Anda di halaman 1dari 47

Makalah komunitas COME

OPTIMALISASI SOSIALISASI PENCEGAHAN KOMPLIKASI


HIPERTENSI DI DESA LIPAT KAIN SELATAN KECAMATAN KAMPAR
KIRI

Disusun oleh:

Aulia Husna Armaelis


Annisa Islamiyah
Cavina Yasa
Dana Irnanda
Deswiza Adelia
Despi Safitri
Elva Katharina Simamora
Jully Arsen
Juneti
Khairunnisa
Ira Widya
Siska Wulandari

Pembimbing:

drg. Tuti Restuastuti, M.Kes


Dr. dr. Sri Wahyuni, M. kes
dr. Derma Bahari Putri

KEPANITERAAN KLINIK
COMMUNITY ORIENTED MEDICAL EDUCATION (COME)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sering

dijumpai dalam masyarakat. Hipertensi adalah peningakatan tekanan darah

sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih atau

sama dengan 90 mmHg dengan minimal dua kali pengukuran. 1 Hipertensi juga

sering disebut dengan “silent killer” karena kebanyakan penderita tidak memiliki

keluhan apapun, kemudian akan jatuh pada keadaan darurat dan komplikasi.

Komplikasi dapat berupa stroke, penyakit jantung koroner, retinopati, gagal ginjal

dan lain-lain.2

Data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)

United States tahun 2011-2014 menyebutkan bahwa populasi dengan usia 20

tahun ke atas cenderung mengalami hipertensi. Sekitar 86 juta orang di United

States telah mengalami hipertensi dengan perbandingan laki-laki dan perempuan

adalah 40,8 juta berbanding 44,9 juta. 3 Selanjutnya di Indonesia berdasarkan hasil

Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, diperoleh bahwa prevalensi

hipertensi di Indonesia pada umur ≥18 tahun mencapai 25,8 persen.4 Salah satu

upaya pemerintah dalam rangka pengendalian PTM yaitu dengan membuat suatu

program pemberdayaan masyarakat yang dikenal dengan sebutan Pos pembinaan

terpadu penyakit tidak menular (POSBINDU PTM).5,6

Pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (POSBINDU PTM)

merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi

dini dan pemantauan faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin

dan periodik.6 Data sekunder dari Puskesmas Kampar Kiri pada tahun 2018

1
2

dimana penyakit hipertensi merupakan penyakit ketiga tertinggi setelah

Nasofaringitis Akut dan Gastritis. Posbindu PTM Desa Lipat Kain Selatan yang

terbanyak angka hipertensi yang dijumpai dari seluruh desa yang ada di Kampar

Kiri yaitu 121 kasus. Hal ini kemungkinan dikarenakan kurangnya pengetahuan

masyarakat dan kader mengenai penyakit hipertensi. Salah satu upaya yang harus

dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi adalah dengan

melakukan optimalisasi pencegahan komplikasi hipertensi. Optimalisasi

seharusnya dapat diberikan oleh para kader kepada masyarakat. Optimalisasi yang

dapat disarankan oleh kader Posbindu PTM dapat berupa latihan fisik dan pola

hidup sehat. Selain itu masalah lain yang juga dihadapi oleh para kader adalah

masih kurangnya skill dari para kader untuk melakukan pengukuran tekanan

darah. Kader Poskesdes masih belum bisa melakukan pengukuran tekanan darah

dengan benar.

Berdasarkan uraian di atas, kami ingin melakukan optimalisasi pencegahan

komplikasi hipertensi di Posbindu PTM Desa Lipat Kain Selatan, Kecamatan

Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah optimalisasi pencegahan komplikasi

hipertensi di Posbindu PTM Desa Lipat Kain Selatan, Kecamatan Kampar Kiri,

Kabupaten Kampar.
3

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini adalah :

a. Mengidentifikasi masalah sebagai bentuk upaya pencegahan dan

pengendalian penyakit hipertensi pada masyarakat di Desa Lipat Kain

Selatan, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.


b. Memprioritaskan masalah sebagai bentuk upaya pencegahan dan

pengendalian penyakit hipertensi pada masyarakat Desa Lipat Kain

Selatan, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.


c. Menganalisis masalah mengenai belum optimalnya sosialisasi

pencegahan komplikasi hipertensi di Desa Lipat Kain Selatan

Kecamatan Kampar Kiri


d. Mendapatkan beberapa alternatif kegiatan dalam mengatasi penyebab

masalah dari belum terlaksananya kegiatan edukasi tentang hipertensi

di Posbindu PTM Desa Lipat Kain Selatan, Kecamatan Kampar Kiri,

Kabupaten Kampar, berupa kegiatan penyuluhan mengenai hipertensi,

penyerahan rekomendasi, memberikan poster dan flipbook serta

merekomendasikan kepada Puskesmas Kampar Kiri untuk

memberikan penyuluhan secara berkala mengenai edukasi tentang

penyakit hipertensi dan pengukuran tekanan darah.


e. Melaksanakan kegiatan sosialisasi ke masyarakat pencegahan

komplikasi hipertensi di Desa Lipat Kain Selatan Kecamatan Kampar

Kiri.
f. Melakukan evaluasi penyebab masalah dari belum terlaksananya

kegiatan edukasi tentang hipertensi di Posbindu PTM Desa Lipat Kain

Selatan, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.


35

g. Melakukan action sebagai bentuk peningkatan pengetahuan kader

tentang edukasi hipertensi di Posbindu PTM Desa Lipat Kain Selatan,

Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.


1.3 Manfaat Kegiatan
a. Kader Poskesdes
Meningkatkan kemampuan edukasi dan skill kader dalam pengukuran

tekanan darah di Desa Lipat Kain Selatan, Kecamatan Kampar Kiri,

Kabupaten Kampar.
b. Puskesmas
Membantu pihak puskesmas dalam melakukan sosialisasi terhadap

kader untuk melaksanakan kegiatan Posbindu PTM Desa Lipat Kain

Selatan, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.


c. Dokter Muda
Menambah wawasan bagi penulis mengenai pemberdayaan masyarakat

dengan cara pelatihan kader dalam rangka pengefektifan pelaksanaan

Posbindu PTM dan pelaksanaan kegiatan edukasi bagi kader di Desa

Lipat Kain Selatan, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi. Batas

tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan normal

atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik. Berdasarkan

JNC (Joint National Comitee) VIII, seorang dikatakan mengalami hipertensi jika
5

tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih. Pada

populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg

dan tekanan diastolik 90 mmHg.7

Penyakit hipertensi adalah peningkatan abnormal tekanan darah, baik

tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik, secara umum seseorang

dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastolik > 140/90

mmHg. Penyakit hipertensi di Indonesia akan terus mengalami kenaikan insiden

dan prevalensi, berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup, mengkonsumsi

makanan tinggi lemak, kolesterol, penurunan aktivitas fisik, kenaikan kejadian

stres dan lain-lain.7

2.1.2 Prevalensi Hipertensi

Prevalensi hipertensi pada populasi masyarakat eropa pada tahun 2015

yaitu 1,13 juta orang. Sedangkan menurut RISKESDAS 2018 prevalensi

hipertensi di Indonesia adalah 8,4%. Provisinsi yang tertinggi menderita

hipertensi adalah Sulawesi Utara sebanyak 13,2 % dan papua merupakan provinsi

terendah menderita hipertensi yaitu 4,4,%.8

2.1.3 Etiologi Hipertensi

Hipertensi apabila tidak diketahui penyebabnya disebut dengan hipertensi

primer (90%) sedangkan hipertensi yang diketahui penyebabnya disebut dengan

hipertensi sekunder (10%). Penyebabnya antara lain :

a. Penyakit: penyakit ginjal kronik, sindroma cushing, koartaksi aorta,

obstructive sleep apnea, penyakit paratiroid, fekrositoma, aldosteronism

primer, penyakit renovaskuler, penyakit tiroid.


35

b. Obat-obatan: prednison, fludrokortison, triamsinolon, amfetamin,

antivascular growht factor agents, esterogen biasanya kontrasepsi oral,

siklosporin, tacrolimus, dekongestan, erythropoiesis stimulating agents

dan lain-lain.
c. Makanan: sodium, etanol, licorice
d. Obat jalanan yang mengandung bahan-bahan sebagai berikut: cocaine,

cocaine withdrawal, anabolic steroids, narcotic witdrawal, ketamin,

phencyclidine dan lain-lain.9

2.1.3 Patofisiologi Hipertensi

Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah

secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk

mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek

kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera.

Kestabilan tekanan darah jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang

mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal.

1) Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah

Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan

penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan proses

multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding pembuluh darah dan terbentuk

deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai

substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini disebut plak.

Pertumbuhan plak di bawah lapisan tunika intima akan memperkecil lumen

pembuluh darah, obstruksi luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai


7

oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu. Sel endotel pembuluh darah juga

memiliki peran penting dalam pengontrolan pembuluh darah jantung dengan cara

memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida

endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer.9

2) Sistem renin-angiotensin

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II

dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II

inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua

aksi utama.9

a. Meningkatkan sekresi Anti-Diuretic Hormone (ADH) dan rasa haus.

Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke

luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi

osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler

akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.

Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan

meningkatkan tekanan darah.

b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur

volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl

(garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya

konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan

volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan

volume dan tekanan darah.

3) Sistem saraf simpatis


35

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar

dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke

bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.9

2.1.4 Faktor Risiko

Faktor risiko hipertensi terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat

dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi.10,11

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain:

a. Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang memiliki tekanan

darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih

besar.
b. Usia
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi, dengan bertambahnya umur,

risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi

hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan

kematian sekitar di atas usia 65 tahun.


c. Jenis Kelamin
Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria lebih

banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio

sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Namun, setelah

memasuki manopause, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat.


9

Setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada wanita lebih meningkat

dibandingkan dengan pria yang diakibatkan faktor hormonal. Penelitian di

Indonesia prevalensi hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada wanita.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain:10,11

a. Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebih)


Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik

cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan

volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus hipertensi primer

(essensial) terjadi respon penurunan tekanan darah dengan mengurangi

asupan garam 3 gram atau kurang, ditemukan tekanan darah rata-rata

rendah, sedangkan pada masyarakat asupan garam sekitar 7-8 gram

tekanan rata-rata lebih tinggi.

b. Konsumsi alkohol
Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas.

Namun, diduga peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel

darah merah serta kekentalan darah berperan dalam menaikkan tekanan

darah.
c. Aktivitas fisik kurang
Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam

tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah

tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda

menderita tekanan darah tinggi.


d. Kebiasaan merokok
Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk

disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi

semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri.


e. Obesitas
35

Obesitas merupakan salah satu faktor risiko hipertensi. Prevalensi

hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita

hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

seorang yang badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan

sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih (overweight).


f. Kolesterol
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah, dapat menyebabkan

timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat

pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.


g. Psikososial dan stres
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam,

rasa takut dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal

melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat

serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.


2.1.5 Diagnosis Hipertensi
Dalam menegakan diagnosis hipertensi, diperlukan beberapa tahapan

pemeriksaan yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau tatalaksana

yang akan diambil. Algoritme diagnosis ini diadaptasi dariCanadian

Hypertension Education Program. The Canadian Recommendation for The

Management of Hypertension 201.12


11

Gambar 2.1 Diagnosis hipertensi

HBPM : Home Blood Pressure Monitoring


ABPM : Ambulatory Blood Pressure Monitoring

2.1.6 Penatalaksanaan hipertensi


Penanganan hipertensi terbaru yang direkomendasikan yaitu berdasarkan

JNC 8:13
35

Gambar 2.2 Penatalaksanaan hipertensi JNC VIII

2.1.6 Edukasi pada Hipertensi

a) Penurunan berat badan


Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-20

mmHg/penurunan 10 kg. Rekomendasi ukuran pinggang <94 cm untuk


13

pria dan <80 untuk wanita, indek massa tubuh ideal yaitu 18,5-24,9

kg/m2. Rekomendasi penurunan berat badan yang dapat dilakukan

dengan cara mengurangi asupan kalori dan juga meningkatkan aktifitas

fisik.14,15
b) Pola makan DASH (Diettary Approaches to Stop Hypertension)
Diet DASH dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg.

Lebih banyak makan buah, sayur-sayuran, dan produk susu rendah

lemak dengan kandungan lemak jenuh dan total lebih sedikit, kaya

potassium dan calcium.14,15


c) Mengurangi konsumsi garam
Mengurangi konsumsi garam harian dapat menurunkan tekanan darah

sistolik 2-8 mmHg. Mengurangi konsumsi garam hingga <100 mmol per

hari (2 gram natrium atau 6,5 gram natrium klorida atau 1 sendok teh

garam perhari).14,15
d) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan darah sistolik 1-9 mmHg.

Lakukan aktivitas fisik aerobik yang teratur (misalnya jalan cepat) 30

menit sehari, hampar setiap sehari dalam seminggu.14,15

e) Stop konsumsi alkohol


Stop konsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan darah sitolik 2-4

mmHg.14,15

2.1.6 Upaya Pengendalian Hipertensi

Pengendalian hipertensi bertujuan untuk mencegah terjadinya morbiditas

dan mortalitas akibat komplikasi yang berhubungan dengan pencapaian dan

pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mHg. Pengendalian hipertensi

diantaranya dalam ketaatan pengobatan meliputi perlakuan khusus mengenai gaya

hidup seperti diet, istirhat dan olahraga serta konsumsi obat. Dalam upaya

peningkatan status kesehatan dengan cara meningkatkan kemampuan


35

menyampaikan informasi yang jelas pada penderita mengenai penyakit yang

diderita serta cara pengobatan, keterlibatan dan cara pendekatan yang dilakukan.9

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang sekali terkena maka tidak

bisa disembuhkan tetapi dapat dikendalikan. Pengendalian tekanan darah yang

diharapkan dapat mencegah komplikasi penyakit kronis yang ditimbulkan oleh

hipertensi itu sendiri. Upaya pengendalian hipertensi meliputi:9

a. Mengatur diet.
b. Menjaga berat badan ideal.
c. Pengendalian stres.
d. Melalukan olahraga teratur.
e. Konsumsi obat hipertensi secara rutin.
Gambaran umum yang dididapat dari upaya pengendalian hipertensi

terutama dilakukan dengan penggelolaan diri atau modifikasi gaya hidup

penderita. Menurut the Surgeon General, Health People menekankan bahwa

modifikasi gaya hidup merupakan perubahan yang paling penting yang diperlukan

untuk pencapaian prestasi kesehatan.


Secara umum indikator keberhasilan pengendalian tekanan darah pada

penderita hipertensi dapat digambarkan sebagai berikut:


a. Tekanan darah terkendali atau terkontrol.
b. Tidak terjadi komplikasi pada penderita.
c. Kualitas kesehatan hidup menjadi lebih baik dan tetap produktif.

2.1.7 Komplikasi Hipertensi

Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya penyakit

jantung, gagal jantung kongestif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit

ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan

akhirnya akan memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. Komplikasi

yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang dapat mengenai mata, ginjal,

jantung dan otak. Pada mata dapat berupa perdarahan pada retina, gangguan
15

penglihatan hingga kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering

ditemukan pada hipertensi berat selain penyakit jantung koroner dan infark

miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan pecahnya

mikroaneurisma yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapat

terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemik otak sementara.9

Tabel 2.2 Komplikasi Hipertensi9


Sistem organ Komplikasi Komplikasi Hipertensi
- Jantung - Gagal jantung kongestif
Angina pectoris
Infark miokard
- Sistem saraf pusat - Ensefalopati hipertensif
- Ginjal - Gagal ginjal kronis
- Mata - Retinopati hipertensif
- Pembuluh darah perifer - Penyakit pembuluh darah
perifer
35

BAB III
OPTIMALISASI PENCEGAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DI DESA
LIPAT KAIN SELATAN KECAMATAN KAMPAR KIRI

3.1 Deskripsi umum UPTD Puskesmas Kampar Kiri

3.1.1 Administrasi pemerintahan

Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Kampar Kiri

merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Kampar. Lokasi UPTD

Puskesmas Kampar Kiri berada di Desa Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri.

Luas wilayah UPTD Puskesmas Kampar Kiri sekitar + 91.533 km2 yang terdiri

dari sembilan belas desa, yaitu Desa Lipat Kain Utara, Lipat Kain Selatan, Sungai

Paku, Sungai Geringging, Teluk Paman Timur, Teluk Paman, Kuntu, Kuntu

Darussalam, Padang Sawah, Sungai Liti, Tanjung Harapan, Tanjung Mas, Sungai

Raja, Sungai Rambai, Sungai Harapan, Koto Empat Setingkai, Muara Selaya,

Sungai Sarik, Domo, dan terdiri dari satu Desa yaitu Desa Lipat Kain. Adapun

struktur organisasi kerja Puskesmas Kampar Kiri dipimpin oleh seorang Kepala

Puskesmas dan dibantu 1 orang Kepala Tata Usaha dan 87 staff yang terdiri dari

PNS (43 orang), THL (5 orang), TBK (20 orang) dan Tenaga Kerja Sukarela (20

orang) dan bidan desa (19 orang). Staff Puskesmas Kampar Kiri ditempatkan di

Puskesmas Induk.

3.1.2 Keadaan geografis

UPTD Puskesmas Kampar Kiri terletak di Ibu Kota Kecamatan Kampar

Kiri tepatnya berada di Desa Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri. Adapun batas

wilayah kerja UPTD Puskesmas Kampar Kiri adalah sebagai berikut:


17

Sebelah utara : berbatas dengan Kecamatan Gunung Sahilan

Sebelah selatan : berbatas dengan Kecamatan Kampar Kiri Hulu

Sebelah barat : berbatas dengan Kecamatan Kampar Kiri Hulu

Sebelah timur : berbatas dengan Kabupaten Kuantan Singingi


3.1.3 Keadaan demografis

Kecamatan Kampar Kiri terdapat 1 Puskesmas Induk yaitu UPTD

Puskesmas Kampar Kiri dengan wilayah kerja 19 desa dengan luas wilayah kerja

+91.533 km2 yang berpenduduk 29.283 jiwa tahun 2018.

3.1.4 Sosial Ekonomi

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kampar Kiri memiliki adat istiadat yang

masih kental dan mayoritas bekerja sebagai petani.

3.1.5 Lingkungan

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kampar Kiri termasuk kategori wilayah

sub urban dengan kondisi pedesaan yang masih terasa dan pohon-pohon masih

banyak termasuk yang berada di perkebunan masyarakat dan perkebunan

perusahaan di Kampar Kiri.

3.1.6 Deskripsi keadaan

Puskesmas Kampar Kiri didirikan pada tahun 2010, di atas tanah seluas ±

10.235 m², luas gedung kira – kira 800 m². Puskesmas Kampar Kiri adalah

Puskesmas Rawat Jalan yang dilengkapi dengan fasilitas IGD 24 Jam dengan

kapasitas 4 Tempat Tidur, 3 ruang rawat inap, poli KIA, poli umum, poli gigi,

kamar bersalin, laboratorium, dan apotek.

Hipertensi merupakan satu dari sepuluh penyakit terbanyak yang terdata di

puskesmas kampar kiri pada tahun 2018 dengan jumlah 657 kasus. Pada
35

pencatatan survailens PTM di wilayah kerja Puskesmas Kampar Kiri didapatkan

jumlah terbanyak penderita hipertensi yaitu pada Desa Kampar Kiri dengan

jumlah 121 kasus. Tingginya jumlah penyakit ini di wilayah kerja Puskesmas

Kampar Kiri terutama di Desa Lipat Kain selatan disebabkan oleh belum

optimalnya sosialisasi yang dilakukan tentang pencegahan komplikasi hipertensi.

Keterbatasan pengembangan dan pengawasan program kerja di bagian penyakit

tidak menular juga menjadi penyebabnya. Selain itu, terdapat kurangnya

pengetahuan masyarakat terhadap komplikasi hipertensi.

Belum optimalnya pencegahan komplikasi hipertensi dapat dilihat dari

masih kecilnya kunjungan ke poli umum Puskesmas Kampar Kiri dan kurangnya

pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya mencegah komplikasi hipertensi.

Hal ini dibuktikan melalui wawancara dengan penanggung jawab program

Penyakit Tidak Menular (PTM), diketahui bahwa selama ini banyak masyarakat

yang belum mengetahui resiko terjadinya komplikasi hipertensi jika tensinya tidak

terkontrol.

3.2 Plan

Kegiatan plan dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2019 –9 Maret 2019.

3.2. Identifikasi masalah

Proses identifikasi masalah diperoleh melalui :

- Wawancara dengan Kepala Puskesmas Kampar Kiri, penanggung jawab

UKBM Puskesmas Kampar Kiri.

- Data sekunder dari bidan koordinator penanggung jawab program PTM

terkait kondisi kesehatan masyarakat.


19

- Wawancara dengan perwakilan masyarakat di Desa Lipat Kain Selatan

Kecamatan Kampar Kiri.

Penentuan masalah berdasarkan wawancara dan data sekunder terkait

analisa kebutuhan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kampar Kiri

seperti yang ditampilkan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Identifikasi Masalah pada Puskesmas Kampar Kiri


Aspek yang
Masalah Evidence based
dinilai
Program Promosi 1. Belum Wawancara dengan Kepala Puskesmas
dan Pencegahan optimalnya Kampar Kiri :
Penyakit Tidak sosialisasi 1. Banyaknya masyarakat yang terdiagnosa
Menular (P2PTM) mengenai hipertensi di Puskesmas Kampar Kiri,
di Puskesmas pencegahan terutama diDesa Lipat Kain Selatan
Kampar Kiri komplikasi
hipertensi di 2. Belum optimalnya penyuluhan mengenai
wilayah kerja komplikasi hipertensi diDesa Lipat Kain
Puskesmas
Selatan
Kampar Kiri
3. Masih sedikit masyarakat dengan
hipertensi yang melakukan kontrol rutin
di Puskesmas Kampar Kiri

4. Masih tingginya kasus akibat komplikasi


hipertensi seperti stroke di Puskesmas
Kampar Kiri

Wawancara Bidan Desa Lipat Kain Selatan :


1. Belum adanya media informasi
tambahan berupa poster mengenai
anjuran mengontrol hipertensi dan
pencegahan komplikasi hipertensi di
fasilitas kesehatan
Data sekunder Puskesmas Kampar Kiri
1. Berdasarkan data tahun 2018, hipertensi
menempati urutan ketiga penyakit
terbanyak di Puskesmas Kampar Kiri
sebanyak 121 kasus
2. Masih tingginya Wawancara Bidan Desa Lipat Kain Selatan :
kepercayaan 1. Masih banyak masyarakat Desa Lipat
masyarakat Kain Selatan yang memilih pengobatan
35

Aspek yang
Masalah Evidence based
dinilai
yang memilih herbal untuk mengontrol hipertensi
pengobatan dibandingkan konsumsi obat-obatan
herbal untuk hipertensi dari Puskesmas.
mengontrol
penyakit
hipertensi di
Desa Lipat Kain
Selatan

3.2.2 Penentuan prioritas masalah

Prioritas masalah ditentukan berdasarkan sistem seleksi yang


menggunakan 2 unsur, yaitu kriteria (urgensi atau kepentingan, solusi,
kemampuan mengubah, dan biaya) dan skor (nilai 1, 2, dan 3), yaitu:
1. Urgensi atau kepentingan
o Nilai 1 : tidak penting
o Nilai 2 : penting
o Nilai 3 : sangat penting
1. Solusi
o Nilai 1 : tidak mudah
o Nilai 2 : mudah
o Nilai 3 : sangat mudah
2. Kemampuan mengubah
o Nilai 1 : tidak mudah
o Nilai 2 : mudah
o Nilai 3 : sangat mudah
2. Biaya
o Nilai 1 : tinggi
o Nilai 2 : sedang
o Nilai 3 : rendah
Kriteria dan skor ditetapkan berdasarkan kesepakatan kelompok. Total
skor dari masing-masing kriteria merupakan penentu prioritas masalah, yaitu
masalah dengan total paling tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas
masalah untuk dicari penyelesaian masalahnya. Penentuan prioritas masalah dapat
dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2 Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan


No Masalah Urge Solusi Kemampuan Biaya Total Rank
21

nsi untuk
Mengubah

1 Belum optimalnya 3 3 2 2 36 I
sosialisasi mengenai
pencegahan komplikasi
hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas
Kampar Kiri
2 Tingginya kepercayaan 3 1 1 2 6 II
masyarakat yang
memilih pengobatan
herbal untuk
mengontrol penyakit
hipertensi di Desa
Lipat Kain Selatan

3.2.3 Analisis Penyebab Masalah


Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah di atas, didapatkan prioritas
masalah utama adalah belum optimalnya sosialisasi mengenai pencegahan
komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kampar Kiri

Tabel 3.3 Analisis penyebab masalah


Masalah Penyebab Masalah Evidence based
Belum optimalnya a. Man
sosialisasi mengenai 1. Belum optimalnya Wawancara dengan Bidan
pencegahan peran petugas Desa Lipat Kain Selatan:
komplikasi kesehatan dalam Petugas kesehatan belum
hipertensi di wilayah melaksanakan program memprioritaskan program
kerja Puskesmas PTM terutama posbindu PTM di Desa
Kampar Kiri hipertensi di Desa Lipat Kain Selatan karena
Lipat Kain Selatan. masih memprioritaskan ke
desa-desa terpencil.
2. Belum optimalnya Wawancara dengan
penyuluhan mengenai pemegang program:
komplikasi hipertensi - Belum optimalnya
di Desa Lipat Kain sosialisasi aktif yang
Selatan dilakukan pihak Puskesmas
dalam upaya peningkatan
pengetahuan komplikasi
hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Kampar Kiri
35

b. Method

1. Belum terjadwalnya Wawancara dengan Bidan


sosialisasi kepada Desa:
masyarakat tentang - Belum terjadwalnya
sosialisasi yang tetap
pencegahan komplikasi
kepada masyarakat tentang
hipertensi di Desa Lipat pentingnya mencegah
Kain Selatan komplikasi hipertensi
Kecamatan Kampar dengan petugas kesehatan
Kiri. di Desa Lipat Kain Selatan.

c. Market
1. Kurangnya Wawancara dengan Kepala
pemahaman masyarakat Puskesmas Kampar Kiri:
tentang komplikasi - Masih banyak masyarakat
Hipertensi di Desa Lipat yang belum mengetahui
Kain Selatan Kecamatan komplikasi hipertensi.
Kampar Kiri. - Masyarakat yang tidak
kontrol rutin dan tidak
mengonsumsi obat-obatan
hipertensi dari Puskesmas
Material
1. Belum adanya media Wawancara BidanDesa
informasi berupa poster Lipat Kain Selatan:
ataupun leaflet untuk Dari hasil observasi di
Poskesdes di Desa Lipat
meningkatkan pengetahuan
Kain Selatan didapatkan
masyarakat mengenai belum adanya media
pencegahan komplikasi informasi tambahan (seperti
hipertensi sehingga poster, leaflet, spanduk,
meningkatkan kesadaran banner) dalam
masyarakat agar mau meningkatkan pengetahuan
mengontrol tekanan darah masyarakat mengenai
pencegahan komplikasi
di Desa Lipat Kain Selatan
hipertensi sehingga
Kecamatan Kampar Kiri.. meningkatkan kesadaran
masyarakat agar mau
mengontrol tekanan darah
25
24

3.2.4 Analisis Fishbone Ishikawa

Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan Analisis Fishbone Ishikawa.

Man Market
v
1. Belum optimalnya peran petugas kesehatan dalam Kurangnya pemahaman masyarakat tentang komplikasi
melaksanakan program PTM terutama hipertensi di Hipertensi di Desa Lipat Kain Selatan Kecamatan
Desa Lipat Kain Selatan. Kampar Kiri.
2. Belum optimalnya penyuluhan mengenai Belum optimalnya
komplikasi hipertensi di desa Lipat Kain Selatan sosialisasi mengenai
pencegahan
komplikasi
Belum adanya media informasi berupa poster Belum terjadwalnya sosialisasi kepada masyarakat tentang hipertensi di
ataupun leaflet untuk meningkatkan pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi di Desa Lipat Kain Selatan wilayah kerja
masyarakat mengenai pencegahan komplikasi Kecamatan Kampar Kiri. Puskesmas Kampar
hipertensi sehingga meningkatkan kesadaran Kiri
masyarakat agar mau mengontrol tekanan darah di
Desa Lipat Kain Selatan Kecamatan Kampar Kiri

Material Method
Gambar 3.1 Diagram analisis tulang ikan (Fishbone Analysis Ishikawa)

3.2.5 Alternatif pemecahan masalah


Setelah didapatkan analisis penyebab masalah, direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat dalam
tabel 3.5 dibawah ini:
25

Tabel 3.4 Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah &Plan of Action

Masalah Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Kriteria Instrumen
Masalah Pemecahan Kegiatan Keberhasilan Pengukuran
Masalah Kriteria
Keberhasilan
Belum Man Indikator
optimalnya 1. Belum Melakukan Mening Masyarakat Desa Lipat Dokter Maret jangka pendek: Pre dan post
sosialisasi optimalnya sosialisasi dalam katkan Kain Muda FK 2019 1. Terlaksananya sosialisasi
mengenai penyuluhan bentuk metode pengeta Selatan UR sosialisasi diberikan
pencegahan mengenai ceramah kepada huan dalam bentuk kuesioner
komplikasi komplikasi masyarakat untuk masyara metode ceramah
hipertensi hipertensi mengetahui kat kepada
di wilayah di Desa pentingnya masyarakat.
kerja Lipat Kain mengontrol tekanan 2. Didapatnya
Puskesmas Selatan darah dan data mengenai
Kampar mencegah pengetahuan
Kiri komplikasi masyarakat
hipertensi
Indikator
jangka
panjang:
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat agar
mengontrol
tekanan darah.
35

Masalah Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Kriteria Instrumen
Masalah Pemecahan Kegiatan Keberhasilan Pengukur
Masalah an
Kriteria
Keberhasi
lan
Method Indikator
Belum Belum Merekomendasi Terjadwaln Pemegang Desa Dokter Maret jangka pendek: Adanya
optimalnya terjadwalnya kan kepada ya program program Lipat Muda FK 2019 Diterimanya jadwal rutin
sosialisasi sosialisasi kepada bidan atau yang Kain UR rekomendasi petugas
mengenai masyarakat pemegang berkaitan Selatan jadwal kesehatan
pencegahan tentang program mengenai sosialisasi untuk
komplikasi pencegahan PTM Puskesmas sosialisasi untuk mengajak melakukan
hipertensi komplikasi untuk membuat masyarakat agar sosialisasi
di wilayah hipertensi diDesa jadwal agar mengontrol kepada
kerja Lipat Kain sosialisasi tekanan darah masyarakat
Puskesmas Selatan secara rutin dan mencegah dan
Kampar Kecamatan komplikasi pengecekan
Kiri Kampar Kiri. hipertensi tekanan
darah
berkala
27

Masalah Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Kriteria Instrumen
Masalah Pemecahan Kegiatan Keberhasilan Pengukur
Masalah an
Kriteria
Keberhasi
lan
Material Indikator
Belum Belum adanya Menyediakan Tersedianya Masyarak Desa Dokter Maret jangka pendek: Poster
optimalnya media informasi media informasi media at Lipat Muda FK 2019 Diterimanya
sosialisasi tambahan berupa tambahan informasi Kain UR poster tentang
mengenai poster ataupun berupa poster tambahan Selatan pentingnya
pencegahan leaflet untuk berisikan berupa mengontrol
komplikasi meningkatkan informasi poster tekanan darah
hipertensi pengetahuan tentang tentang dan mencegah
di wilayah masyarakat Komplikasi pentingnya komplikasi
kerja mengenai hipertensi dan mencegah hipertensi
Puskesmas pencegahan pentingnya komplikasi
Kampar komplikasi kontrol tekanan hipertensi Indikator
Kiri hipertensi darah diDesa dan jangka
sehingga Lipat Kain mengontrol panjang:
meningkatkan Selatan tekanan Masyarakat
kesadaran darah mengetahui
masyarakat agar pentingnya
mau mengontrol mengontrol
tekanan darah di tekanan darah
Desa Lipat Kain dan mencegah
Selatan komplikasi
Kecamatan hipertensi.
Kampar Kiri.
35

Masalah Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempa Pelak Waktu Kriteria Instrumen
Masalah Pemecahan t sana Keberhasilan Pengukuran
Masalah Kegia Kriteria
tan Keberhasila
n
Market Indikator
Belum Kurangnya Melakukan Meningkat Masyarakat Desa Dokter Desemb jangka pendek: Kuesioner
optimalnya pemahaman sosialisasi kan Lipat Muda er 2018 Masyarakat pre dan post
sosialisasi masyarakat tentang kesadaran Kain FK mengerti akan sosialisasi
mengenai tentang komplikasi masyarakat Selatan UR komplikasi
pencegahan komplikasi hipertensi dan agar hipertensi dan
komplikasi Hipertensi di pentingnya mencegah cara mencegah
hipertensi di Desa Lipat kontrol rutin komplikasi komplikasi
wilayah kerja Kain Selatan tekanan darah hipertensi hipertensi
Puskesmas Kecamatan dan
Kampar Kiri Kampar Kiri. mengontrol Indikator
tekanan jangka
darah panjang:
Meningkatnya
kepercayaan dan
kesadaran
masyarakat
pentingnya
mencegah
komplikasi
hipertensi dan
mengontrol
tekanan darah
1
29

3.2.6 Definisi operasional


Berikut ini adalah definisi operasional dari beberapa istilah yang
digunakan dalam upaya optimalisasi tentang mencegah komplikasi hipertensi dan
mengontrol tekanan darah di Desa Lipat Kain Selatan:
1. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat di Desa Lipat Kain Selatan adalah
Dokter Muda COME FK UR melakukan sosialisasi dalam metode ceramah
kepada masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Kiri sehingga
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mencegah komplikasi hipertensi
dan mengontrol tekanan darah.
2. Memberikan questioner Pre dan Post pelaksanaan sosialisasi kepada
masyarakat di Desa Lipat Kain Selatan, sehingga didapatkan data mengenai
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mencegah komplikasi hipertensi
dan mengontrol tekanan darah.
3. Merekomendasikan kepada bidan desa atau pemegang program puskesmas
untuk membuat jadwal sosialisasi secara rutin sehingga dengan adanya jadwal
rutin bidan desa dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar
mencegah komplikasi hipertensi dan mengontrol tekanan darah.
4. Dokter Muda Kepaniteraan Klinik Senior COME FK UR melakukan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mencegah komplikasi
hipertensi dan mengontrol tekanan darah.
5. Menyediakan media informasi berupa poster yang dapat digunakan sebagai
media informasi terkait pentingnya mencegah komplikasi hipertensi dan
mengontrol tekanan darah.
35

3.3 Pelaksanaan pemecahan masalah


Seluruh alternatif pemecahan masalah dapat terlaksana sesuai Plan of

Action (PoA). Kegiatan sosialisasi tentang pencegahan komplikasi hipertensi pada

masyarakat, perangkat desa dan bidan desa dilakukan pada tanggal 21 Maret 2019

di Kantor Desa Lipat Kain Selatan. Kegiatan di awali dengan kata sambutan oleh

Dosen Pembimbing Lapangan, Kepala Puskesmas Kampar Kiri, dan Kepala Desa

Lipat Kain Selatan. Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi tentang pencegahan

komplikasi hipertensi yang dilakukan oleh Dokter Muda COME FKUR.

Sosialisasi dilakukan dalam menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Tabel 3.5 Optimalisasi Pencegahan Komplikasi Hipertensi di Desa Lipat


Kain Selatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Kiri
NO Kegiatan Waktu Tempat Keterangan
1 Memberikan kuisioner 21 Maret Kantor Terlaksana
presosialisasi tentang 2019 Desa Lipat sesuai PoA
pencegahan komplikasi Kain
hipertensi kepada masyarakat di Selatan
Desa Lipat Kain Selatan.

2 Melakukan sosialisasi dan 21 Maret Kantor Terlaksana


membagikan kuisioner post 2019 Desa Lipat sesuai PoA
sosialisasi tentang pencegahan Kain
komplikasi hipertensi kepada Selatan
masyarakat di Desa Lipat Kain
Selatan.

3 Menyerahkan surat rekomendasi 21 Maret Kantor Terlaksana


kepada bidan desa atau 2019 Desa Lipat sesuai PoA
pemegang program puskesmas Kain
untuk membuat jadwal Selatan
sosialisasi secara rutin.

Memberikan media promosi 21 Maret Kantor Terlaksana


4 berupa poster berisikan 2019 Desa Lipat sesuai PoA
informasi tentang pencegahan Kain
komplikasi hipertensi kepada Selatan
masyarakat di Desa Lipat Kain
Selatan.
3.4 Check
Seluruh kegiatan intervensi dilakukan, keadaan sebelum intervensi dan
setelah intervensi dilakukan untuk menilai keberhasilan kegiatan. Hasil sebelum
intervensi dan setelah intervensi terhadap kegiatan belum optimalnya pencegahan
komplikasi hipertensi diDesa Lipat Kain Selatan dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Tabel Check Optimalisasi Pencegahan Komplikasi Hipertensi di


Desa Lipat Kain Selatan
No Kegiatan Deskripsi Keadaan Deskripsi keadaan setelah
Sebelum Intervensi intervensi
1. Memberikan Masih kurangnya Tidak dapat dinilai karena
kuisioner pengetahuan belum dilakukan intervensi
presosialisasi masyarakat
sosialisasi tentang mengenai pentingnya
pencegahan mencegah
komplikasi komplikasi
hipertensi kepada hipertensi, yang
masyarakat di Desa didapatkan dari
Lipat Kain Selatan. hassil kuisioner pre
sosialisasi terdapat 6
orang yang
menjawab salah dari
11 peserta yang
hadir.

2. Melakukan Dari hasi kuisioner Dari hasil kuesioner tentang


sosialisasi dan post sosialisasi pentingnya persalinan
membagikan didapatkan adanya dengan petugas kesehatan
kuisioner post peningkatan setelah dilakukannya
sosialisasi tentang pengetahuan penyuluhan kepada 11
pencegahan masyarakat tentang orang peserta didapatkan
komplikasi pencegahan seluruh peserta
hipertensi kepada komplikasi berpengetahuan baik dan
masyarakat di Desa hipertensi kepada tidak ada jawaban salah
Lipat Kain Selatan. masyarakat di Desa pada kuesioner. Terdapat
Lipat Kain Selatan. peningkatan pengetahuan
ibu hamil
sesudahdilakukannya
penyuluhan.
35

Menyerahkan surat Belum terjadwalnya Diterimanya surat


3. rekomendasi kepada bidan program yang rekomendasi kepada bidan
desa atau pemegang program berkaitan mengenai desa atau pemegang
untuk membuat jadwal sosialisasi untuk program puskesmas untuk
sosialiasi secara rutin. mengajak membuat jadwal sosialisasi
masyarakat agar secara rutin.
melakukan
pencegahan
komplikasi
hipertensi.

Memberikan media Belum adanya media Diterimanya media promosi


4 promosi berupa promosi berupa berupa poster berisikan
poster berisikan poster yang informasi tentang
informasi tentang berisikan informasi pencegahan komplikasi
pencegahan tentang pencegahan hipertensi di Desa Lipat
komplikasi komplikasi Kain Selatan
hipertensi kepada hipertensi kepada
masyarakat di Desa masyarakat di Desa
Lipat Kain Selatan. Lipat Kain Selatan.

3.5 Action
Alternatif pemecahan masalah yang lain ini untuk indikator jangka pendek
sudah bisa distandarisasi, namun untuk indikator jangka panjang masih perlu
waktu untuk di evaluasi lebih lanjut. Sosialisasi yang dilakukan kepada
masyarakat dapat dijadikan standarisasi dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya mencegah komplikasi hipertensi.
BAB IV

PEMBAHASAN

Puskesmas Kampar Kiri telah menjadi puskesmas yang sesuai standar

Permenkes dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatannya. Puskesmas

Kampar kiri juga telah melakukan pencatatan, pelaporan dan intervensi terhadap

permasalahan kesehatan yanga da dalam masyarakat. Pelaksanaan promosi

kesehatan dan tindakan preventif salah satunya dilakukan dengan pelaksanaan

POSKESDES, POSBINDU, POSYANDU dan Keluarga Sehat (KS). 23,24

Prevalensi penyakit tidak menular (PTM) khususnya hipertensi di Indonesia

yang cukup tinggi memerlukan peran Puskesmas dan POSBINDU PTM.

Tingginya prevalensi hipertensi berhubungan dengan kebiasaan dan pola hidup

masyarakat antara lain konsumsi makanan tinggi garam dan lemak, stres, merokok

dan kurangnya aktivitas fisik. Peran Puskesmas dan POSBINDU PTM dalam

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk modifikasi gaya hidup, kontrol teratur

tekanan darah dan secara bertahap dapat mencegah terjadinya komplikasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Puskesmas Kampar Kiri, bidan

Desa Lipat Kain Selatan, penanggung jawab program PTM, dan observasi ke

POSBINDU PTM Desa Lipat Kain Selatan didapatkan masalah pokok belum

optimalnya sosialisasi pencegahan komplikasi hipertensi di Desa Lipat Kain

Selatan Kecamatan Kampar Kiri. Tujuan dilakukan penyuluhan diharapkan

terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan

komplikasi hipertensi. Pelaksanaan kegiatan POSBINDU PTM dan intervensi

keluarga sehat saat ini lebih memprioritaskan daerah terpencil dan jauh dari

puskesmas.

33
34

Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dengan melakukan

sosialisasi dalam bentuk metode ceramah kepada masyarakat untuk mengetahui

pentingnya mengontrol tekanan darah dan mencegah komplikasi hipertensi.

Sosialisasi dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan

menyadarkan masyarakat sehingga masyarakat mau melakukan setiap anjuran

yang disampaikan. Kader yang mengikuti penyuluhan juga diharapkan menjadi

sumber informasi untuk mengingatkan masyarakat terutama yang terkena

hipertensi sehingga penderita selalu mengontrol tekanan darah dan meminum

obat.

Penyuluhan mengenai hipertensi dan komplikasi telah dilakukan di balai

Desa Lipat Kain Selatan dan dihadiri oleh 11 peserta serta bidan desa dan dokter

puskesmas. Sebelum melakukan penyuluhan, Dokter Muda melakukan

pengukuran tekanan darah masyarakat yang hadir terlebih dahulu serta

membagikan kuesioner pre sosialisasi yang berisi 10 pertanyaan mengenai

hipertensi. Hasil jawaban kuisioner sebelum sosialisasi didapatkan sebanyak 6

orang (54,6%) termasuk kategori pengetahuan sedang dan 5 orang (45,4%)

termasuk kategori pengetahuan baik. Sedangkan hasil jawaban kuesioner post

sosialisasi seluruh peserta termasuk kategori pengetahuan baik. Berdasarkan hasil

kuesioner didapatkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan masyarakat setelah

dilakukan sosialisasi. Peningkatan pengetahuan ini dikarenakan karena mayoritas

kader yang mengikuti sosialisasi berpendidikan SMA, masyarakat dan kader

memperhatikan serta memahami materi sosialisasi yang telah dilakukan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Notoadmojo yang menyatakan bahwa penyuluhan

kesehatan merupakan kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan


35

menyebarkan pesan dan menanamkan keyakinan sehingga orang yang

mendapatkan penyuluhan tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau

melakukan anjuran yang berkaitan dengan kesehatan.15

Alternatif pemecahan masalah yang direkomendasikan adalah pembuatan

jadwal rutin kegiatan penyuluhan hipertensi dan pencegahan komplikasi. Dokter

Muda telah menyerahkan surat rekomendasi kepada pemegang program atau

bidan desa untuk membuat jadwal sosialisasi secara rutin, penjadwalan rutin

penyuluhan PTM serta mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat seperti kader

POSBINDU PTM. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader merupakan

motivasi, sikap dan penghargaan. Motivasi berperan dominan dalam

menghasilkan kinerja yang baik dari setiap kader sementara 10% dari kinerja

kader kemungkinan dipengaruhi kemampuan, latar belakang, keterampilan dan

demografis dari individu sendiri. Pemberdayaan masyarakat terutama kader serta

perangkat desa dapat mendukung kegiatan promosi kesehatan dan preventif.

Pelatihan dan penghargaan dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan hubungan

antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat terutama

kader serta perangkat desa dapat mendukung kegiatan promosi kesehatan dan

preventif. Pelatihan dan penghargaan dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan

hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat.25

Alternatif permasalahan adalah menyediakan poster dan flipbook untuk

mendukung pelaksanaan edukasi penyakit hipertensi oleh kader kepada

masyarakat. Media tersebut dirancang dan diberikan kepada kader untuk

mempermudah kader memberi edukasi tentang hipertensi terutama

menitikberatkan pada latihan fisik dan pola makan yang benar pada penderita
36

hipertensi. Pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai hipertensi di

Puskesmas Kampar Kiri berkaitan dengan kurangnya media informasi berupa

poster, leaflet dan standing banner untuk meningkatkan pengetahuan tentang

pencegahan komplikasi hipertensi sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat

agar mau mengontrol tekanan darah di Desa Lipat Kain Selatan Kecamatan

Kampar Kiri. Kader juga dapat meganjurkan masyarakat untuk minum obat

teratur dan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur. Media

cetak seperti poster, booklet dan buku saku yang dilengkapi dengan penggunaan

gambar foto, tampilan berwarna serta bahasa nasional yang dapat dipahami,

terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan mengubah sikap

masyarakat sasarannya.25
36
BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Simpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan di Poskesdes di Desa Lipat

Kain Selatan Kecamatan Kampar Kiri adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan metode identifikasi masalah didapatkan belum optimalnya

sosialisasi mengenai pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Kampar Kiri di Desa Lipat Kain Selatan, Kecamatan Kampar

Kiri.
2. Berdasarkan prioritas masalah didapatkan belum optimalnya sosialisasi

mengenai pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Kampar Kiri di Desa Lipat Kain Selatan, Kecamatan Kampar Kiri.


3. Analisis penyebab masalah belum optimalnya sosialisasi mengenai

pencegahan komplikasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kampar Kiri

adalah karena belum optimalnya peran petugas kesehatan dalam

melaksanakan program PTM terutama hipertensi, belum optimalnya

penyuluhan mengenai komplikasi hipertensi, belum terjadwalnya sosialisasi

kepada masyarakat tentang pencegahan komplikasi hipertensi, kurangnya

pemahaman masyarakat tentang komplikasi hipertensi dan belum adanya

media informasi berupa poster ataupun leaflet untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan komplikasi hipertensi

sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau mengontrol tekanan

darah di Desa Lipat Kain Selatan Kecamatan Kampar Kiri.

37
38

4. Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan pada kegiatan ini adalah

memberikan sosialisasi tentang pencegahan komplikasi hipertensi,

memberikan media informasi seperti flipbook dan poster kepada

POSKESDES, serta memberikan rekomendasi kepada Puskesmas Kampar

Kiri agar tenaga kesehatan di Puskesmas dapat memberikan edukasi kepada

kader tentang pencegahan komplikasi hipertensi dan mengontrol tekanan

darah yang benar serta dapat dilakukan evaluasi guna meningkatkan

pelayanan.
5. Terlaksananya kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan

komplikasi hipertensi di Desa Lipat Kain Selatan Kecamatan Kampar Kiri

pada tanggal 21 Maret 2019.


6. Berdasarkan evaluasi didapatkan telah terlaksananya semua kegiatan dan

diterimanya flipbook dan poster oleh kader sebagai panduan namun masih

perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.


7. Berdasarkan evaluasi jangka pendek setelah penyuluhan didapatkan dampak

positif dari kegiatan penyuluhan tentang pencegahan komplikasi hipertensi,

sehingga bahan penyuluhan ini dapat di duplikasi untuk disampaikan ke

masyarakat lain diDesa Lipat Kain Selatan Kecamatan Kampar Kiri.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka di dapatkan saran sebagai berikut :

1. Pihak Puskesmas Kampar Kiri agar dapat melaksanakan penyuluhan

berkala mengenai pencegahan komplikasi hipertensi.


2. Pihak Desa Lipat Kain Selatan, Kecamatan Kampar Kiri agar

membuat dan mengatur jadwal penyuluhan secara berkala tentang


39

3. pencegahan komplikasi hipertensi pada kader posyandu dan

masyarakat diDesa Lipat Kain Selatan, Kecamatan Kampar Kiri.


4. PihakDesa Lipat Kain Selatan agar dapat menambah media informasi

seperti poster pencegahan komplikasi hipertensi yang ditempatkan di

luar ruangan yang ada di lingkungan diDesa Lipat Kain Selatan,

Kecamatan Kampar Kiri.


5. Kepada Kader :
a. Terus melatih diri untuk meningkatkan keterampilan dalam

melakukan pemeriksaan kesehatan seperti menggunakan

tensimeter, agar para kader dapat mengukur tekanan darah

dengan benar dan mandiri saat pelaksanaan kegiatan

POSYANDU dan POSBINDU PTM.


b. Terus menambah pengetahuan para kader dengan membaca

buku mengenai penyakit tidak menular khususnya hipertensi

agar mempermudah para kader saat memberikan edukasi

kepada warga yang datang ke POSBINDU PTM.


c. Mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai peran dan

manfaat POSKESDES bagi masyarakat, serta menggerakkan

masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan

POSKESDES.
2. Dokter muda periode selanjutnya agar dapat memberikan buku saku

atau flipbook yang berisikan ilmu terbaru guna update ilmu bagi

kader.
DAFTAR PUSTAKA

1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman

Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular. Jakarta: 2015.


2. Alexander MR. Hypertension. [homepage on Internet]. United States:

2019. [cited 2019 march 4]. Available from :

https://emedicine.medscape.com/article/241381-overview#a5
3. Epidemiology Hypertension. [homepage on Internet]. United States: 2018.

[cited 2019 march 4].]. Available from :

https://emedicine.medscape.com/article/241381-overview#a6;
4. Dajo, Christin P, Kandou GD, et al. Hubungan Kebiasaan Merokok, Stres,

Riwayat Keluarga dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien di Rumah Sakit

Umum Daerah Noongan [skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi;

2016.
5. Perencanaan dan Pelaporan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan

Promosi Kesehatan Melalui Dana Desa [homepage on the internet].

Indonesia: Departemen Kesehatan Indonesia. 2015 [cited 2018 February

12] Available from :

http://promkes.depkes.go.id/wpcontent/uploads/pdf/buku_pedoman/Buku

%20Saku%20Dana%20Desa.pdf.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pos

pembinaan terpadu penyakit tidak menular. Jakarta : 2012.


7. Bell K, et al. Hypertension: The silent killet: Updated JNC-8 Guideline

Recommendations. Continuing Education. 2015.


8. Kementerin kesehatan badan penelitian dan pengembangan kesehatan.

Hasil utama RISKESAS. Kementerian kesehatan republik Indonesia.

Riskesdas. 2018.

40
41

9. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI

jilid II. Interna Publishing pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

Jakarta:2015.
10. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta: 2014.


11. Budijanto Didik. Hipertensi, The Silent Killer. Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta: 2015.


12. Soenarto AA, Erwinanto, Mumpuni ASS, Barack R, Lukito AA,

Hersusanti N, Prakito RS. Pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit

kardiovaskular. Perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Indonesia.

2015.
13. Muhadi. JNC 8: evidance-based guideline penanganan hipertensi pada

pasien dewasa. Ilmu penyakit dalam. Fakultas kedokteran universitas

Indonesia. Jakarta. CKD: 2016: 43 (1).


14. Muhadi. JNC 8: Evidence-based Guideline Penanganan pasien Hipertensi

Dewasa. 2016;43(1)54-9.
15. Ridjab AD. Modifikasi Gaya Hidup dan Tekanan Darah. Majalah

Kedokteran Indonesia: 2017;159-65.


16. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Revisi Petunjuk teknis pos

pembinaan terpadu penyakit tidak menular. Jakarta : 2012.


42

17. Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau. Petunjuk Pelaksanaan Pos

Pembinaan Terpadu (Posbindu). Lubuklinggau. 2014.


18. WHO. Noncommunicable Disease fact sheet. United States: World Health

Organization.2017 [cited 2019 march 10]. Available from:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/
19. Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular

(Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Padang Bulan

Tahun 2016 [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2017.


20. Maulidta KW, Henny P.Upaya Peningkatan Keterampilan Kader Posyandu

dalam Pengukuran Tekanan Darah Melalui Pelatihan Kader. Diakses dari

http://stikeswh.ac.id/wp/wp-content/uploads/2016/12/7._Maulidta_2.pdf;
21. Purnomo GA. Pengaruh pelatihan Kader Posyandu terhadap kemampuan

pengelolaan Posyandu di Desa Sendang Sari kecamatan Pengasih Kulon

Progo. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah; 2014.


22. Fatmah. Pengaruh Pelatihan pada Peningkatan Pengetahuan dan

Keterampilan Teknis Peyuluhan Obesitas dan Hipertensi Kader Posbindu

Depok.Makalah of health series. 2013; 17 (2).


23. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014.


24. Zulkifli D. Posyandu dan Kader Kesehatan. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2003;1–6.


25. Kiting RP, Ilmi B, Studi P, Ilmu M, Masyarakat K, Kedokteran F, et al.

Faktor yang berhubungan dengan kinerja kader posbindu penyakit tidak

menular. 2015;106–15.

40

Anda mungkin juga menyukai