Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH ROOM SERVICE TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI, KARBOHIDRAT, PROTEIN,

  DAN LEMAK PADA PASIEN


RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
EVA PUTRI ARFIANI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di Rumah Sakit (RS) dilakukan berdasarkan keadaan
klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh pasien. Kegiatan pelayanan gizi
di RS tersebut dibagi menjadi 4, yaitu asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat
inap, penyelenggaraan makanan, serta penelitian dan pengembangan. Asuhan gizi
rawat inap RS khususnya sangat mengedepankan urutan pelayanan mulai dari
pengkajian gizi, diagnosa gizi, intervensi gizi, serta monitoring evaluasi gizi.
Asuhan gizi rawat inap ini bertujuan agar pasien mendapatkan konsumsi makanan
sesuai tahap kesehatannya untuk mempercepat proses penyembuhan, serta
mempertahankan maupun meningkatkan status gizi pasien (Kemenkes, 2013).
Penyelenggaraan makanan di RS sebagai bagian dari kegiatan pelayanan
gizi memiliki beberapa rangkaian kegiatan, yaitu perencanaan menu, perencanaan
kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja makanan, pengadaan
bahan makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan,
pemasakan, distribusi makanan, serta pencatatan, pelaporan, dan evaluasi untuk
semua kegiatan tersebut. Semua kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan
makanan berkualitas, sesuai biayanya, dapat diterima, aman, dan kebutuhan gizi
masing-masing pasien tercapai sehingga tercapai status gizi yang optimal
(Kemenkes, 2013).
Hingga saat ini, RS masih menghadapi banyak tantangan dalam
penyelenggaraan makanan. Beberapa tantangan yang harus segera ditindaklanjuti
adalah masalah banyaknya sisa makanan dan kurang puasnya pasien terhadap
penyelenggaraan makanan yang ada. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Schueren et al. (2012) di 150 RS menunjukkan bahwa hanya 27% pasien yang
menghabiskan makanannya, 44% pasien yang menghabiskan makanan lebih dari
separuh, dan 29% pasien menghabiskan makanan kurang dari separuh. Tidaklah
1
PENGARUH ROOM SERVICE TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI, KARBOHIDRAT, PROTEIN,
DAN LEMAK PADA PASIEN
RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
2
EVA PUTRI ARFIANI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

heran bahwa pada akhirnya sisa makanan yang tinggi ini berujung pada
ketidakadekuatan konsumsi energi dan protein pasien. Sejalan juga dengan hasil
penelitian Barton et al. (2000) terhadap 2000 pasien RS menunjukkan bahwa rata-
rata sisa makanan pasien mencapai >40% yang berimbas pada konsumsi energi
dan protein pasien <80% dibandingkan kebutuhannya.
Merujuk pada Indikator Standar Pelayanan Gizi, sisa makanan yang tidak
dihabiskan oleh pasien maksimal adalah ≤20% (Kemenkes, 2013). Beberapa data
sisa makanan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RS
menunjukkan angka >20% yang berarti rata-rata konsumsi pasien juga <80%
sehingga dapat diartikan buruk dan butuh penanganan lebih lanjut.
Energi sangat bermanfaat bagi manusia, terutama untuk mempertahankan
hidup, menunjang pertumbuhan, dan melakukan aktifitas. Karbohidrat sebagai
sumber energi utama bagi manusia. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan. Lemak dapat digunakan sebagai penghemat protein agar tidak
digunakan sebagai sumber energi serta memelihara suhu tubuh melalui lapisan
lemak bawah kulit yang mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas pada
tubuh secara cepat (Supariasa dkk., 2002). Konsumsi energi dan zat gizi makro
seperti karbohidrat, protein, dan lemak ini telah diakui memiliki kontribusi besar
bagi pasien rawat inap di RS. Konsumsi yang adekuat selama pasien menjalani
rawat inap juga akan meningkatkan kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan
makanan RS (Kuperberg et al., 2006).
Kepuasan terhadap pelayanan makan yang kurang pada pasien dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah metode penyajian makanan
secara konvensional yang selama ini berlaku di RS. Metode ini menerapkan satu
jenis menu makanan dan jam makan teratur yang sudah ditetapkan di awal oleh
pihak RS sehingga kurang mempertimbangkan pilihan bagi pasien dan akhirnya
berdampak pada kepuasan pasien terhadap penyelenggaraan makanan (Theurer,
2011).
Metode penyajian makanan seperti room service yang umumnya
diterapkan di hotel, dapat juga dicoba untuk diterapkan di RS. Metode ini
mengutamakan kecepatan penyajian makanan yaitu 30-45 menit setelah waktu
 

 
PENGARUH ROOM SERVICE TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI, KARBOHIDRAT, PROTEIN,
DAN LEMAK PADA PASIEN
RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
3
EVA PUTRI ARFIANI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pemesanan saat kapan pasien ingin makan, menggunakan pilihan seperti menu
restoran, dan memberikan kualitas makanan sesuai keinginan pasien (Smith,
2006).
Metode room service dinilai cukup efektif bagi pasien di RS, seperti pada
penelitian room service yang dilakukan oleh Kuperberg et al. (2006) terhadap
pasien anak menunjukkan sisa makanan pasien berkurang drastis, konsumsi
energi, karbohidrat, protein, dan lemak saat makan siang selama 3 hari perlakuan
(9x makan) meningkat dibandingkan dengan metode konvensional sebelumnya.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa dengan penerapan room service yang
mengedepankan kebebasan pasien untuk memilih sendiri jam makannya, memilih
makanan apa yang mereka inginkan dari berbagai pilihan menu, dilayani oleh
pegawai yang profesional, dan disajikan dalam waktu maksimal 45 menit, terbukti
dapat meningkatkan kepuasan pasien (Schirg, 2007).
Dari paparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang pengaruh penerapan room service terhadap tingkat konsumsi energi dan
zat gizi makro pasien di ruang rawat inap RS selama 9x makan untuk
menggambarkan rata-rata tingkat konsumsinya dengan 3 macam menu pilihan
yang cukup untuk menggambarkan variasi pengolahan makanan. Besarnya
kekuatan hubungan antara masing-masing tingkat konsumsi dengan sistem
penyajian makanan yang diberikan, karakteristik subjek, dan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi juga ikut diteliti.

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah ada perbedaan tingkat konsumsi energi pada pasien rawat inap di
RS yang mendapat sistem penyajian makanan room service dibanding
dengan pasien yang mendapat sistem penyajian makanan konvensional?
b. Apakah ada perbedaan tingkat konsumsi karbohidrat pada pasien rawat inap
di RS yang mendapat sistem penyajian makanan room service dibanding
dengan pasien yang mendapat sistem penyajian makanan konvensional?

 
PENGARUH ROOM SERVICE TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI, KARBOHIDRAT, PROTEIN,
DAN LEMAK PADA PASIEN
RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
4
EVA PUTRI ARFIANI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

c. Apakah ada perbedaan tingkat konsumsi protein pada pasien rawat inap di
RS yang mendapat sistem penyajian makanan room service dibanding
dengan pasien yang mendapat sistem penyajian makanan konvensional?
d. Apakah ada perbedaan tingkat konsumsi lemak pada pasien rawat inap di
RS yang mendapat sistem penyajian makanan room service dibanding
dengan pasien yang mendapat sistem penyajian makanan konvensional?
e. Berapa besarnya kekuatan hubungan antara tingkat konsumsi energi, tingkat
konsumsi karbohidrat, tingkat konsumsi protein, dan tingkat konsumsi
lemak dengan sistem penyajian makanan yang diberikan, karakteristik
subjek, dan faktor lain yang mempengaruhi?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah:
Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tingkat konsumsi energi dan zat gizi
makro pada pasien rawat inap di RS yang mendapat sistem penyajian makanan
room service dibanding dengan pasien yang mendapat sistem penyajian makanan
konvensional.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tingkat konsumsi energi pada
pasien rawat inap di RS yang mendapat sistem penyajian makanan room
service dibanding dengan pasien yang mendapat sistem penyajian makanan
konvensional.
b. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tingkat konsumsi karbohidrat pada
pasien rawat inap di RS yang mendapat sistem penyajian makanan room
service dibanding dengan pasien yang mendapat sistem penyajian makanan
konvensional.
c. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tingkat konsumsi protein pada
pasien rawat inap di RS yang mendapat sistem penyajian makanan room
service dibanding dengan pasien yang mendapat sistem penyajian makanan
konvensional.

 
PENGARUH ROOM SERVICE TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI, KARBOHIDRAT, PROTEIN,
DAN LEMAK PADA PASIEN
RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
5
EVA PUTRI ARFIANI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

d. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tingkat konsumsi lemak pada


pasien rawat inap di RS yang mendapat sistem penyajian makanan room
service dibanding dengan pasien yang mendapat sistem penyajian makanan
konvensional.
e. Mengetahui besarnya kekuatan hubungan antara tingkat konsumsi energi,
tingkat konsumsi karbohidrat, tingkat konsumsi protein, dan tingkat
konsumsi lemak dengan sistem penyajian makanan yang diberikan,
karakteristik subjek, dan faktor lain yang mempengaruhi.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Dapat merangsang karyasiswa berpikir positif dan kritis melalui uji coba
sistem penyajian makanan baru di RS.
b. Dapat memberi masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang
pengaruh room service pada penyelenggaraan makanan RS.
c. Dapat memberi masukan bagi praktisi gizi di Instalasi Gizi RS sebagai salah
satu cara untuk meningkatkan pelayanan gizi pasien.

E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran beberapa publikasi penelitian terdahulu melalui
EBSCOhost, ProQuest New Platform, PubMed, SCOPUS, ScienceDirect, dan
SpringerLink dengan kata kunci “room service” dan “energy, carbohydrate,
protein, fat consumption” dapat menunjukkan keaslian penelitian dibawah ini:

a. Smith, 2006: Key Facilitators And Best Practices Of Hotel-Style Room


Service In Hospitals.
Persamaan: variabel room service.
Perbedaan: penulis menggunakan studi kuantitatif (pra experimental static)
untuk mengetahui pengaruh room service terhadap tingkat konsumsi energi

 
PENGARUH ROOM SERVICE TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI, KARBOHIDRAT, PROTEIN,
DAN LEMAK PADA PASIEN
RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
6
EVA PUTRI ARFIANI
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dan zat gizi, sedangkan penelitian tersebut menggunakan studi kualitatif


untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem room service.
b. Schirg, 2007: Determining The Patient Satisfaction Factors For Hospital
Room Service With The Overall Satisfaction With The Hospital Experience.
Persamaan: variabel room service.
Perbedaan: penulis bertujuan untuk mengetahui pengaruh room service
terhadap tingkat konsumsi energi dan zat gizi, sedangkan penelitian tersebut
bertujuan untuk menilai tingkatan kepuasan pasien room service dan faktor
yang mempengaruhinya.
c. Kuperberg et al., 2008: How Will A Room Service Delivery System Affect
Dietary Intake, Food Costs, Food Waste, And Patient Satisfaction In A
Paediatric Hospital? A Pilot Study.
Persamaan: variabel room service, pengamatan konsumsi makanan selama 3
hari.
Perbedaan: penulis menggunakan studi kuantitatif (pra experimental static),
penelitian tersebut menggunakan cross sectional study.
d. Nor, 2010: Hospital Foodservice Directors Identify The Important Aspects
When Implementing Room Service In Hospital Foodservice.
Persamaan: variabel room service.
Perbedaan: penulis menggunakan studi kuantitatif (pra experimental static)
untuk mengetahui pengaruh room service terhadap tingkat konsumsi energi
dan zat gizi, sedangkan penelitian tersebut menggunakan studi kualitatif
untuk mengetahui alasan penerapan sistem room service di RS.
e. Theurer, 2011: Improving Patient Satisfaction In A Hospital Foodservice
System Using Low-Cost Interventions: Determining Whether A Room
Service System is The Next Step.
Persamaan: variabel room service.
Perbedaan: penulis bertujuan untuk mengetahui pengaruh room service
terhadap tingkat konsumsi energi dan zat gizi, sedangkan penelitian tersebut
bertujuan untuk mengetahui dampak dari penerapan room service terutama
dari aspek kepuasan pasien.
 

Anda mungkin juga menyukai