Anda di halaman 1dari 16

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Kelenjar tiroid menghasilkan hormone yang dinamakan hormone tiroid. Ketika
tiroid sehat maka tubuh akan merasa nyaman, tetapi jika kelenjar tiroid tidak lagi
berfungsi dengan baik timbullah kekurangan dan kelebihan hormon tiroid. Tubuh bisa
mengalami kenaikan atau penurunan berat badan dalam sekejap, merasa kedinginan atau
kepanasan, letih lesu atau terus tegang dan berdebar-debar, banyak mengantuk atau mata
terbelalak terus sertasukar tidur (hans, 2011)
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dari penyakit hipertiroid dan hipotiroid
2. Apa etiologi penyakit hipertiroid dan hipotiroid
3. Bagaimana patofisiologi penyakit hipertiroid dan hipotiroid
4. Apa manisfestasi klinis penyakit hipertiroid dan hipotiroid
5. Apa komplikasi penyakit hipertiroid dan hipotiroid
6. Apa pemeriksaan diagnostic penyakit hipertiroid dan hipotiroid
7. Bagaimana penatalaksanaan penyakit hipertiroid dan hipotiroid
8. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit hipertiroid dan hipotiroid
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian penyakit hipertiroid dan hipotiroid
2. Mengetahui etiologi penyakit hipertiroid dan hipotiroid
3. Mengetahui patofisiologi peyakit hipertiroid dan hipotiroid
4. Mengetahui manifestasi penyakit hipertiroid dan hipotiroid
5. Mengetahui komplikasi penyakit hipertiroid dan hipotiroid
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostic penyakit hipertiroid dan hipotiroid
7. Mengetahui penatalaksanaan penyakit hipertiroid dan hipotiroid
8. Mengetahui asuhan keperawatan penyakit hipertiroid dan hipotiroid

1
Bab II
Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian
Hipertiroid adalah gangguan endokrin kedua yang paling sering terjadi, kondisi ini
terjadi akibat pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan yang disebabkan oleh
abnormalitas stimulasi kelenjar tiroid oleh iunoglobin sirkulasi. Gangguan ini lebih sering
dialami oleh wanita dibandingkan pria dan mencapai puncak antara decade kedua dan
keempat kehidupan. Kondisi ini dapat muncul setelah syok emosional, atres, atau infeksi,
tetapi signifikasi pasti dari hubunganini tidak dapat dipahami. Penyebab umum lainnya
mencakup tiroiditis dan kelebiha mengkonsumsi hormone tiroid.
Hipertiroidisme merupakan keadaan sindrom klinis Karen adanya kelainan atau
perubahan-perubahan fisiologis dan biokimia yang kompleks dari jaringan, akibat dari
kenaikan kadar hormone tiroid dalam sirkulasi. Hipertiroidisme menunjukan aktivitas
kelenjar tiroid yang berlebihan dalam menyintesisi hormone tiroid, sehingga meningkatkan
metabolism di jaringan perifer. (Mansjoer, A., dkk., 2001; Firdaus, I., 2007)
Hipotiroidisme merupakan suatu keadaan klinis yang diakibatkan karena kekurangan
hormone tiroid apapun sebabnya dan berdampak pada perlambatan pada semua proses
metabolism. Disfungsi tiroid yang disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis dan hipo
thalamus disebut hipotiroidisme sentral. Apabila defisiensi tiroid terjadi akibat autoimun
disebut tiroiditis hashimoto. Jika terjadi sejak lahir disebut kereatinisme. Kreatinisme dapat
terjadi karena kekurangan yodium selama kehamilan, obat anti tiroid selama kehamilan
dan efek pada perkembangan embrionik (Kowalak, J.P., dkk., 2001;Greenspan, E.S dan
Gardner, D.G., 2004).
hipotiroidisme paling sering dialami oleh wanita lansia. Penyebabnya antara lain
hipotiroiditis autoimun (tiroiditis Hash imoto iodine, pembedahan atau obat anti tiroid)
terapi radiasi untuk kanker kepala dan leher, penyakit infiltrat pada tiroid (amyloidosis dan
sklero derma.
2.2 Etiologi
Etiologi hipertiroid :
1. Penyakit graves
Penyakit ini ditemukan oleh Robert graves pada tahun 1835. Merupakan kelainan
autoimun akibat interaksi antara antibody terhadap reseptor TSH imunogloblin
IgGdengan reseptor TSH pada kelejar tiroid.
2. Struma toksik multiodular (15% kasus)
Strume berkepanjangan dapat menyebabkan hipertiroid. Sering terjadi relaps setelah
terapi dengan obat antitiroid, sehingga diperlukan pembedahan atau radioterapi.
3. Adenoma toksik (struma nodular tunggal 5% kasus)
Suatu nodul yang berfungsi secara otonom menyebabkan kelebihan hormoon tiroid
dan menekan sekresi TSH.
4. Tiroiditis hashimoto
Bersifat autoimun (berhubungan dengan antibody peroksidase tiroid), pembesaran
tiroid yang licin pada perabaan dapat menyebabkan hiper dan lalu hipotiroid.
5. Tiroiditis pasca melahirkan
Biasannya sembuh dengan sendirinnya

6. Penyebab lain yang jarang termasuk


2
Virus deQuervain, obat-obata seperti amidaron, kelebihan iodin, hyperemesis
gravidarum.

Etiologi hipotiroid
1. Tiroiditis hashimoto
Tiroiditis hashimoto terjadi akibat adanya antibody yang merusak jaringan kelenjar
tiroid.
2. Pengobatan terhadap hipertioid
Baik yodium radioaktif ataupun pembedahan pada kelenjar tiroid cenderung
mengakibatkan penurunan produksi hormone tiroid sehinga akhirnya memicu
hipotiroid.
3. Gondok/goiter/struma
Goiter adalah pembesaran kelenjar tiroid
4. Terapi karsinoma tiroid
Karsinoma tiroid disebabkan karena defisiensi yodium yang merangsang
proliferasi dan hyperplasia sel tiroid dan pajanan radiasi terutama pada saat masa
kana-kanak.
2.3 Patofisiologi
Hipertiroid
Peningkatan hormon tiroid karena beberapa penyebab (pada etiologi diatas) akan
berdampak pada seluruh sistem tubuh. Peningkatan hormon tiroid juga menyebabkan
hiperplasia sel sehingga ukuran kelenjar tiroid akan membesar 2-3 kali daripada ukuran
normal.
Hipertiroidisme pada penyakit graves disertai dengan eksoftalamus.Hal ini
disebabkan karena peningkatan produksi dari hidrofilik glycosaminoglycans (GAGs) pada
jaringan orbita. Terjadi juga infiltrasi dari sel-sel imunokompeten (yang didominasi oleh
limfosit T, migrofag, dan limfosit B), yakni golongan limfosit T tersering adalah CD akan
menggali antigen dan menyekresi sitokinin yang akan memperkuat reaksi imun yang terjadi
dengan mengaktifkan limfosit T CD dan memproduksi antibodi sel B.
Sitokinin sendiri merangsang terbentuknya molekul-molekul major histocampability
complex class II (MHC class II) dan heat shock protein 72 (HSP-72) yang berperan penting
pada pengenalan antigen. Sitokinin juga merangsang fibroblas untuk membentuk dan
menyekresi GAGs yang akan menarik cairan menuju ke ruang retro-orbita, sehingga terjadi
pembengkakan periorbita, proptosis, dan pembengkakan otot-otot eksraokuler.

Hipotiroid
Sekresi hormone tiroid (T₃ dan T₄) dipengaruhi oleh TSH dan TRH bila terjadi
penurunan kadar hormone tiroid (T₃ dan T₄ turun), maka tidak ada umpan balik negatip dari
kelenjar tiroid ke TSH. KIBATNYA TSH tetap di produksi dalam jumlah berlebih dan kelenjar
tiroid bekerja keras untuk mengatasi kekurangan T₃ dan T₄ sehingga akhirnya terjadi hipertrofi
atau perbesaran kelenjar tiroid penurunan hormone tiroid berdampak pada seluruh proses
metabolism tubuh.
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipo
thalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar hormone tiroid (HT)
yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar thyroid stimulating hormone (TSH) dan
thyroid releasing hormone (TRH) karena tidak adanya umpan balik negative oleh HT ada
hipofisis anterior dan hipotalamus.
3
Apabila hiporitoidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah
disebabkan oleh rendahnya kadar TSH, TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak adanya
umpan balik negative dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang disebabkan oleh malfngsi
hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
2.4 Manifestasi
Hipertiroid
1. Kecemasan (hipereksitabilitas emosional), iritabilitas, ketakutan, ketidakmampuan, untuk
duduk diam; palpitasi nadi cepat saat istirahat dan ketika mengeluarkan tenaga.

2. Toleransi buruk tarhadap panas; berkeringat berlebihan; kulit yang memerah dengan
warna salmon yang khas, dan cenderung menjadi hangat, lunak, dan lembab.

3. Kulit kerig dan pruritus menyebar

4. Tremor halus pada tangan

5. Eksoftalmos (mata menonjol) pada beebrapa pasien

6. Peningkatan nafsu makan dan asupan diet, penurunan berat badan secara progresif,
keletihan otot yang abnormal kelemahan, aminorea, dan perubahan fungsi usus
(konstipasi atau diare).

7. Nadi berkisar 90 dan 160 kali permenit ; tekanan darah sistolik (tetapi bukan diastolic)
meningkat (peningkatan tekanan nadi).

8. Fibrilasi atrial; dekompensasi jantung dalam betuk gagal jantung kongestif, terutama
pada lansia.

9. Osteoporosis dan fraktur

10. Efek jantung dapat mencakup takikardia sinus ata disritmia, peningkatan tekanan nadi,
dan palpitasi; hipertrofi miokardium dan gagal jantung dapat terjadi jika hipertiroidisme
berat dan tidak diatasi.

11. Dapat meliputi remisi dan eksaserbasi, diakhiri dengan pemulihan spontan dalam
beberapa bulan atau tahun.

12. Dapat terus berlanjut, menyebabkan badan kurus, gugup yang berlebihan, delirium,
disorientasi, dan pada akhirnya gagal jantung.

Hipotiroid

1. Kelebihan ekstrem

2. Kerontokan rambut, kuku rapuh, kulit kering, dan kebas serta kesemutan pada jari
tangan.

3. Suara parau dan serak

4. Gangguan menstruasi (mis., menoragia atau amenorea); kehilangan libido.

5. Hipotiroidisme berat; suhu dan frekuesi denyut nadi kurang dari normal; pertambahan
berat badan bukan karena asupan makanan; kakeksia.

6. Penipisan kulit, penipisan rambut atau aleopesia; tidak menunjukan ekspresi dan
tampilan wajah seperti topeng

4
7. Sensasi dingin di lingkungan yang hangat

8. Respon emosional pasif saat kondisi berlanjut; proses mental yang tumpul dan apati.

9. Bicara melambat; lidah, tangan, dan kaki membesar; konstipasi; kemungkinan tuli.

10. Hipotiroidisme lanjut : perubahan kepribadian dan kognitif, evusi pleura, evusi
pericardial dan kelemahan otot pernafasan.

11. Hipotermia : sensivtivitas abnormal terhadap agens sedative, opiate, dan anestesi (
obat-obatan ini diberikan sangat hati-hati).

12. Hipotiroidisme berat peningkatan kadar kolesterol serum, aterosklerosis, penyakit arteri
coroner, dan fungsi ventrikel kiri yang buruk.

13. Koma miksedema (jarang ).

2.5 Komplikasi

Hipertiroid

1. Kritis tiroid / tirotoksis

Suatu kondisi keadaan ketika tiba-tiba terjadi aktivitas kelenjar tiroid yang sangat
berlebihan. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan
memerlukan tindakan segera.
2. Hipertermia
3. Gagal jantung
4. Edema paru
5. Syok

Hipotiroid

1. Cacat pada bayi baru lahir

Ibu hamil dengan hipotiroidisme yang tidak diobati akan menyebabkan bayi lahir cacat
mental dan mengalami gangguan perkembangan fisik karena hormone tiroid sangat
berperan dalam perkembangan otak.

2. Koma miksedema

Koma miksedema adalah stadium akhir dari hipotiroidesme yang tidak di obati.
Ditandai oleh kelemahan progresif, stupor, hipotermia, hipoventilasi, bradikardia,
hipoglikemia, hiponatremia, intoksikasi air, syok dan meninggal, serta perubahan status
mental yang meliputi letargi, disfungsi kognitif, dan psikosis. Patofisiologi, koma
miksedema menyangkut 3 aspek utama, yaitu (a) retensi co₂ dan hipoksia, (b) ketidak
seimbangan cairan dan elekrolit, serta (c) hiptermia.

Retensi co₂ telah lama di kenal sebagai bagian internal dari koma miksedema yang di
akibatkan oleh faktor- faktor seperti obesitas, kegagalan jantung, ileus, imobilisasi,
pneumonia, efusi pleural atau peritoneal, serta depresi sistem saraf pusat dan otot- otot
dada yang lemah cukup turut berperan. Kegagalan pasien misedema berespon terhadap
hipoksia atau mendorong terjadinya koma miksedema termasuk gagal jantung, edema
paru, efusi pleural atau peritoneal, ileus, kelebihan pemberian cairan, atau pemberian

5
obat- obat sedative atau narkotik pada pasien dengan hipotiroidisme yang berat
(Greenspan, F.S. dan D.G.Gardner, 2000; Gaitonde, D.Y; dkk, 2012).

3. Gagal jantung

Hipotiroidisme dapat meningkatkan kolesterol dan tekanan darah,


mempengaruhi kontraksi jantung, serta menyebabkan efusi pericardium, yang membuat
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.

4. Infertilitas

Jika kadar hormone tiroid terlalu rendah, maka akan mempengaruhi ovulasi dan
emnyebabkan wanita sulit hamil. Meskipun diterapi dengan penggantian hormone, hal
ini tidak akan menjamin wanita ferltil kembali.

5. Neurologis

Hipotiroidisme dapat menyebabkan depresi dan dimensia.

2.6 Pemeriksaan diagnostic

Hipertiroid

1. Pemeriksaan Laboratorium yang utama adalah TSH , T4 dan T3 TSH Merupakan indikator
yang sensitif adanya kelainan tiroid. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan terjadinya
umpan balik negative pada kelenjar pituitari sehingga kadar TSH turun , namun dengan
pemeriksaan TSH saja belum cukup sehingga tetap harus di periksa ketiganya.

2. Pemeriksaan diagnostic lainnya untuk menegakkan diagnosis kelainan tiroid atau


mendeteksi efek penyakit tiroid adalah EKG , refleks tendon Achilles, kolestrol , LDH,
SGPT , serta keratin kinase ( Greenspan , F.S dan D .G Gardner 2000; Smeltzer dan Bare ,
2002)

Hipotiroid

1. Yang paling utama adalah TSH, T₄, dan T₃. TSH merupakan indicator yang sensitive adanya
kelainan tiroid. Peningkatan hormone tiroid menyebabkan terjadinya umpan balik
negative pada kelenjar pituitary sehingga kadar TSH turun. Namun, dengan pemeriksaan
TSH saja belum cukup sehingga tetap harus di periksa ketiganya.

2. Pemeriksaan diagnostic lainnya untuk menegakkan diagnosis kelainan tiroid atau


mendeteksi efek penyakit tiroid adalah EKG, reflek tendon Achilles, kolesterol, LDH,
SGPT dan SGOT, serta kreatin kinase (Greenspan, F.S dan D.G Gardner, 2000; Smeltzer
dan Bare, 2002).

2.7 Penatalaksanaan

Hipertiroid

Gangguan kelenjar tiroid berupa hipertiroidisme dapat diobati dengan beberapa


cara berikut (Mansjoer,A., dkk.,2001: Reksoprawiro ,S.,2006: Suharto dan Murtiwi ,S.,2006)

1. Terapi Obat
6
Karbimazol menurunkan sintesis hormon tiroid .dosis awal 40-60 mg/hari, kemudian
dikurangi sampai tercapai dosis pemeliharaan. Dosisnya dititrasikan sesuai dengan fungsi
tiroid dan dilanjutkan selama 18 bulan.

Pendekatan alternatif adalah memberikan karbimazol dosis tinggi bersama T4 untuk


menghindari hipotiroid (Technic blok and replace ). Karbimazol menyebabkan
agranulositosis . pada 0,1% kasus harus segera dihentikan apabila muncul sakit tenggorokan
atau demam .

2. Pengobatan dengan yodium radioaktif

Indikasinya untuk pasien umur 35 tahun / lebih , hipertiroidisme yang kambuh

Setelah di operasi , goiter multinodular toksik dan tidakkk mampu / tidak mau pengobatan
dengan obat antitiroid

3. Pembedahan

Tiroiddektomi untuk struma multinodular, adenoma toksik atau relaps penyakit


graves setelah terapi antitiroid. Risikonya kecil tetapi termasuk kelumpuhan pita suara,
hipotiroid , dan hipoparatiroid.

4. Terapi Oftalmopati akibat tiroid


a. Suportif: posisi kepala lebih daripada kaki , air mata buatan , kaca mata prisma untuk
mengatasi diplopia.
b. Definitif: terapi dengan steroid dosis tinggi dan imunosupresan lain ( untuk dekompresi bola
mata ) , dekompresi bola mata dengan bedah atau radioterapi bola mata.
Hipotiroid

1. Pemberian levotiroksin

Algoritma pemberian levotiroksin pada hipotiroidisme primer menurut Gaitonde, D.Y.,


Rowley., dan L.b. Sweeney (2012).

2. Operasi/pembedahan

Operasi pengangkatan tiroid (tiridektomi), tepat untuk para pasien hipotiroidisme


yang menolak pengobatan yodium radioaktif dan tidak dapat dilakukan terapi dengan
obat-obat anti-tiroid. Tiroidektomi umumnya dilakukan pada (a) penderita dengan
tirotoksikosis yang tidak responsive dengan terapi medikamentosa/yang kambuh, (b) tuor
jinak dan ganas tiroid, (c) gejala penekanan akibat tonjolan tiroid, (d) tonjolan tiroid yang
mengganggu penampilan seseorang, dan (e) tonjolan tiroid yang menimbulkan
kecemasan penderita (Reksoprawiro,S., 2006).

3. Yodium radioaktif

Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar tiroid
sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang menolak untuk dioperasi maka
pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar 50%.

4. Hipotiroidisme berat dan koma miksidema

7
Penatalaksanaannya mencakup pemeliharaan berbagai fungsi vital meliputi
pemberian O₂ pemberian cairan harus hati-hati karena bahaya intoksikasi air, pengguaan
panas eksternal (misalnya banta pemanas) harus dihindari karena dapat meningkatkan
kebutuhan O₂ dan kolaps vascular, infus glukosa bila terjadi hipoglikemia, dan bila pasien
mengalami koma berikan infus hormone tiroid (synthroid) sampai kesadaran pulih kembali
(Smeltzer dan Bare, 2002).

8
Bab 3

Pembahasan

3.1 Asuhan keperawatan

a. Pengkajian

Pasien tiroidisme pada saat dilakukan pengkajian akan ditemukan tanda-tanda seperti
berikut ini (Greenspan, F.S. dan D.G. Gardner, 2004; Anwar, Ruswana, 2005; Kowalak, J.P., dkk.,
2011; khandelwal, D. dan N. Tandon, 2012).

1. Pada kreatinisme didapatkan tanda dan gejala seperti retardasi mental, tubuh pendek,
bentuk wajah dan tangan bengkak/gemuk akibat infiltrasi kulit dengan air dan mulekul
karbohidrat. Sementara pada bayi pada hipotiroidisme ditemukan kelemahan otot
sehingga bayi tidak dapat duduk tanpa bantuan, perut membesar, hernia umbilikalis,
kesulitan bernafas, sianosis, jaundis, tidak mau menyusu, dan suara tangis serak.

2. Sistem neurologis

Pada sistem neuroligis didapati tanda-tanda letargi, bicara lambat suara kasar dan parau,
monoton, bicara tidak jelas, kerusakan memori, kognisi lambat, dan parau, monoton,
bicara tidak jelas, kerusakan memori, kognisi lambat, perubahan kepribadian (puas
dengan dirisendiri, tumpul, apatis), mudah tersinggung, nistagmus, niktalopia, kehilangan
pendengaran perspektif, tremor, refleks tendon profunda lambat, paresthesia, ataksia,
somnolen dan sinkop.

3. Sistem musculoskeletal

Otot kaku/sakit, nyeri sendi, kelemahan otot, kram, paresthesia, letih, cepat lelah (karena
penurunan basal metabolism rate (BMR) biasannya sering dijumpai sebagai tanda-tanda
kelainan pada sistem muskuluskeletal.

4. Sistem kardiovaskular

Pada sistem ini didapati adanya intoleransi terhadap dingin, keringat berkurang, tekanan
darah nadi dan suhu rendah, tekanan nadi menyempit, bunyi jantung berkurang, nyeri
prakordial, pembesaran jantung, disritmia, hipotensi, dan penurunan curah jantung.

5. Sistem pernafasan

Suara serak dan nafas sesak saat melakukan aktivitas merupakan gejala kelainan sistem
pernafasan yang banyak dijumpai

6. Sistem gastrointestinal

Peningkatan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, anoreksia, konstipasi, distensi
abdomen, asites, serta lidah besar dan tebal

7. libido, penurunan Sistem reproduksi

Akan dijumpai tand-tanda seperti menoragia, metroragia, amenore (tidak menstruasi),


penurunan fertilitas, aborsi spontan, dan impotensi

9
8. Sistem integument

Kulit penderita sering terlihat pucat, dingin, kering, kasar, dan bersisik. Sering juga ditemui
adanya edema non-pitting (tangan, kaki, preorbital), rambut kasar dan tipis, kuku yang
rapuh, tumbuh lambat, dan tebal, kebas pada jari-jari tangan tangan, sinrom carpal tunel.

9. Pada hipotiroid berat disertai miksidema.

Hipotiroid berat yang disertai mikseidema akan ditemui tanda seperti kulit mejadi tebal
karena penumpukan mukopolisakarida, berat badan naik tanpa peningkatan asupan
makanan, wajah tanpa ekspresi dan mirip topeng. Muka tangan dan kaki sembab, kulit
kasar-kering, edema periorbital, rambut kering tipis, kuku tebal dan rapuh, mengeluh
dingin walaupun dalam lingkungan yang hangat, peningkatan kolesterol, aterosklerosis,
penurunan frekunsi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksidema), serta
penurunan curah jantung dan anemia.

10. Pada hipotiroid lanjut terjadi dimensia atau gangguan kognitif, gangguan kepribadian,
kelemahan otot pernafasan, bicara lambat, koma, depresi, dan emosi labil.

11. Anemia

Ada empat mekanisme yang menyebabkan anemia pada hipotiroidisme, yaitu gangguan
sintesis hemoglobin akibat defisiensi T₄ (tiroksin); (b) besi akibat menoragia; (c) defisiensi
folat akibat gangguan absorpsi folat oleh usus; (d) anemia prnisiosa dan megaloblastik
akibat autoimun atau miksidema.

b. Diagnosa keperawatan

Hipertiroid

1. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot

2. Diare b.d fisiologis mal absorpsi

Hipotiroid

1. Intoleransi aktivitas b.d

2. Hipotermi b.d

10
c. Rencana keperawatan

Hipertiroid

1. Hambatan mobilitas fisik b.d


a. Kriteria hasil (NOC)
(1. Pergerakan (425)
no kode indikator SA ST

1 020801 Keseimbangan 5
2 020803 Gerakan otot 5

3 020804 Gerakan sendi 5

4 020814 Bergerak dengan mudah 5

(2. Kemampuan berpindah (124)

no kode indikator SA ST

1 021009 Berpindah dari satu permukaan ke permukaan 5


yang lain sambil berbaring

2 021001 Berpindah dari tempat tidur ke kursi 5

3 021002 Berpindah dari kursi ketempat tidu 5


4 021003 tidurberpindah dari kursi ke kursi 5

(3. Toleransi terhadap aktivitas (582)

no kode indikator SA ST
1 000509 Kecepatan berjalan 5

2 000518 Kemudahan dalam melakukan aktivitas (ADL) 5


3 000516 Kekuatan tubuh bagian atas 5

4 000517 Kekuatan tubuh bagian atas 5

b. Intervensi nic

1. Manajemen nyeri (198)


a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi,durasi,frekuensi,kualitas,intensits atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus.
b. Mengajarkan teknik non farmakologi seperti distraksi
c. Memberikan analgesic

11
2. Pengaturan posisi (306)
a. Menempatkan pasien pada posisi yang tidak bisa meningkatkan nyeri
b. Memposisikan pasien senyaman mungkin
c. Memposisikan pasien dengan menghindari penekanan luka

3. Perawatan tirah baring (393)


a. Ajarkan pasien latihan ditempat tidur
b. Monitor kondisi kulit
c. Bantu menjaga kebersihan

2. Diare b.d mal absorpsi


a. Kriteria hasil (NOC)
(1. Eliminasi usus (86)

no kode indikator SA ST

1 050101 Pola eliminasi 5

2 050103 Warna feses 5

3 050105 Feses lembut dan berbentuk 5


4 050112 Kemudahan BAB 5

(2. Tingkat ketidaknyamanan (576)

no kode indikator SA ST

1 210901 Nyeri 5

2 210902 Cemas 5

3 210918 meringis 5

4 210914 Tidak bisa beristirahat 5

(3. Tingkat nyeri (577)

no kode indikator SA ST

1 210201 Nyeri yang dilaporkan 5

2 210204 Panjangnya episode nyeri 5

3 210206 Eekspresi nyeri wajah 5


4 210208 Tidak bisa beristirahat 5

12
b. Intervensi (NIC)
1. Manajemen diare (198)

b. Mengajarkan pasien cara penggunaan obat anti diaere secara cepat


c. Menganjurkan pasien menghindari makanan pedas dan yang menimbulkan
gas dalam perut
d. Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering serta tingkatan poordi
secara bertahap

2.Manajemen nutrisi (197)

a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuaan untuk memenuhi kebutuhan


gizi
b. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
c. Beri obat obatan sebelum makan(misalnya: penghilang rasa sakit) jika
diperlukan

3. Manajemen cairan (157)

a. Timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien


b. Monitor TTV
c. Monitor status gizi

Hipotiroid

1. Intoleransi aktivitas b.d

a. Kriteria hasil (NOC)

1. Toleransi terhadap aktivitas (582)

No kode Indicator SA ST

1 000509 Kecepatan berjalan 5

2 000518 Kemudahan dalam melakukan aktivitas (ADL) 5

3 000516 Kekuatan tubuh bagian atas 5

4 000517 Kekuatan tubuh bagian atas 5

13
2. Pergerakan (452)

No kode indikator SA ST

1 020801 Keseimbangan 5

2 020803 Gerakan otot 5

3 020804 Gerakan sendi 5


4 020814 Bergerak dengan mudah 5

3. Kelelahan,efek yang mengganggu (122)

No kode Indicator SA ST

1 000803 Penurunan energy 5

2 000804 Gangguan dengan aktivitas sehari hari 5

3 000806 Gangguan pada rutinitas 5


4 000808 Nafsu makan menurun 5

b. Intervensi (NIC)

1. Terapi aktivitas (431)

a. Bantu klien untuk tetap focus pada kekuatan yang dimilikinya


dibandingkan dengan kelemahan yang dimiliki
b. Bantu atau dorong aktivitas kreatif yang tepat
c. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang diinginkan

2. Manajemen energy (177)

a. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelehan sesuai dengan


konteks usia dan perkembangan
b. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan
c. Monitor intake/asupan energy yang adekuat

14
3. Manajemen nyeri (198)

a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk


lokasi,durasi,frekuensi,kualitas,intensits atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus.
b. Mengajarkan teknik non farmakologi seperti distraksi
c. Memberikan analgesic

2.hipotermi b.d
a. Kriteria hasil (NOC)
1. termoregulasi (564)

no kode indikator SA ST

1 080009 Peningkatan suhu kulit 5

2 080014 Dehidrasi 5

3 080013 Tingkat pernapasan 5


4 080012 denyut nadi radial 5

2. Tanda-tanda vital (563)

no kode indikator SA ST
1 080201 Suhu tubuh 5

2 080203 Denyut nadi radial 5


3 080204 Tingkat pernapasan 5

4 080210 Irama pernapasan 5

3. Status kenyamanan fisik (529)

no kode indikator SA ST

1 201010 Suhu tubuh 5

2 201011 Kepatenan jalan nafas 5


3 201009 Tingkat energy 5

4 201004 Posisi yang nyaman 5

15
b. Intervensi (NIC)

1. Monitor tanda-tanda vitall

a. Monitor tekanan darah,nadi,suhu,danstatus pernapasan dengan tepat


b. Monitor tekanan darah saat pasien berbaring duduk dan berdiri,sebelum
dan setelah perubahan posisi
c. Monitor tekanan setelah pasien minum obat

2. Pengaturan suhu (308)

a. Monitor paling tidak setiap 2b jam,sesuai kebutuhan


b. Monitor suhu dan warna kulit
c. Monitor tekanan darah,nadi dan respirasi sesuai kebutuhan

3. Monitor pernapasan (236)

a. Monitor kecepatan irama,kedalaman dan kesulitan bernafas


b. Monitor pola napas
c. Monitor suara napas tambahan seperti ngorok dan mengi

16

Anda mungkin juga menyukai

  • Buku Tamu
    Buku Tamu
    Dokumen3 halaman
    Buku Tamu
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Bukti Konsultasi
    Bukti Konsultasi
    Dokumen1 halaman
    Bukti Konsultasi
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Huril Keluarga
    Huril Keluarga
    Dokumen27 halaman
    Huril Keluarga
    Huril Ainiah
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi Tidk Boleh
    Hipertensi Tidk Boleh
    Dokumen2 halaman
    Hipertensi Tidk Boleh
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Proposal Pramuka
    Proposal Pramuka
    Dokumen4 halaman
    Proposal Pramuka
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Cover LP Campak
    Cover LP Campak
    Dokumen2 halaman
    Cover LP Campak
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • SAP
    SAP
    Dokumen9 halaman
    SAP
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • BIODATA Mas
    BIODATA Mas
    Dokumen7 halaman
    BIODATA Mas
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • COVER Keluarga
    COVER Keluarga
    Dokumen1 halaman
    COVER Keluarga
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Payudara
    Payudara
    Dokumen3 halaman
    Payudara
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Glukosa Hiperglikemia
    Glukosa Hiperglikemia
    Dokumen15 halaman
    Glukosa Hiperglikemia
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi SAP
    Hipertensi SAP
    Dokumen8 halaman
    Hipertensi SAP
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • LP Post Partum
    LP Post Partum
    Dokumen24 halaman
    LP Post Partum
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR IS1 Hipertiroid
    DAFTAR IS1 Hipertiroid
    Dokumen2 halaman
    DAFTAR IS1 Hipertiroid
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    nur mutmainnah
    Belum ada peringkat
  • Infus
    Infus
    Dokumen7 halaman
    Infus
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Simpan
    Simpan
    Dokumen16 halaman
    Simpan
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Infus
    Infus
    Dokumen7 halaman
    Infus
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • LP SC
    LP SC
    Dokumen15 halaman
    LP SC
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Patway Pelvis
    Patway Pelvis
    Dokumen2 halaman
    Patway Pelvis
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Cover AF
    Cover AF
    Dokumen4 halaman
    Cover AF
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Askep Ca Prostat
    Askep Ca Prostat
    Dokumen23 halaman
    Askep Ca Prostat
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Huril Keluarga
    Huril Keluarga
    Dokumen27 halaman
    Huril Keluarga
    Huril Ainiah
    Belum ada peringkat
  • Patway Pelvis
    Patway Pelvis
    Dokumen2 halaman
    Patway Pelvis
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Aloo Wirda
    Aloo Wirda
    Dokumen20 halaman
    Aloo Wirda
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • LP Pelvis
    LP Pelvis
    Dokumen20 halaman
    LP Pelvis
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Ca Buli Ruang 19
    Ca Buli Ruang 19
    Dokumen11 halaman
    Ca Buli Ruang 19
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat
  • Inter Vens I
    Inter Vens I
    Dokumen8 halaman
    Inter Vens I
    Rika Sugihartini
    Belum ada peringkat
  • Anemia Wirda
    Anemia Wirda
    Dokumen18 halaman
    Anemia Wirda
    Wiwin Wintry Andriati
    Belum ada peringkat