Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan
perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang
ada di dalam makanan, salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat
adalah penyakit asma (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Asma adalah suatu gangguan jalan nafas pada bronkus yang menyebabkan
spasme bronkus. Asma merupakan reaksi hipersensitive yang di sebabkan oleh
biokimia, immunologi, infeksi, endokrin dan factor psikologis ( Lukman dan sorensens,
1991 ). Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang serius diberbagai negara diseluruh dunia. Inflamasi
kronik menyebabkan peningkatan hiperresponsif jalan napas yang menimbulkan gejala
episodeik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk batuk
terutama malam dan atau dini hari. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu
aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu aktivitas bahkan kegiatan
harian.
Status asmatikus merupakan serangan asma yang tidak dapat diatasi dengan
pengobatan konvensional dan ini merupakan keadaan darurat medis, bila tidak segera
diatasi akan terjadi gagal napas. Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten
yang tidak merespons terapi konvensional. Serangan dapat berlangsung lebih dari 24
jam. Infeksi, kecemasan, penggunaan tranquiliser berlebihan, penyalahgunaan
nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok adrenergik, dan iritan nonspesifik dapat
menunjang episode ini. Episode akut mungkin dicetuskan oleh hipersensitivitas
terhadap penisilin (Muttaqin, 2008).
Data dari WHO ( 2002 ) dan GINA ( 2011 ) saat ini penyakit asma masih
menunjukan prevalensi yang tinggi. Di seluruh dunia di perkirakan terdapat 300 juta
orang menderita asma dan tahun 2025 di perkirakan jumlah pasien asma mencapai 400
juta. Jumlah ini dapat saja lebih besar mengingat penyakit asma merupakan penyakit
yang underdiagnosed. Data dari berbagai negara menunjukan prevalensi penyakit asma
berkisar antara 1-18% .National Health Interview Survey di Amerika Serikat di

1
perkirakan bahwa setidaknya 7,5 juta orang Amerika menderita bronkitis kronis dan 6,5
juta orang menderita asma. Status asmatikus merupakan masalah kesehatan di Amerika
Serikat, dengan sekitar 20 juta orang terkena dampaknya dalam 20 tahun terakhir.
Jumlah kematian setiap tahunya dari asma 100% sejak tahun 1979 di Amarika Serikat.
Pada tahun 2013 prevalensi status asmatikus pasien rawat inap berdasarkan
umur tertinggi pada umur 25-44 tahun yaitu sebesar 31,56%, dan prevalensi terendah
usia 7- 28 hari sebesar 0,05%. sementara prevalensi status asmatikus pasien rawat jalan
berdasarkan umur tertinggi pada umur 25-44 tahun sebesar 29,95% dan terendah usia
7-28 hari sebesar 0,43% (Global Initiative for Asma, 2011 dalam pusat data dan
informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014 ).
Penanganan pasien asmatikus karena penilaian berat serangan yang tidak tepat
dapat mengakibatkan pengobatan yang tidak adekuat. Kondisi ini menyebabkan
perburukan asma yang menetap, menyebabkan serangan berulang dan semakin berat
sehingga beresiko menjadi asma akut berat bahkan fatal yang mengakibatkan gagal
pernafasan ( Marhana, 2010 ).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Status Asmatikus?
2. Bagaimana etiologi dari Status Asmatikus ?
3. Bagaimana patofisiologi dan Phatway dari Status Asmatikus?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari Status Asmatikus ?
5. Apa komplikasi dari Status Asmatikus ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Status Asmatikus?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari Status Asmatikus ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Status Asmatikus ?

2
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi Status Asmatikus
2. Untuk mengetahui etiologi dari Status Asmatikus
3. Untuk mengetahui patofisiologi dan Pathway dari Status Asmatikus
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Status Asmatikus
5. Untuk mengetahui komplikasi dari Status Asmatikus
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Status Asmatikus
7. Dapat mengetahui penatalaksanaan pada Status Asmatikus
8. Untuk mengetahui pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan status
asmatikus.

Anda mungkin juga menyukai