Anda di halaman 1dari 40

Obat Susunan Saraf Otonom

Oleh: M Wellyan T.W.H., Apt.


Sistem Saraf Otonom

• Adalah bagian sistem saraf perifer,


berperan untuk mengatur fungsi organ-
organ-
organ dalam tubuh, misalnya denyut
jantung, pencernaan, laju pernafasan,
diameter pupil, urinasi, dll.
• Kebanyakan bekerja tanpa sadar, namun
ada yg bekerja baik sadar maupun tak
sadar (misal: bernafas).
• Disebut juga sistem saraf viseral.
Pembagian Sistem Saraf
Otonom
• Sistem Saraf Simpatis
 Bertanggungjawab dalam menjaga fungsi
homeostasis tubuh, juga berperan ketika tubuh dalam
kondisi stres/dalam tekanan.
 Contoh kerjanya: dilatasi pupil, meningkatkan sekresi
renin di ginjal, menghambat peristaltik saluran cerna,
meningkatkan denyut dan kekuatan kontraksi
jantung.
• Sistem Saraf Parasimpatis
 Bertanggungjawab thd stimulasi aktivitas salivasi,
lakrimasi, urinasi, pencernaan, dan defekasi.
Perjalanan Impuls Saraf
Obat Susunan Saraf Otonom

• Adrenergika dan adrenolitika


• Kolinergika dan antikolinergika
• Neurotropika dan neurotonika
• Obat kelainan neuromuskuler
Adrenergika
 Adalah obat yg memiliki efek serupa dengan
epinefrin (adrenalin), melalui reseptor α1, α2, β1,
β2, dan β3.
 Adrenergika tergolong obat simpatomimetik
(efeknya menyerupai sistem saraf simpatis).
 Epinefrin dan norepinefrin merupakan hormon
sekaligus neurotransmiter.
 Jenis adrenergika
 Agonis (memacu suatu respon)
 Antagonis (menghambat respon)
Agonis Adrenergik
 Agonis adrenergik adalah obat yg secara selektif
merangsang reseptor adrenergik α (baik α1 maupun
α2) dan reseptor adrenergik β (baik β1 maupun β2).
 Agonis adrenergik α1 misalnya: methoxamine,
naphazoline, midodrine, dan fenilefrin. Obat ini
merangsang aktivitas fosfolipase C (menyebabkan
vasokonstriksi dan midriasis/dilatasi pupil). Agonis
adrenergik α1 digunakan sebagai vasopresor, dekongestan
hidung, dan untuk obat mata.
Reseptor adrenergik α1 memiliki efek terutama utk
konstriksi otot halus.
Agonis Adrenergik
 Agonis adrenergik α2, misalnya: clonidine (juga
mempengaruhi reseptor imidazoline), tizanidin,
dan metildopa. Agonis adrenergik α2 digunakan
utk menurunkan tensi (krn efek vasodilatasi
arteri), serta mengatasi gejala akibat ketagihan
alkohol/opiat. Obat ini bekerja dengan cara
menghambat aktivitas adenilil siklase.
Agonis Adrenergik
 Agonis adrenergik β1, misalnya: dobutamin,
epinefrin. Bekerja dg cara merangsang aktifitas
adenilil siklase, membuka saluran kalsium. Bersifat
sebagai stimulan jantung (mengatasi syok
kardiogenik), gagal jantung akut, serta bradikardia.
Reseptor β1 terdapat di jantung dan ginjal, efeknya
menginduksi efek kronotropik (detak jantung) dan
inotropik (kontraksi otot) positif pd jantung, serta
melepaskan renin (pengatur tensi) di ginjal.
Agonis Adrenergik
 Agonis adrenergik β2, misalnya: salbutamol, fenoterol,
terbutalin, salmeterol. Merangsang aktifitas adenilil
siklase, menutup saluran kalsium. Bersifat sebagai
relaksan otot halus, shg digunakan utk mengatasi asma
dan PPOK.
Reseptor β2 terdapat di paru, saluran cerna, hati, uterus,
otot halus vaskuler, dan otot rangka. Bila dirangsang akan
menyebabkan relaksasi otot halus, tremor pd otot rangka,
meningkatkan glikogenolisis pd hati dan otot rangka.
 Isoproterenol adalah jenis obat yang agonis β1 dan β2.
Antagonis Adrenergik

 Adalah zat atau obat yang


menghambat kerja reseptor
adrenergik, bersifat simpatolitik.
 Memiliki efek berkebalikan dari agonis
adrenergik.
 Dapat dibagi menjadi α dan β blocker
(penghambat α dan β).
Antagonis Adrenergik
 α blocker (obat yang mengantagonis reseptor
adrenergik α)
 α1 blocker
 Bermanfaat utk mengatasi BPH (benign
prostatic hyperplasia), hipertensi (namun
tdk sebagai pilihan pertama kecuali bila
pasien juga menderita BPH), serta
sindroma nyeri kronik pelvik non inflamasi.
 Contoh: doxazosin, prazosin, tamsulosin,
terazosin.
 Efek samping: hipotensi ortostatik (shg
waktu pemberiannya menjelang tidur),
gunakan dosis kecil terlebih dahulu
Antagonis Adrenergik

 α blocker
 α2 blocker
 Bermanfaat tidak begitu banyak bagi
pengobatan manusia.
 Ada sifat meningkatkan sekresi insulin, shg
menurunkan kadar glukosa darah.
 Contoh: antidepresan trisiklik mianserin
dan mirtazapin, walaupun bekerjanya tidak
hanya mempengaruhi reseptor α2 saja.
Contoh lainnya: yohimbine.
Antagonis Adrenergik

 α blocker
 Non Selektif α1 dan α2 blocker
 Menghambat kedua reseptor, baik α1
maupun α2
 Contoh: carvedilol, labetalol.
Antagonis Adrenergik

 β blocker
 Umumnya digunakan utk mengatasi
aritmia jantung, kardioprotektif
(setelah infark miokardium),
hipertensi.
 Menghambat efek katekolamin
endogen (adrenalin, noradrenalin
pada reseptor β.
Antagonis Adrenergik

 β blocker
 Efeknya menurunkan heart rate dan
kekuatan kontraksi jantung, tremor,
glikogenolisis, namun meningkatkan
dilasi pembuluh darah dan konstriksi
bronki.
 β blocker memiliki khasiat antiangina krn
efek kronotropik dan inotropik negatif,
hal ini akan menurunkan kerja jantung
dan kebutuhan oksigennya.
Antagonis Adrenergik

 β blocker
 Menghambat penglepasan melatonin,
shg mungkin menyebabkan gangguan
tidur.
 Digunakan utk glaukoma, krn
menurunkan tekanan intraokular, dg
cara menurunkan sekresi humor.
 Indikasi β blocker antara lain: aritmia,
CHF, hipertensi, tremor, glaukoma, serta
infark miokardia.
Antagonis Adrenergik

 β blocker
 β1 blocker, contohnya: atenolol,
bisoprolol, metoprolol.
 β2 blocker: butaxamine (sdh tdk
digunakan)
 Non selektif β blocker: propranolol,
timolol, carvedilol dan labetalol (juga
menghambat reseptor α).
Antagonis Adrenergik

β blocker
β blocker khusus utk aritmia: sotalol
β blocker khusus utk CHF: bisoprolol, carvedilol
β blocker khusus utk glaukoma: timolol
β blocker khusus utk infark miokardia:
propranolol, atenolol
β blocker khusus utk profilaksis migrain:
propranolol
β blocker yg juga bersifat antioksidan: carvedilol
Antagonis Adrenergik

β blocker
Efek sampingnya antara lain: mual, diare,
bronkospasme, dyspnea, bradikardia, hipotensi,
pusing, halusinasi, disfungsi ereksi, serta
perubahan metabolisme glukosa.
Efek samping edema (khusus carvedilol)
Pedoman di Eropa (tidak di USA) menyatakan
sebaiknya tidak menggunakan β blocker
sebagai terapi lini pertama utk hipertensi, krn
ada potensi diabetes.
Kolinergik

 Kolin adalah komponen utama asetilkolin, suatu


neurotransmitter.
 Kolinergik berarti zat yg kerjanya menyerupai
asetilkolin pada reseptor asetilkolin (AChR).
 Reseptor asetilkolin
 Reseptor asetilkolin nikotinik (nAChR), peka
thd nikotin
 Reseptor asetilkolin muskarinik (mAChR),
peka thd muskarin
Asetilkolin
Kolinergik

 Muskarin
 Digunakan untuk glaukoma, ileus post operative,
serta retensi urin.
 Sebaiknya tidak digunakan pd pasien dg asma,
PPOK, dan peptic ulcer.
ulcer.
 Gejala keracunan muskarin: pandangan kabur,
meningkatnya produksi liur, bronkokonstriksi,
bradikardia, kram abdomen, serta meningkatkan
sekresi asam lambung, keringat, lakrimasi, dan
sekresi bronkial. Keracunan muskarin diatasi dg
atropin.
Kolinergik
• Muskarin
Secara alami terdapat
di beberapa jamur,
khususnya dari spesies
Inocybe dan Clitocybe
Muskarin pertama kali
diisolasi dari jamur
Amanita muscaria pada
tahun 1869
Kolinergik

 Nikotin
 Alkaloid, terdapat secara alami di tanaman
famili Solanaceae.
 Nikotin bekerja di reseptor asetilkolin nikotinik
(nAChR).
 Secara farmakologi bersifat baik stimulan dan
relaksan.
 Nikotin akan merangsang penglepasan
asetilkolin, norepinefrin, epinefrin, vasopressin,
arginin, dopamin, dan beta endorfin.
Kolinergik

 Nikotin
Perangsangan asetilkolin akan
meningkatkan konsentrasi, dan memori.
Perangsangan norepinefrin akan
meningkatkan kewaspadaan dan semangat.
Perangsangan beta endorfin akan
mengurangi nyeri dan cemas.
Dosis rendah nikotin menyebabkan efek
stimulasi (perangsangan) namun dosis tinggi
menyebabkan efek sedatif/anti nyeri.
Antikolinergik

• Adalah zat yang menghambat aksi


asetilkolin di reseptornya.
• Antimuskarinik (antagonis muskarinik)
akan menghambat aksi reseptor
muskarinik (mAChR)
• Antinikotinik (antagonis nikotinik) akan
menghambat aksi reseptor nikotinik
(nAChR).
Antikolinergik

• Antimuskarinik
Contoh: atropin, scopolamine/L-
scopolamine/L-hiosin
(Buscopan®) ipratropium (Atrovent®),
difenhidramin, tolterodine (Detrusitol®),
solifenacin (Vesicare®), triheksifenidil
(Arkine®), dimenhidrinat (Dramamine®),
tiotropium (Spiriva®).
Obat Antimuskarinik
Obat Khasiat Efek Samping
Atropin Bradikardia, Retensi urin, pandangan
antispasmodik kabur
Scopolamine Seperti atropin, mabuk Seperti atropin,
perjalanan mengantuk
Ipratropium Asma dan bronkitis Mulut kering,
mengantuk
Difenhidramin Antihistamin, obat tidur Mulut kering
Triheksifenidil Penyakit Parkinson Sama dg atropin
Tiotropium PPOK (penyakit paru Mulut kering, iritasi
obstruktif kronik) tenggorokan
Antikolinergik

• Antinikotinik
Biasanya digunakan untuk mengatasi paralisis
otot perifer, namun beberapa antinikotinik
(bupropion, mecamylamine, dan 18-
18-
metoksikoronaridin) bekerja secara sentral di
SSP menghambat reseptor nikotinik utk
mengatasi kecanduan/adiksi obat.
Contoh lainnya: atracurium, pancuronium,
dan vecuronium (ketiganya digunakan
sebagai relaksan otot pada anestesi).
Nootropik dan Neurotonik
 Adalah jenis zat/obat yang meningkatkan fungsi
mental, seperti kognisi, memori, kecerdasan,
motivasi, perhatian, dan konsentrasi.
 Nootropik bekerja dg cara mengubah
ketersediaan pasokan neurotransmitter, hormon,
dan enzim; meningkatkan pasokan oksigen ke
otak; atau dg merangsang pertumbuhan sel
saraf.
 Biasanya digunakan utk mengatasi kelainan
kognitif, seperti pada penyakit Alzheimer,
Parkinson, dan ADHD.
Contoh Nootropik dan
Neurotonik
Vitamin dan suplemen: vitamin B
(mempengaruhi fungsi kognitif dg cara
mengurangi kadar homosistein), omega-
omega-3
(memelihara fungsi otak), isoflavon
 Golongan rasetam: pirasetam
(meningkatkan fungsi asetilkolin melalui
reseptor muskarinik/mAChR)
Contoh Nootropik dan
Neurotonik
 Golongan stimulan
Amfetamin
Obat Adrenergik, contoh: atomoxetine (utk
terapi ADHD), reboxetine (mengatasi depresi)
Kolinergik, contoh: nikotin
Golongan Xantin (mengubah persepsi lelah),
contoh: kafein, teobromin, teofilin.
Contoh Nootropik dan
Neurotonik
 Golongan dopaminergik (dopamin, suatu
neurotransmitter, bermanfaat utk meningkatkan
perhatian, kewaspadaan, serta bersifat antioksidan).
 Prekursor metabolik (meningkatkan kadar dopamin),
contoh: L-
L-fenilalanin, L-
L-tirosin., biopterin.
 Dopamin reuptake inhibitor (menjaga kadar
dopamin), contoh: metilfenidat.
 Inhibitor MAO-
MAO-B (mencegah penguraian dopamin),
contoh: selegiline, rasagiline.
 Agonis dopamin, contoh: ropinirole, pramipexole
 Golongan lain, contoh: citicoline (meningkatkan
kepadatan reseptor dopamin, memperbaiki fokus)
Obat Kelainan Neuromuskuler

Penyakit Parkinson
 Merupakan penyakit yg disebabkan oleh
kematian sel otak, yg banyak
mengandung dopamin.
 Pada tahap awal, penyakit ini
menyebabkan pasien mengalami
masalah dlm bergerak (lamban,
bergetar). Pada tahap selanjutnya
pasien akan mengalami gangguan
kognitif dan tingkah laku, disertai
demensia.
Obat Kelainan Neuromuskuler

Penyakit Parkinson
 Tidak ada obat yg mampu menyembuhkan;
obat hanya digunakan utk perbaikan gejala.
 Obat yg sering digunakan: levodopa
(diubah menjadi dopamin di sel saraf
dopaminergik oleh dopa dekarboksilase),
dopamin agonis (bromocriptine,
pramiprexole), inhibitor MAO-B (selegiline,
rasagiline) yg bekerja menghambat
metabolisme dopamin shg kadarnya dapat
dijaga.
Obat Kelainan Neuromuskuler

Penyakit Parkinson
 Obat lain yg juga digunakan:
amantadine dan antikolinergik utk
memperbaiki gejala motorik, clozapine
utk psikosis, dan kolinesterase inhibitor
(rivastigmine, galantamine) utk
demensia.
Obat Kelainan Neuromuskuler

Myasthenia gravis
 Adalah kelainan autoimun pada
neuromuskuler menyebabkan
kelemahan otot.
 Kelemahan otot ini disebabkan antibodi
menghambat reseptor asetilkolin.
 Biasanya diterapi dg inhibitor
kolinesterase (neostigmine dan
pyridostigmine), dapat pula digunakan
imunosupresan.

Anda mungkin juga menyukai