Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TERAPI BERMAIN “MEMBENTUK MALAM” PADA ANAK USIA 3-6

TAHUN
Di Ruang Anak Lantai 1
RSUP dr. Kariadi, Semarang

Disusun Oleh :
1. DHIVYA MAULIDA (P1337420616027)
2. WAHYU WIDYASTUTI (P1337420616028)
3. NASTITI DRIAN U (P1337420616029)
4. DHERYKA AGUSTIN (P1337420616030)
5. MAYRA MARLYN (P1337420616031)

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain
ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat
di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain
di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi
lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009)..
Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan
konflik dari anak yang tidak disasarinya serta dialami dengan kesenangan yang
diekspresikan melalui psikososio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa
memperhitungkan hasil akhirnya.

B. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Mengurangi stres pada anak yang sedang dalam masa perawatan di rumah sakit
sehingga anak dapat tetap mengembangkan dirinya sesuai dengan usianya.

2) Tujuan Khusus
a. Anak dapat mengembangkan kreatifitas dan daya pikirnya.
b. Anak dapat membina hubungan yang baik dengan teman-teman di sekitarnya,
terutama di ruang perawatan yang sama.
c. Anak dapat mengekspresikan pikiran dan perasaanya dengan baik.
d. Meningkatkan rasa percaya diri anak.
e. Menanamkan perilaku yang baik pada anak selama dirawat di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berpilaku dewasa. (aziz alimul, 2009)
Reaksi anak usia pra sekolah yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi
disebabkan karena mereka belum beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit,
masih merasa asing sehingga anak tidak dapat mengontrol emosi dan mengalami
stres, reaksinya berupa menolak makan, sering bertanya, menangis dan tidak
kooperatif dengan petugas kesehatan. Banyak metode menurunkan stres akibat
hospitalisasi pada anak. Perawat harus peka terhadap kebutuhan dan reaksi klien
untuk menentukan metode yang tepat dalam melaksanakan intervensi keperawatan
dalam menurunkan tingkat kecemasan (Kozier, 2010).

B. FUNGSI BERMAIN
 Perkembangan Sensoris – Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk
perkembangan fungsi otot.
 Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk,
ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan
melatih diri untuk memecahkan masalah..
 Perkembangan Social
Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya.Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan masalah dari
hubungan tersebut.
 Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya
kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan
bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya.
 Perkembangan Kesadaran Diri
Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur
mengatur tingkah laku,mengenal kemampuannya dan membandingkannya
dengan orang lain serta menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran
baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain
 Perkembangan Moral
Anak akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang
benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab atas segala tindakan
yang telah dilakukannya.
 Bermain Sebagai Terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan
nyeri.Dengan demikian, permainan adalah media komunikasi antar anak dengan
orang lain, termasuk dengan perawat atau petugas kesehatan dirumah sakit.
Perawat dapat mengkaji perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi nonverbal
yang ditunjukkan selama melakukan permainan atau melalui interaksi yang
ditunjukkan anak dengan orang tua dan teman kelompok bermainnya.

C. JENIS PERMAINAN/KARAKTERISTIK BERMAIN


1) Berdasarkan Isi Permainan
Berdasarkan isi permainan, ada enam jenis permainan, yaitu :
 Social affective play
Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang
menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan
kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang
tuanya dan/atau orang lain. Permainan yang biasa dilakukan adalah
“Cilukba”.
 Sense of pleasure play
Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada
anak dan biasanya mengasyikkan. Misalnya dengan menggunakan air anak akan
melakukan macam-macam permainan, misalnya memindah-mindahkan air ke
botol, bak, atau tempat lain. Cirri khas permainan ini adalah anak akan semakin
asyik bersentuhan dengan alat permainan ini dan dengan permainan yang
dilakukannya sehingga susah dihentikan
 Skill play
Permainan ini akan meningkatkan ketrampilan anak, khususnya motorik kasar
dan halus. Semakin sering melakukan latihan, anak akan semakin terampil.
 Games atau permainan
Games atau permainan adalah jenis permainan yang menggunakan alat tertentu
yang menggunakan perhitungan dan/atau skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh
anak sendiri dan/ atau dengan temannya, misalnya ular tangga, congklak, puzzle,
dan lain-lain.
 Unoccupied behaviour
Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa,
jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja, atau apa saja yang ada di
sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu,
dan situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang di gunakannya sebagai alat
permainan. Anak tampak senang, gembira, dan asyik dengan situasi serta
lingkungannya tersebut.
 Dramatic play
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian meniru orang dewasa,
misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya, dan sebagainya yang ingin ia tiru.

2) Berdasarkan Karakter Social


Berdasarkan karakter sosialnya, ada lima jenis permainan, yaitu :
 Onlooker play
Pada jenis permainan ini, anak hanya mengamati temannya yang sedang
bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. Jadi, anak
tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap permainan yang
sedang dilakukan temannya.
 Solitary play
Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi
anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat permainan
tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya, tidak ada
kerja sama, ataupun komunikasi dengan teman sepermainannya.
 Parallel play
Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama,
tetapi antara satu anak dengan anak lainnya tidak terjadi kontak satu sama lain
sehingga antara anak satu dengan anak lain tidak ada sosialisasi satu sama lain.
Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak usia toddler.
 Associative play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak
lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin
permainan, dan tujuan permainan tidak jelas.
 Cooperative play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis
ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin permainan
mengatur dan mengarahkan anggotanya untuk bertindak dalam permainan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan dalam permainan tersebut.
Berdasarkan Kelompok Usia Anak
Berdasarkan kelompok usia, ada lima jenis permainan, yaitu :
1. 1 Bulan
Visual : Lihat dengan jarak dekat. Gantungkan benda yang terang dan
menyolok
Auditori : Bicara dengan bayi, menyanyi,musik,radio,detik jam
Taktil : Memeluk,menggendong,memberi kesenangan
Kinetik: Mengayun,naik kereta dorong

2. 2-3 Bulan
Visual : Buat ruangan menjadi tenang,gambar,cermin ditembok, bawa bayi ke
ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang disekitar
Auditori : Bicara dengan bayi,beri mainan bunyi,ikut sertakan dalam pertemuan
keluarga.
Taktil : Memandikan,mengganti popok, menyisir rambut dengan
lembut,gosok dengan lotion/ bedak
Kinetik : Jalan dengan kereta,gerakan berenang,bermain air

3. 4-6 Bulan
Visual : Bermain cermin,anak nonton TV, beri mainan dengan warna terang
Auditori : Anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas kertas
didekat telinga, pegang mainan bunyi.
Taktil : Beri mainan lembut / kasar, mandi cemplung / cebur
Kinetik : Bantu tengkurap,sokong waktu duduk

4. 6-9 Bulan
Visual : Mainan berwarna,bermain depan cermin,”ciluk ….ba”.
beri kertas untuk dirobek-robek.
Auditori : Panggil nama “Mama …Papa,dapat menyebutkan bagian tubuh,beri
tahu yang anda lakukan,ajarkan tepuk tangan dan beri
perintahsederhana.
Taktil : Meraba bahan bermacam-macam tekstur,ukuran,main air mengalir
berenang
Kinetik : Letakkan mainan agak jauh lalu suruh untuk mengambilnya.

5. 9-12 Bulan
Visual : Perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat,
bermain bola, tunjukkan bangunan yang letaknnya agak jauh.
Auditori : Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara
binatang
Taktil : Beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin,panas dan
hangat.
Kinetik : Beri mainan

6. Mainan yang dianjurkan untuk Bayi 6-12 bulan


a. Blockies warna-warni jumlah,ukuran.
b. Buku dengan gambar menarik
c. Balon,cangkir dan sendok
d. Boneka bayi
e. Mainan yang dapat didorong dan ditarik

7. Todler ( 2-3 Tahun )


a. Mulai berjalan,memanjat,lari
b. Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya
c. Senang melempar,mendorong,mengambil sesuatu
d. Perhatiannya singkat
e. Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”
f. Karakteristik bermain “Paralel Play”
g. Toddler selalu brtengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu
h. Senang musik/irama
Mainan Untuk Toddler
a. Mainan yang dapat ditarik dan didorong
b. Alat masak
c. Malam,lilin
d. Boneka, telepon,gambar dalam buku,bola,dram yang dapat dipukul,
krayon,kertas
8. PRA-SCHOOL (3-6 tahun)
a. Cross motor and fine motors
b. Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
c. Sangat energik dan imaginative
d. Mulai terbentuk perkembangan moral
e. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
f. Karakteristik bermain
 Assosiative play
 Dramatic play
 Skill play
g. Laki-laki aktif bermain di luar
h. Perempuan didalam rumah
Mainan untuk Pre-school
a. Peralatan rumah tangga
b. Sepeda roda Tiga
c. Papan tulis/kapur
d. Lilin,boneka,kertas
e. Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk
9. Usia Sekolah
a. Bermain dengan kelompok dan sama dengan jenis kelamin
b. Dapat belajar dengan aturan kelompok
c. Belajar Independent,cooperative,bersaing,menerima orang lain.
d. Karakteristik “Cooperative Play”
e. Laki-laki : Mechanical
f. Perempuan : Mother Role
Mainan untuk Usia Sekolah
a. 6-8 TAHUN
Kartu,boneka,robot,buku,alat olahraga,alat untuk melukis,mencatat,sepeda.
b. 8-12 TAHUN
Buku,mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan,
kartu,olah raga bersama,sepeda,sepatu roda
D. BERMAIN DI RUMAH SAKIT
1. Tujuan
a. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. Pelaksanaan bermain di RS dipengaruhi oleh
a. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga.
b. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain
BAB III
RANCANGAN BERMAIN

TOPIK :Terapi aktivitas bermain anak pada usia pra sekolah (3-6 tahun) diruang
bermain Anak Lantai 1 RSUP DR. KARIADI

SUB TOPIK :
a. Stimulasi fungsi kognitif.
b. Stimulasi motorik.
c. Stimulasi sensorik.

TEMPAT : Ruang Bermain Anak Lantai 1

WAKTU : Pukul 10:00 WIB (30 menit)

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti terapi bermain “membuat bentu dengan clay” diharapkan anak
dapat bersosialisasi dan dapat mengekspresikan perasaannya selama dirawat di rumah
sakit untuk melanjutkan tumbuh kembang anak dan meminimalkan hospitalisasi pada
anak.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti terapi bermain selama 30 menit diharapkan :
a. Segi kognitif
Anak dapat mengetahui berbagai macam bentuk dan warna.
b. Segi Psikomotor
Anak dapat berkreatifitas dalam membentuk clay/malam
c. Segi motorik
Anak dapat melatih kekuatan dan fleksibilitas tangannya dalam membentuk
clay/malam
d. Segi sensorik
Anak dapat membedakan bentuk dan warna.
B. PERENCANAAN
1. Jenis Program Bermain
Jenis permainan yang digunakan yaitu playdough/malam. Playdough/malam
merupakan permainan yang yang terbuat dari plastisin dengan berbagai macam warna
yang ada. Permainan ini dilakukan dengan membentuk malam menjadi berbagai jenis
buah. Sebelumnya akan diberikan satu contoh membuat sebuah kreasi benda dari
malam dan selanjutnya anak akan membuat kreasi malam sesuai keinginan dan
kreatifitasnya sendiri.

2. Karakteristik Bermain
Akan dibimbing membentuk malam menjadi bentuk buah dengan berbagai
warna.

3. Karakteristik Peserta
Anak dengan usia 3-6 tahun yang dirawat di ruang anak lantai 1 yang
bertujuan untuk membuat anak berperan aktif, berinteraksi dengan teman sebaya serta
meningkatkan program ini juga diajukan untuk membantu anak dalam
mengembangkan kreatifitasnya.

4. Sasaran
a. Anak usia pra sekolah
b. Anak yang dirawat di ruang anak lantai 1
c. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
d. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai

5. Metode
a. Menjelaskan instruksi permainan
b. Membagikan malam kepada anak
c. Anak dapat melatih keterampilan tangan dan dapat membedakan beberapa macam
warna
d. Anak dapat membentuk buah yang telah dicontohkan atau dapat berkreasi dengan
bentuk buah.

6. Alat-Alat yang digunakan


Dalam pelaksanaan terapi bermain ini menggunakan :
 Malam/ clay / playdough

7. Setting Tempat

Keterangan:
: Leader
: Orang tua anak
: Anak
: Fasilitator
: Pendokumentasi
8. Pengorganisasian
a. Leader : Wahyu Widyastuti
1) Membuka pertemuan
2) Menjelaskan aturan bermain
3) Memberikan pertanyaan
4) Menutup pertemuan
5) Memberi motivasi pada orang tua

b. Fasilitator : 1. Dhivya Maulida


2. Nastiti Drian Udiyani
3. Dheryka Agustin
1) Mengawasi gerakan-gerakan yang dilakukan anak
2) Membantu anak dalam melakukan terapi bermain

c. Dokumentator : Mayra Marlyn


Melakukan dokumentasi selama kegiatan

d. Peserta : pasien anak yang terpilih sesuai kriteria

C. STRATERGI PELAKSANAAN
NO Waktu Kegiatan Peserta
1 5 menit Prakegiatan :
1. Memfasilitasi media terapi bermain
2. Mempersiapkan anggota terapi bermain
3. Mempersiapkan peserta

2 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi bermain Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua Memperhatikan
3 10 menit Kegiatann bermain :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan terapi Mendengarkan dan
bermain membentuk malam menjadi memperhatikan
berbagai jenis bentuk buah
2. Memberikan kesempatan kepada anak Anak belum jelas
untuk bertanya jika belum jelas
3. Membagikan pada peserta. Antusias saat
4. Fasilitator mendampingi anak dan menerima peralatan
memberikan motivasi kepada anak dalam Memulai untuk
pelaksanaan kegiatan bermain. menggambar bentuk
5. Memberitahu anak bahwa waktu yang
diberikan telah selesai Menjawab
6. Memberikan pujian terhadap anak kerena pertanyaan
telah mampu membentuk malam sesuai Mendengarkan
dengan yang dicontohkan atau sesuai Gembira
kreasi anak masing-masing.

4 5 menit Kegiatan penutup:


1. Memotivasi anak untuk menyebutkan Menceritakan
jenis buah yang mereka buat
2. Memberikan reward kepada seluruh
perserta atas kreatifitasnya. Gembira

5 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian kepada Memperhatikan
seluruh anak yang telah mengikuti
program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada anak Mendengarkan
dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

D. EVALUASI
1. Evaluasi struktur :
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana

2. Evaluasi proses :
a. Terapi dapat berjalan dengan lancar
b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi

3. Evaluasi hasil yang diharapkan


a. Anak dapat mengembangkan kreatifitasnya
b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Anak merasa senang
d. Anak tidak takut lagi dengan perawat
e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain

Anda mungkin juga menyukai