Disusun oleh:
Pembimbing:
KEPANITERAAN KLINIK
COMMUNITY ORIENTED MEDICAL EDUCATION (COME)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih atau
sama dengan 90 mmHg dengan minimal dua kali pengukuran. 1 Hipertensi juga
sering disebut dengan “silent killer” karena kebanyakan penderita tidak memiliki
keluhan apapun, kemudian akan jatuh pada keadaan darurat dan komplikasi.
Komplikasi dapat berupa stroke, penyakit jantung koroner, retinopati, gagal ginjal
dan lain-lain.2
adalah 40,8 juta berbanding 44,9 juta. 3 Selanjutnya di Indonesia berdasarkan hasil
hipertensi di Indonesia pada umur ≥18 tahun mencapai 25,8 persen.4 Salah satu
upaya pemerintah dalam rangka pengendalian PTM yaitu dengan membuat suatu
dini dan pemantauan faktor risiko PTM yang dilaksanakan secara terpadu, rutin
dan periodik.6 Data sekunder dari Puskesmas Kampar Kiri pada tahun 2018
1
2
Nasofaringitis Akut dan Gastritis. Posbindu PTM Desa Lipat Kain Selatan yang
terbanyak angka hipertensi yang dijumpai dari seluruh desa yang ada di Kampar
Kiri yaitu 121 kasus. Hal ini kemungkinan dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat dan kader mengenai penyakit hipertensi. Salah satu upaya yang harus
seharusnya dapat diberikan oleh para kader kepada masyarakat. Optimalisasi yang
dapat disarankan oleh kader Posbindu PTM dapat berupa latihan fisik dan pola
hidup sehat. Selain itu masalah lain yang juga dihadapi oleh para kader adalah
masih kurangnya skill dari para kader untuk melakukan pengukuran tekanan
darah. Kader Poskesdes masih belum bisa melakukan pengukuran tekanan darah
dengan benar.
hipertensi di Posbindu PTM Desa Lipat Kain Selatan, Kecamatan Kampar Kiri,
Kabupaten Kampar.
3
Kiri.
f. Melakukan evaluasi penyebab masalah dari belum terlaksananya
Kabupaten Kampar.
b. Puskesmas
Membantu pihak puskesmas dalam melakukan sosialisasi terhadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi. Batas
tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan normal
atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik. Berdasarkan
JNC (Joint National Comitee) VIII, seorang dikatakan mengalami hipertensi jika
5
tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik, secara umum seseorang
hipertensi adalah Sulawesi Utara sebanyak 13,2 % dan papua merupakan provinsi
dan lain-lain.
c. Makanan: sodium, etanol, licorice
d. Obat jalanan yang mengandung bahan-bahan sebagai berikut: cocaine,
secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk
kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera.
mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal.
deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai
substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini disebut plak.
oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu. Sel endotel pembuluh darah juga
memiliki peran penting dalam pengontrolan pembuluh darah jantung dengan cara
memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida
2) Sistem renin-angiotensin
inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua
aksi utama.9
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
Faktor risiko hipertensi terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat
a. Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang memiliki tekanan
besar.
b. Usia
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi, dengan bertambahnya umur,
hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan
volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus hipertensi primer
b. Konsumsi alkohol
Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas.
darah.
c. Aktivitas fisik kurang
Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam
tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda
hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita
timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat
rasa takut dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal
JNC 8:13
35
pria dan <80 untuk wanita, indek massa tubuh ideal yaitu 18,5-24,9
fisik.14,15
b) Pola makan DASH (Diettary Approaches to Stop Hypertension)
Diet DASH dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg.
lemak dengan kandungan lemak jenuh dan total lebih sedikit, kaya
sistolik 2-8 mmHg. Mengurangi konsumsi garam hingga <100 mmol per
hari (2 gram natrium atau 6,5 gram natrium klorida atau 1 sendok teh
garam perhari).14,15
d) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan darah sistolik 1-9 mmHg.
mmHg.14,15
hidup seperti diet, istirhat dan olahraga serta konsumsi obat. Dalam upaya
diderita serta cara pengobatan, keterlibatan dan cara pendekatan yang dilakukan.9
a. Mengatur diet.
b. Menjaga berat badan ideal.
c. Pengendalian stres.
d. Melalukan olahraga teratur.
e. Konsumsi obat hipertensi secara rutin.
Gambaran umum yang dididapat dari upaya pengendalian hipertensi
modifikasi gaya hidup merupakan perubahan yang paling penting yang diperlukan
ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan
yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang dapat mengenai mata, ginjal,
jantung dan otak. Pada mata dapat berupa perdarahan pada retina, gangguan
15
ditemukan pada hipertensi berat selain penyakit jantung koroner dan infark
BAB III
OPTIMALISASI PENCEGAHAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DI DESA
LIPAT KAIN SELATAN KECAMATAN KAMPAR KIRI
merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Kampar. Lokasi UPTD
Puskesmas Kampar Kiri berada di Desa Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri.
Luas wilayah UPTD Puskesmas Kampar Kiri sekitar + 91.533 km2 yang terdiri
dari sembilan belas desa, yaitu Desa Lipat Kain Utara, Lipat Kain Selatan, Sungai
Paku, Sungai Geringging, Teluk Paman Timur, Teluk Paman, Kuntu, Kuntu
Darussalam, Padang Sawah, Sungai Liti, Tanjung Harapan, Tanjung Mas, Sungai
Raja, Sungai Rambai, Sungai Harapan, Koto Empat Setingkai, Muara Selaya,
Sungai Sarik, Domo, dan terdiri dari satu Desa yaitu Desa Lipat Kain. Adapun
struktur organisasi kerja Puskesmas Kampar Kiri dipimpin oleh seorang Kepala
Puskesmas dan dibantu 1 orang Kepala Tata Usaha dan 87 staff yang terdiri dari
PNS (43 orang), THL (5 orang), TBK (20 orang) dan Tenaga Kerja Sukarela (20
orang) dan bidan desa (19 orang). Staff Puskesmas Kampar Kiri ditempatkan di
Puskesmas Induk.
Kiri tepatnya berada di Desa Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri. Adapun batas
Puskesmas Kampar Kiri dengan wilayah kerja 19 desa dengan luas wilayah kerja
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kampar Kiri memiliki adat istiadat yang
3.1.5 Lingkungan
sub urban dengan kondisi pedesaan yang masih terasa dan pohon-pohon masih
Puskesmas Kampar Kiri didirikan pada tahun 2010, di atas tanah seluas ±
10.235 m², luas gedung kira – kira 800 m². Puskesmas Kampar Kiri adalah
Puskesmas Rawat Jalan yang dilengkapi dengan fasilitas IGD 24 Jam dengan
kapasitas 4 Tempat Tidur, 3 ruang rawat inap, poli KIA, poli umum, poli gigi,
puskesmas kampar kiri pada tahun 2018 dengan jumlah 657 kasus. Pada
35
jumlah terbanyak penderita hipertensi yaitu pada Desa Kampar Kiri dengan
jumlah 121 kasus. Tingginya jumlah penyakit ini di wilayah kerja Puskesmas
Kampar Kiri terutama di Desa Lipat Kain selatan disebabkan oleh belum
masih kecilnya kunjungan ke poli umum Puskesmas Kampar Kiri dan kurangnya
Penyakit Tidak Menular (PTM), diketahui bahwa selama ini banyak masyarakat
yang belum mengetahui resiko terjadinya komplikasi hipertensi jika tensinya tidak
terkontrol.
3.2 Plan
Aspek yang
Masalah Evidence based
dinilai
yang memilih herbal untuk mengontrol hipertensi
pengobatan dibandingkan konsumsi obat-obatan
herbal untuk hipertensi dari Puskesmas.
mengontrol
penyakit
hipertensi di
Desa Lipat Kain
Selatan
nsi untuk
Mengubah
1 Belum optimalnya 3 3 2 2 36 I
sosialisasi mengenai
pencegahan komplikasi
hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas
Kampar Kiri
2 Tingginya kepercayaan 3 1 1 2 6 II
masyarakat yang
memilih pengobatan
herbal untuk
mengontrol penyakit
hipertensi di Desa
Lipat Kain Selatan
b. Method
c. Market
1. Kurangnya Wawancara dengan Kepala
pemahaman masyarakat Puskesmas Kampar Kiri:
tentang komplikasi - Masih banyak masyarakat
Hipertensi di Desa Lipat yang belum mengetahui
Kain Selatan Kecamatan komplikasi hipertensi.
Kampar Kiri. - Masyarakat yang tidak
kontrol rutin dan tidak
mengonsumsi obat-obatan
hipertensi dari Puskesmas
Material
1. Belum adanya media Wawancara BidanDesa
informasi berupa poster Lipat Kain Selatan:
ataupun leaflet untuk Dari hasil observasi di
Poskesdes di Desa Lipat
meningkatkan pengetahuan
Kain Selatan didapatkan
masyarakat mengenai belum adanya media
pencegahan komplikasi informasi tambahan (seperti
hipertensi sehingga poster, leaflet, spanduk,
meningkatkan kesadaran banner) dalam
masyarakat agar mau meningkatkan pengetahuan
mengontrol tekanan darah masyarakat mengenai
pencegahan komplikasi
di Desa Lipat Kain Selatan
hipertensi sehingga
Kecamatan Kampar Kiri.. meningkatkan kesadaran
masyarakat agar mau
mengontrol tekanan darah
25
24
Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan Analisis Fishbone Ishikawa.
Man Market
v
1. Belum optimalnya peran petugas kesehatan dalam Kurangnya pemahaman masyarakat tentang komplikasi
melaksanakan program PTM terutama hipertensi di Hipertensi di Desa Lipat Kain Selatan Kecamatan
Desa Lipat Kain Selatan. Kampar Kiri.
2. Belum optimalnya penyuluhan mengenai Belum optimalnya
komplikasi hipertensi di desa Lipat Kain Selatan sosialisasi mengenai
pencegahan
komplikasi
Belum adanya media informasi berupa poster Belum terjadwalnya sosialisasi kepada masyarakat tentang hipertensi di
ataupun leaflet untuk meningkatkan pengetahuan pencegahan komplikasi hipertensi di Desa Lipat Kain Selatan wilayah kerja
masyarakat mengenai pencegahan komplikasi Kecamatan Kampar Kiri. Puskesmas Kampar
hipertensi sehingga meningkatkan kesadaran Kiri
masyarakat agar mau mengontrol tekanan darah di
Desa Lipat Kain Selatan Kecamatan Kampar Kiri
Material Method
Gambar 3.1 Diagram analisis tulang ikan (Fishbone Analysis Ishikawa)
Masalah Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Kriteria Instrumen
Masalah Pemecahan Kegiatan Keberhasilan Pengukuran
Masalah Kriteria
Keberhasilan
Belum Man Indikator
optimalnya 1. Belum Melakukan Mening Masyarakat Desa Lipat Dokter Maret jangka pendek: Pre dan post
sosialisasi optimalnya sosialisasi dalam katkan Kain Muda FK 2019 1. Terlaksananya sosialisasi
mengenai penyuluhan bentuk metode pengeta Selatan UR sosialisasi diberikan
pencegahan mengenai ceramah kepada huan dalam bentuk kuesioner
komplikasi komplikasi masyarakat untuk masyara metode ceramah
hipertensi hipertensi mengetahui kat kepada
di wilayah di Desa pentingnya masyarakat.
kerja Lipat Kain mengontrol tekanan 2. Didapatnya
Puskesmas Selatan darah dan data mengenai
Kampar mencegah pengetahuan
Kiri komplikasi masyarakat
hipertensi
Indikator
jangka
panjang:
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat agar
mengontrol
tekanan darah.
35
Masalah Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Kriteria Instrumen
Masalah Pemecahan Kegiatan Keberhasilan Pengukur
Masalah an
Kriteria
Keberhasi
lan
Method Indikator
Belum Belum Merekomendasi Terjadwaln Pemegang Desa Dokter Maret jangka pendek: Adanya
optimalnya terjadwalnya kan kepada ya program program Lipat Muda FK 2019 Diterimanya jadwal rutin
sosialisasi sosialisasi kepada bidan atau yang Kain UR rekomendasi petugas
mengenai masyarakat pemegang berkaitan Selatan jadwal kesehatan
pencegahan tentang program mengenai sosialisasi untuk
komplikasi pencegahan PTM Puskesmas sosialisasi untuk mengajak melakukan
hipertensi komplikasi untuk membuat masyarakat agar sosialisasi
di wilayah hipertensi diDesa jadwal agar mengontrol kepada
kerja Lipat Kain sosialisasi tekanan darah masyarakat
Puskesmas Selatan secara rutin dan mencegah dan
Kampar Kecamatan komplikasi pengecekan
Kiri Kampar Kiri. hipertensi tekanan
darah
berkala
27
Masalah Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Kriteria Instrumen
Masalah Pemecahan Kegiatan Keberhasilan Pengukur
Masalah an
Kriteria
Keberhasi
lan
Material Indikator
Belum Belum adanya Menyediakan Tersedianya Masyarak Desa Dokter Maret jangka pendek: Poster
optimalnya media informasi media informasi media at Lipat Muda FK 2019 Diterimanya
sosialisasi tambahan berupa tambahan informasi Kain UR poster tentang
mengenai poster ataupun berupa poster tambahan Selatan pentingnya
pencegahan leaflet untuk berisikan berupa mengontrol
komplikasi meningkatkan informasi poster tekanan darah
hipertensi pengetahuan tentang tentang dan mencegah
di wilayah masyarakat Komplikasi pentingnya komplikasi
kerja mengenai hipertensi dan mencegah hipertensi
Puskesmas pencegahan pentingnya komplikasi
Kampar komplikasi kontrol tekanan hipertensi Indikator
Kiri hipertensi darah diDesa dan jangka
sehingga Lipat Kain mengontrol panjang:
meningkatkan Selatan tekanan Masyarakat
kesadaran darah mengetahui
masyarakat agar pentingnya
mau mengontrol mengontrol
tekanan darah di tekanan darah
Desa Lipat Kain dan mencegah
Selatan komplikasi
Kecamatan hipertensi.
Kampar Kiri.
35
Masalah Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempa Pelak Waktu Kriteria Instrumen
Masalah Pemecahan t sana Keberhasilan Pengukuran
Masalah Kegia Kriteria
tan Keberhasila
n
Market Indikator
Belum Kurangnya Melakukan Meningkat Masyarakat Desa Dokter Desemb jangka pendek: Kuesioner
optimalnya pemahaman sosialisasi kan Lipat Muda er 2018 Masyarakat pre dan post
sosialisasi masyarakat tentang kesadaran Kain FK mengerti akan sosialisasi
mengenai tentang komplikasi masyarakat Selatan UR komplikasi
pencegahan komplikasi hipertensi dan agar hipertensi dan
komplikasi Hipertensi di pentingnya mencegah cara mencegah
hipertensi di Desa Lipat kontrol rutin komplikasi komplikasi
wilayah kerja Kain Selatan tekanan darah hipertensi hipertensi
Puskesmas Kecamatan dan
Kampar Kiri Kampar Kiri. mengontrol Indikator
tekanan jangka
darah panjang:
Meningkatnya
kepercayaan dan
kesadaran
masyarakat
pentingnya
mencegah
komplikasi
hipertensi dan
mengontrol
tekanan darah
1
29
masyarakat, perangkat desa dan bidan desa dilakukan pada tanggal 21 Maret 2019
di Kantor Desa Lipat Kain Selatan. Kegiatan di awali dengan kata sambutan oleh
Dosen Pembimbing Lapangan, Kepala Puskesmas Kampar Kiri, dan Kepala Desa
3.5 Action
Alternatif pemecahan masalah yang lain ini untuk indikator jangka pendek
sudah bisa distandarisasi, namun untuk indikator jangka panjang masih perlu
waktu untuk di evaluasi lebih lanjut. Sosialisasi yang dilakukan kepada
masyarakat dapat dijadikan standarisasi dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya mencegah komplikasi hipertensi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Kampar kiri juga telah melakukan pencatatan, pelaporan dan intervensi terhadap
masyarakat antara lain konsumsi makanan tinggi garam dan lemak, stres, merokok
dan kurangnya aktivitas fisik. Peran Puskesmas dan POSBINDU PTM dalam
Desa Lipat Kain Selatan, penanggung jawab program PTM, dan observasi ke
POSBINDU PTM Desa Lipat Kain Selatan didapatkan masalah pokok belum
keluarga sehat saat ini lebih memprioritaskan daerah terpencil dan jauh dari
puskesmas.
33
34
obat.
Desa Lipat Kain Selatan dan dihadiri oleh 11 peserta serta bidan desa dan dokter
memperhatikan serta memahami materi sosialisasi yang telah dilakukan. Hal ini
mendapatkan penyuluhan tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi juga mau
bidan desa untuk membuat jadwal sosialisasi secara rutin, penjadwalan rutin
menghasilkan kinerja yang baik dari setiap kader sementara 10% dari kinerja
kader serta perangkat desa dapat mendukung kegiatan promosi kesehatan dan
menitikberatkan pada latihan fisik dan pola makan yang benar pada penderita
36
agar mau mengontrol tekanan darah di Desa Lipat Kain Selatan Kecamatan
Kampar Kiri. Kader juga dapat meganjurkan masyarakat untuk minum obat
teratur dan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur. Media
cetak seperti poster, booklet dan buku saku yang dilengkapi dengan penggunaan
gambar foto, tampilan berwarna serta bahasa nasional yang dapat dipahami,
masyarakat sasarannya.25
36
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Kiri.
2. Berdasarkan prioritas masalah didapatkan belum optimalnya sosialisasi
37
38
pelayanan.
5. Terlaksananya kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan
diterimanya flipbook dan poster oleh kader sebagai panduan namun masih
5.2 Saran
POSKESDES.
2. Dokter muda periode selanjutnya agar dapat memberikan buku saku
atau flipbook yang berisikan ilmu terbaru guna update ilmu bagi
kader.
DAFTAR PUSTAKA
https://emedicine.medscape.com/article/241381-overview#a5
3. Epidemiology Hypertension. [homepage on Internet]. United States: 2018.
https://emedicine.medscape.com/article/241381-overview#a6;
4. Dajo, Christin P, Kandou GD, et al. Hubungan Kebiasaan Merokok, Stres,
2016.
5. Perencanaan dan Pelaporan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan
http://promkes.depkes.go.id/wpcontent/uploads/pdf/buku_pedoman/Buku
%20Saku%20Dana%20Desa.pdf.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis pos
Riskesdas. 2018.
40
41
Jakarta:2015.
10. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
2015.
13. Muhadi. JNC 8: evidance-based guideline penanganan hipertensi pada
Dewasa. 2016;43(1)54-9.
15. Ridjab AD. Modifikasi Gaya Hidup dan Tekanan Darah. Majalah
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/
19. Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
http://stikeswh.ac.id/wp/wp-content/uploads/2016/12/7._Maulidta_2.pdf;
21. Purnomo GA. Pengaruh pelatihan Kader Posyandu terhadap kemampuan
menular. 2015;106–15.
40