Anda di halaman 1dari 6

“KIMIKO”

(Kincir Angin sebagai Aerasi Tambak Udang Berbasis Micro Bubble)


Yayan Yogo Santoso1; Bella Musvika Devi2; Ganung Rizal Pambudi3; Gizella Sofiani4; Golda Nisada Pageh5
yayanyogosantoso@gmail.com; bellamusvika@gmail.com; ganung.rizal@gmail.com; gizellas500@gmail.com;
netto.30kg@gmail.com.
Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
Jln.prof. H Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.
Telp. (024)7473417, Website : www.polines.ac.id, email : sekertariat@polines.ac.id

Abstrak – Indonesia adalah negara maritim. Sektor perikanan dapat menjadi peluang dalam bidang
budidaya perikanan. Seperti budidaya udang di daerah pesisir Demak menjadi komoditas yang diminati.
Namun, petani tambak di daerah tersebut belum mendapatkan hasil yang optimal. Dari sektor budidaya
udang ini, rata – rata hanya mendapatkan 0,5 ton dari 1 petak tambak. Seharusnya mereka bisa
mendapatkan hingga 1 ton udang per petak tambak. Hal ini disebabkan karena kurangnya kandungan
oksigen di dalam tambak tersebut. Dari permasalahan tersebut, muncul inovasi dengan menggunakan
system aerasi ramah lingkungan dengan penggerak kincir angin dan kompresor yang dikerjakan oleh tim
PHBD (Program Hibah Bina Desa) Politeknik Negeri Semarang tahun 2017. Namun hasil dari sistem
tersebut masih belum optimal dikarenakan gelembung udara yang dialirkan ke air masih terlalu besar dan
lepas begitu saja ke udara bebas. Dari alat tersebut di modifikasi system aerasi yang ada dengan
menambah Micro Bubble Water Pump. Kelebihan dari teknologi aerasi ini dapat menghasilkan gelembung
oksigen yang berukuran mikro sehingga dapat bertahan lama di tambak udang.
Kata kunci ; Tambak udang, micro bubble water pump
Abstract – Indonesia is maritim country. The fishery sector can be an opportunity in the field of
aquaculture. As shrimp farming in coastal areas of Demak become a favorite commodity. However, shrimp
farmers in the area have not obtained optimal results from the shrimp farming sector, on average they only
get 0.5 tons from 1 pond plot. They should be able to get up to 1 ton of shrimp per pond plot. This is due to
the lack of oxygen content in the pond water. Pond ponds of shrimp lack oxygen supply because aerators
are still using fossil fuels that are not environmentally friendly and still cost a lot.On the issue, the
innovation came up by using environmentally friendly aeration system with wind turbine and compressor
driven by PHBD team (Program Hibah Bina Desa) Semarang State Polytechnic in 2017. But the result of
the system is still not optimal because air bubbles are flowed into the water still too big and quickly lifted
into the free air. From the teknologi modified the existing aeration system by adding Micro Bubble Water
Pump. The advantages of this aeration technology can produce micro-sized oxygen bubbles that can last
long in shrimp ponds.

1. PENDAHULUAN
Desa Wedung, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak merupakan daerah pesisir yang
memiliki potensi besar dalam bidang budidaya udang. Sehingga sebagian besar masyarakat
Desa Wedung bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani tambak. Dengan adanya lahan
luas yang berdekatan dengan pesisir, masyarakat memanfaatkannya sebagai tambak udang.
Namun petani tambak di Desa Wedung masih menerapkan budidaya tambak udang secara
tradisional yaitu hanya dengan memanfaatkan pasang surut air laut.

Fungsi dari penerapan pasang surut air laut yaitu untuk menyuplai oksigen dan sirkulasi air.
Dengan menerapkan cara tersebut hasil panen udang di tambak belum bisa maksimal.
Santoso, Teknologi KIMIKO Aerasi Micro Bubble dengan memanfaatkan kincir angin sebagai aerasi
bebasis micro bubble

Rendahnya kadar oksigen menyebabkan pertumbuhan udang yang tidak optimal, seperti udang
mudah stress dan matinya udang sebelum masa panen. Akibatnya setiap 4 sampai 5 bulan
sekali hanya menghasilkan panen 5 kwintal. Padahal dengan menambah kadar oksigen dengan
cara menerapkan aerator diesel dan pemberian pakan hasil panen akan meningkat. Tidak
sampai 4 bulan udang siap di panen dan menghasilkan udang hingga 1 Ton. Akan tetapi
penerapan biaya untuk memakai aerator diesel membutuhkan biaya yang tidak terjangkau
untuk petani tambak di Desa Wedung.

Pada kegiatan yang berbeda di desa tersebut terdapat suatu kegiatan program hibah bina desa.
Dimana dalam kegiatan tersebut memberikan sebuah solusi untuk mengenalkan teknologi
aerasi yang ramah lingkungan dan hemat biaya. Teknologi aerasi yang dikenalkan
memanfaatkan kincir angin sebagai energinya dengan output menggunakan diffuser fine
bubble. Kompresor juga digunakan dalam teknologi tersebut untuk mengambil dan
menyimpan oksigen dari udara bebas. Akan tetapi dalam alat itu masih terdapat kekurangan
yaitu output gelembung oksigen yang masih berukuran besar sehingga oksigen terbuang
langsung ke permukaan air dan gelembung tidak dapat tercampur langsung dengan air.

Dari permasalahan tersebut muncul inovasi untuk memberikan solusi yang tepat bagi mitra
yaitu “KIMIKO Aerasi Mikro Bubble dengan memanfaatkan kincir angin sebagai aerasi
berbasis Mikro Bubble ”. teknologi ini akan berkolaborasi dengan tim PHBD untuk membantu
mitra dengan menggunakan kincir angin PHBD yang nantinya kita akan menginovasi
komponen diffusernya. Inovasi ini merupakan teknologi tepat untuk mitra karena hemat biaya,
ramah lingkungan dan mudah perawatannya. Dalam teknologi ini kincir angin akan di
sambungkan dengan pompa air yang nantinya akan menghisap air dari tambak udang. Pompa
air juga digunakan untuk mencampur oksigen dengan air. Untuk menambah kadar oksigen di
dalam air menggunakan selang kecil yang berkontak langsung dengan udara bebas. Di dalam
pompa air diberi tekanan sebesar 2 bar agar gelembung yang keluar berukuran micro bubble.

2. METODE
2.1. Perencanaan
Keberhasilan pembuatan suatu alat atau pembuatan suatu produk berasal dari
matangnya perencanaan. Tanpa perencanaan yang matang, maka proses pembuatan
alat akan terasa amat susah karena tidak terstruktur, dan tidak akan mendekati kata
sempurna karena kurangnya analisis tentang apa apa saja yang perlu dicapai.
Perencanaan ini dimulai dari survei permasalahan di lokasi pesisir Kabupaten Demak,
perumusan masalah yang dialami, lalu mengambil masalah apa yang akan di
selesaikan, merencanakan produk atau alat apa yang akan dibuat dalam proses
penyelesaian masalah tersebut, kemudian membuat jadwal tentang hal apa saja yang
harus dilakukan.
Setelah semua masalah sudah didapat dan ingin diselesaikan, kemudian kelompok
dapat menentukan alat atau komponen yang harus digunakan untuk proses pembuatan
alat. Dari diskusi yang dilakukan, didapatkan data tentang kebutuhan komponen yang
diperlukan, perancangan bentuk yang akan diwujudkan. Komponen yang diperlukan
yaitu water pump dan selang kecil sebagai input udara. Kelompok menambahkan
generator dan aki sebagai instalasi dalam pembuatan pembangkit listrik tenaga angin.

2
Santoso, Teknologi KIMIKO Aerasi Micro Bubble dengan memanfaatkan kincir angin sebagai aerasi
bebasis micro bubble

Selanjutnya keluaran dari daya tersebut dapat digunakan untuk menggerakkan water
pump.

Gambar 2.1 Micro Bubble Water Pump

Gambar 2.2 Turbin Angin NRL 826

2.2. Perancangan
Setelah melewati tahap perencanaan, kelompok membeli semua instalasi yang
diperlukan. Selanjutanya mencoba merakit pompa sesuai dengan desain. Kelompok
memulai memotong pompa, melubangi bagian dekat inlet pompa untuk memasang

3
Santoso, Teknologi KIMIKO Aerasi Micro Bubble dengan memanfaatkan kincir angin sebagai aerasi
bebasis micro bubble

selang kecil sebagai jalan masuknya udara ke pompa. Selang kecil diletakkan didekat
impeler pompa agar menghasilkan gelambung berukuran mikro.
Selanjutnya kelompok merakit generator dan inverter pada turbing angin. Keluaran dari
daya turbin angin akan disesuaikan dengan daya yang digunakan Micro Bubble Water
Pump. Setelah sesuai, kabel masukan daya pompa disambungkan dengan inverter dan
diberi saklar. Merakit Micro Bubble Water Pump dan meletakkan di bawah tower
turbin angin.
2.3. Pengujian
Pengujian yang dilakuakan pertama kali yaitu mencoba mengoperasikan Micro Bubble
Water Pump pada ember kecil. Pada pengujian ini kelompok menganalisa ukuran dari
gelembung oksigen yang keluar. Jika ukuran gelembung telah sesuai yaitu berukuran
mikro maka selanjutnya akan di opresikan langsung ke tambak udang mitra. Sebelum
memasang pompa dengan instalasi pembangkit listrik turbin angin, kelompok menguji
keluaran daya pada pembangkit listrik tenaga turbin angin. Angin yang ada di ukur
terlebih dahulu dengan anemometer. Setelah itu melihat output daya yang keluar pada
keadaan beberapa jenis kecepatan angin. Jika angin yang membentur turbing angin
telah konstan maka kelompok akan mengoperasikan Micro Bubble Water Pump.

Gambar 2.2 Pengujian Micro Bubble Water Pump

Gambar 2.3 Hasil Pengujian air yang mengandung Micro Bubble

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

4
Santoso, Teknologi KIMIKO Aerasi Micro Bubble dengan memanfaatkan kincir angin sebagai aerasi
bebasis micro bubble

Hasil dari teknologi aerasi micro bubble ini mendapatkan oksigen gelembung berukuran micro.
Dengan adanya oksigen micro bubble dalam tambak udang, maka dapat mengikat NH3. Selain itu
gelembung ukuran mikro dalam air dapat bertahan lama, mengangkat polutan dalam air, senyawa
toksin. Tanda bahwa alat ini dapat menghasilkan gelembung ukuran mikro adalah dengan
berubahnya warna air menjadi agak putih, dan meningkatnya kandungan oksigen dalam air (DO)
mencapai 8 ppm. Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan sistim aerasi pada umumnya yang
biasanya hanya 6 ppm atau 25% lebih tinggi. Sehingga jika dibandingkan dengan kasus budidaya
pada umumnya populasi udang dengan menggunakan alat ini dapat ditigkatkan 25% dengan biaya
opeasional sangat murah dan ramah lingkungan. Contohnya dalam sebuah kasus di lapangan
dengan luasan tambak 1300 m2, 100.000 ekor bibit membutuhkan 1500 liter solar per siklus,
menghasilkan panen rata-rata 10 kwintal. Jika menggunakan alat ini dikonsisi dan luasan tambak
yang sama dapat meningkatkan populasi udang mencapai 125.000 ekor bibit, dan menghilangkan
biaya solar 1500 liter atau Rp. 7.725.000,- (Rp. 5.150,-/liter).
4. KESIMPULAN
Teknologi aerasi micro bubble untuk tambak udang dapat menghasilkan DO hingga 8mg/L dan dapat
menstabilkan PH pada angka 7. Air yang dikeluarkan berwarna agak putih karena adanya kandungan
oksigen berukuran mikro hingga 50 mikro meter. Dengan menggunakan teknologi ini hasil dari budidaya
udang dapat meningkat hingga rata-rata 10 kwintal setiap masa panen.
5. Referensi
Emeritus, 2017. Fundamentals and Applications of Micro/Nano Bubbles. Rajamangala University of
Technology Lanna Chiang Mai.Thailand.
R. Ahmadi, A. Khodadadi Darban. 2013. Modeling and Optimization of Nano-bubble Generation
Process Using Response Surface Methodology. Int. J. Nanosci. Nanotechnol. 9:3.

Alam S.H, Bahrudin, 2017. Integrity evaluation of micro-/nanobubble pump impeller using fluid-
structure coupled simulation. International Journal of Engineering and Technology. 8:6

5
Santoso, Teknologi KIMIKO Aerasi Micro Bubble dengan memanfaatkan kincir angin sebagai aerasi
bebasis micro bubble

Anda mungkin juga menyukai