaran darah dan segala manifestasinya (Subronto.,
2003). Kuda mudah menderita kolik karena kekhususan alat pencernaan kuda,
seperti lambung yang relative kecil, pylorus kuda letaknya terjepit di antara
kolon dorsal dan ventral, kolon dorsal dan ventral tergantung longgar pada
mesenterium yang panjang hingga mudah mengalami pemutaran atau perubahan
letak anatomis, kuda memiliki saluran pencernaan yang panjang, sedang ukuran
rongga perut relative sempit, kerongkongan yang panjang terletak miring dan
terjepit, tidak memudahkan proses muntah, kuda termasuk spesies mamalia
yang tidak tahan terhadap sensasi sakit, hingga memudahkan terjadinya kolik
(Subronto., 2003). Kolik umumnya bersifat akut sehingga memerlukan
pemeriksaan secara segera dan perawatan yang tepat. Mayoritas kasus kolik di
Australia ialah kolik spasmodik atau impaksio rendah akut yang terkait dengan
perubahan pakan.

Dari latar belakang tersebut, maka sebagai mahasiswa kedokteran


hewan dirasa perlu untuk mempelajari kolik pada kuda, baik etiologi dan
patogenesa terjadinya kolik maupun diagnosa dan treatment tepat yang perlu
dilakukan. Pendalaman teori dapat dilakukan melalui perkuliahan
konvensional serta pengembangan pengetahuan secara mandiri melalui
pembuatan makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Mengetahui definisi serta patogenesa Kolik pada kuda ?


1.2.2 Mengetahui gejala klinis dan diagnosa pada Kolik pada kuda ?
1.2.3 Mengetahui treatment Kolik pada kuda ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Apakah yang dimaksud Kolik serta bagaimana Kolik terjadi pada kuda ?
1.3.2 Bagaimana gejala klinis dan diagnosa pada Kolik yang terjadi pada kuda ?
1.3.3 Bagaimana treatment Kolik pada Kuda?

1.4 Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada


penulis, digunakan sebagai acuan dalam pemeriksaan kolik dikemudian hari serta
menjadi sumbangan ilmu di bidang kedokteran hewan yang masih sangat sedikit
jumlahnya.
BAB II

ISI

2.1 Kolik secara Umum

Kolik didefinisikan sebagai sakit perut yang disebabkan oleh distensi dari
viskus, ketegangan di dorsal mesenterium, iskemia atau peradangan pada saluran
pencernaan. Kolik dapat diklasifikasikan secara umum menjadi tiga bentuk, yaitu
tympanitic, spasmodik, dan impaksi. Kuda yang memiliki sejarah kolik
sebelumnya tiga kali beresiko untuk kembali mengalami kolik kedua
dibandingkan dengan kuda yang tidak pernah memiliki kolik (Adamu, et al,
2012).

Gambar 2.1. Susunan pada rongga abdomen kuda

Kolik adalah rasa sakit di daerah perut, baik yang berasal dari alat
pencernaan maupun bukan, yang di tandai kegelisahan, kesakitan, dan secara
langsung dengan gangguan peredaran darah dan segala manifestasinya (Subronto.,
2003). Kuda mudah menderita kolik karena kekhususan alat pencernaan kuda,
seperti lambung yang relative kecil, pylorus kuda letaknya terjepit di antara
kolon dorsal dan ventral, kolon dorsal dan ventral tergantung longgar pada
mesenterium yang panjang hingga mudah mengalami pemutaran atau perubahan
letak anatomis, kuda memiliki saluran pencernaan yang panjang, sedang ukuran
rongga perut relative sempit, kerongkongan yang panjang terletak miring dan
terjepit, tidak memudahkan proses muntah, kuda termasuk spesies mamalia
yang tidak tahan terhadap sensasi sakit, hingga memudahkan terjadinya kolik
(Subronto., 2003).

Klasifikasi kolik menurut Subronto (2003) berdasarkan asal penyebab rasa


sakit kolik, terdiri dari kolik sejati, simtomatik, dan kolik palsu. Pada kolik sejati
asal penyebab rasa sakit yang terdapat di dalam saluran pencernaan, misalnya
usus, lambung, hati, dan sebagainya. Pada kolik palsu, penyebabnya terdapat
dalam alat-alat di luar sistem pencernaan makanan, misalnya ginjal, rahim, dan
saluran kemih. Kolik dikatakan sebagai kolik simtomatik bila kolik tersebut hanya
merupakan gejala ikutan dari penyakit lain, misalnya anemia infeksiosa, dan ingus
tenang. Berdasarkan patofisiologisnya, kolik dibedakan ke dalam kolik
spasmodik, kolik konstipasi, kolik timpani, kolik obstruksi, kolik lambung, dan
kolik trombo-emboli (verminous colic). Berdasarkan jalannya penyakit di kenal
kolik-kolik yang berlangsung secara sub-akut, akut dan rekuren (atau kronik).
Kronik rekuren berlangsung secara berulang-ulang tergantung pada perjalanan
penyakit primernya

Berdasarkan cara penanganan kolik dikenal kolik sederhana, atau kolik


non-operatif, yang penanganannya cukup dengan pengobatan medicinal, dan kolik
operatif, atau surgical kolik, yang untuk kesembuhannya diperlukan tindakan
operasi (Subronto., 2003). Berikut ini, merupakan klasifikasi gangguan
pencernaan makanan berdasarkan perubahan patofisiologis alat pencernaan
makanan antra lain :

a. Kolik Konstipasi (Impaksio Kolon)

Kolik konstipasi merupakan kolik yang ditandai dengan rasa sakit perut
dengan derajat sedang, anoreksia, depresi serta adanya konstipasi. Kasus terjadi
karena kurang pakan, kurangnya jumlah air yang diminum, kelelahan setelah
pengangkutan, keadaan gigi yang tidak baik, setelah sakit ataupun operasi, setelah
pengobatan cacing, dan pada anak-anak kuda yang baru saja dilahirkan karena
retensi tahi gagak (mukonum) (Subronto., 2003).
b. Kolik Spasmodik (Enteralgia Kataralis)

Kolik spasmodik adalah kolik akut, disertai rasa mulas yang biasanya
berlangsung tidak lama, akan tetapi terjadi secara berulang kali. Rasa mulas
ditimbulkan oleh kenaikan peristaltik usus dan spasmus hingga mengakibatkan
tergencetnya syaraf. Kenaikan peristaltik akan menyebabkan terjadinya diare.
Kolik dapat terjadi karena pemberian pakan yang kasar yang sulit dicernakan.
Juga penggantian pakan yang dilakukan mendadak dan kuda-kuda yang baru saja
diberi makan kenyang segera dipekerjakan lagi (Subronto., 2003).

c. Kolik Timpani (Flatulent Colic)

Kolik timpani merupakan kolik yang disertai timbunan gas yang


berlebihan di dalam kolon dan sekum. Pembebasan gas terhalang oleh obstruksi
atau oleh perubahan lain dari saluran pencernaan. Oleh cepatnya pembentukan gas
proses kolik berlangsung secara akut, yang kadang-kadang terjadi secara berulang,
dan mengakibatkan rasa sakit yang sangat. Kolik timpani dapat terjadi akibat
konsumsi pakan yang mudah mengalami fermentasi, atau oleh factor lain yang
menyebabkan turunnya peristaltic (Subronto., 2003).

d. Kolik Sumbatan (Kolik Obstruksi)

Kolik obstruksi merupakan kolik yang timbul akibat terhalangnya ingesta


di dalam usus, oleh adanya batu usus (enterolith, fecalith, coprolith), atau
bnagunan bola-bola serat kasar (phytobezoar). Timbunan serat kasar dapat
diakibatkan karena perubahan anatomi usus, seperti invaginasi, volvulus, dan
strangulasi. Kolik obstruksi ditandai dengan adanya rasa sakit yang berlangsung
secara progresif, terentinya secara total pasasi tinja di dalam saluran pencernaan,
penurunan kondisi dan gejala autointoksikasi. Kolik obstruksi terjadi oleh adnaya
sumbatan yang terjadi karena pemberian bahan makanan yang kasar dan
kurangnya air yang diminum. Karena pakan hijauan yang tercampur dengan tanah
(Subronto., 2003).

e. Kolik Lambung (Distensi Lambung)


Kolik lambung adalah kolik yang biasanya berlangsung secara akut, yang
terjadi sebagai akibat meningkatnya volume lambung yang berlebihan. Kolik
ditandai dengan ketidaktenangan, anoreksia total, rasa sakit yang mendadak atau
sedikit demi sedikit, dan muntah. Dalam kedaan lebih lanjut gejala kelesuan dan
shock terlihat lebih dominan (Subronto., 2003).

f. Kolik Trombo-Emboli (Arteritis mesenterica verminosa, Aneurisma


verminosa)

Kolik trombo-emboli terjadi karena gangguan aliran darah ke dalam


segmen usus, sebagai akibat terbentuknya simpul-simpul arteri oleh migrasi larva
cacing Strongylus vulgaris. Terbendungnya saluran darah oleh thrombus dan
embolus mengakibatkan terjadinya kolik spasmodik yang rekuren, sedangkan
atoni segmen usus mengakibatkan terjadinya kolik konstipasi (Subronto., 2003).
DAFTAR PUSTAKA

Adamu, M. A. Noraniza, R. Abdullah, B. Ahmad., 2012. Equine colic referred to


University Veterinary hospital. Journal of Agriculture and Veterinary
Science. Volume 1, Issue 2 (Sep-Oct. 2012), PP 34-38

Subronto., 2003. Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.
Yang subronto g ketemu covernya biar wes

Anda mungkin juga menyukai