Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan bagian dari kehidupan masyarakat dunia yang

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Olahraga memang telah

memainkan peranan yang sangat strategis dalam kehidupan manusia. Olahraga

menjadi alat untuk membentuk watak dan karakter bangsa yang sangat efektif

yang siap hidup dan bersaing dalam era globalisasi. Olahraga adalah salah satu

bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan

pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi,

serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan

nasional. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mempunyai kemauan

serta tekad yang kuat untuk memajukan olahraga di Indonesia. Olahraga akan

berkontribusi pada peningkatan sumber daya manusia bangsa Indonesia yang

pada akhirnya akan menghasilkan berbagai inovasi dan kreasi yang akan

mengangkat harkat dan martabat bangsa

Gadget atau handphone (smartphone) bukan hanya sekedar alat

komunikasi, jaman sekarang sudah menjadi tren atau gaya hidup.Gadget

dengan berbagai aplikasi dapat menyajikan berbagai media sosial, sehingga

seringkali disalahgunakan oleh atlit yang dapat berdampak buruk bagi nilai

prestasi mereka. Sistem pembangunan olahraga tidak bisa dilaksanakan

dengan cara instan apalagi manajemen “asal jalan” tetapi membutuhkan

totalitas dan komitmen untuk membina olah-raga secara sistematik dan

mendukung. Prestasi olahraga merupakan sesuatu yang tampak dan terukur,

1
2

artinya bahwa pembinaan olahraga dilakukan dengan pendekatan secara

ilmiah mulai dari pemanduan bakat hingga proses pembinaan. (Firdaus, 2011)

Banyaknya berbagai pembinaan-pembinaan Tenis Lapangan

diberbagai daerah merupakan wujud perkembangan dan kemajuan Tenis

Lapangan di Indonesia. Meningkatnya jumlah orang yang gemar bermain

Tenis dan banyaknya pembinaan di berbagai daerah belum menjamin

tercapainya prestasi yang baik. Untuk itu tahap permasalahan perlu diimbangi

dengan pola pembinaan yang baik dan benar, sehingga akan memudahkan

dalam menjaring bibit atlet berbakat. Pelatihan dan pembinaan Tenis

Lapangan yang baik merupakan wujud upaya untuk menciptakan petenis-

petenis yang berprestasi. Tiap-tiap organisasi atau klub tersebut akan berusaha

untuk mempertahankan prestasi anggotanya. Setiap klub termasuk klub tenis

lapangan, memiliki tujuan yang sama yaitu membantu anak latihnya untuk

mencapai puncak prestasi. Dalam pembinaan prestasi cabang olahraga tenis

lapangan pemanduan atlet berbakat sangat mutlak diselenggarakan sedini

mungkin. Pembinaan dan pembangunan olahraga prestasi dilaksanakan dan

diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional dan

internasional. Pembinaan dilakukan oleh induk organisasi cabang olah-raga

baik pada tingkat daerah maupun pada tingkat pusat. Pembinaan juga

dilaksanakan dengan memperdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh-

kembangkan sentra pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah

serta menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan

(Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005)


3

Pemanduan ini bertujuan untuk mendapatkan bibit-bibit atlet berbakat

sebagai penerus atlet berprestasi. Petenis berbakat diibaratkan bahan mentah

yang berkualitas untuk diproses menjadi barang yang bermutu tinggi. Untuk

mencapai tujuan menjadi atlet atau petenis yang berprestasi tidaklah mudah,

karena dibutuhkan kesadaran, kedisplinan, kesabaran, dan keuletan. Prestasi

tidak dapat dicapai dalam hitungan mingguan atau bulanan, melainkan

tahunan melalui peningkatan sedikit demi sedikit dari hasil latihan yang

teratur.

Pembinan dalam olahraga tentu saja membutuhkan dana sejak

mendirikan sampai menghidupi perkumpulan olahraga tidaklah sedikit dana

yang dibutuhkan. Oleh karena itu diperlukan sumber dana yang kuat baik dari

pemerintah maupun swasta. Sarana dan prasarana merupakan alat yang

penting untuk memperlancar di dalam pencapaian prestasi yang berpengaruh

terhadap peningkatan prestasi maksimal. Di sisi lain juga ingin menjadikan

klub tenis lapangan sebagai pencetak atlet berbakat. Faktor yang tidak kalah

pentingnya adalah faktor organisasi, karena organisasi dalam olahraga

merupakan wadah untuk mencapai tujuan prestasi yang maksimal.

Secara umum masih banyak orang yang berpendapat bahwa prestasi

yang tinggi dapat dicapai apabila orang giat berlatih, secara continue dan

terarah. Di samping bakat yang dimiliki seseorang, pembinaan atlet tenis

lapangan harus diperhatikan.

Peneliti beranggapan bahwa salah satu sebab yang mungkin sering

menimbulkan kegagalan dalam pembinaan atlet tenis lapangan adalah karena

kurangnya perhatian pada pembinaan atlet tenis lapangan seperti dalam bentuk
4

penghargaan terhadap atlit prestasi serta gangguan teknologi yang semakin

modern seperti gadget serta alat komunikasi lainnya sehingga mengganggu

konsetrasi atlit dalam pembinaan prestasi mereka

Tabel 1.1 Prestasi Tenis Lapangan di Kabupaten Sampang

No Nama Atlit Prestasi yang di Raih


1 Arif Fahresi Juara 1 Kejurnas New Armada Cup XX 2016
Magelang
2 M. Ali Akbar Juara 1 Kejurnas Chirstophers Rungkat
Cisrcuit Seri II 2016 Jakarta
3 Hardiantono Juara 1 Tunggal Kejurnas Jatim Cup 2016
Surabaya
4 M Gunawan Juara 2 Tunggal Kejurnas Wali Kota Kediri
Cup 2016 di Kediri
5 Ferdiansyah Dwi Juara 3 Kejurnas Bupati Cup Tulungagung
2016 di Tulungagung
6 Doni Indrawan Juara 1 Tunggal Kejuaraan Tenis Persami
Master 2016
7 Laila Al Istighfara Juara 3 Tunggal Kejurnas Gresik Open 2016
di Gresik
8 Putri Silviana Dewi Juara 3 Kejurnas Piala Wali Kota Surabaya
2016 di Surabaya

Minimnya dana untuk pembinaan prestasi tenis lapangan di kabupaten

Sampang juga menjadi masalah yang patut untuk diperhatikan, sehingga untuk

para atlet yang akan bertanding mengikuti kejuaraan lebih bersemangat dan

mendapat perhatian. Selama ini, atlet yang akan bertanding mengikuti

kejuaraan harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit, atlet menjadi jarang

bahkan hampir tidak pernah mengikuti kejuaraan dan mengakibatkan


5

pengalaman bertanding sedikit. Atlet juga tidak ada yang memperhatikan akan

diarahkan kemana nantinya bibit-bibit baru ini. Hal ini tentunya dapat menjadi

perhatian bagi para pelatih dan pengurus terhadap perkembangan olahraga

tenis lapangan di kabupaten Sampang. Berdasarkan uraian di atas peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pembinaan Prestasi

Olahraga Tenis Lapangan di Kabupaten Sampang Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka masalah dapat dirumuskan

menjadi “Bagaimana pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan di

Kabupaten Sampang Tahun 2018?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui pembinaan prestasi cabang olahraga tenis

lapangan di Kabupaten Sampang Tahun 2018.

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian

ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan untuk perkembangan pengetahuan,

khususnya untuk mahasiswa Universitas Negeri Surabaya di bidang

kepelatihan tenis lapangan serta umumnya bagi semua masyarakat

pecinta olahraga.
6

b. Dapat dijadikan kajian untuk melakukan penelitian yang sama tentang

pembinaan prestasi olahraga tenis lapangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi atlet, dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pembinaan

terhadap prestasi.

b. Bagi organisasi, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk kemajuan

pembinaan atlet tenis lapangan yang berkualitas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembinaan Prestasi

Pembinaan sebagai salah satu usaha atau kegiatan yang dilakukan

untuk meningkatkan atau memperoleh hasil yang lebih baik. Dalam mencapai

prestasi atlet secara maksimal diperlukan sistem talent scouting maksudnya

proses pemanduan bakat atlet dari mulai tahap perekrutan sampai tahap akhir

pelaksanaan pembinaan, telah terprogram dan berkesinambungan serta

didukung dengan penunjang yang memadai seperti fasilitas lapangan, serta

peralatan atlet serta diharapkan terdapat uraian bentuk kegiatan dan

pelaksanaan, dukungan program latihan, susunan organisasi, sarana dan

prasarana, pendanaan serta pihak yang terkait.

Didalam berolahraga sarana dan prasarana yang memadai dan sesuai

standar juga sangat menunjang atlet agar mampu meraih prestasi yang

maksimal. Dengan sarana dan prasarana yang baik akan memberikan

kemudahan bagi pelatih dalam memberikan program latihan. Begitu pulabagi

atlet akan bergairah dan bersemangat dalam melakukan latihan. Sedangkan

sarana dan prasarana yang yang diperlukan harus sesuai standar untuk dapat

dipergunakan oleh para pengurus, pelatih dan atlet.

Organisasi PELTI perlu dibentuk selain untuk mewadahi klub-klub

yang ada diwilayah Kota Sampang juga sebagai wadah pembinaan dan

pembibitan para atlet tenis Kota Sampang agar dapat berprestasi seperti yang

diharapkan. Manajemen PELTI sendiri juga sebaiknya menyiapkan reward

bagi altet dan pelatih yang berprestasi, banyaknya atlet-atlet PELTI Kota

7
8

Sampang yang berprestasi dan yang masih perlu tahap pembinaan usia dini

(pemula) serta dengan harapan dapat membangun lapangan yang lebih

memadahi

Dukungan dari berbagai aspek tersebut, diharapkan atlet sebagai

sasaran pembinaan akan termotivasi aktif dalam mengikuti segala proses

pembinaan. Dalam pembinaan prestasi, upaya meraih prestasi perlu

perencanaan terarah, menggunakan sistem piramida yang komponennya dari

pemassalan, pembibitan, pembinaan hingga mencapai puncak prestasi (Djoko

Pekik Irianto, 2002:27)

1. Pemasalan

Pemassalan yaitu mempolakan ketrampilan dan kebugaran

jasmani atlet secara multilateral dan spesialisasi. Tujuan dari

pemassalan adalah agar diperoleh bibit olahragawan yang baik,

disiapkan sejak awal yakni dengan program pemassalan yang dilakukan

dengan cara menggerakan anak-anak pada usia dini

2. Pembibitan

Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan

inividu-individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi

olahraga yang setinggi-tingginya di kemudian hari, sebagai langkah

atau tahap lanjutan dari pemasalan olahraga”. (M. Furqon H 2002:

5). Pembibitan sebagai upaya yang diterapkan untuk menjaring atlet

berbakat dalam olahraga prestasi yang diteliti secara terarah dan intensif

melalui orang tua, guru, dan pelatih pada suatu cabang olahraga. Tujuan

pembibitan adalah untuk menyediakan calon atlet berbakat dalam


9

berbagai cabang olahraga prestasi, sehingga dapat dilanjutkan dengan

pembinaan yang lebih intensif, dengan sistem yang inovatif dan mampu

memanfaatkan hasil riset serta perangkat teknologi modern

Beberapa indikator yang perlu diperhatikan sebagai kriteria

untuk mengidentifikasi dan menyeleksi bibit atlet tenis lapangan di

daerah Sampang diantarannya:

a. Usia muda

Pembinaan olahraga harus dimulai sejak usia muda. Hal ini

dikarenakan dalam pembinaan olahraga membutuhkan waktu ± 10

tahun untuk mencapai puncak prestasi. Selain itu, pada usia muda i

anak mempunyai flexibility yang tinggi, tetapi perlu diingat pula

bahwa usia muda untuk latihan harus disesuaikan dengan cabang

olahraganya.

b. Berbakat

c. Fungsi organ tubuh dan kemampuan dasar tubuh baik.

Organ tubuh dan kemampuan dasar tubuh yang baik maka

kemungkinan besar untuk dapat melakukan aktivitas fisik akan

berlangsung dengan lancar dan baik pula.

d. Bentuk tubuhnya memenuhi syarat cabang olahraga.

e. Intelegensi dan kepribadian baik.

f. Maturasi

Di bawah ini adalah gambar piramida olahraga prestasi:


10

Prestasi

Pembibitan
Pemasalan

Gambar 2.1
Sistem Piramida Pembinaan Olahraga Prestasi (Djoko Pekik Irianto,
2002:27)

Untuk mendapatkan atlet-atlet yang berbakat dan ditingkatkan

prestasinya, ketiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan. Bila tidak

dilaksanakan salah satu komponen yang lain akan mendapatkan hasil yang

tidak diharapkan. Pemassalan tidak ada sehingga bibit atlet tenis lapangan

yang didapat dari menggambarkan bibit unggul. Tidak adanya pembibitan

prestasi yang diharapkan langsung dari pemassalan, prestasi belum maksimal

karena proses melatihnya kurang sistematis padahal dalam pembibitan ini

harus dilakukan dengan teliti tanpa ada kesalahan-kesalahan teknik yang

dilakukan oleh pemain tenis lapangan.

Dalam hal ini, akan diperoleh pemain tenis lapangan berprestasi kalau

dalam pembibitan didapatkan bibit unggul dan pembibitannya dilaksanakan

tanpa ada kesalahan-kesalahan baik teknik maupun nonteknik. Akan didapat

bibit unggul yang banyak kalau pemassalannya terhadap populasi artinya

seluruh masyarakat melakukan olahraga.


11

3. Metode Pembinaan

Menurut Mangunhardjana (1986: 19) untuk dapat menggunakan

metode-metode pembinaan secara efektif dalam pemilikan metode itu

perlu diperhitungkan melalui:

a. Bahan dan acara, penggunaan metode disesuaikan :

1) Dari segi pencapaian tujuan acara pembinaan, apakah lewat

metode itu bahan diolah sehingga tujuan acara pembinaan

tercapai, jangan sampai terjadi bahwa tujuan acara dikorbankan

dengan metode yang barangkali menarik, teteapi tidak membawa

acara pembinaan menuju tujuannya.

2) Dari segi kecocokan isi dan cara pengolahan isi acara, apakah isi

acara ocok diolah dengan metode itu, tidak setiap isi acara dapat

diolah dengan sembarang metode.

b. Para Peserta, sebelum mempergunakan suatu metode sebaiknya

diketahui terlebih dahulu:

1) Tingkat umur, pendidikan, latar belakang para peserta.

2) Tidak semua cocok untuk segala macam orang.

3) Pengetahuan dan kecapakan para peserta muda, tetapi kurang

cocok untuk peserta tua.

c. Waktu, sebelum mempergunakan suatu metode sebaiknya

diperhatikan:

1) Waktu yang tersedia dalam rangka seluruh acara pembinaan.

Karena kurang perhitungan waktu pembinaan itu dapat mengacau

jalannya seluruh acara.


12

2) Waktu hati yang ada, pagi, siang atau malam. Tidak semua acara

cocok untuk segala waktu.

d. Sumber atau peralatan, sebelum mempergunakan suatu metode

sebaiknya diperiksa:

1) Apakah sumbernya tersedia: tenaga, buku, hand-out, Petunjuk

2) Apakah peralatan siap, karena tanpa sumber dan peralatan yang

memadai, metode tak apat dilaksanakan dengan baik.

e. Program pembinaan, sebelum mempergunakan suatu metode

sebaiknya mempertimbangkan integrasi penggunaan metode itu

kedalam seluruh program pembinaan, maka:

1) Perlu dijaga agar dalm seluruh program diciptakan variasi

metode dalam mengolah acara. Tujuannya agar program

berjalan secara memikat dan tidak monoton, membosankan.

2) Perlu diketahui sikap, pengalaman, dan keahlian pembinadalam

bidang pembinaan.

4. Faktor-faktor Endogen Pendukung Pembinaan Prestasi

Usaha untuk mencapai pembinaan yang baik merupakan masalah

yang rumit dan kompleks dan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Untuk mencapai pembinaan yang baik tanpa didukung oleh bakat yang

memadai merupakan pekerjaan sia-sia. Akan tetapi bukan berarti bakat

merupakan modal utama. Faktor latihan sama pentingnya dengan faktor

bakat, ibarat kedua faktor itu merupakan dua sisi mata uang yang tidak

dapat dipisahkan.
13

Pemanduan dan Pembinaan dalam perencanaan untuk pencapaian

prestasi olahraga yang maksimal dibutuhkan tahap-tahap yang

berkelanjutan. Menurut KONI Pusat Tahap pembinaan dibagi dalam

empat tingkatan, yaitu Multirateral, Spesialisasi, Pemantapan, Golden age,

dijelaskam sebagai berikut:

a. Tahap Latihan Persiapan (Multilateral)

Tahap ini merupakan tahap dasar untuk memberikan kemampuan

dasar yang menyeluruh (multilateral) kepada anak dalam aspek fisik,

mental, dan sosial. Pada tahap dasar ini, anak yang berprestasi

diarahkan ke tahap spesialisasi, akan tetapi latihannya harus mampu

membentuk kerangka tubuh yagn kuat dan benar, khususnya dalam

perkembangan biomotorik, guna menunjang peningkatan prestasi di

tahapan latihan berikutnya.

b. Tahap Latihan Pembentukan (Spesialisasi)

Tahap latihan ini adalah untuk merealisasikan terwujudnya profil atlet

seperti yang diharapkan, sesuai dengan cabang olahraganya masing-

masing atau sesuai dengan kemampuanya. Kemampuan fisik, maupun

teknik telah terbentuk, demikian pula ketrampilan taktik, sehingga

dapat digunakan atau dipakai sebagai titik tolak pengembangan, serta

peningkatan prestasi selanjutnya. Pada tahap ini, atlet dapat

dispesialisasikan pada satu cabang olahraga yang paling cocok/sesuai

baginya.
14

c. Tahap Latihan Pemantapan.

Profil yang telah diperoleh pada tahap pembentukan, lebih

ditingkatkan pembinaannya, serta disempurnakan sampai ke batas

optimal atau maksimal. Tahap pemantapan ini merupakan usaha

pengembangan potensi atlet semaksimal mungkin, sehingga telah

dapat mendekati atau bahkan mencapai puncak prestasinya.

d. Golden Age

Sasaran tahapan-tahapan pembinaan adalah agar atlet dapat mencapai

prestasi puncak (golden age). Tahapan ini didukung oleh program

latihan yang baik, dimana perkembangannya dievaluasi secara

periodik. Dalam tahap latihan pemantapan, keadaan atlet disiapkan

untuk mencapai prestasi puncak. Di dalam tahap pembibitan

pembinaan harus dilakukan secara terprogram, terarah dan terencana

dengan baik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

pendukung pembinaan merupakan hal yang sangat kompleks. Banyak

faktor yang berpengaruh dalam proses pembinaan sehingga dalam proses

pembinaan perlu dilakukan mulai dari hal yang paling kecil ke yang besar

sehingga proses pembinanan dapat berjalan dengan baik dan maksimal.

a. Faktor Pendukung Pembinaan

Untuk mencapai suatu pembinaan yang baik, khususunya

tenis lapangan tentunya dibutuhkan faktor pendukung, misalnya

faktor endogen. Menurut Depdiknas (2000: 24) prestasi terbaik hanya

akan dapat dicapai dan tertuju pada aspek-aspek pelatihan seutuhnya


15

yangmencakup: (a) Kepribadian atlet, (b) Kondisi fisik, (c)

Keterampilan teknik, (d) Keterampilan taktis, (e) Kemampuan mental.

Kelima aspek itu merupakan satu kesatuan yang utuh. Bila

salah satu terlalaikan, berarti pelatihan tidak lengkap. Keunggulan

salah satu aspek akan menutup kekurangan pada aspek lainnya. Setiap

aspek akan berkembang dengan memakai metode latihan yang

spesifik. Faktor pendukung prestasi dari faktor endogen dalam

penelitian ini dibatasi pada indikator atlet dan fisik, sebagai berikut:

a. Atlet

Atlet (sering dieja sebagai atlit) dari bahasa Yunani yang

artinya athlos yang berarti kontes adalah seseorang yang ikut serta

dalam suatu kompetisi olahraga kompetetif. Atlet atau olahragawan

adalah seseorang yang menggeluti dan aktif melakukan latihan

untuk meraih prestasi pada cabang yang dipilihnya. Menurut

Sukadiyanto (2005: 35) atlet juga merupakan individu yang

memiliki bakat dan pola perilaku pengembangannya dalam suatu

cabang olahraga.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang

berprestasi dalam cabang olahraga, dalam hal ini yaitu cabang

olahraga sepakbola. Tujuan seseorang menekuni cabang olahraga

yakni berprestasi setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuan

yang dikeluarkan secara maksimal. Prestasi yang didapat dari

seorang atlet akan membawa dirinya meraih suatu kehidupan yang


16

disiplin,tanggung jawab dan mempunyai daya juang tinggi di masa

yang akan datang.

b. Fisik

Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi

dasar dalam mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam

bermain tenis lapangan.

Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika

memulai latihan sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus

dan berkelanjutan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar

latihan.

Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara

penilaian yang berbentuk tes kemampuan. Tes ini dapat dilakukan

di dalam laboratorium dan di lapangan. Kondisi fisik dapat

mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan

dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan

kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah, harus

mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu

sehingga mampu membina pengembangan fisik atlet secara

menyeluruh tanpa menimbulkan efek di kemudian hari.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi

fisik merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang

pembinaan selain itu kondisi fisik sangat berpengaruh dalam tahap

perkembangan kemampuan seorang atlet. Kondisi fisik yang baik

mempunyai beberapa keuntungan, di antaranya mampu dan mudah


17

mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat

mengikuti latihan maupun pertandingan, program latihan dapat

diselesaikan tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat

menyelesaikan latihan berat. Kondisi fisik sangat diperlukan oleh

seorang atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik prima maka

pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan

mustahil dapat berprestasi tinggi.

B. Faktor Eksogen Pendukung Pembinaan Prestasi tenis lapangan

1. Pelatih

Pelatih adalah seseorang yang memiliki kemampuana profesional untuk

membantu mengungkapkan potensi olahragawan menjadi kemampuan

yang nyata secara optimal dalam waktu relatif singkat (Sukadiyanto 2005:

38). Untuk itu tugas utama pelatih adalah membimbing olahragawan dan

membantu mengungkap kompetensi yang dimiliki olahragawan sehingga

olahragawan dapat mendiri sebagai peran utama mengaktualisasikan

akumulasi hasil latihan dalam kancah pertandingan. Pencapaian prestasi

atlet yang dilatih dipengaruhi oleh kualitas pembinaan seorang pelatih.

Oleh karena itu, pelatih harus memenuhi kriteria sebagai pelatih yang baik.

Ada beberapa syarat untuk menjadi seorang pelatih di antaranya sebagai

berikut:

a. Latar belakang pendidikan yang sesuai dengan cabang olahraganya.

b. Pengalaman dalam olahraga, pengalaman sebagai seorang atlet dalam

sebuah tim boleh dikatakan suatu keharusan untuk seorang calon


18

pelatih oleh karena hal ini sangat bermanfaat sekali bagi pekerjaanya

kelak.

c. Sifat dan kualitas kepribadian, kepribadian seorang pelatih sangat

penting oleh karena dia nanti harus bergaul dengan personalitas-

personalitas yang beraneka ragam watak dan kepribadiannya

d. Tingkah laku, tingkah laku seorang pelatih harus baik oleh karena

pelatih menjadi panutan bagi atlet.

e. Sikap sportif, dapat mengotrol emosi selama pertandingan dan

menerima apa yang terjadi baik menang maupun kalah.

f. Kesehatan, kesehatan dan energi seta vitalitas yang besar penting

dimiliki oleh seorang pelatih.

g. Kepemimpinan, pelatih haruslah seorang yang dinamis yang dapat

memimpin dan memberikan motivasi kepada atletnya.

h. Keseimbangan emosi, kesungguhan untuk bersikap wajar dan layak

dalam keadaan tertekan atau terpaksa.

i. Imajinasi, kemampuan daya ingat untuk membentuk khayalan-

khayalan tentang objek-objek yang tidak tampak.

j. Ketegasan dan keberanian, sanggup dan berani dalam mengambil

setiap keputusan.

k. Humor, membuat atlet merasa rileks untuk mengurangi ketegangan.

2. Sarana Prasarana

Pencapaian pembinaan yang baik dan prestasi yang maksimal harus

didukung dengan prasarana dan sarana berkuantitas dan berkualitas guna

untuk menampung kegiatan olahraga prestasi berartiperalatan yang


19

digunakan sesuai dengan cabang olahrga yang dilakukan, dapat digunakan

secara optimal mungkin dan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi,

sehingga prestasi yang maksimal akan dapat tercapai.

3. Organisasi

Menurut Jones (2004) memberikan definisi bahwa “organisasi

adalah suatu alat yang dipergunakan oleh orang-orang untuk

mengoordinasi kegiatan untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan

atau nilai, yaitu untuk mencapai tujuan”. Dari tingkat pembinaan yang

umum (pemasalan) sampai yang paling khusus (pembiaan prestasi) perlu

dirancang pembinaan yang sesuai dengan pola piramida pembinaan

olahraga yang dianut dan disepakati sebagai metode yang paling efektif

untuk peningkatan prestasi olahraga indonesia secara menyeluruh.

Keberadaan organisasi sebenarnya setua sejarah peradaban

manusia di muka bumi. Sepanjang hidupnya manusia telah

menggabungkan diri dengan orang lain untuk mencapai tujuan

bersama. Organisasi adalah sekelompok orang yang saling

berinteraksidan bekerja sama untuk merealisasi tujuan bersama.

Organisasi yaitu suatu kesatuan yang mempunyai struktur kerja

yang sistematis. Kegiatan olahraga termasuk juga pendidikan jasmani

yang mengandung misi untuk mencapian tujuan pendidikan,

memerlukan manajemen yang baik. Organisasi olahraga, lebih-lebih

pendidikan jasmani dihadapkan dengan kekurangan yang kronis,

lemahnya dukungan, kecilnya dana yang disediakan dan kesulitan lain

untuk menumbuhkan programnya. Maka kemampuan menejerial


20

sangat dibutuhkan yang intinya adalah pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen (Rusli Lutan, 2000: 8-9).

4. Lingkungan

Lingkungan yang dapat menunjang pembinaan adalah:

a. Lingkungan secara umum, khususnya lingkungan sosial.

b. Keluarga, khususnya orang tua.

c. Pembinaan dan pelatih: para ahli sebagai penunjang dan para pelatih

yang membentuk dan mencetak langsung agar semua komponen yang

dimiliki muncul dan berprestasi setinggi mungkin. (Sukadiyanto. 2005:

4-5)

Atlet adalah manusia biasa yang memiliki kebutuhan umum,

antara lain: kebutuhan makan dan minum, pakain, rumah sebagai

tempat pertumbuhan, kebutuhan akan perhatian, penghargaan dan kasih

sayang. Kebutuhan khusus bagi atlet antara lain: pakaian, olahraga,

peralatan olahraga, dorongan motivasi dari orang lain, yaitu orang tua.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan

keluarga sangat berpengaruh besar dalam proses pembinaan atlet karena

di lingkungan keluarga itulah seorang atlet dapat memnuhi banyak

kebutuhan untuk berkembang. Di dalam keluarga itulah seorang atlet

tinggal dan hidup sepanjang hari, maka dari itulah lingkungan keluarga

yang baik tentunya seorang atlet juga dapat berkembang secara baik

pula.
21

5. Manajemen

Pengertian manajemen yaitu segenap aktivitas untuk mengerahkan

sekelompok manusia dan menggerakkan segala fasilitas dalam suatu usaha

kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu

(Sukintaka, 2000: 15-16). Sedangkan menurut Wawan S. Suherman (2002:

2) manajemen olahraga adalah suatu pendayagunaan dari fungsi-fungsi

manajemen terutama dalam konteks organisasi yang memilliki tujuan

utama untuk menyediakan aktivitas, produk, dan layanan olahraga atau

kebugaran jasmani.

Menurut Sukintaka (2000: 2) menjelaskan bahwa dalam sebuah

manajemen yang ideal terdapat enam fungsi manajemen yaitu meliputi:

a. Pengorganisasian (Organizing)

b. Perencanaan (Planning)

c. Penentuan Keputusan (Discussing Making)

d. Pembimbingan atau Kepemimpinan (Directing)

e. Pengendalian (Contolling)

f. Penyempurnaan (Improvement)

Manajemen olahraga menunjukan peranan penting dalam

pengelolaan kegiatan penddikan jasmani dan olahraga. Dalam pembinan

olahraga pada umumnya memerlukan kemampuan menajerial guna

mencapai tujuan tercapainya pembinaan olahraga tersebut. Dalam

pengertian sempit, pembinaannya harus terlaksana berdasarkan

perencanaan yang terbagi-bagi menjadi perencanan jangka panjang,

menengah dan pendek. Dalam pengertian luas, manajemen dibutuhkan


22

untuk mengintegrasi berbagai aspek, tidak hanya kepentingan teknik dan

taktik saja tetapi juga aspek ekonomi dan komunikasi (Rusli Lutan, 2000:

13).

Menurut Harzuki (2012: 117), menyebutkan bahwa “manajemen

olahraga adalah perpaduan antara ilmu manajemen dan ilmu olahraga”.

Istilah manajemen diartikan sebagai suatukemampuan untuk memperoleh

suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan dengan melalui kegiatan orang

lain. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut menunjukkan adanya

kesamaan aspek atau komponen yang terdapat dalam manajemen, yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, danpengawasan yang

kesemuanya dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Secara umum manajemen merupakan rangkaian kegiatan untuk

mengarahkan seluruh potensi yang ada, baik sumber daya manusia

maupun sumber daya lainnya, untuk memperoleh suatu dukungan dalam

usaha mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

Manajemen sebenarnya adalah alat suatu organisasi yang

digunakan untuk mencapai tujuan. Menurut Susilo Martoyo (1988) adanya

organisasi dapat digerakkan sedemikian rupa sehingga menghindari

sampai tingkat seminimal mungkin pemborosan waktu, tenaga, materil dan

uang guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan terlebih

dahulu. Dengan kata lain, organisasi digerakkan agar segala sesuatu dapat

berjalan secara efektif (tepat guna) dan efisien (tepat waktu, tenaga, dan

biaya).
23

Menurut Siswanto (2005: 27) manajemen bertujuan untuk

mencapai sesuatu yang ingin direalisasikan, yang menggambarkan

cakupan tertentu, dan menyarankan pengarahan kepada usaha seorang

manajer.

Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang

menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada

usaha seorang manajer, ada empat elemen pokok dari tujuan (Goal)

sesuatu yang ingin direalisasikan, (Scope) cakupan, (Definitness)

ketepatan, (Direction) pengarahan (Siswanto, 2005: 29).

Sesuatu dikenai tindakan manajemen tentu memiliki tujuan dan

fungsi. Fungsi manajemen adalah mencapai tujuan dengan cara-cara yang

terbaik, yaitu dengan pengeluaran waktu dan uang yang paling sedikit,

biasanya dengan penggunaan fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya.

Berbagai fungsi manajemen dikemukakan para ahli dengan persamaan dan

perbedaan

Fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang

harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun macamnya. Meskipun

para ahli berbeda pendapat tentang fungsi manajemen, namun sebenarnya

pendapat-pendapat tersebut jika dipadukan akan saling melengkapi.

Berdasarkan pendapat ahli tentang manajemen tersebut, maka dalam

penelitian ini menetapkan empat aspek atau komponen pokok yang

terdapat sebagai fungsi manajemen dengan dasar pertimbangan

memperhatikan aspek yang paling banyak dikemukakan dan mengingat


24

ketepatan manajemen tersebut dihubungkan dengan manajemen

pengelolaan organisasi olahraga.

6. Dana

Untuk menunjang kegiatan pembinaan prestasi diperlukan adanya

dukungan baik sarana dan prasarana maupun dana dalam hal ini adalah

sebagai bentuk dari proses berjalanya kegiatan pembinaan.

Dengan demikian tanpa adanya dukungan dana maka pembinaan

tidak akan tercapai. Dukungan tersebut sangat erat kaitannya agar dapat

diwujudkan program terpadu guna mendukung seluruh kegiatan olahraga

sehingga prstasi yang maksimal akan dapat tercapai. Untuk pembinaan

olahraga diperlukan pendanaan yang tidak sedikit olehkarena sistem

pembinaan ini akan mencakup dan melibatkan seluruh sistem dan jajaran

yang ada di Indonesia.

7. Pertandingan

Pertandingan atau kompetisi merupakan muara dari pembinaan

prestasi, dengan kompetisi dapat dipergunakan sarana mengevaluasi hasil

latihan serta meningkatkan kematangan bertanding olahragawannya.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2002: 11) kompetisi merupakan muara dari

pembinaan prestasi karena kompetisi dapat digunakan sebagai sarana

untuk mengevaluasi hasil latihan serta meningkatkan kematangan

bertanding olahraganya. Dengan demikian diharapkan nantinya atlet akan

memiliki pengalaman dan mempunyai mental bertanding yang kuat.

Pelatih dapat melihat dari suatu kompetisi yang diikuti oleh atletnya untuk
25

mengetahui hal-hal apa saja yang masih kurang pada diri atletnya sehingga

dapat dijadikan sarana evaluasi dalam latihan.

5. Kerangka Berpikir

Pencapaian prestasi dalam olahraga tidak dicapai dengan begitu saja

dan dalam waktu yang singkat, melainkan harus bertahap dan secara

kontinyu.Prestasi maksimal tentunya perlu faktor-faktor pendukung di

dalamnya, begitu juga untuk pembinaan prestasi olahraga tenis lapangan di

kabupaten Sampang. Di kabupaten Sampang sendiri sebenarnya tenis

lapangan cukup maju, hal ini ditunjukkan dengan adanya klub tenis lapangan,

dan sarana yang digunakan juga sangat standar. Atlet tenis lapangan cukup

banyak, dan mendapatkan latihan dari para pelatih yang berkompeten di

bidang tenis lapangan. Akan tetapi, selama tiga tahun terakhir prestasi tenis

lapangan di kabupaten Sampang malah mengalami kemunduran, hal ini

tentunya harus dicari penyebabnya. Apakan dari faktor endogen, yaitu atlet

dan fisik, ataukah dari faktor eksogen, seperti pelatih, sarana dan prasarana,

dan pendanaan.

Pertama faktor endogen yaitu atlet, atlet adalah seseorang yang

menggeluti dan aktif melakukan latihan untuk meraih prestasi pada cabang

yang dipilihnya. Atlet akan dibina agar menjadi atlet yang beprestasi, di sini

akan dicari tahu seperti apa atlet dibina dan dikelola agar dapat berprestasi.

Selanjutnya kondisi fisik, apakah kondisi fisik atlet sudah baik atau

belum, kondisi fisik atlet akan dicari tahu apakah baik atau buruk. Faktor

eksogen yaitu pelatih, sarana prasarana dan organisasi. Yang pertama pelatih,
26

apakah pelatih di sini merupakan pelatih yang berkompeten di bidangnya dan

akan dicari tahu bagaimana cara pelatih membina para atlet agar dapar

berprestasi maksimal. Lalu ada sarana prasarana, sarana prasarana olahraga

jelas faktor yang sangat mendukung untuk pembinaan yang baik, apakah

sarana prasarana ini sudah mencukupi untuk menunjang pembinaan.

Seperti pelatih, karena pelatih bertugas membuat program latihan dan

penentu program latihan. Atlet, merupakan pelaku utama untuk mendapatkan

gelar prestasi. Organisasi memayungi dan menyediakan segala kebutuhan

pelatih untuk membuat program latihan yang berkaitan dengan sarana

prasarana dan menyediakan kebutuhan atlet dalam mengikuti kompetisi.

Sarana prasarana merupakan fasilitas untuk menunjang kontinuitas

latihan yang dikembangkan pelatih untuk atlet. Kompetisi merupakan jalan

utama mengukur dan merangsang kemampuan atlet. Lingkungan yang baik

akan memberikan pengaruh psikologis yang baik pada atlet sehingga

prestasinya mudah dicapai.

Pembinaan harus dilakukan dengan menggunakan segala usaha serta

kemampuannya hingga mencapai batas akhir. Pembinaan tidak hanya dapat

tercapai oleh satu atau dua orang saja, disitulah terdapat perpaduan yang

sempurna antara tenaga jasmaniah dan rohaniah yang ideal. Untuk mencapai

pembinaan dan hasil yang maksimal membutuhkan waktu yang cukup

lamadan harus dilakukan secara kontinyu. Untuk mencapai pembinaan yang

maksimal diperlukan faktor-faktor yang saling menunjang, selain itu harus

didukung pula oleh faktor pendukung yang lain.


27

Dari gambaran tersebut maka sangatlah penting untuk mengetahui

faktor apa saja yang menyebabkan kemunduran pembinaan atlet tenis

lapangan di kabupaten Sampang. Untuk dapat mencapai tujuan yang

inginkan, yaitu diharapkan dapat berprestasi di tingkat regional, nasional,

bahkan internasional, tenis lapangan di kabupaten Sampang harus

menerapkan sistem pelatihan yang baik dalam proses pembinaan

prestasinya, yakni memperhatikan faktor pendukung prestasi dan prinsip

pembinaan seutuhnya serta program pembinaan yang baik sesuai dengan teori

yang telah uraikan di atas. Hal ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

untuk evaluasi agar dapat berprestasi dengan maksimal, dan dapat

mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemunduran

pembinaan atlet tenis lapangan di kabupaten Sampang sehingga dapat dicari

pemecahannya. Bagan penentu prestasi dapat dilihat pada gambar di bawah

ini.
28

Pembinaan Prestasi Tenis Lapangan di Sampang

Faktor Pendukung
Pembinaan Prestasi

1. Atlit (Phikis) 1. Pelatih


a. Mental 2. Sarana Prasarana
b. Motivasi 3. Organisasi
c. Kepercayaan Diri 4. Manajemen
2. Kondisi Fisik (Fisiologis) 5. Pendanaan

Prestasi Tenis Lapangan di Sampang

Gambar 2.2 Kerangka berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Suharsimi Arikunto

(2012: 302) menyatakan bahwa “penelitian deskriptif tidak dimaksudkan

penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal

lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk

laporan penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang berupa

angka, sehingga penelitian ini disebut penelitian deskriptif. Metode yang

digunakan adalah survei.

Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 312), metode survei merupakan

penelitian yang biasa dilakukan dengan subjek yang banyak, dimaksudkan

untuk mengumpulkan pendapat atau informasi mengenai status gejala pada

waktu penelitian berlangsung.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sampang Jawa Timur.

Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan

pengambilan data yaitu bulan Juni 2018. Penelitian ini akan dilaksanakan

hingga peneliti mendapat semua informasi yang di butuhkan peneliti untuk

membahas fokus penelitian ini. Responden merupakan pengurus/pelatih dan

atlet tenis lapangan di Kabupaten Sampang.

29
30

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpuln data adalah langkah sangat penting karena data yang

terkumpul akan digunakan sebagai bahan informasi untuk memecahkan

permasalahan penelitian. Adapun teknik pengumpulan daya yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluhan untuk menemukan

permasalaham yang harus dieliti dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2013 : 194). Jenis wawancara

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara

terbuka yaitu para subyeknya tahu bahwa mereka di wawancarai dan

mengetahui pula apa dan maksud tujuan wawancara itu.

Prosedur pelaksanaan wawancara sebagai berikut:

a. Peneliti memberitahukan dan menghubungi pihak yang bersangkutan

dan memberitahukan tujuan dari pengumpuan data yang

berhubungan dengan Pembinaan Prestasi Tenis Lapangan

b. Menyusun kerangka serta garis besar pokok-pokok yang ditanyakan

dalam proses wawancara agar tujuan dari wawancara dapat

terlaksana secara menyeluruh.

c. Wawancara dilakukan dengan bantuan alat perekam suara dan

kamera sebagai alat bantu untuk menganalisa data sebagai

dokumentasi
31

d. Setelah pelaksanaan wawancara selesai yang dilakukan adalah

menyusun data dengan sebaik-baiknya dan mengkonfirmasikan

kepada narasumber untuk pengesahan

2. Observasi

Di dalam pengertian psikologis, observasi disebut pula dengan

pengamatan, meliputi pengobservasian perilaku, perekaman atau

pengukuran peristiwa, pengujicobaan sesuatu untuk menarik kesimpulan

dari kegiatan yang diamati (Sobur, 2010 : 47). Jadi Observasi dapat

dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran dan pengecap,

hal ini dikatakan pengamatan langsung.

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan

untuk menyebut jenis observasi, yaitu

a. Observasi non sistimatis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak

menggunakan instrumen pengamatan

b. Observasi sistimatis yang dilakukan oleh pengamat menggunakan

pedoman instrumen pengamatan

3. Dokumentasi

Dokumen asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di

dalam dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti

buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan

harian dan lain sebagainya (Arikunto, 2010:201)


32

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan

pemberian angket kepada pelatih dan pengurus yang menjadi subjek dalam

penelitian. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mencari data atlet dan pelatih/pengurus tenis lapangan di

Kabupaten Sampang.

b. Peneliti menentukan jumlah responden yang menjadi subjek penelitian.

c. Peneliti menyebarkan angket kepada responden.

d. Selanjutnya peneliti mengumpulkan angket dan melakukan transkrip atas

hasil pengisian angket.

e. Setelah memperoleh data penelitian peneliti mengambil kesimpulan dan

saran.

D. Uji Keabsahan Data

Untuk menjamin validitas data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

teknik triangulasi untuk menvalidkan data. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.

Triangulasi sumber bertujuan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber (Lexy J.

Moleong, 2005: 274). Data dari sumber tersebut akan dideskripsikan,

dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan mana spesifik

dari sumber-sumber data tersebut. Sebagai uji pembanding, peneliti juga

memberikan angket kepada atlet dan kemudian dianalisis.


33

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi

dengan cara mengorgnaisasikan data kedalam kategori lalu menyusun ke dalam

pola pengembangan materi, memilih mana yang penting dan mana yang tidak

perlu dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2013 : 335)

Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif yang berarti sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Data yang diperoleh di lapangan, baik data primer maupun data

sekunder kemudian dianalisis menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu

mendeskripsikan data dalam bentuk narasi disertai dengan interpretasi data.

Dengan teknik analisis data semacam ini diharapkan permasalahan dan

pembahasan mengenai Pembinaan Prestasi Tenis Lapangan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan

yang didapatkan melalui wawancar (interview) dan pengamatan observasi

(observation) yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian dan analisis dikaitkan

dengan fokus penelitian sebagaimana yang dikemukakan pada bab 1, sehingga

dapat diuraikan dengan hasil wawancara dan pembahasan. Deskripsi hasil

penelitian yang akan dipaparkan berupa data yang didapatkan dari hasil

wawancara dengan salah satu pelatih tenis lapangan. Hasil wawancara diperoleh

dari subyek penelitian yaitu pelatih dari tenis lapangan di Kabupaten Sampang M

Ikhsan. Berikut hasil dan pembahasan data dari responden.

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Wawancara

Tenis lapangan di Kabupaten Sampang berkembang sejak tahun

2008 sebagai tempat latihan tenis lapangan terbaik di Sampang, tenis

lapangan di Kabupaten Sampang diminati oeh atlet-atlet junior dan juga

senior. Pembinaan yang dilakukan pelatih dari tenis lapangan di

Kabupaten Sampang M Ikhsan dimulai hari senin, selasa, rabu, kamis dan

jumat pad sore hari. Atlet-atlet yang mau bergabung terlebih dahulu

diseleksi sesuai kemampuan dan nantinya akan dimasukkan ke golongan

berdasarkan tingkat kelas masing-masing atlet. M Ikhsan telah menjadi

pelatih selama bertahun-tahun di tenis lapangan terbaik di Sampang. Bpk

M Ikhsan mempunyai keahlian dalam melatih tenis secara efektif sehingga

34
35

dapat menghasilkan bibit-bibit atlet yang profesional, beliau mempunyai

latar belakang dari sehari-harinya dulu dia sering latihan tenis lapangan

secara individual serta ikut tenis lapangan.

Beliau sempat mengambil kepelatihan, namun beliau juga

mengatakan bahwa secara tertulis tidak menjamin kualitas seorang pelatih

itu hebat, tetapi belajar secara terus menerus dengan penuh ketekunan

yang tidak pernah putus asa dan secara praktek, jam latihan serta belajar

dan praktek terus dalam pengembangan diri atlet.

Bpk M Ikhsan sering juga mendapatkan piagam – piagam

penghargaan karena beliau aktif mengikuti seminar-seminar serta

workshop serta diskusi antar pelatih – pelatih di berbagai klub tenis

lapangan jawa timur.

Bpk M Ikhsan dalam melatih para atlet menekankan pada latihan-

latihan seperti comprehensive, proposional, building convidence karena

beliau mengatakan atlet di tenis lapangan kabupaten Sampang dilatih

bukan dari hafalan pukulan tapi yang diajarkan pada situasi.

Beliau menuturkan, step of learning training effectively : yaitu

memberikan tugas yang gampang dahulu biar mereka (atlet) melakukan

(trial and error). Jika mereka belum bisa melakukan secara baik berikan

contoh demonstrasi , agar mereka melihat serta akan mencotntoh tanpa

kita memberi tahu “how”. Langkah seterusnya agar lebih terarah pasang

beberapa target, untuk tujuan pukulan mereka. Letakkan target bervariasi

untuk challenge agar dapat meningkatkan skill atlet. Berikan waktu untuk

berlatih berulang-ulang sampai akhirnya berhasil.


36

Anak-anak harus memahami apa yang dia lakukan dalam latihan

oleh karena itu kita menjelaskan dari topik dari latihan terlebih dahulu bila

perlu melakukan demonstrasi terlebih dahulu dan latihan harus bersifat

realistis dan komprehensive

Untuk atlet pemain tenis di bawah 10 tahun jangan dipegangi raket

maupun bola terlebih dahulu. Sebaiknya mereka diajak bermain tenis mini

dengan bola yang bervariasi. Secara fisiologi pemain awal belum

waktunya diberikan porsi latihan seperti halnya pada latihan orang dewasa.

Pola latihan yang linier yaitu periode pertama yaitu membina fisi,

selanjutnya strategi dan seterusnya. Memurut beliau pembinaan tenis harus

bersifat komprehensif dari setiap periode agar bisa mencapai hasil

maksimal. Pelatih memberi ilmu kepelatihan harus mengerti bagaimana

membina secara berjenjang jadi tidak boleh masuk lapangan dan harus

mempunyai kemampuan khusus secara spesifik.

Perolehan angka dalam permainan tenis merupakan hasil dari

serangkaian pukulan yang dilakukan oleh petenis secara kontinyu yang

dapat melewati di atas net dan masuk ke dalam lapangan permainan lawan.

Pada dasarnya pengulangan-pengulangan setiap teknik pukulan tersebut

akan terakumulasi menjadi pola-pola permainan. Oleh karena itu, para

pelatih tenis dituntut untuk selalu mencatat dan mempraktekkan semua

bentuk materi latihan teknik padasetiap sesi latihan. Dari hasil proses

dokumentasi tersebut sangat membantu para pelatih tenis dalam memilih

materi untuk meningkatkan keterampilan sekaligus pola bermain.


37

Bagi petenis yang sudah aktif mengikuti turnamen, harus dibekali

dan dilatih dengan bentuk pola-pola permainan yang banyak serta

komprehensif agar petenis memiliki taktik bermain yang menguntungkan.

Taktik bermain merupakan bagian penting yang harus dilakukan dalam

setiap sesi latihan, sebab akan membantu dalam mencarikan solusi dari

situasi bermain yang selalu berubah-ubah (Hohm and Klavora, 1988: 146).

Artinya, bila taktik bermain selalu dilatihkan dalam setiap sesi latihan,

maka latihannya sudah menyerupai (simulasi) dengan kebutuhan nyata

dalam pertandingan. Dengan bekal latihan yang ajeg, progresif, dan

komprehensif, diharapkan bentuk pola-pola bermain akan menjadi gerak

yang otomatis. Hal itu secara langsung akan memperkaya taktik bermain

bagi petenis. Untuk itu perlu dipahami mengenai prinsip-prinsip pola

bermain dalam tenis lapangan. Adapun beberapa prinsip dalam

menerapkan pola bermain di antaranya adalah (1) klasifikasi musuh

petenis, (2) permainan tenis adalah permainan yang penuh dengan resiko

kesalahan, (3) setiap pukulan berusaha membuka daerah lawan, (4) buatlah

lawan selalu bergerak ke seluruh area lapangan permainan, (5) pelajari

permainan lawan, (6) pelajari kondisi lingkungan bermain, dan (7)

perhatikan posisi tempat jatuhnya bola dengan posisi berdiri.


38

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini akan membahas hasil peelitian tentang

pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sampang

Tahun 2018 yang ditekankan pada sistem pembinaan prestasi cabang olahraga

tenis lapangan yang diterapkan di Kabupaten Sampang Tahun 2018. Sesuai

dengan fokus penelitian tentang pembinaan tenis lapangan di Kabupaten

Sampang Tahun 2018, bahwa :

1. Sistem pembinaan tenis lapangan di Kabupaten Sampang

Pembinaan di tenis lapangan di Kabupaten Sampang selalu berlatih

secara komperhensif serta proposional. Kemudian harus building confiden

/ harus memecah rekor dari sebelumnya serta mengikuti turnament-

turnament harus proporsional dan berlatih juga harus proporsional dengan

cara memilih atlet. Di tenis lapangan di Kabupaten Sampang latihannya

selalu bersifat game base, comprehensive serta proposiaonal kemudian

building confiden jadi anak dilatih bukan untuk menghafal pukulan tetap

yang diajarkan pada situasinya. Jadi pukulan bisa berubah-ubah tergantung

situasi. Tenis Lapangan diberbagai daerah merupakan wujud

perkembangan dan kemajuan Tenis Lapangan di Indonesia. Meningkatnya

jumlah orang yang gemar bermain Tenis dan banyaknya pembinaan di

berbagai daerah belum menjamin tercapainya prestasi yang baik. Untuk

itu tahap permasalahan perlu diimbangi dengan pola pembinaan yang baik

dan benar, sehingga akan memudahkan dalam menjaring bibit atlet

berbakat.
39

Tiap-tiap organisasi atau akan berusaha untuk mempertahankan

prestasi anggotanya. Setiap tenis lapangan, memiliki tujuan yang sama

yaitu membantu anak latihnya untuk mencapai puncak prestasi. Dalam

pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan pemanduan atlet

berbakat sangat mutlak diselenggarakan sedini mungkin. Pembinaan dan

pembangunan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk

mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional dan

internasional. Pembinaan dilakukan oleh induk organisasi cabang olah-

raga baik pada tingkat daerah maupun pada tingkat pusat. Pembinaan juga

dilaksanakan dengan memperdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh-

kembangkan sentra pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah

serta menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan

(Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005)

Peneliti beranggapan bahwa salah satu sebab yang mungkin sering

menimbulkan kegagalan dalam pembinaan atlet tenis lapangan adalah

karena kurangnya perhatian pada pembinaan atlet tenis lapangan seperti

dalam bentuk penghargaan terhadap atlit prestasi serta gangguan teknologi

yang semakin modern seperti gadget serta alat komunikasi lainnya

sehingga mengganggu konsetrasi atlit dalam pembinaan prestasi mereka.

Secara umum masih banyak orang yang berpendapat bahwa

prestasi yang tinggi dapat dicapai apabila orang giat berlatih, secara

continue dan terarah. Di samping bakat yang dimiliki seseorang,

pembinaan atlet tenis lapangan harus diperhatikan.


40

2. Pembinaan atlet pemula sampe atlet profesional

Di dalam olahraga untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan

optimal, maka pembinaan sejak usia dini harus dilaksanakan dengan

konsisten serta berkesinambungan, mendasar dan sistimatis efisien dan

terpadu. Untuk sebagai acuan untuk umur untuk memulai berolahraga

kemudian ke spesialisasi dan kelompok prestasi puncak pada tenis

lapangan. Salah satu yang penting untuk pembinaan atlet usia dini harus

selalu bersifat game base, comprehensive serta proposiaonal kemudian

building confiden jadi anak dilatih bukan untuk menghafal pukulan tetap

yang diajarkan pada situasinya

3. Comprehensive exercises under changing condition. Contoh :melatih

backhand, what backhnd

Periodesisasi yang digunkan di lapangan kabupaten Sampang

selama ini berdasarka prinsiple of player pathe way . seperti planning and

periodizing umur 10 – 12 tahun itu belum perlu periodesation. +/- 30 – 40

matches / year.

Untuk melatih di bawah 12 tahun ada banyak faktor yang

mempengaruhi mood seseorang anak, karena faktor cognitif (Nervous

system) yang sebelum 14 tahun oleh karena itu “goal” bukan “winning a

match” tapi yang bermain baik maka skill (technical-tactical ability),

apabila versatility bisa dicapai sesuai planning maka anak tersebut akan

lebih mudah berprestasi dengan stabil dan mengikuti periodezed competitif

events.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi hasil penelitian, dan

pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Pola pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten

Sampang dalam kondisi baik dilihat dari segi pelatihnya sudah bisa membuktikan

dan mencetak atlet sampe kejuaraan tingkat kabupaten maupun propinsi dan

pelatihnya sudah terbukti memberikan yang terbaik untuk atlet-atlet Indonesia.

Dan Bpk M Iksan mengatakan harus sering belajar da belajar tanpa putus asa serta

mencari sumber ilmu dari berbagai sumber serta membaca buku. pembinaan

prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sampang sudah bagus

karena latihan yang bersifat implicit learning yaitu from follow function jadi

tidak perlu mengajarkan teknik tetapi pemain tekniknya bisa benar-benar dari

latihan itu sendiri.

B. Saran

1. Agar menjadi bahan pertimbangan untuk kemajuan pembinaan atlet

tenis lapangan yang berkualitas

2. Agar mengembangkan penelitian lebih dalam lagi tentang pembinaan

prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sampang Tahun

2018.

41
42

3. Agar melakukan penelitian tentang pembinaan prestasi cabang

olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sampang Tahun 2018 dengan

menggunakan metode lain.

4. Dengan adanya penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan

untuk perkembangan pengetahuan, khususnya untuk mahasiswa

Universitas Negeri Surabaya di bidang kepelatihan tenis lapangan serta

umumnya bagi semua masyarakat pecinta olahraga


43

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2000). Pendidikan Jasmani. Jakarta: Balai Pustaka

Djoko Pekik Irianto. (2002). Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: FIK UNY. Fakultas
Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta..

Hamdan Mansoer. (1989). Pengantar Manajemen. Jakarta: Depdikbud.

Harzuki. (2012). Pengantar Manajemen Olahraga. Jakarta: Rajagrafindo


Persada

Jones. (2004). Manajemen edisi Terjemahan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT .


Prenhallindo.

Koni Pusat. (2007). Pemanduan dan Pembinaan Bakat Usia Dini. Jakarta:
Garuda. Emas. koni.

M. Furqon. (2002). Teori Umum Latihan (J. Nossek. Terjemahan). Lagos: Pan
Afrikan Press LTD. Buku diterbitkan 1982

Rusli Lutan. (2000). Manajemen Olahraga. Jakarta: Depdikbud.

Siswanto, H.B. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta Bandung.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta:


Fakultas Ilmu Keloahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.

Sukintaka. (2000). Administrasi Pendidikan Jasmani. Yogyakarta: Fakultas Ilmu


Keolahragaan UNY.

Tohar. (2000). Olahraga Pilihan. Semarang: IKIP Semarang

Wawan S. Suherman. (2002). Manajemen Olahraga. Yogyakarta: Fakultas Ilmu


Keolahragaan UNY
44

PEDOMAN WAWANCARA

a. Pelatih

1. Bagaimana latar belakang anda sebagai pelatih?

2. Apakah anda dulu dari mantan pemain atau dari akademisi?

3. Apakah anda selaku pelatih sudah memiliki ijin /lisensi?

4. Berapa lama karis anda melatih?

5. Prestasi apa saja yang di dapatkan oleh atlet anda?

6. Siapa saja atlet yang anda bina dari kecil memiliki prestasi yang terbaik?

7. Pernahkah anda mengikuti workshop atau seminar kepelatihan pelatih?

8. Bagaimana langkah atau cara anda seorang pelatih untuk memperbaruhi

ilmu atau perkembangan ilmu kepelatihan?

9. Apakah anda membuat program latihan?

10. Apakah program latihan yang anda buat dimodifikasi?

11. Bagaimana anda menghadapi atlet dengan berbagai karakter?

12. Buku-buku apa saja yang anda gunakan?

13. Bagaimana sistem pembinaan tenis lapangan di Kbupaten Sampang

14. Bagaimana cara membina atlet pemula sampai atlet profesional?

15. Bagaimana sarana dan prasarana di Tenis lapangan kabupaten Sampang?

16. Bagaimana cara Bapak mengaplikasikan program latihan ke asisten

pelatih?

17. Ada berapa atlit yang anda bina mulai dari kecil sampai dewasa?

18. Bagaimana cara perekrutan atlet di kabupaten Sampang

19. Syarat apa saja untuk masuk di klub Kabupate Sampang

20. Ada berapa couching staf di klub Kabupaten Sampang


45

HASIL KETERANGAN WAWANCARA


TABEL HASIL WAWANCARA PELATIH

No Pertanyaan Keterangan
1 Bagaimana latar belakang anda Latar belakang pelatih, bukan berasal dari pemain
sebagai pelatih? tetapi keseharian bermain tenis secara autodidak,
dan belajar secara terus menerus
2 Apakah anda dulu dari mantan Saya mantan pemain, belajar juga tenis dari
pemain atau dari akademisi? berbagai sumber baik buku sering juga mengikuti
seminar
3 Apakah anda selaku pelatih sudah Saya sudah mempunyai ijin liensi melatih, namun
memiliki ijin /lisensi? secara tertulis lisensi tidak menjamin kualitas
seorang pelatih itu hebat, tetapi belajar secara terus
menerus dengan penuh ketekunan yang tidak
pernah putus asa dan secara praktek, jam latihan
serta belajar dan praktek terus dalam
pengembangan diri atlet
4 Berapa lama anda melatih? Bertahun - tahun
5 Prestasi apa saja yang di dapatkan Juara 1 Kejurnas New Armada Cup XX 2016
oleh atlet anda? Magelang
Juara 1 Kejurnas Chirstophers Rungkat Cisrcuit
Seri II 2016 Jakarta
Juara 1 Tunggal Kejurnas Jatim Cup 2016
Surabaya
Juara 2 Tunggal Kejurnas Wali Kota Kediri Cup
2016 di Kediri
Juara 3 Kejurnas Bupati Cup Tulungagung 2016 di
Tulungagung
Juara 1 Tunggal Kejuaraan Tenis Persami Master
2016
Juara 3 Tunggal Kejurnas Gresik Open 2016 di
Gresik
Juara 3 Kejurnas Piala Wali Kota Surabaya 2016 di
Surabaya
6 Siapa saja atlet yang anda bina dari Arif Fahresi, M. Ali Akbar, Hardiantono, M
kecil memiliki prestasi yang Gunawan, Ferdiansyah Dwi, Doni Indrawan, Laila
terbaik? Al Istighfara dan Putri Silviana Dewi
7 Pernahkah anda mengikuti Saya pernah dapat penghargaan pelatih setelah
workshop atau seminar kepelatihan mengikuti workshop atau seminar kepelatihan
pelatih? pelatih
8 Bagaimana langkah atau cara anda Mengikuti perkembangan kepelatihan dunia
seorang pelatih untuk melalui internet, mengadakan wokrshop , seminar
memperbaruhi ilmu atau
perkembangan ilmu kepelatihan?
9 Apakah anda membuat program Harus terencana dan program itu berisi periode
latihan? periode berlatih, persiapan dan juga bertanding
10 Apakah program latihan yang anda Selalu dimodifikasi, plan yang dibuat sudah ditulis
buat dimodifikasi? tetapi perkembangan akan merubah apa yang sudah
ditulis hal ini bisa direvisi sesuai dengan
perkembangan anak secaracepat atau lambat
11 Bagaimana anda menghadapi atlet Dalam menghadapi atlet berbagai karakter harus
dengan berbagai karakter? menampilkan rool chasis, metode yang berbeda-
beda untuk menhadapi berbagai karakter
12 Buku-buku apa saja yang anda Internet, jurnal, buku penjunjang lainnya
gunakan?
13 Bagaimana sistem pembinaan tenis Pembinaan di tenis lapangan di Kabupaten
lapangan di Kbupaten Sampang Sampang selalu berlatih secara komperhensif serta
46

proposional. Kemudian harus building confiden /


harus memecah rekor dari sebelumnya serta
mengikuti turnament-turnament harus proporsional
dan berlatih juga harus proporsional dengan cara
memilih atlet . Di tenis lapangan di Kabupaten
Sampang latihannya selalu bersifat game base,
comprehensive serta proposiaonal kemudian
building confiden jadi anak dilatih bukan untuk
menghafal pukulan tetap yang diajarkan pada
situasiny
14 Bagaimana cara membina atlet Di dalam olahraga untuk mendapatkan hasil yang
pemula sampai atlet profesional? maksimal dan optimal, maka pembinaan sejak usia
dini harus dilaksanakan dengan konsisten serta
berkesinambungan, mendasar dan sistimatis efisien
dan terpadu. Untuk sebagai acuan untuk umur
untuk memulai berolahraga kemudian ke
spesialisasi dan kelompok prestasi puncak pada
tenis lapangan
15 Bagaimana sarana dan prasarana di Sarana di Kabupaten Sampang kita sebagai pemilik
Tenis lapangan kabupaten sebisa mungkin kita harus memberikan yang
Sampang? semaksimal mungkin bagi atlet atau pemain karena
dengan sarana yang menunjang secara otomatis
kualitas atlet pasti meningkat.
16 Bagaimana cara Bapak Saya sudah mengature program latihan sendiri dan
mengaplikasikan program latihan sebelum latihan saya selalu memberikan latihan ke
ke asisten pelatih? asisten
17 Ada berapa atlit yang anda bina Kurang lebih delapan atlet
mulai dari kecil sampai dewasa?
18 Bagaimana cara perekrutan atlet di Atlet-atlet yang mau direkrut dan bergabung
kabupaten Sampang? terlebih dahulu diseleksi sesuai kemampuan dan
nantinya akan dimasukkan ke golongan
berdasarkan tingkat kelas masing-masing atlet
19 Syarat apa saja untuk masuk di klub Tidak ada persyaratan khusus, untuk pembayaran
Kabupate Sampang? yang berasal dari subsidi (anak asuh) saya memilih
dari scouting player namun kita selalu pantau dari
bakat dan kerja kerasnya
20 Ada berapa couching staf di klub 2 couching staf terdiri dari pelatih khusus dan
Kabupaten Sampang? pengurus klub
47

DOKUMENTASI PENELITIAN DI LAPANGAN


48
49
50

Anda mungkin juga menyukai