Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Seiring bertambahnya penduduk di Indonesia, beriringan pula dengan
kebutuhan lahan untuk kelangsungan hidup manusia, tingkat pertumbuhan
penduduk yang tinggi memberikan keuntungan bonus demografi bagi Indonesia
sebagai Negara berkembang. Namun, dampak negatif dari adanya fenomena
tersebut yaitu, tingginya kebutuhan masyarakat akan adanya ketersediaan lahan
untuk permukiman. Fakta dilapangan menunjukkan alih fungsi lahan sangat tinggi
diberbagai daerah di pulau jawa termasuk di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta, sehingga banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi
permukiman ataupun lahan terbangun lainnya.
Fenomena alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun
menciptakan ketidakseimbangan antara ketersediaan lahan pertanian yang dapat
mengakibatkan turunnya produktivitas pertanian di daerah Sleman. Tingkat
produktivitas padi di Kabupaten Sleman mengalami penurunan dari tahun
ketahun. Demi stabilitas produksi padi, pemerintah melakukan kebijakan lahan
pertanian pangan berkelanjutan. Kebijakan tersebut diatur dalam UU No. 41
Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Kebijakan LP2B harus lebih banyak diterapkan, sebab hasil pertanian
digunakan sebagai ketahanan pangan. Kebijakan LP2B telah ditetapkan akan
tetapi, Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Sunaryo mengatakan, pada
kurun waktu 2008-2009, luas sawah di Sleman menyusut 81,94 ha, Sedangkan
pada tahun 2009-2010, penyusutan lahan bertambah menjadi 87,66 ha. Luas lahan
sawah di Sleman saat ini 24.795 ha namun sekitar 30 persen di antaranya belum
bersertifikat sehingga rawan terjadi alih fungsi lahan. Perda Nomor 10 Tahun
2011 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) yang
telah dibuat Pemda DIY telah ditetapkan lahan pertanian yang dilindungi seluas
35.911 ha, terdiri atas Kabupaten Sleman seluas 12.377,59 ha, Kulon Progo 5.029

1
ha, Bantul 13.000 ha, dan Gunung Kidul 5.500 ha sehingga tidak akan terjadi alih
fungsi lahan dan mampu menopang ketahanan pangan di Provinsi DIY.
Kecamatan Godean merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Sleman yang memiliki luas lahan sawah 1.377,77 ha, rerata produksi 62,68
Kw/Ha dengan total produksi 20.241 Ton di tahun 2013. Penelitian ini dilakukan
di Kecamatan Godean untuk menekan berkurangnya alih fungsi lahan dengan cara
melakukan penetapan LP2B di kawasan pertanian dengan cara pemetaan
memanfaatkan data penginderaan jauh dan sistem informasi geografi (SIG).
Perkembangan teknologi berbasis informasi geografis saat ini semakin
pesat dan semakin luas penggunaannya dalam semua bidang; baik pendidikan,
pemerintahan, sosial, ekonomi, dan pertanian. Penggunaan SIG mampu
memberikan angin segar dan menjadi tren tersendiri dengan fungsinya sebagai
input data, manajemen data, pemrosesan/analisis data, dan pelaporan (output).
Penelitian ini menggunakan SIG untuk pemetaan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) yang dapat dilakukan dengan pengolahan data mengenai
kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah di Kecamatan Godean. Proses
klasifikasi kesesuaian lahan memanfaatkan data karakteristik lahan yang dapat
diolah agar dapat mengetahui area yang cocok untuk dipergunakan sebagai lahan
sawah potensial yang mampu memberikan hasil panen yang berlimpah dan
berkualitas tinggi di Kecamatan Godean.
Pemetaan lahan pertanian pangan berkelanjutan juga memanfaatkan data
penginderaan jauh dalam pemetaan penggunaan lahan berupa lahan non sawah
dan sawah yang menjadi kajian utamanya. Data penginderaan jauh yang
dipergunakan yaitu citra satelit Quickbird dengan resolusi spasial tinggi sebesar
0,6 meter dengan resolusi temporal 1 sampai 3,5 hari, namun data tersebut sangat
sulit untuk diperoleh secara bebas dan gratis karena Citra Quickbird sangat efektif
untuk pemetaan detil dengan informasi yang akan sangat akurat jika interpreter
memiliki local knowledge. Data Quickbird dapat dipergunakan untuk melakukan
pemetaan penggunaan lahan di Kecamatan Godean dengan skala detil hingga
skala 1:5.000, dalam penelitian ini dipergunakan untuk pemetaan pada skala
1:25.000.

2
Kemampuan dari citra satelit Quickbird akan sangat membantu dalam
proses pemilihan sawah yang akan dijadikan peta lahan pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B) menurut UU yang dilihat dari tingkat kesuburan tanah,
tingkat kesesuaian lahan, dan ketersediaan saluran irigasi yang teraliri oleh air
sepanjang tahun, tingginya produktivitas padi, dan persetujuan petani yang
sawahnya akan disertifikasi sesuai dengan amanat UU No 41 Tahun 2009
mengenai penyelenggaraan lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Hasil pemetaan ini digunakan sebagai acuan pemerintah dalam mengambil
keputusan lahan sawah yang akan dijadikan LP2B, serta pemerintah diharapkan
terus menghimbau dan memperhatikan petani yang lahan sawahnya dijadikan
LP2B agar lahan sawah di Kecamatan Godean dapat terhindar dari alih fungsi
lahan atau berkurangnya lahan sawah yang akan mengancam ketahanan pangan.

1.2. Rumusan Masalah


Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun tak terelakkan. Lahan
pertanian yang semakin menyempit karena konversi lahan menjadi hal yang mulai
lumrah demi terpuaskannya kebutuhan manusia akan tempat tinggal. Penyebab
utama dalam alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun yaitu kepadatan
penduduk yang meningkat, bersamaan dengan hal tersebut dibutuhkan lahan
pertanian pangan untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Oleh sebab itu, dalam
penelitian ini masalah yang akan dikemukakan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh
dalam melakukan pemetaan dan penentuan lokasi lahan pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B) di Kecamatan Godean?
2. Dimanakah persebaran lokasi atau potensi daerah di Kecamatan Godean
yang bisa dikembangkan untuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjuutan
(LP2B)?
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis bertujuan untuk mengadakan
penelitian dengan judul “PEMETAAN LAHAN SAWAH DAN LAHAN
PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B) DI KECAMATAN
GODEAN KABUPATEN SLEMAN”.

3
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. Memanfaatkan kemampuan akurasi tinggi dari citra Quickbird dan SIG
dalam memetakan persebaran lahan sawah untuk LP2B di Kecamatan
Godean berdasarkan peta pola ruang dan peta lahan sawah.
2. Mengetahui persebaran spasial lokasi dan luasan lahan sawah yang dapat
dijadikan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).

1.4. Manfaat Penelitian


1. Sebagai bahan rekomendasi bagi pemerintah dalam menetapkan sawah
potensial sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kecamatan
Godean.
2. Menerapkan ilmu yang berbasis penginderaan jauh dan SIG yang telah
dipelajari selama ini untuk memetakan lahan pertanian pangan
berkelanjutan.

1.5. Batasan Penelitian


1. Ruang lingkup penelitian ini yaitu lahan sawah irigasi teknis di Kecamatan
Godean.

Anda mungkin juga menyukai