PENDAHULUAN
Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari
sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Hewan ini telah lama
merupakan salah satu hewan ternak yang penting secara ekonomis, dan telah
memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan
tahun. Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan
dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau
bajak. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan.
Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM,
bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi
sejak 2000 SM.
Kolik adalah rasa sakit di daerah perut, baik yang berasal dari alat
pencernaan maupun bukan, yang di tandai kegelisahan, kesakitan, dan secara
langsung dengan gangguan peredaran darah dan segala manifestasinya (Subronto.,
2003). Kuda mudah menderita kolik karena kekhususan alat pencernaan kuda,
seperti lambung yang relative kecil, pylorus kuda letaknya terjepit di antara
kolon dorsal dan ventral, kolon dorsal dan ventral tergantung longgar pada
mesenterium yang panjang hingga mudah mengalami pemutaran atau perubahan
letak anatomis, kuda memiliki saluran pencernaan yang panjang, sedang ukuran
rongga perut relative sempit, kerongkongan yang panjang terletak miring dan
terjepit, tidak memudahkan proses muntah, kuda termasuk spesies mamalia
yang tidak tahan terhadap sensasi sakit, hingga memudahkan terjadinya kolik
(Subronto., 2003). Kolik umumnya bersifat akut sehingga memerlukan
pemeriksaan secara segera dan perawatan yang tepat. Mayoritas kasus kolik di
Australia ialah kolik spasmodik atau impaksio rendah akut yang terkait dengan
perubahan pakan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Apakah yang dimaksud Kolik serta bagaimana Kolik terjadi pada kuda ?
1.3.2 Bagaimana gejala klinis dan diagnosa pada Kolik yang terjadi pada kuda ?
1.3.3 Bagaimana treatment Kolik pada Kuda?
1.4 Manfaat
ISI
Kolik didefinisikan sebagai sakit perut yang disebabkan oleh distensi dari
viskus, ketegangan di dorsal mesenterium, iskemia atau peradangan pada saluran
pencernaan. Kolik dapat diklasifikasikan secara umum menjadi tiga bentuk, yaitu
tympanitic, spasmodik, dan impaksi. Kuda yang memiliki sejarah kolik
sebelumnya tiga kali beresiko untuk kembali mengalami kolik kedua
dibandingkan dengan kuda yang tidak pernah memiliki kolik (Adamu, et al,
2012).
Kolik adalah rasa sakit di daerah perut, baik yang berasal dari alat
pencernaan maupun bukan, yang di tandai kegelisahan, kesakitan, dan secara
langsung dengan gangguan peredaran darah dan segala manifestasinya (Subronto.,
2003). Kuda mudah menderita kolik karena kekhususan alat pencernaan kuda,
seperti lambung yang relative kecil, pylorus kuda letaknya terjepit di antara
kolon dorsal dan ventral, kolon dorsal dan ventral tergantung longgar pada
mesenterium yang panjang hingga mudah mengalami pemutaran atau perubahan
letak anatomis, kuda memiliki saluran pencernaan yang panjang, sedang ukuran
rongga perut relative sempit, kerongkongan yang panjang terletak miring dan
terjepit, tidak memudahkan proses muntah, kuda termasuk spesies mamalia
yang tidak tahan terhadap sensasi sakit, hingga memudahkan terjadinya kolik
(Subronto., 2003).
Kolik konstipasi merupakan kolik yang ditandai dengan rasa sakit perut
dengan derajat sedang, anoreksia, depresi serta adanya konstipasi. Kasus terjadi
karena kurang pakan, kurangnya jumlah air yang diminum, kelelahan setelah
pengangkutan, keadaan gigi yang tidak baik, setelah sakit ataupun operasi, setelah
pengobatan cacing, dan pada anak-anak kuda yang baru saja dilahirkan karena
retensi tahi gagak (mukonum) (Subronto., 2003).
b. Kolik Spasmodik (Enteralgia Kataralis)
Kolik spasmodik adalah kolik akut, disertai rasa mulas yang biasanya
berlangsung tidak lama, akan tetapi terjadi secara berulang kali. Rasa mulas
ditimbulkan oleh kenaikan peristaltik usus dan spasmus hingga mengakibatkan
tergencetnya syaraf. Kenaikan peristaltik akan menyebabkan terjadinya diare.
Kolik dapat terjadi karena pemberian pakan yang kasar yang sulit dicernakan.
Juga penggantian pakan yang dilakukan mendadak dan kuda-kuda yang baru saja
diberi makan kenyang segera dipekerjakan lagi (Subronto., 2003).