Anda di halaman 1dari 35

SELEDRI

(Apium greveolensL.)
I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Sayuran yang populer di banyak negara ini berasal dari Asia, khususnya wilayah di
Mediterania sekitar Laut Tengah. Selajutnya tanaman ini menyebar ke 8 wilayah yaitu Dataran
Cina, India, Asia T engah,Mediterania, Timur Dekat, Etiopia, Meksiko Selatan dan tengah serta
Amerika Serikat.
1.2. Sentra Penanaman
Petani Indonesia belum menanam seledri sebagai komoditi utama, di lain pihak para
peneliti dari Universitas maupun Pusat Penelitian Tanaman Sa yuran belum banyak meneliti
seledri. Karena itu sulit menentukan sentra penanaman, luas tanam, luas panen dan produksi
nasional. Karena seledri berasal dari daerah subtropis, tanaman ini banyak ditanam di dataran
tinggi seperti Lembang dan Cianjur (Jawa Barat).
1.3. Jenis Tanaman
Seledri adalah tanaman yang berada dalam satu keluarga dengan wortel, peterseli, mitsuba dan
ketumbar. Klasifikasi botani tanaman ini adalah sebagai berikut:
1. Divisi : Spermatophyta
2. Sub divisi : Angiospermae
3. Kelas : Dicotyledonae
4. Keluarga : Umbelliferae (Apiaceae)
5. Genus : Apium
6. Spesies : Apium greveolens L.
Berdasarkan bentuk pohonnya, saledri diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Saledri daun (A. graveolens L. var. secalinum Alef.) yang batang dan daunnya relatif
kecil, dipanen dengan cara dicabut bersama akarnya atau dipotong tangkainya;
b. Seledri potong (A. graveolens L. var sylvestre Alef.) yang batang dan daunnya relatif
besar, dipanen dengan cara memotong batangnya
c. Seledri berumbi (A. graveolens L. var rapaceum Alef.), yang batang dan daunnya
d. relatif besar, dipenen hanya daunnya.
Di Indonesia umumnya petani menanam seledri daun dan potongan. Varitas seledri potongan
yang banyak ditanam adalah Tall-Utah 52-70 dan Green Giant.

1.4. Manfaat Tanaman


Di Indonesia seledri hanya dipakai sebagai bumbu masak atau taburan pada berbagai
makananberkuah. Di luar negeri, batang dan daun seledri dimanfaatkan sebagai sayuran yang
dimakan dalam keadaan matang maupun mentah.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Seledri adalah tanaman setahun atau dua tahun yang berasal dari daerah subtropis. Untuk
berkecambah, seledri memerlukan temperatur antara 9-20 derajat C, sedangkan untuk
pertumbuhan selanjutnya diperlukan suhu udara 15-24 derajat C.
b. Kelembaban optimum berkisar antara 80-90%.
c. Lahandengan penyinaran cahaya matahari yang cukup.
d. Curah hujan optimum berkisar 60-100 mm/bulan karena seledri kurang tahan air hujan.
2.2. Media Tanam
a. a.Tanah yang ideal adalah tanah yang subur, gembur, mengandung bahan organik, tata
udara dan air baik
b. Andosoladalah jenis tanah yang sangat direkomendasikan untuk menanam seledri.
c. cKemasaman tanah dengan pH antara 5,5-6,5, tidak kekurangan natrium, kalsium dan
boron. Kekurangan natrium menyebabkan tanaman kerdil, kekurangan kalsium
menyebabkan kuncup dan pucuk mengering dan kekurangan boron menyebabkan batang
dan tangkai daun belah-belah dan retak.
2.3. Ketinggian Tempat
Tanaman ini sangat baik jika dibudidayakan di dataran tinggi berudara sejuk dengan ketinggian
1.000-1.200 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
Pada prinsipnya, seledri dapat diperbanyak secara generatif dengan bijinya atau vegetatif dengan
anakannya. Untuk tujuan komersil, tanaman seledri dapat diperbanyak dengan biji.
3.1.1. Persyaratan Benih
Benih berasal dari varitas unggu dengan daya kecambah > 90%.
3.1.2. Penyiapan Benih
Sebelum disemai, benih direndam di air hangat 55-60 derajat C selama 15 menit.
3.1.3. Teknik Penyemaian BenihBenih disemai di bedengan persemaian dengan lebar 100-120
cm, tinggi 30-40 cm dan panjang sesuai lahan yang ada. Bedengan dipersiapkan dengan cara:
a) Mengolah tanah sedalam 30-40 cm
b) Mencampurkan 2 kg/m2 pupuk kandang matang dan 2 kg/ha pasir (jika tanah berliat)
dengan tanah yang telah diolah tadi.
c) Menaungi bedengan dengan plastik bening atau anyaman daun kelapa. Tinggi bedengan
di sisi timur 120-150 cm dan sisi barat 80-100 cm.
Cara menyemai benih: benih disemai di dalam alur/larikan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar
alur 10-20 cm. Tutup benih dengan tanah tipis dan siram permukaan bedengan sampai lembab.
3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pada hari ke 15-25 setelah semai, bibit disemprot dengan pupuk daun, tanah bedengan di antara
alur/larikan dengan larutan 10 gram NPK/10 liter air dan semprot bibit yang diserang hama
dengan pestisidapada konsentrasi rendah (30-50% dosis anjuran).
3.1.5. Pemindahan Bibit
Bibit dipindahkan setelah berumur 1 bulan atau memiliki 3-4 daun.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Pengolahan lahan
a. Tanah dicangkul/diolah sedalam 3040 cm biarkan selama 15 hari.
b. Jika pH tanah kurang dari 6.5 campurkan kapur kalsit atau dolomit dengan tanah olahan.
Dosis kapur 1-2 ton/ha tergantung dari pH tanah dan jumlah Alumunium di dalam tanah.
3.2.2. Pembentukan bedengan
a) Buat bedengan dengan lebar 80-100 cm, tinggi 30 cm,panjang sesuai dengan panjang
lahan, jarak antar bedengan 30-40 cm. Buat parit keliling
b) Campurkan 10-20 ton/ha pupuk kandang dengan tanah bedengan.
c) Ratakan dan rapikan bedengan.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanaman
Untuk tujuan komersil, seledri ditanam secara monokultur (tanaman tunggal).
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat di dalam bedengan dengan jarak tanam 25 x 30 cm.
3.3.3. Perlakuan Bibit
a. Cabut bibit seledri yang sehat dan berdaun 3-4 helai bersama akarnya dengan hati-hati.
b. Tinggalkan bibit yang masih kecil untuk dipelihara sebagai tanaman sulam.
c. Potong sebagian akar atau daun.
d. Rendam akar bibit di dalam larutan pestisida Benlate atau Derosol pada konsentrasi 50%
dari anjuran, selama 15 menit.
3.3.4. Penanaman
a. Tanamkan hanya satu bibit di lubang tanam, padatkan tanah disekitar batang.
b. Siram bedengan dengan air bersih sampai lembab
c. Pasang mulsa jerami padi kering setebal 3-5 cm menutupi permukaan bedengan. Mulsa
jangan menutupi bibit seledri
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan secepatnya dan tidak melebihi 7-15 hari setelah tanam. Tanaman yang
mati dicabut dan tanaman baru ditanam di lubang yang sama.
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan bersaman dengan penggemburan dan pemupukan yaitu pada 2 dan
4 minggu setelah tanam.
3.4.3. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan dengan alternatif sebagai berikut:
a.Larutkan 2-3 kg pupuk NPK (15-15-15 atau 16-16-16) ke dalam 200 liter air. Siramkan 200-
250 cc larutan pupuk ke tanah sejauh 20 cm dari batang.
b.Larutan pupuk lengkap pril yang mengandung seluruh unsur hara yang diperlukan tanaman. 2-
3 kg pupuk lengkap dilarutkan dalam 200 liter air. Siramkan 150-200 cc larutan pupuk ke tanah
sejauh 20 cm dari batang
c.Campuran pupuk ZA dan KCl (3:2) yang ditabur ke dalam larikan sejauh 5-10 cm dari lubang
tanam.
d.Pupuk lengkap tablet yang mengandung seluruh unsur hara yang diperlukan tanaman. Satu
tablet seberat 2-3 gram dibenamkan sedalam 10 cm di sekeliling batang.
e.Penambahan garam dapur 50 kg/ha menyebabkan tanaman menjadi hijau dan subur.
3.4.4. Pengairan dan Penyiraman
Di awal masa pertumbuhan, pengairan dilakukan 1-2 kali sehari Pengairan berikutnya dikurangi
menjadi 2-3 kali seminggu tergantung dari cuaca. Tanah tidak boleh kekeringan atau tergenang
(becek). Pengairan dilakukan dengan cara disiram atau mengairi parit di antara bedengan.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a.Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Gejala: Ulat dan larva menyerang daun atau pucuk sehingga
tanaman layu karena
dipotong ulat tanah. Pengendalian: insektisida Indofuran 3G atau Hostathion.
b.Kutu daun/Aphid (Aphis spp.) Ciri: kutu berukuran kecil berwarna kuning/kuning kemerahan,
hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang permukaan daun bagian bawah dan pucuk tanaman
atau batang muda. menguningnya daun (pucuk) kadang-kadang diikuti keriput daun.
Pengendalian: insektisida Monitor 200 KC dan Matador 25 EC.
c.Tungau/mites (Tetranychus spp.)Ciri: tungau mirip laba-laba berwarna hijau kekuningan.
Gejala: menyerang daunsehingga terdapat bercak kuning yang berubah menjadi titik-titik hitam
atau coklat. Serangan berat terjadi di musim kemarau. Pengendalian: dengan insektisida-
akarisida Omite 570 EC dan Kelthane 200 EC.
3.5.2. Penyakit
a.Bercak cercospora (Cercospora apii Fres.)Gejala: bercak coklat kekuningan pada daun dan
berubah menjadi gelap, serangan terjadi jika udara lembab. Pengendalian: dengan fungisida
Delsene MX 200, Antracol 70 WP atau Dithane M-45.
b.Bercak septoria (Septoria apiigraveolens Dorogin)Gejala: bercak kecil berwarna belang hijau
-kuning pada daun yang akan meluas ke seluruh daun. Selanjutnya di tengah bercak terdapat
titik-titik hitam. Pengendalian: dengan Delsene MX 200, Antracol 70 WP atau Dithane M-45.
c.Virus Aster Yellows Sangat menyukai sayuran dari keluarga Umbelliferae seperti wortel,
peterseli dan seledri. Gejala: daun menguning, pertumbuhan akar berlebihan dan kuncup tidak
berkembang dan tanaman kerdil. Pengendalian: pergiliran tanaman, penggunaan bibit sehat,
memberantas vektor kutu daun dantungau dengan insektisida.
d.Nematoda akar (Belonolaimus gracilis, Heterodera schachtii dan B. gracilis). Gejala: Tanaman
layu di siang hari, pertumbuhan merana dan daun seperti terbakar Pada serangan berat, tanaman
mati. Pengendalian: rotasi tanaman, membiarkan lahan tidak ditanami, menggunakan nematisida
Trimaton 370 AS, Vydate 100 AS, Rugby 10 G atau Ropam 375 AS.
e.Hawar bakteri (Pseudomonas apii )Gejala: bercak-bercak tidak teratur pada daun, daun
berwarna seperti karat dan gugur. Pengendalian: bakterisida Agrept dan Agrimycin
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
a.Tanaman berumur 2-4 bulan setelah persemaian atau 1-3 bulan setelah tanam di kebun. Varitas
Tall-Utah dipanen 3 minggu setelah tanam, varitas Kintsai dipanen 50 hari setelah tanam dan
varitas Florida 683 dipanen 125 hari setelah tanam.
b.Pertumbuhan telah mencapai maksimal, telah menghasilkan anakan-anakan, daun cukup
banyak, dan mencapai ketinggian tertentu. Varitas Tall-Utah 61-66 cm, varitas Florida 56-61 cm.
3.6.2. Cara Panen
Saledri daun dipanen dengan memetik batang 1-2 minggu sekali atau mencabut seluruh tanaman,
seledri potong dengan memotong tanaman pada pangkal batang secara periodik sampai
pertumbuhan anakan berkurang, seledri umbi dipanen dengan memetik daun-daunnya saja dan
dilakukan secara periodik sampai tanaman kurang porduktif.
3.6.3. Perkiraan Produksi
Pertanaman yang baik akan menghasilkan 50 kuintal per hektar. Seledri potongan Tall-Utah
dapat menghasilkan lebih dari 100 ton/ha
3.7. Pascapanen
3.7.1. Penyortiran dan Penggo
longanHasil panen diseleksi dengan cara membuang tangkai daun yang rusak atau terserang
hama. Untuk membersihkan dari kotoran/tanah dan residu pestisida, seledri dicuci dengan air
mengalir atau disemprot kemudian tiriskan di rak-rak. Sortasi perlu dilakukan terutama jika
seledri akan dipasarkan di pasar swalayan atau untuk keperluan ekspor. Sortasi dilakukan
berdasarkan ukuran dan jenis yang seragam dan sesuai dengan permintaan pasar. Seledri diikat
dengan ikatan plastik pada berat tertentu yang disesuaikan dengan permintaan pasar.
3.7.2. Pengemasan
Seledri yang telah diikat dimasukkan ke dalam wadah berupa karung goni (biasanya untuk
konsumsi pasar tradisional), dus karton atau wadah plastik (untuk konsumsi pasar swalayan atau
ekspor).
IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha BudidayaPerkiraan analisis budidaya seledri stik seluas 1 ha; selama 1
musim tanam (3-4 bulan); tahun 1999 di daerah Lembang, Jawa Barat
a.Biaya produksi
1.Sewa lahan satu musim tanam
2.Bibit: benih 250 g
3.Pupuk-Pupukkandang: 15 ton @ Rp. 150.000,--ZA: 150 kg @ Rp. 1.250,--KCl: 100 kg @ Rp.
1.650,--Borax: 15 kg @ Rp. 3.000,--Garam dapur: 15 kg @ Rp. 3.000,-
4.Pestisida
5.Tenaga kerja-Penyiapan bibit: 4 HKP + 10 HKW-Pengolahan tanah, pupuk dan mulsa: 150
HKP-Penanaman :75 HKW-Pemeliharaan tanaman: 100 HKW + 10 HKP-Panen dan
pascapanen: 100 HKW + 25 HKP6.Biaya lain-lainJumlah biaya produksi
b.Pendapatan: 50 ton @ Rp. 250.000,-
c.Keuntungan bersihKeuntungan bersih per bulan
d.Parameter kelayakan usaha-Rasio output/input
Rp.500.000,-Rp375.000,-Rp2.250.000,-Rp187.500,-Rp165.000,-Rp45.000,-Rp45.000,-
Rp400.000,-Rp115.000,-Rp1.500.000,-Rp562.500,-Rp850.000,-Rp1.000.000,-Rp700.000,-
Rp7.820.000,-Rp12.500.000,-Rp4.680.000,-Rp1.170.000,-= 1,535
Keterangan: HKP Hari kerja pria, HKW Hari kerja wanita
4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Permintaan pasar nasional dan dunia terhadap produk sayuran selalu meningkat. Di pasar
internasional, seledri merupakan salah satu komoditi sayuran yang diperdagangkan antar negara.
Indonesia juga mengekspor seledri ke Malaysia dan Singapura, tetapi di lain fihak kita juga
mengimpor seledri dari Belanda, Australia dan Amerika Serikat. Seledri impor adalah jenis
seledri potongan yang belum banyak ditanam di Indonesia, di lain pihak konsumen lokal untuk
seledri potongan cenderung meningkat. Jadi pasar lokal dan internasional dapat dijadikan sasaran
agribisnis seledri.
V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara
pengemasan seledri.
5.2. Diskripsi
Standar mutu seledri tercantum pada Standar Nasional Indonesia SNI 01-136-1981.
5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Adapun standar mutu seledri segar untuk 2 klasifikasi adalah sebagai berikut:
a) Keseragaman sifat varietas: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
b) Kepadatan: mutu I=padat; mutu II=cukup padat.
c) Kesegaran: mutu I= segar; mutu II=cukup segar.
d) Keseragaman ukuran: mutu I=seragam; mutu II=seragam.
e) Kadar busuk maks (%): mutu I=1; mutu II=1
f) Kadar kotoran maks (%): mutu I=0,5; mutu II=0,5.
g) Kerusakan maks (%): mutu I=5; mutu II=5.
5.4. Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari sejumlah kemasan seperti tercantum di bawah ini, setiap
kemasan diambil sebanyak 20 krop dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak
bertingkat (Sratifiet randoom sampling) sampai diperioleh contoh paling sedikit 20 krop untuk di
analisa. Khusus untuk pengujian kerusakan dan busuk, jumlah contoh akhir yang di uji 100 krop.
Pelaksanaan dilakukan di lapangan. Jumlah contoh yang diambil dalam setiap jumlah kemasan
adalah sebagai berikut:
a) Jumlah kemasan=1 -100, jumlah contoh yang diambil=5.
b) Jumlah kemasan=101 -300, jumlah contoh yang diambil=7.
c) Jumlah kemasan=301 -500, jumlah contoh yang diambil=9.
d) Jumlah kemasan=501 -1000, jumlah contoh yang diambil=10.
e) Jumlah kemasan=lebih dari 1000, jumlah contoh yang diambil=minimum 15.Petugas
pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu: orang yang berpengalaman atau di latih terlebih
dahulu dan mempunyai ikatan dengan badan hokum
5.5. Pengemasan
Pengemasan produk biasanya dilakukan dengan polyetiline yang diberi lubang-lubang kecil.
Kemasan krop ini kemudian dimasukkan ke dalam dos karton ataukeranjang plastik.
VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) Bonus Trubus no. 342. 1998. Analisis Komoditas Kebal Resesi.
b) Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Bertanam Seledri. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
6.2. Personil
a) ...
b) ..
FUNGSI CAHAYA DAN PIGMEN DALAM FOTOSINTESIS

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fotosintesis merupakan akrivitas kimiawi dari tumbuhan untuk membentuk energi. Bebrapa
faktor yang mempengaruhi fotsintesis adalah air, konsentrasi CO2 dan cahaya. Cahaya tidak
dapat dipisahkan dari fotosintesis karena cahaya merupaka bahan bakar untuk menghasilkan
karbohidrat dan Oksigen. Pada dasarnya satu foton hanya dapat diserap oleh satu molekul saja
pada waktu tertentu dan terjadinya eksitasi pada suatu elektron dalam suatu molekul disebabkan
oleh foton. Foton akan menempati posisi pada kondisi tereksitasi yang ditangkap oleh molekul-
molekul pigmen.
Pigmen –pigmen atau warna-warna pada tanaman terutama sayuran dan buah-buahan memiliki
perbedaan warna yang disebabkan oleh pigmen yang ada pada syuran atau buah-buahan tersebut.
Bebrapa pigmen yang banyak dan biasa terlihat seperti klorofil, antosianin dan karotenoid
(Karoten dan xanotifil)
Warna hijau pada daun merupakan salah satu aplikasi dari pigmen klorofil. Selain memberikan
warna hijau pada daun, klorofil memiliki andil besar dalam proses fotosintesis, tanpa adanya
klorofil fotosintesis tidak mungkin terjadi, kondisi ini terjadi karena klorofil memiliki sifat dapat
menerima sinar cahaya dan dapat mengembalikannya dalam kondisi gelombang yang berbeda.
Klorofil dapat mengalami degradasi warna yang awalnya berwarna hijau dapat berubah menjadi
warna kuning. Degradasi warna ini dapat menjadi patokan atau tolak ukur dari sayuran apakah
masih segar atau tidak. Klorofil tidak larut dalam air melaikan larut dalam etanol, eter, bensol,
dan metanol. Klorofil tidak dapat larut dalam air disebabkan memiliki lebih banyak sifat lipofil
daripada hidrofil yang menyebabkan sukar bersinggungan dengan air.
Pada kloroplas terdapat pigmen-pigmen lain seperti karotenoid. Karotenoid banyak terdapat
pada buah yang telah masak. Klorofil terurai dan digantikan oleh pgmen karotenoid dan
menghasilkan warna merah dan kuning. Lebih spesifik lagi warna merah merupakan hasil dari
pigmen likopen, salah satu anggota dari karoten. Pigmen karotenoid sering dikaitkan dengan
kadar vitamin A pada buah-buahan dan ini benar adanya.
1.2 Tujuan
Praktikan dapat mengetahui dan memahami pengaruh pengaruhkehadiran cahaya dalam proses
fotosintesis dan dapat melihat macam-macam pigmen yang terdapat didalam daun serta sifat-
sifatnya
II. TINJAUAN PUSTAKA
Cahaya sangat besar artinya bagi tumbuhan, terutama karena perannya dalam kegiatan fisiologis
seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan serta pembuangaan, pembukaan dan penutupan
stomata, perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Penyinaran matahari mempengaruhi
pertumbuhan, reproduksi dan hasil tanaman melalui prose fotosintesis (Nurshanti, 2011).
Lambers (2008) memaparkan bahwa tingkat ke ekstriman suatu lingkungan sangat berpengaruh
terhadap tanaman utamanya fotosintesis. Pada kondisi ekstrim panas(tinggi), Pada suhu
maksimum, pada suhu 45oC hingga 55oC selama dua jam, tanaman akan mati. Tanaman yang
kadarkarbohidratnya tinggi lebih tahan terhadap suhu ekstrim tinggi, Suhu rendah pada
kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas, bunga dan buah.
Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman, akibat suhu rendah tergantung pada, keadaan
air, keadaan unsur hara, morfologi dan kodisi fisiologit anaman.Tanaman yang jaringannya kaya
unsur kalium biasa lebih tahan terhadap suhu rendah, tetapi jaringan yang banyak mengandung
nitrogen padau mumnya lebih rapuh.
Klorofil merupakan komponen penting pada tumbuhan untuk melakukan fotosintesis.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil. 1) faktor bawaan, sama
halnya dengan pigmen-pigmen lainnya, klorofil dibawa oleh gen induknya, bila pada indukan
tidak terdapat klorofil maka pada anakan akan mengalami hal yang sama. 2) cahaya, dengan
kondisi yang kurang cahaya atau gelap warna daunnya akan pucat, jika kelebihan cahaya maka
akan berwarna hijau kekuning-kuningan. 3) oksigen, pada kecambah yang ditumbuhan tanpa
cahaya lalu dipindahkan ke tempat dengan cahaya tidak bisa menghasilkan klorofil tanpa
pemberian Oksigen terlebih dahulu. 4) karbohidrat, karbohidrat dapat membantu pembentukan
klorofil bila sebelumnya tanaman ditumbuhkan tanpa adanya cahaya. 5) Nitrogen dan
Magnesium, keduanya merupakan pehan penyusun dari klorofil. 6) unsur Mn, Cu, Zn, maskipun
kebutuhan tanaman akan unsur ini sedikit tetapi dengan unsur-unsur ini dapat membantu
pembentukan klorofil, jika kekuranganunsur-unsur ini tanaman akan mengalami klorosis. 7) air,
air meruakan faktor penting, bila kekurangan air maka mengakibatkan desintegrasi dari klorofil.
8) tempratur, tempratur yang ideal untuk pembentukan klorofil antara 3o-48oC (Dwidjoseputro,
1990). Unsur Magnesium dalam tanaman tidak dapat dikesampingkan, menurut Nasamsir
(2008) magnesium merupakan unsur penusun klorofil, sehingga defisiensi magnesium akan
merupakan laju fotosintesis tanaman yang berdampak pada rendahnya produksi fotosintat.
Rendahnya produksi fotosintat akan mempengaruhi penambahan bobot tanaman yang
dicerminkan leh rendahnya LTR. Klorofil sendiri merupakan pembawa warna hijau daun yeng
terdapat di kloroplas dan berfungsi penting bagi fotosintesis. Perubahan kkandungan klorofil,
karotenoid dan antosianin berperan aktif dalam perkembangan benih, ini menunjukkan pigmen
yang ada akan berpengaruh besar pada hasil dan mutu benih, pada masa perkecambahan benih
pigmen-pigmen tersebut juga berperan, adapun perbedaan yang terjadi antara klorofil, antosianin
dan karotenoid akan menyebabkan perbedaan pula pada masa perkecambahan (Baharudin,
2011).
Karoten terbagi manjadi beberapa warna, kuning (Xanthophyll), orange (Violaxauxhin),
merah (Lycopene). Karoten pada buah-bauahan merupakan erubahan warna ketika buah masak.
Klorofil sebagai warna hijau mulai hilang aau terdegradasi dan karotenoid tumbuh semakin
banyak hingga mendominasi sehingga warna berubah menjadi kuning, orange dan merah. Pada
jeruk manis merah darah, warna merah tidak hanya berasal dari likopen tetapi juga berasal dari
antosianin (Pracaya, 2000). Karotenoid merupakan sumber provitamin A, kandungan provit-A
dalam buah dalam kondisi padat ataupun cair dapat cepat dikonversikan menjadi vitamin A.
Karotenoid dibagi menjadi dua fraksi, fraksi padat dan cair, jumlah fraksi cair lebih banyak
daripada fraksi padat. Perbedaan ini dapat dilihat dari warna fraksi cair yang lebih merah
daripada fraksi padatnya. Komposisi asam lemak penyusun pada fraksi cair dan padat
mempengaruhi kandungan karotenoid, pada fraksi cair lebih banyak mengandung lemak tak
jenuh sedangkan fraksi padat lebih banyak mengandung lemak jenuh (Syahputra, 2008).
Karotenoid dan antosianin dapat berfungsi sebagai antioksidan dari patogen, agens fotoprotektif,
dan fotooksidasi yang berguna melindungi benih dari radiasi.
Menurut Serghein (2008) kandungan antosianin dan konsentrasi flavonoid dapat
membantu tanaman terlindung dari paparan radiasi tidak baik dari sinar matahari, ini dibuktikan
dari peningkatan kandungan antosianin dan konsentrasi flavonoid yang meningkat pada kacang
polong yang disinari UV secara penuh. Flavonoid dapat menyerap gelombang cahaya dengan
panjang 220-30 mm. Berbeda dengan antosianin, jumlah dari klorofil dan karotenoid menurun
akibat paparan dari UV. Produksi flavonoid memerlukan gula sebagai sumber fosfoenolpirufat
dan eritrosa-4-fosfat yang menyedaiakan beberapa atom karbon yang diperlukan flavonoid untuk
cincin-B (Salisbury, 1992). Antosianin terdapat di dalam air sel vakuola, biasanya terlarut.
Antosianin bersifat glikosida. Antosianin berwarna merah pada pH asam, berwarna biru pada pH
basa, dan berwarna ungu pada pH netral (Dwidjoseputro, 1990).

- Pengertian Manfaat Dan Fungsi Klorofil


Pengertian, manfaat dan fungsi Klorofil. Mungkin bagi sebagian orang sudah tidak asing lagi
dengan istilah “klorofil”. Klorofil berasal dari Bahasa Inggris , chlorophyll yang berarti zat
hijau daun. Klorofil adalah pigemn yang dimiliki oleh berbagai organisme dan menjadi salah
satu molekul yang memiliki peran utama dalam fotosintesis.
Klorofil memberi warna hijau pada daun tumbuhan hijau dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh
berbagai alga lain, dan beberapa kelompok bakteri fotosintetik. Molekul klorofil menyerap
cahaya merah, biru, dan ungu, serta memantulkan cahaya hijau dan sedikit kuning, sehingga
mata manusia menerima warna ini. Pada tumbuhan darat dan alga hijau, klorofil dihasilkan dan
terisolasi pada plastisida yang disebut kloroplas.

Pengertian, manfaat dan fungsi Klorofil. Mungkin bagi sebagian orang sudah tidak asing lagi
dengan istilah “klorofil”. Klorofil berasal dari Bahasa Inggris , chlorophyll yang berarti zat
hijau daun. Klorofil adalah pigemn yang dimiliki oleh berbagai organisme dan menjadi salah
satu molekul yang memiliki peran utama dalam fotosintesis.
Klorofil memberi warna hijau pada daun tumbuhan hijau dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh
berbagai alga lain, dan beberapa kelompok bakteri fotosintetik. Molekul klorofil menyerap
cahaya merah, biru, dan ungu, serta memantulkan cahaya hijau dan sedikit kuning, sehingga
mata manusia menerima warna ini. Pada tumbuhan darat dan alga hijau, klorofil dihasilkan dan
terisolasi pada plastisida yang disebut kloroplas.
manfaat klorofil
ilustrasi
Fungsi Klorofil
Klorofil merupakan salah satu metabolism sekunder yang potensial. Zat hijau daun ini tak hanya
penting, dalam proses fotosintesis tumbuhan saja, tetapi juga sangat berguna untuk menunjang
kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
Seorang penelitian bernama Franz Miller menganjurkan penggunakan klorofil sebagai obat
istimewa kerena keberadaannya dapat memperbaiki kondisi kesehatan yang buruk. Selain itu
klorofil juga merupakan zat pewarna hijau bagi tumbuhan.
(Campnbell.A, 1974) Klorofil atau yang biasa dikenal dengan zat hijau daun, sama sperti
namanya merupakan kandungan yang menyebabkan warna hijau pada tanaman.
Apa yang dilakukan klorofil? Klorofil ini akan menyerap energi dari matahariuntuk
memfasilitasi berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan. Klorofil ini dalam tanaman
sama seperti darah pada manusia. Zat ini sangat berperan dalam fungsi metabolism seperti
pertumbuhan dan respirasi (pernapasan) tumbuhan. Yang lebih menarik lagi, komposisi kimia
klorofil hamper sama dengan komposisi darah manusia.
Bedanya, atom sentral klorofil adalah magnesium sedangkan atom sentral manusia adalah besi.
Hal ini, ditambahkan dengan pentingnya klorofil dalam proses metabolism tumbuhan menarik
perhatian ilmuan untuk mencari tahu kemungkinan apakah klorofil bisa mendatangkan manfaat
yang sama pula pada manusia.
Hasilnya, banyak penelitian yang telah menemukan manfaat dari klorofil bagi kesehatan manusia
yang mengkonsumsinya.

Manfaat klorofil bagi kesehatan

Klorofil mengandung antioksidan, antiperadangan, dan zat yang bersifat menyembuhkan luka.
Kandungan ini bermanfaat bagi kesehatan. Berikut beberapa manfaat lain dari klorofil :
Klorofil berfungsi membantu pertumbuhan dan perbaikan tumbuhan
Klorofil membantu menetralkan polusi yang kita hirup maupun yang kita dapatkan melalui
asupan makanan. Karena itu, klorofil merupakan suplemen yang sangat bagus bagi perokok.
Klorofil secara efisien melepaskan magnesium dan membantu darah membawa oksigen yang
dibutuhkan ke semua sel di jaringan-jaringan tubuh.
Klorofil juga terbukti berfungsi mengasimilasikan kalsium dan mineral-mineral berat lainnya.
Klorofil potensial dalam menstimulus sel-sel darah merah untuk menyediakan suplai oksigen.
Bersama dengan vitamin lain seperti vitamin A, Vitamin C, dan Vitamin E, klorofil terbukti
bisa membantu menetralkan radikal bebas yang berusak sel-sel dalam tubuh.
Klorofil juga berperan sebagai deodoran dalam mengurangi bau mulut, air seni, sisa
pembuangan, serta menghilangkan bau badan.
Klorofil juga mengurangi kemampuan zat-zat karsinogen untuk mengikat diri pada DNA
dalam organ-organ utama dalam tubuh.
Klorofil bermanfaat dalam mengatasi gangguan akibat pembentukan batu kalsium oksalat.
Klorofil juga bisa digunakan untuk mengatasi infeksi luka secara
Manfaat lain dari klorofil adalah membersihkan : misalnya, bekerja untuk membersihkan dan
mengeluarkan racun dari dalam tubuh secara alami dan tanpa efek samping.
Menyeimbangkan : misalnya, membantu menyeimbangkan hormon dan kandungan asam basa
dalam tubuh yang memang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk memaksimalkan
kondisi tubuh yang sehat.
Demikian Uraian Lengkap Tentang Klorofil, teman-teman jangan lupa membaca artikel kami
sebelumnya yang tentunya tidak kalah menarik, yakni Manfaat Tumbuhan Kaktus, selamat
membaca.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN


KANDUNGAN KLOROFIL DAUN

Latar Belakang
Semua tumbuhan mampu berfotosintesis karena memiliki seperangkat pigmen fotosintesis yang
dibutuhkan. Salah satu jenis pigmen sangat penting pada perangkat fotosintesis adalah klorofil.
Dalam kenyataan yang dapat kita lihat, terdapat perbedaan intensitas warna daun baik pada antar
jenis tumbuhan maupun umur daun. Pada jenis-jenis tumbuhan tertentu bahkan memiliki daun
beraneka warna.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau
dan memiliki kloroplas yang berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis. Kloroplas merupakan bagian dari daun, dan juga terdapat pada semua bagian
tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam
kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis.
Pigmen klorofil sebenarnya terdiri atas beberapa molekul pigmen, yaitu klorofil a dan klorofil b
serta karotenoid. Pigmen-pigmen tersebut berfungsi untuk menyerap cahaya matahari.
Pembentukan pigmen klorofil di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain unsur nitrogen yang
merupakan bahan pembentuk klorofil dan apabila kekurangan akan menyebabkan klorosis pada
tanaman. Dan setiap tanaman memiliki kadar klorofil yang berbeda-beda.
Pada percobaan ini, untuk mengetahui kandungan pigmen klorofil a dan klorofil b pada tanaman
kami akan melakukan pengujian kandungan klorofil pada beberapa macam sayuran dengan
metode spektrofotometri, menggunakan alat spektrofotometer visibel (cahaya tampak) dengan
panjang gelombang 662 dan 642 nm.

2. Tujuan
a. Mengukur kandungan klorofil pada daun dari beberapa sampel tanaman dengan metode
spektrofotometri.
b. Mengetahui tanaman mana yang memiliki kadar klorofil tertinggi dari beberapa sampel
daun.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung banyak pigmen
klorofil. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma
ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya
terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli. Di dalam stroma juga terdapat lamela-
lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri
atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang
merupakan ruang di antara membran tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai
beberapa komponen seperti protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara
keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin,
dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik
terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma.
Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang
dikenal sebagai fotosistem (Ernita, 2011)
Klorofil adalah pigmen hijau yang ada dalam kloroplastida. Nama klorofil barasal dari bahasa
yunani yaitu chlorophyll (choloros = green (hijau) dan phyllon = leaf (daun). Pada umumnya
klorofil terdapat pada kloroplas sel-sel mesofil daun, yaitu pada sel-sel parenkim palisade dan
atau parenkim bunga karang. Dalam kloroplas, klorofil terdapat pada membran thylakoid grana.
Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua jenis klorofil yaitu klorofil-a dan klorofil-b. Pada
keadaan normal, proporsi klorofil-a jauh lebih banyak daripada klorofil-b. Klorofil a biasanya
berwarna hijau muda, sedangkan klorofil b berwarna hijau tua. Klorofil berperan dalam transfer
elektron berenergi tinggi, dan pusat dari reaksi fotosintesis berada pada klorofil a.
Klorofil dapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d dan tipe e. pembagian
tersebut adalah berddasarkan rantai samping yang mengingat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang
paling banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat tinngi adalah jenis a dan b. Klorofil laen (jenis
c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a (Syamsul Huda,
2011).
Gb. Struktur klorofil a dan klorofil b
Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen-pigmen lainnya, yaitu Karotinoid yang
merupakan derivate dari likopen. Pada korola, kaliks, kulit buah yang telah matang atau masak,
klorofil telah menghilang (terurai) dan menimbulkan warna kuning atau warna merah yang
kemudian tampak, atau warna-warna lainnya. Dalam hal demikina kloroplas telah berganti isi
yang disebut kromoplas. Jenis-jenis pigmen yang terdapat pada tumbuhan adalah klorofil,
karotenoid, xantofil, antosianin, fikobilin, dan masih banyak lagi (Anonim, 2009).
Pigmen klorofil memiliki peran/fungsi tertentu, klorofil a berperan dalam reaksi terang dan
mampu menyerap energi cahaya merah, biru, dan ungu. Klorofil b berperan untuk menyerap
cahaya biru dan oranye, Karotenoid merupakan pigmen penyebab warna merah, orange dan
kuning pada sayuran, dan berperan untuk menyerap cahaya biru dan ungu, Xantofil bertanggung
jawab memberikan warna kuning cerah pada sayuran, Antosianin Pemberi warna merah, biru dan
violet baik pada bunga, buah dan sayur (Tergolong flavonoid yang larut dalam air), Fikobilin
memantulkan cahaya merah biru pada anging merah (Susilowarno, G. 2008).
Klorofil yang banyak terdapat pada tumbuhan adalah klorofil a dan klorofil b. Perbedaan klorofil
a dan klorofil b (Darmawan, 1983) :
Pembeda

Klorofil a

Klorofil b
Rumus kimia

C55 H72 O5 N4 Mg

C55H70O6N4 Mg
Gugus pengikat

CH3

CH
Cahaya yang diserap

menyerap cahaya biru, ungu dan merah

Menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning hijau
Absorpsi maksimum

pada λ 673 nm

pada λ 455-640 nm
Terdapat pada Fotosistem

Fotosistem II

Fotosistem I
Klorofil menyebabkan cahaya berubah menjadi radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat
mata(visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari
merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik
secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen
cahaya atau pigmen lainnya melali fotosintesisi, sehingga fotosintesis disebut sebagai pigmen
pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar
matahari dengan bentuk panjang gelombang antara 400 – 700 n.
Klorofil memliki beberapa fungsi yaitu:
- Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam proses reaksi terang
menjadi oksigen dan hidrogen
- Sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi elektron pada reaksi kimia
di daun.
- Menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas.
- Menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi (Andreparera, 2011)
- Tempat terjadinya fotosintesis , pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan
parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan
spons.
- Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ
respirasi
- Tempat terjadinya transpirasi dan gutasi
- Alat perkembangbiakkan vegetatif, Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun)
(Anonimous D, 2011)
Fungsi klorofil bagi kesehatan adalah :
- Klorofil berfungsi membantu pertumbuhan dan perbaikan tumbuhan
- Klorofil membantu menetralkan polusi yang kita hirup maupun yang kita dapatkan
melalui asupan makanan. Karena itu, klorofil merupakan suplemen yang sangat bagus bagi
perokok.
- Klorofil secara efisien melepaskan magnesium dan membantu darah membawa oksigen
yang dibutuhkan ke semua sel di jaringan-jaringan tubuh.
- Klorofil potensial dalam menstimulus sel-sel darah merah untuk menyediakan suplai
oksigen.
- Bersama dengan vitamin lain seperti vitamin A, C, dan E, klorofil terbukti bisa membantu
menetralkan radikal bebas yang berusak sel-sel dalam tubuh.
- Klorofil juga berperan sebagai deodoran dalam mengurangi bau mulut, air seni, sisa
pembuangan, serta menghilangkan bau badan.
- Klorofil juga mengurangi kemampuan zat-zat karsinogen untuk mengikat diri pada DNA
dalam organ-organ utama dalam tubuh.
- Klorofil bermanfaat dalam mengatasi gangguan akibat pembentukan batu kalsium oksalat.
- Klorofil juga bisa digunakan untuk mengatasi infeksi luka secara alami (Al-Faqir,S.
2010).
- Bekerja untuk membersihkan dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh secara alami dan
tanpa efek samping.
- Membantu menyeimbangkan hormon dan kandungan asam basa dalam tubuh yang
memang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk memaksimalkan kondisi tubuh yang sehat.
- Memberikan pemeliharaan nutrisi dalam pembentukan darah
- Untuk meningkatkan kadar oksigen dan jumlah sel darah merah dalam tubuh manusia
(http://klorofil-klorofil.blogspot.com/).

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup
didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat menentukan proses
fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan.
Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan (http://afriathinks.blogspot.com). Menurut
(http://www.silvikultur.com) cahaya merupakan faktor penting terhadap berlangsungnya
fotosintesis, sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya
proses metabolisme yang lain di dalam tanaman.
Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM
memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama
penyinaran oleh cahaya matahari (Onrizal, 2009). Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat
yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima
tanaman. Perbedaan respon tumbuhan terhadap lama penyinaran atau disebut juga
fotoperiodisme, menjadikan tanaman dikelompokkan menjadi tanaman hari netral, tanaman hari
panjang, dan tanaman hari pendek (http://thejeber.wordpress.com).

Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan,


meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat
perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak
hijau ). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat
yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan,
hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya
(http://kampoengpintar.blogspot.com). Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut
disebabkan oleh tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk
penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan
tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, lebih lebar, lebih
hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh (http://afriathinks.blogspot.com).

Dikarenakan sinar matahari sangat penting dan memberikan pengaruh besar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, maka pada tugas kelompok kali ini, akan dibahas
lebih lanjut dan mendalam mengenai peranan dan pengaruh sinar matahari terhadap
pertumbuhan tanaman dari sudut pandang proses fisiologi, pertumbuhan vegetatif, dan
pertumbuhan generatif tanaman.
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana peranan cahaya matahari terhadap kehidupan


Bagaimana proses tanaman mendapatkan energi?
Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui peranan cahaya matahari terhadap kehidupan.


Untuk mengetahui proses tanaman mendapatkan energi.
Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap kehidupan tanaman.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cahaya

Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari


diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi
matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran
energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi
matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar
dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya
dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
3.2 Pengetian Tumbuhan

Tumbuhan adalah salah satu benda hidup yang terdapat di alam semesta. Tumbuhan
adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya, organisme yang
menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan
memerlukan cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi
semua benda hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk
menjalani proses fotosintesis (http://duniatumbuhan.blogspot.com).

Jika dihubungkan dengan fotosintesis, tanaman dibedakan menjadi 3, yaiu tanaman C3,
C4 dan tanaman CAM. Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe C3, C4, dan CAM adalah
pada reaksi yang terjadi di dalamnya. Pada tanaman yang bertipe C3 produk awal reduksi CO2
(fiksasi CO2) adalah asam 3-fosfogliserat atau PGA. Terdiri atas sekumpulan reaksi kimia yang
berlangsung di dalam stroma kloroplas yang tidak membutuhkan energi dari cahaya mataharai
secara langsung. Sumber energi yang diperlukan berasal dari fase terang fotosintesis.
Sekumpulan reaksi tersebut terjadi secara simultan dan berkelanjutan. Memerlukan energi
sebanyak 3 ATP. PGAL yang dihasilkan dapat digunakan dalam peristiwa yaitu sebagai bahan
membangun sel, untuk pemeliharaan sel dan disimpan dalam bentuk pati(http://ipul-
biologi.blogspot.com). Berdasarkan proses reaksi yang terjadi pada tanaman C3, telah diketahui
bahwa tanaman C3 dapat tumbuh baik dibawah naungan tau ditempat yang intensitas
mataharinya rendah.

Tanaman C4 adalah tanaman yang mampu hidup di lahan yang terpapar intensitas
matahari penuh. Pada tanaman tipe C4 yang menjadi cirinya adalah produk awal reduksi CO2
(fiksasi CO2) adalah asam oksaloasetat, malat, dan aspartat ( hasilnya berupa asam-asam yang
berkarbon C4). Reaksinya berlangsung di mesofil daun, yang terlebih dahulu bereaksi dengan
H2O membentuk HCO3 dengan bantuan enzim karbonik anhidrase. Memiliki sel seludang di
samping mesofil. Tiap molekul CO2 yang difiksasi memerlukan 2 ATP. Tanaman c4 juga
mengalami siklus calvin seperti peda tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubisko (http://ipul-
biologi.blogspot.com).

Sedangkan pada tanaman tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya adalah memiliki daun yang
cukup tebal sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka pada malam hari. Pati
diuraikan melalui proses glikolisis dan membentuk PEP. CO2 yang masuk setelah bereaksi
dengan air seperti pada tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi malat. Pada siang
hari malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan mengalami dekarboksilasi. Melakukan
proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari yaitu daur Calvin. Melakukan proses yang
sama dengan tanaman C4 pada malam hari yaitu daur Hatch dan Slack (http://ipul-
biologi.blogspot.com).

2.3 Pengertian Fotosinesis


Dalam hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman, selalu terdapat keterkaitan
antara sinar matahari dan proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses pembuatan
makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim.
fotosintesis adalah fungsi utama dari daun tumbuhan. Proses fotoseintesis ialah proses dimana
tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang
diperlukan sebagai makanannya. Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang
disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat
dalam organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah
juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna
dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2


Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula
digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik
pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler adalah
kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan
bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.

BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Cahaya dan Peranan dalam Kehidupan

Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari


diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi. Energi
matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi dikarenakan aliran
energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi
matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar
dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya
dinyatakan dalam mikron (Tjasjono, 1995:55).
Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang. Sedangkan bagi
tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya
penyatuan CO₂ dan air untuk membentuk karbohidrat.

Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang menyebabkan
tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari, tanaman tidak dapat
memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan tanaman menjadi lemah atau
mati (AAK, 1983:18)

3.2 Proses Tanaman Mendapatkan Energi

Pada kegiatan budaya pertanian, Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal
tersebut dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau yang memiliki
kegiatan fotosintesa. Penerapan energi pelengkap dalam bentuk kerja manusia dan hewan, bahan
bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai usaha untuk
meningkatkan proses konversi energi matahari ke dalam bentuk produk tanaman (Jumin,
2008:8).

Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya
tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan fotosintesisnya. Cahaya itu
disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan mempunyai panjang gelombang
400 mili mikron sampai 750 mili mikron (Jumin, 2008:9). Tanaman juga memberikan respon
yang berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya yang dibagi menjadi tiga yaitu, intensitas
cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran (Jumin 2008:08).

Oleh tumbuhan radiasi matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh klorofil pada
tanaman dalam proses yang disebut proses fotosintesis. Hasil fotosintesis menjadikan bahan
utama untuk proses pertumbuhan dan cadangan makanan tanaman.
Proses fotosintesis pada tanaman dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari bumi.
Dengan menggunakan cahaya matahari tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan unsur-
unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen. Proses ini
dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi oleh lapisan
lilin untuk mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis disimpan tumbuhan sebagai cadangan
energi, dan oksigen sebagai hasil sampingannya (http://tanaman.org).

Gula yang telah dibuat kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk proses
metabolismenya. Pemanfaatan energi gula oleh tumbuhan memerlukan serangkaian proses
sehingga energi yang ada dalam bentuk gelombang elektromagnetik tersebut dapat diubah
menjadi energi kimia (ATP dan NADPH) yang dikenal dengan reaksi terang. Hasil reaksi
terang ini (ATP dan NADPH) selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam reaksi metabolisme
khususnya reduksi CO (http://dc200.4shared.com/).
Seperti telah kita ketahui, reaksi fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu : tahapan Reaksi
Terang ( disebut juga Reaksi Hill ) dan Reaksi Gelap ( disebut juga Reaksi Blackman atau siklus
Calvin ). Masing-masing tahapan menunjukkan proses reaksi yang berbeda. Namun keduanya
merupakan satu rangkaian reaksi yang tak terpisahkan dari reaksi fotosintesis. Perbedaan antara
reaksi terang dengan reaksi gelap, secara ringkas dijelaskan dalam tabel seperti berikut ini
(http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com).

Tabel 3.3 Perbedaan reaksi gelap dan reaksi terang

NO

DILIHAT DARI

REAKSI TERANG
REAKSI GELAP
1.Tempat berlangsung bagian kloroplas bernama Grana bagian kloroplas bernama Stroma
2.Sumber energy Cahaya / matahari ATP dan NADPH2 dari reaksi terang

3.Proses yang terjadi Fotolisis : pemecahan H2O menggunakan energi cahaya menjadi ion
Hidrogen dan molekul air.
Fiksasi : pengikatan CO2 , penyusunan / pengkombinasian hydrogen dg karbondioksida
membentuk gula
4.Hasilnya O2, ATP dan NADPH2 Karbohidrat sederhana
Sumber : http://pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com

3.2.3 Faktor Pembatas Fotosinstesis

Terdapat beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis, yaitu : 1. Intensitas
cahaya Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya; 2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis; 3. Suhu Enzim-enzim yang bekerja dalam proses
fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim; 4. Kadar air Kekurangan air
atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis; 5. Kadar fotosintat (hasil
fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang; 6. Tahap pertumbuhan Penelitian menunjukkan bahwa laju
fotosintesis jauh lebih tinggi padatumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan
dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi
dan makanan untuk tumbuh.
3.3 Pengaruh Cahaya terhadap Kehidupan Tanaman

3.3.1 Pengaruh Radiasi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang mempunyai hijau daun
merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan
cahaya matahari biasanya mempercepat pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan
intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika air cukup
maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan oleh suhu dan oleh radiasi
matahari (Tjasjono 1995:190).

Radisasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman yang


mempunyai hijau daun, karena dapat dikatakan bahwa produksi tanaman dipengaruhi oleh
tersedianya sinar matahari. Akan tetapi pada umumnya terjadi fluktuasi hasil panen (hasil
fotosintesis) dari tahun ke tahun, hal tersebut dikarenakan faktor-faktor lain seperti curah hujan,
suhu udara, hama penyakit dan lainnya turut mempengaruhi hasil panen (hasil fotosintesis)
(Tjasjono, 1995:55).

Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan generatif.
Tanggapan tanaman terhadap cahaya ditentukan oleh sintesis hijau daun, kegiatan stomata (
respirasi, transpirasi), pembentukan anthosianin, suhu dari organ-organ permukaan, absorpsi
mineral hara, permeabilitas, laju pernafasan, dan aliran protoplasma (Jumin 2008:8). Secara
teoritis, semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis.

3.3.2 Pengaruh Kuantitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Sebagian besar tanaman dari daerah sedang adalah fotoperiodik. Namun demikian, di daerah
ekuator, panjang siang hari pada setiap bulan menunjukkan perbedaan yang kecil sehingga
pengaruh kuantitas atau lamanya penyinaran matahari dalam satu hari tidak mempengaruhi
pertumbuhandan perkembangan tanaman secara signifikan (Fitter dan Hay, 1991:52).
Respon fotoperiodik memungkinkan tanaman untuk mengatur waktu bagi pertumbuhan vegetatif
dan pertumbuhan untuk membentuk bunga agar tetap tegar menghadapi perubahan musim di
dalam lingkungannya. Bila satu tanaman dipindahkan ke daerah dengan garis lintang berbeda,
maka akan menghentikan fasenya dan tanaman tersebut dapat mati, misalnya karena berusaha
tumbuh secara vegetatif pada musim dingin atau musim semi (Fitter dan Hay, 1991:53).

Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman

Intensitas cahaya matahari menunjukkan pengaruh primer pada fotosintesis, dan pengaruh
sekundernya pada morfogenetik. Pengaruh terhadap morofogenetik hanya terjadi pada intensitas
rendah (Fitter dan Hay, 1991:54). Pengaruh tanaman dalam kaitannya dengan intensitas cahaya
salah satunya adalah penempatan daun dalam posisi di mana akan diterima intersepsi cahaya
maksimum. Daun yang menerima intensitas maksimal adalah daun yang berada pada tajuk utama
yang terkena sinar matahari (Fitter dan Hay, 1991:54).

Masing-masing tanaman memiliki reaksi yang berbeda terhadap intensitas cahaya. Berdasarkan
perbedaan reaksi tersebut, tanaman dibedakan menjadi tanaman C3, C4, CAM. Tanaman C3
adalah tanaman yang hidup baik pada intensitas cahaya rendah, dan tanaman C4 adalah tanaman
yang hidup baik pada intensitas cahaya tinggi, sedangkan tanaman CAM adalah tanaman yang
hidup didaerah kering.

Penelitian yang dilakukan oleh Grime dalam Fitter dan Hay (1991:55) membuktikan bahwa
tanaman yang terbiasa hidup tanpa naungan seperti Arenaria servillifolia memperlihatkan kondisi
yang tidak dapat berkembang dan tumbuh jika diberi naungan. Hal tersebut terbukti oleh
habisnya persediaan karbohidat.

Lebih lanjut, jika tanaman yang tanpa naungan ternaungi, terdapat beberapa kemungkinan yang
akan terjadi. Masalah yang dihadapi oleh sebuah daun yang ternaungi adalah untuk
mempertahankan suatu keseimbangan karbon yang positif, dan kerapatan pengaliran di mana
keadan ini tercapai, merupakan titik kompensasi. Dibawah intensitas cahaya yang rendah
terdapat tiga pilihan, yaitu : Pengurangan kecepatan respirasi, peningkatan luas daun untuk
memperoleh permukaan absorbsi cahaya yang lebih besar; dan peningkatan kecepatan
fotosintesis setiap unit energi cahaya dan luas daun.

3.3.4 Pengaruh Kualitas Cahaya Matahari terhadap Tanaman


Radiasi energi yang diterima oleh bumi dari matahari berbentuk gelombang elektromagnetik
yang bervariasi panjangnya yaitu dari 5000-290 milimikron. Rangkaian spektrum matahari ini
dapat dikelompokan berdasarkan panjang gelombangnya. Cahaya mempunyai sifat gelombang
dan sifat partikel (http://satopepelakan.blogspot.com/).
Cahaya hanya merupakan bagian dari energi cahaya yang memiliki panjang gelombang tampak
bagi mata manusia sekitar 390-760 nanometer. Sipat partikel cahaya biasanya diungkapkan
dalam pernyataan bahwa cahaya itu datang dalam bentuk kuanta dan foton, yaitu paket energi
yang terpotong-potong dan masing-masing mempunyai panjang gelombang tertentu
(http://satopepelakan.blogspot.com/).

Cahaya memberikan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman/pohon secara


langsung melalui tumbuhan hijau atau melalui organisme lain, hal ini tergantung kepada zat-zat
organik yang disintesa oleh tumbuhan hijau. Kualitas cahaya berkaitan erat dengan panjang
gelombang, dimana panjang gelombang ungu dan biru mempunyai foton yang lebih berenergi
bila dibanding dengan panjang gelombang jingga dan merah. Kualitas cahaya dibedakan
berdasarkan panjang gelombang menjadi.

· Panjang gelombang 750-626 mu adalah warna merah.

· Panjang gelombang 626-595 mu adalah warna orange/jingga.

· Panjang gelombang 595-574 mu adalah warna kuninga.

· Panjang gelombang 574-490 mu adalah warana hijau.

· Panjang gelombang 490-435 mu adalah warna biru.


· Panjang gelombang 435-400 mu adalah warna ungu.

Semua warna-warni dari panjang gelombang ini mempengaruhi terhadap fotosintesis dan juga
mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pohon baik secara generatif maupun
vegetatif, tetapi kuning dan hijau dimanfaatkan oleh tanaman sangat sedikit, panjang gelombang
yang paling banyak diabsorbsi beada di wilayah violet sampai biru dan orange sampai merah
(http://satopepelakan.blogspot.com/).

Variasi harian dan variasi musiman tidak hanya mempengaruhi masukan energi, tetapi juga suatu
masukan faktor periode yang penting. Panjang siang hari pada waktu yang berbeda dalam satu
tahun, untuk organisme yang non tropis dan merupakan indikator yang paling dapat dipercaya
dan sebagian besar tanaman bersifat fotoperiodik. Irradiasi langsung pada dini hari dan senja hari
mengandung banyak radiasi panjang gelombang yang disebabkan oleh celah atmosfer yang lebih
panjang dan berakibat penghamburan gelombang pendek.

3.3.4.1 Cahaya UV

Cahaya dengan kualitas yang berbeda-beda ditemukan dalam dua keadaan terestial bumi ini : di
bawah kanopi daun dan di daerah dengan altitut tinggi. Pada daerah yang memiliki altitut tinggi,
terjadi radiasi dengan penambahan jumlah sinar utra-violet (UV). Di daerah yang altitutnya lebih
rendah, UV disaring oleh atmosfir terutama oleh oksigen dan ozon.

Tetapi perbedaan UV di tempat tinggi dan rendah secara relatif hanya memiliki pengaruh
yang kecil pada vegetasi tempat yang tinggi. Caldwell (1968)dalam (Fitter dan Hay, 1991)
menemukan peningkatan sebesar 26% radiasi matahari langsung pada pita 280-315 nm pada
ketinggian 4450 m bila dibandingkan dengan tempat pada ketinggian 1670 m, tetapi hal ini
sebagai besar diimbangi oleh suatu penurunan dalam radiasi UV difusi, sehingga sinar UV tidak
terlalu nampak berbahaya bagi tanaman (Fitter dan Hay, 1991).
3.3.4.2 Cahaya Infra Merah

Rangsangan cahaya pada perkecambahan merupakan satu peristiwa yang dapat


melibatkan fitokrom, yaitu komponen daun yang peka terhadap cahaya merah dan infra merah.
Biji dengan ciri peka terhadap rangsangan dapat berkecambah jika terkena cahaya merah. Akan
tetapi biji menjadi tidak akan berkecambah jika diberi cahaya inframerah.

Hal tersebut diperkuat dengan beberapa peneliti yang memperlihatkan bahwa biji yang
peka terhadap cahaya tidak akan berkecambah dibawah kanopi daun (black, 1969 ; stoutjesdijk,
1972 ; King, 1975 dalam Fitter dan Hay, 1991:50). Menurut Gorski dalam Fitter dan Hay
(1991:50) peningkatan derajat Infra merah dapat menghambatan perkecambahan tujuh spesies
biji-biji yang tumbuh baik jika diberi rangsangan cahaya.

Kasperbauer dan Peaslee dalam Fitter dan Hay (1991:50) berturut-turut menunjukkan
bahwa tanaman yang diberi perlakuan FR (dianalogikan untuk tanaman-tanaman di bagian
tengan barisan) daun-daunnya lebih panjang, lebih sempit dan lebih ringan dengan stomata yang
lebih sedikit dan klorophyl per unit luasan yang lebih sedikit. Asimilasi karbondioksida sama
atas dasar satuan luasan, tetapi lebih besar berdasarkan berat sehelai daun, yag memperlihatkan
bahwa tanaman-tanaman yang diberi perlakuakn FR telah mempertahankan asimilasi fotosintetik
pada kerapatan pengaliran yang lebih rendah dengan meningkatkan luas daun (Fitter dan Hay,
1991:50).

Pengaruh variasi kualitas cahaya pada tanaman baru saja diamati akhir-akhir ini. Erez dan
Kadman-Zahavi dalam Fitter dan Hay (1991:50) menanam pohon peach (Prunus persica) pada
keadaan ternaungi akan menghalangi secara berturut-turut cahaya biru (tidak ada transmisi di
atas 550 nm), biru dengan FR (tembus cahaya di atas 660 nm), dan merah dengan FR (tembus
cahaya di atas 500 nm). Mereka nememukan bahwa luas daun terbesar terdapat pada keadaan R
+ FR dan terkecil di bawah biru + FR dan penaungan terbuka (Stoutjesdijk dalam Fitter dan Hay,
1991:51).
3.3.4.3 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Laju Fotosintesis

Pola dari pucuk tanaman diarahkan untuk menuju efisiensi dalam fotosintesis struktur
dari mesosfil kurang dan organ stomata memungkinkan perubahan gas secara cepat, bahkan
adanya fakta bahwa fotosintesis memanfaatkan sebagian besar radiasi panjang gelombang yang
terlihat sangat nyata, karena panjang gelombang ini adalah wilayah spektrum dengan nilai energi
yang paling besar disamping adaptasi diatas, sebenarnya hanya sedikit energi matahari yang
dapat dimanfaatkan dalam proses fotosintesis (0,025%) (http://satopepelakan.blogspot.com).

Kebanyakan daun telah menjadi jenuh cahaya dan hanya 20% dari cahaya matahari
penuh yang dapat diserap. Dari jumlah ini hanya 20% yang disimpan dalam molekul gula yang
dihasilkan. Sejumlah cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis, agar dapat seimbang dengan
menggunakan ikatan karbon yang digunakan untuk respirasi. Dalam hal ini prosentase dari
cahaya penuh, titik kopensasiuntuk permudaan tanaman biasanya berada antara 2 dan 30%
(http://satopepelakan.blogspot.com).

Cahaya dapat menembus daun dengan 4 cara

Irradiasi langsung yang tidak terhalang yang diberikan oleh noda-noda matahari. Noda
matahari ini mempunyai sifat berirradiasi langsung kecuali bila terjadi pengaruh bayangan.
(Anderson dan miller 1974). Cahaya matahari langsung nampak menjadi berkurang nilainya
pada sebagian besar di bawah kanopi.
Radiasi difusi yang tak terhalang merupakan cahaya langit difusi yang mengiringi noda
matahari.
Refleksi daun-daun tidak hanya meneruskan cahaya, tetapi sama dengan permukaan biologis
lainnya, memantulkan sebagian tertentu. Jumlah yang dipantulkan akan tergantung pada
beberapa parameter cahaya yang dipantulkan. Juga diubah spektrumnya dengan cara yang sama
seperti cahaya yang diteruskan.
Transmisi derajat penaungan lebih tergantung jumlah cahaya yang diabsorbsi dan yang
dipantulkan oleh daun.
Dari keempat cara tersebut diatas sudah jelas akan mempengaruhi terhadap proses
fotosintesis karena kualitas, intensitas dan fotoperiode cahaya untuk proses fotosintesa terjadinya
pada daun (http://satopepelakan.blogspot.com/).

DAFTAR PUSTAKA

RUJUKAN BUKU

AAK. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius

Fitter A.H. dan Hay R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Tjasjono Bayong. 1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung

RUJUKAN INTERNET

Admin. 2009. Pengaruh Cahaya pada Pertumbuhan Tumbuhan.[serial on line].


http://kampoengpintar.blogspot.com/2009/03/pengaruh-cahaya-pada-pertumbuhan.html. [7
Maret 2012].

Admin. 2009. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tumbuhan Kacang Hijau. [serial on
line]. http://afriathinks.blogspot.com/2009/09/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan.html. [7
Maret 2012].

Admin. 2009 Fungsi Tanaman. [serial on line]. http://tanaman.org/fungsi-tanaman_123.htm


2009. [7 Maret 2012].
Admin. [TanpaTahun]. Penaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman. [serial online]
http://www.silvikultur.com/pengaruh_cahaya_terhadap_tanaman [7 Maret 2012].

Admin. [Tanpa Tahun]. Reaksi Cahaya Fotosintesis dan Aspek-Aspek Fotofisilogi. [serial on
line]. http://dc200.4shared.com/doc/-81SG5Iu/preview.html. [7 Maret 2012].

Onrizal. 2009. Bahan Ajar Silvika, Pertumbuhan Pohon Kaitannya dengan Tanah, Air, dan Iklim.
Tidak Diterbitkan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.

Admin. 2010. Manipulas Pencahayaan untuk Merangsang Pembungaan. [serial online].


http://thejeber.wordpress.com/2010/03/05/manipulasi-pencahayaan-untuk-merangsang-
pembungaan/. [7 Maret 2012].

Anda mungkin juga menyukai