Anda di halaman 1dari 3

DEMAM TIFOID

No. Dokumen : SOP/


/BAB IX/UKP/2018

SOP No. Revisi : 00

Tanggal Terbit :

Halaman :1/3

UPTD
PUSKESMAS ANANG SETIANA
KADIPATEN NIP.196912151989121001

1. Pengertian Demam tifoid dan paratifoid penyakit infeksi akut usus halus.
Disebabkan oleh Salmonella thypi, Salmonella paratyphi A,
Salmonella paratyphi B, dan Salmonella paratyphi C. Bakteri ini
dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di
dalam air, es, sampah, debu. Penularan melalui mulut oleh
makanan yang tercemar,

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah petugas untuk


menegakkan diagnosis dan melakukan pengobatan demam tifoid
sesuai SOP,

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas KadipatenNomor:445.4/


03/Admen/2018 Tentang peningkatan mutu dan kinerja
puskesmas, sasaran kinerja ukm,dan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien UPTD puskesmas kadipaten

4. Referensi  PMK No. 75 Tentang Pelayanan Kesehatan Puskesmas


 PMK No. 46 Tentang Akreditasi Puskesmas, klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi
 Panduan Praktik Klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan primer, Edisi I,hal 73-77,.

5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa (keluhan utama, riwayat


penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat alergi,
dan riwayat penyakit keluarga), apakah demam naik turun
terutama sore hari, sakit kepala, nyeri otot, tidak napsu
makan, mual muntah, sulit BAB, diare, nyeri perut,
2. Petugas melakukan pemerikasaan tanda vital yang diperlukan,
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang di perlukan yang
sesuai: Lidah kotor (coated tonge), ujung dan tepi lidah
kemerahan, tremor, nyeri tekan region epigastrik,
hepatomegali, bibir kering, pecah-pecah,
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang : angka leukosit,
hitung jenis leukosit, trombosit, trombosit, widal,
5. Petugas menegakkan diagnose dan atau differential diagnosis
berasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (jika 5000 per
mm3), limfisitosis relative, monositosis, aneosinofilia, dan
trobositopenia ringan serologi widal titer O ≥ 1 dari 320,
6. Petugas memberikan terapi simptomatik untuk menurunkan
demam (antipiretik) dan mengurangi keluhan gastrointestinal,
7. Petugas memberikan terapi antibiotic :

ANTIBIOTIK DOSIS KETERANGAN

Kloramphenico Dewasa : 4 x 500mg Tidak di


l selama 10 hari anjurkan bila
leukosit <
Anak : 50 – 100
2000/mm³
mg/kgbb/hr, maks 2gr
selama 10 -14 hari dibagi
4 dosis

Cotrimoxazol Dewasa : 2x (160- 800 )


Selama 10 -14 hari
(TMP- SMX)
Anak : 30 –
50mg/kgbb/hari

selama 10 hari

Ampicilin atau Dewasa : (1, 5-1)gr / hari


Amoxilin
selama 7 -10 hari tiap 8
jam

Anak : 50-
100mg/kgbb/hari selama
7-10 hari tiap 8 jam

Ciprofloxacin 2x 500 mg selama Tidak


semingu dianjurkan
untuk anak <
18 tahun,
6. Diagram Alir Petugas menulis Petugas
Memanggil
identitas pasien melakukan
pasien sesuai
dibuku register anamnesa
no urut

Rujuk ke Lab jika


Menerima hasil di perlukan untuk Pemeriksaan vital sign dan
laboratorium dan pemeriksaan widal pemeriksaan fisik, lidah
hasil nya dan darah rutin kotor, pembesaran hati
dan pembesaran limpa

Petugas menegakan
diagnose
berdasarkan
Petugas
anamnesa dan hasil Menyerahkan
mengedukasi
laboraturium resep kepada
pasien dan
pasien
menulis resep

Menulis diagnose Menulis hasi


kebuku registrasi pemeriksaan fisik,
rawat jalan laboratorium, Petugas merujuk
diagnose dan terapi pasien ke IGD bila
kedalam rekam medis ditemukan tanda
pasien kegawatan

7. Unit terkait 1. Klinik Umum


2. Rawat inap
3. UGD
4. Laboratorium
5. Farmasi

No Yang diubah Isi Perubahan Tgl, mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai