Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL MUSLIM

PADA TN. JS DENGAN END STAGE RENAL DISEASE


DI DARUSSALAM 4 RUMAH SAKIT AL ISLAM BANDUNG

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase AKSM


Profesi Ners STIKes ‘Aisyiyah Bandung dengan dosen :
Inggriane Puspita Dewi, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun Oleh :
ACEP MASKUR
NIM 40201920149

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH BANDUNG


PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN (NERS)
BANDUNG
2019
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
Inisial Pasien : Tn. JS
Usia : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S1 UIN
Pekerjaaan : Guru Pesantren Persis Bentar - Garut
Alamat : Kp. Bentar Hilir No. 775 RT. 01 / 010
Diagnosa Medis : ESRD
Tanggal Masuk RS : 6 Mei 2019
Tanggal Pengkajian : 6 Mei 2019

2. Riwayat Kesehatan Dahulu dan Sekarang


a. Riwayat Kesehatan dahulu
1 tahun yang lalu pasien pasien didiagnosis gagal ginjal setelah sebelumnya
menderita diabetes mellitus. Pasien menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Al
Islam Bandung pada bulan Juli 2018, setelah cuci darah 4 kali, pasien
melanjutkan cuci darah di Rumah sakit Dr. Slamet Garut sampai sekarang, namun
pasien kurang puas karena sudah dilakukan fungsi ascites di Garut, tetapi masih
membesar dan bengkak pada kedua kaki. Akhirnya pasien dirujuk ke RS Al Islam
Bandung.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh sesak napas, perut makin membengkak dan nyeri pada kedua
kaki, hal ini lebih terasa sejak 3 bulan yang lalu. Pasien tampak sesak napas,
pernapasan cuping hidung (-), retraksi interkostal (+), terpasang oksigen via
binasal kanule 2 liter / menit, perut ascites, oedema ekstremitas bawah fiting
edema +1, terpasang AV shunt di tangan kiri.
3. Pengkajian Spiritual
Hidup menurut pasien adalah anugerah dari Allah, walaupun saat ini pasien sedang
diuji dengan sakit. Hikmah dibalik ujiansakit ini, pasien lebih dekat kepada Allah
sehingga optimis akan diberikan kesembuhan, dengan dukungan dari isteri dan anak –
anaknya.
a. Hubungan Kesehatan Dengan Spiritual
Pasien menganggap bahwa sakit yang sedang dideritanya merupakan ujian yang harus
diterima, walaupun terkadang pasien merasa berat untuk menerima keadaan terutama
ketika sedang nyeri sekali daerah perut.
b. Konsep Ketuhanan
Pasien mengakui bahwa sakit ini adalah ujian dari Allah, tapi terkadang pasien
menyalahkan Allah terutama ketika serangan nyeri datang. Keluarganya (isteri)
menguatkan, pasien terkadang mengucapkan “Kenapa diberikan penyakit seperti ini?
tidak sembuh – sembuh karena sudah lama sejak 1 tahun yang lalu.”
c. Kebiasaan Praktik Di Rumah
Alhamdulillah walaupun pasien sedang sakit tapi tidak pernah meninggalkan shalat
fardhu 5 waktu dan terkadang dalam keadaan tertentu pasien melakukannya dengan
dijamak baik dengan cara duduk ataupun berbaring. Semenjak sakit pasien jarang
melakukan shalat dan puasa sunnat. Menurut pengakuannya pula, pasien masih bisa
membaca Al Qur’an tapi tidak sesering ketika saat waktu sehat.
d. Kebiasaan Praktik Ibadah Ketika Sakit
Pasien adalah guru agama di salah satu pesantren di Garut, sehingga pengetahuan
untuk thaharah dan shalat sambil duduk dan berbaring mampu dilakukannya.
e. Support System dan Dukungan
Saat dikaji, pasien terlihat kurang kontak mata, sesekali pasien bicara dan dijawab
oleh isterinya. Pasien telihat menjawab pertanyaan terkadang sambil tiduran dan
terlihat lemas. Saat dikaji, pasien mengeluh nyeri kaki dan minta dipijat oleh
isterinya. Pasien mengatakan tidak perlu ada pembimbing khusus dari kerohanian,
yang dibutuhkan hanya kesembuhan terutama saat nyeri datang.
4. PENGELOMPOKAN DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN SPIRITUAL
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Pasien mengatakan kadang- Pasien telihat menjawab Keputusasaan
kadang merasa berat untuk pertanyaan terkadang sambil
menerima keadaan terutama tiduran dan terlihat lemas.
ketika sedang nyeri sekali
daerah perut.

- Pasien mengakui terkadang Saat dikaji, pasien terlihat Koping defensif


menyalahkan Allah kurang kontak mata, sesekali
terutama ketika serangan pasien bicara dan dijawab oleh
nyeri datang. isterinya.
- Keluarganya (isteri)
menguatkan, pasien
terkadang mengucapkan
“Kenapa diberikan penyakit
seperti ini? tidak sembuh –
sembuh karena sudah lama
sejak 1 tahun yang lalu.”

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Keputusasaan
2. Koping defensif

C. INTERVENSI

Dx Keperawatan Outcome Intervensi


Keputusasan Setelah dilakukan tindakan Inspirasi Harapan
keperawatan, harapan - Bantu pasien dan keluarga untuk
meningkat dengan kriteria hasil mengidentifikasi area dari
: harapan dalam hidup
- Pasien mengungkapkan - Demonstrasikan harapan dengan
harapan masa depan yang positif menunjukkan bahwa sesuatu
- Pasien mengungkapkan dalam diri pasien adalah sesuatu
keyakinan yang berharga dan memandang
- Pasien mengungkapkan bahwa penyakit pasien adalah
optimisme hanya satu segi dari individu.
- Ajarkan pengenalan realitas
dengan mensurvei situasi dan
membuat rencana ke depan
- Bantu pasien mengembangkan
spiritualitas diri
- Fasilitasi untuk bisa mengenang
dan menikmati prestasi dan
pengalaman masa lalu.
- Lakukan review mengenai
bagaiman petunjuk tentang hidup
dan atau bagaimana mengenang
sesuatu dengan cara yang tepat.
- Dukung hubungan terapeutik
dengan orang yang penting bagi
pasien.
- Ajarkan pasien tentang aspek
positif mengenai harapan dengan
meredleksikan kasih sayang dan
kebutuhan untuk pasien.
- Berikan kesempatan bagi
pasien/keluarga untuk terlibat
dalam kelompok pendukung.
- Ciptakan lingkungan yang
memfasilitasi pasien
melaksanakan praktik agamanya
dengan cara yang tepat

Koping defensif Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Koping


keperawatan, koping meningkat - Bantu pasien dalam
dengan kriteria hasil : mengidentifikasi tujuan jangka
- Pasien menggunakan strategi pendek dan jangka panjang yang
koping yang efektif tepat
- Pasien menyatakan - Bantu pasien untuk
penerimaan terhadap situasi menyelesaikan masalah dengan
- Pasien mencari informasi cara yang konstruktif
terpercaya tentang terapy SEFT - Dukung pasien untuk
mengidentifikasi deskripsi yang
realistik terhadap adanya
perubahan dalam peran.
- Berikan penilaian mengenai
pemahaman pasien terhadap
proses penyakit
- Gunakan pendekatan yang tenang
dan memberikan jaminan
- Berikan suasana penerimaan
- Sediakan pasien pilihan – pilahan
yang realistik mengenai aspek
perawatan.
- Evaluasi kemampuan pasien
dalam membuat keputusan.
- Dukung kesabaran dalam
mengembangkan suatu hubungan
- Eksplorasi pencapaian pasien
sebelumnya
- Instruksikan pasien untuk
menggunakan tehnik relaksasi /
SEFT sesuai dengan kebutuhan.
- Bantu pasien untuk
mengklarifikasi kesalahpahaman.
- Bantu pasien untuk melewati
proses berduka dan melewati
kondisi kehilangan karena
penyakit kronik dengan tepat.

D. IMPLEMENTASI 1

TANGGAL IMPLEMENTASI dan CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


6 Mei 2019
Jam.
15.30 - Membantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi area dari
harapan dalam hidup : pasien berharap sembuh selamanya,
karena sudah 1 tahun terus berobat, baik medis ataupun alternatif
- Membantu pasien mengembangkan spiritualitas diri : pasien
15.30 mengatakan bahwa sakit yang dideritanya merupakan ujian dari
Allah, walaupun terkadang belum bisa menerima sepenuhnya
terutama ketika serangan nyeri yang hebat.
- Mengeksplorasi pasien untuk bisa mengenang dan menikmati
prestasi dan pengalaman masa lalu : pasien menyampaikan
16.00 bahwa dirinya soreang lulusan sarjana di sebuah kampus Islam
di Bandung dan menjadi seorang guru / ustadz di sebuah
pesantren di Garut
- Membina hubungan terapeutik dengan orang yang penting bagi
pasien : tampak isteri selalu mendampingi pasien dan memenuhi
15.30 kebutuhannya
- Menciptakan lingkungan yang memfasilitasi pasien Acep Maskur
melaksanakan praktik agamanya dengan cara yang tepat : pasien
18.30 akan melakukan tayammum untuk shalat Isya

6 Mei 2019
15.30 - Membantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara
yang konstruktif : relaksasi dan bertafakkur bahwa dengan sakit
yang sedang dideritanya akan menggugurkan dosa.
- Menggunakan pendekatan yang tenang : bertukar pengalaman
15.30 spiritual
- Menyediakan pasien pilihan – pilahan yang realistik mengenai
16.00 aspek perawatan : menawarkan alternatif / fasilitas yang
dibutuhkan.
- Mendukung kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan : Acep Maskur
16.00 senantiasa ikhityar

E. EVALUASI 1

TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI PARAF


KEPERAWATAN
6 Mei 2019 Keputusasaan Jam. 20.00 WIB
S:
- Pasien mengungkapkan harapannya
bila sudah dilakukan fungsi ascites
(rencana tanggal 7 Mei 2019), nyeri di
perutnya bisa berkurang
- Pasien menyampaikan optimisme
bahwa penyakitnya pasti ada obatnya,
walaupun mengaku masih tidak
menerima bila serangan nyeri hebat
datang menghampiri.
O:
Pasien telihat menjawab pertanyaan
terkadang sambil tiduran dan terlihat
lemas Acep Maskur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

6 Mei 2019 Koping defensif Jam. 20.00 WIB


S:
- Pasien mengakui terkadang
menyalahkan Allah terutama ketika
serangan nyeri datang.
- Pasien akan mencari informasi
tentang terapy SEFT

O:
Saat dikaji, pasien terlihat kurang
kontak mata, sesekali pasien bicara
Acep Maskur
dan dijawab oleh isterinya.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

F. IMPLEMENTASI 2

TANGGAL IMPLEMENTASI dan CATATAN PERKEMBANGAN PARAF


7 Mei 2019
Jam.
15.30 - Membantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi area dari
harapan dalam hidup : pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
karena sudah dilakukan fungsi ascites sebanyak 4 liter
- Mengeksplorasi pasien untuk bisa mengenang dan menikmati
15.30 prestasi dan pengalaman masa lalu : pasien menceritakan
pengalaman pribadinya dalam mengajar di pesantre
- Membina hubungan terapeutik dengan orang yang penting bagi
pasien : tampak isteri dan anaknya mendampingi pasien
16.00 - Menciptakan lingkungan yang memfasilitasi pasien
melaksanakan praktik agamanya dengan cara yang tepat : pasien Acep Maskur
melakukan tayammum untuk shalat Ashar
7 Mei 2019
15.30 - Membantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara
yang konstruktif : menjelaskan tentang tehnik SEFT
19.30 - Menggunakan pendekatan yang tenang : bercerita tentang kisah
teman yang juga seorang ustadz dan masih produktif
19.30 - Mendukung kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan :
ikut bahagia karena pasien sudah mulai tidak nyeri lagi setelah Acep Maskur
dilakukan punksi ascites

G. EVALUASI 2

TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI PARAF


KEPERAWATAN
7 Mei 2019 Keputusasaan Jam. 20.00 WIB
S:
- Pasien mengungkapkan
kebahagiaannya karena sudah
dilakukanpunksi ascites dan akan
melanjutkan cuci darah di RS Garut

O:
- Pasien terlihat lebih semangat
dalam menjelaskan perasaannya
- Perut ascites terlihat berkurang
A : Masalah belum teratasi Acep Maskur
P : Lanjutkan intervensi

7 Mei 2019 Koping defensif Jam. 20.00 WIB


S:
- Pasien mengatakan akan melakukan
terapy SEFT besok (8 Mei 2019)

O:
Pasien terlihat mengangguk ketika
diberikan penjelasan
A : Masalah belum teratasi
P:
- Rencana SEFT tanggal 8 Mei Acep Maskur
2019
- Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai