Anda di halaman 1dari 3

THT-KL Juli-Agustus 2019

Journal Reading

Penyakit Refluks Laringofaringeal - LPRD

Oleh:
Wiwi Pertiwi 1840312712
Diyanah Nuraini 1840312747

Preseptor:
dr. Ade Asyari, , Sp.THT-KL(K), FICS

BAGIAN THT-KL
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019
THT-KL Juli-Agustus 2019

Penyakit Refluks Laringofaringeal - LPRD


Nizama Salihefendic1, Muharem Zildzic2, Emir Cabric3

1
Departement of Emergency Medicine, Faculty of Medicine, University of Tuzla, Bosnia and Herzegovina;
2
Medicus A Gracarica. Gracanica, Bosia and Herzegovina; 3Polyclinic and Primary Health Care Center
Doboj-South, Matuzici, Bosnia and Herzegovina

ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit refluks laringofaringeal mengacu pada reaksi infamasi dari
selaput lender faring, laring dan organ pernapasan terkait lainnya, disebabkan oleh refluks isi lambung
ke kerongkongan. LPRD dianggap memiliki entitas klinis yang baru dengan sejumlah besar
manifestasi klinis yang di tatalaksana melalui berbagai bidang kedokteran, seringkali dengan
diagnosis yang kurang tepat. Dalam cabang gastroenterology, LPRD masih dianggap sebagai
manifestasi GERD (penyakit refluks gastroesofageal). Pasien yang menderita LPRD berobat terlebih
dahulu dengan dokter layanan primer dan membutuhkan tatalaksana lanjutan yang melibatkan
pendekatan multidisiplin, penting untuk memiliki kesatuan pendekatan diantara para ahli ketika
memberikan tatalaksana pada pasien-pasien ini. Tujuan : Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk
menilai frekuensi gejala LPR dalam pelayanan kesehatan keluarga, kemungkinan diagnosis dan
tatalaksana yang adekuat di layanan kesehatan primer. Bahan dan Metode : Penelitian ini merupakan
penelitian prospektif, studi kohort deskriptif. Penulis menggunakan kuesioner “The Reflux Symptom
Index” (RSI). Peneliti menilai semua pasien yang berobat ke layanan primer di Gracanica untuk
pertama kali dengan gejala baru selama periode satu tahun. Pasien dengan hasil positif (lebih dari 13
poin) dirawat sesuai dengan algoritam yang disarankan dan dimonitor selama satu tahun berikutnya.
Hasil : Dari 2123 pasien yang menunjukkan gejala LPR, 390 dinyatakan positif menurut kuesioner.
Kelompok pasien ini di tatalaksana sesuai dengan protocol dan aloritma yang disarankan. 82%
menunjukkan tanda-tanda perbaikan dan berespon terhadap tatalaksana awal yang diberikan.
Kesimpulan : Hampir setiap lima pasien yang berobat ke dokter layanan primer menunjukkan gejala
LPR. Pada layanan primer dapat melakukan beberapa pencegahan, diagnostic dan terapi untuk LPR
sesuai dengan algoritma yang disarankan. Hanya sedikit pasien yang membutuhkan prosedur dari
bidang klinis lainnya.

Kata Kunci : LPR, GERD, Kedokteran Keluarga, Algoritma diagnosis dan tatalaksana.

Pendahuluan

Isi lambung masuk ke dalam esophagus dengan perubahan patohistologis dari membrane
mukosa esophagus dan manifestasi klinisnya didefinisikan sebagai Penyakit Refluks
Gastroesophageal (GERD). Diagnostik dan prosedur terapi untuk GERD telah ditentukan. (1,2)
Refluks isi lambung keluar dari esophagus dan masuk ke dalam organ respirasi paling sering
bermanifstasi sebagai gejala laring seperti batuk, suara serak, disfagia, globus dan sakit tenggorokan,
tetapi bisa terdapat tanda-tanda hidung, sinus dan infeksi paru-paru. Studi epidemiologi menunjukkan
bahwa prevalensi sindrom ini sangat tinggi, serta memiliki beberapa kaakteristik tertentu sebagai
wabah dan menjadi salah satu penyebab paling umum dari kunjungan pasien ke dokter keluarga tetapi
juga kunjungan ke laryngologist, gastroenterologist, dokter anak, dokter paru dan psikiater. (1,2,3,4).
THT-KL Juli-Agustus 2019

Telah terbukti bahwa reflkus gastroesofegal bukan satu-satunya penyebab dari LPR. LPR
adalah multifactorial sindrom dengan representasi klinis penyakit dan komplikasi yang luas, sehingga
membutuhkan pendekatan multidisiplin. Berdasarkan penelitian terbaru mengenai etiopatogenesis
spesifik penyakit ini, LPR dianggap sebagai entitas klinis yang baru. (4,5,6). GERD disebabkan oleh
disfungsi sfingter esophagus bagian bawah dan gangguan mekanisme pengosongan lambung.
Mukosa esophagus memiliki pelindung

Anda mungkin juga menyukai