Klasifikasi
a. Berdasarkan asal penyebab rasa sakit, kolik terdiri dari kolik sejati, simtomatik,
dan kolik palsu. Pada kolik sejati asal penyebab rasa sakit yang terdapat di dalam
saluran pencernaan, misalnya usus, lambung, hati, dan sebagainya. Pada kolik
palsu, penyebabnya terdapat dalam alat-alat di luar sistem pencernaan makanan,
misalnya ginjal, rahim, dan saluran kemih. Kolik dikatakan sebagai kolik
simtomatik bila kolik tersebut hanya merupakan gejala ikutan dari penyakit lain,
misalnya anemia infeksiosa, dan ingus tenang.
b. Berdasarkan patofisiologisnya, kolik dibedakan ke dalam kolik spasmodik, kolik
konstipasi, kolik timpani, kolik obstruksi, kolik lambung, dan kolik tromboemboli (verminous colic)
c. Berdasarkan jalannya penyakit di kenal kolik-kolik yang berlangsung secara subakut, akut dan rekuren (atau kronik). Kronik rekuren berlangsung secara berulangulang tergantung pada perjalanan penyakit primernya
d. Berdasarkan cara penanganan kolik dikenal kolik sederhana, atau kolik nonoperatif, yang penanganannya cukup dengan pengobatan medicinal, dan kolik
operatif, atau surgical kolik, yang untuk kesembuhannya diperlukan tindakan
operasi (Subronto., 2003).
Berikut ini, merupakan klasifikasi gangguan pencernaan makanan berdasarkan
perubahan patofisiologis alat pencernaan makanan:
a. Kolik Konstipasi (Impaksio Kolon)
Kolik konstipasi merupakan kolik yang ditandai dengan rasa sakit perut dengan
derajat sedang, anoreksia, depresi serta adanya konstipasi.
Kasus terjadi karena kurang pakan, kurangnya jumlah air yang diminum, kelelahan
setelah pengangkutan, keadaan gigi yang tidak baik, setelah sakit ataupun operasi,
setelah pengobatan cacing, dan pada anak-anak kuda yang baru saja dilahirkan karena
retensi tahi gagak (mukonum) (Subronto., 2003).
b. Kolik Spasmodik (Enteralgia Kataralis)
Kolik spasmodik adalah kolik akut, disertai rasa mulas yang biasanya berlangsung
tidak lama, akan tetapi terjadi secara berulang kali. Rasa mulas ditimbulkan oleh
kenaikan peristaltik usus dan spasmus hingga mengakibatkan tergencetnya syaraf.
Kenaikan peristaltik akan menyebabkan terjadinya diare. Kolik dapat terjadi karena
pemberian pakan yang kasar yang sulit dicernakan. Juga penggantian pakan yang
dilakukan mendadak dan kuda-kuda yang baru saja diberi makan kenyang segera
dipekerjakan lagi (Subronto., 2003).
c. Kolik Timpani (Flatulent Colic)
Kolik timpani merupakan kolik yang disertai timbunan gas yang berlebihan di dalam
kolon dan sekum. Pembebasan gas terhalang oleh obstruksi atau oleh perubahan lain
dari saluran pencernaan. Oleh cepatnya pembentukan gas proses kolik berlangsung
secara akut, yang kadang-kadang terjadi secara berulang, dan mengakibatkan rasa
sakit yang sangat. Kolik timpani dapat terjadi akibat konsumsi pakan yang mudah
mengalami fermentasi, atau oleh factor lain yang menyebabkan turunnya peristaltic
(Subronto., 2003).
c) Minyak atsiri dipakai di bagian luar atau diminumkan. Pemberian bahan yang
sangat merangsang misalnya cabe.
d. kolik obstruksi
e. kolik lambung
a) Usaha untuk mengurangi distensi dapat dilakukan dengan gastric lavage,
dengan menggunakan sonde kerongkongan ukuran besar. Lambung diisi
dengan 5-10 gram faali kemudian dikeluarkan dengan pompa atau dengan
jalan disifon
b) Pemberian minyak mineral (paraffinum liquidium) yang disusul dengan obat
paramsimpatomimetik.
f. kolik trombo-emboli (verminous colic)
Beberapa obat-obatan dan terapi yang digunakan dalam penanganan kolik pada kuda
antara lain yaitu :
a. Penghilang rasa sakit/nyeri (Analgesik) : Asam asetilsalisilat, antalgin, nefopam,
metadon dll.
b. Antipiretik dan Analgesik : Paracetamol dan flunixin
c. Antiinflamasi dan Analgesik : Asam mefenamat
d. Penambah nafsu makan : vitamin B kompleks, B12 dll
e. Obat Pencahar : Bisacodyl
f. Antispamodik : Papaverin, Dipyridomal, Theofhyllin, Hyoscine-N-butylbromide
g. Diuretikum : Lasix
h. Penetralisir asam lambung (antasida) : Simethicone, Magnesium hydroxide,
Aluminum hydroxide
i. Terapi cairan untuk mengganti elektrolit dan cairan tubuh melalui intravena atau
tube nasogastrik baik dengan atau tanpa laksatif
j. Operasi
Subronto., 2003. Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.