Anda di halaman 1dari 23

RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU

TAHUN 2018 - 2023

BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten pulang Pisau

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap


expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan
yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang
dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan
pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum
didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak bisa diatasi,
peluang yang tidak dimanfaatkan dan ancaman yang tidak diantisipasi.
Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah
adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi
keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa lalu.
Permasalahan-permasalahan pembangunan daerah yang
dihadapi pada saat ini dan yang diperkirakan akan dihadapi pada masa
yang akan datang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau adalah
sebagai berikut :
1. Permasalahan Bidang Kesehatan Masyarakat adalah :
a. Pelayanan kesehatan Ibu dan anak yang sesuai standar belum
optimal.
Angka Kematian Ibu karena komplikasi kehamilan dan
persalinan berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten Pulang
Pisau tahun 2017 meningkat secara signifikan menjadi 166 per
100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2018 menjadi 167 per
100.000 kelahiran hidup sedangkan target MDGs pada tahun 2015
adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup, ibu hamil yang
memeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan masih rendah,
masih ada persalinan tidak di fasilitas kesehatan dan kurangnya
pendidikan kesehatan reproduksi (kespro) untuk remaja.

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

Angka Kematian Bayi berdasarkan batasan capaian


indikator MDG’s diharapkan berada dibawah 35 per 1.000
kelahiran hidup dan AKABA dibawah 45 per 1.000 kelahiran hidup.
Jumlah kematian bayi dan balita di Kabupaten Pulang Pisau dalam
kurun waktu 2013 s.d 2018 mengalami berfluktuatif, pada tahun
2017 AKB Kabupaten Pulang Pisau sebesar 13,5 per 1000 KH dan
AKABA juga sebesar 13,5 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan
pada tahun 2018 AKB dan AKABA Kabupaten Pulang Pisau sebesar
3,3 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan jumlah kematian bayi
dan balita tersebut maka Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA) Kabupaten Pulang Pisau masih dibawah
standar minimal MDG’s namun masih merupakan masalah
kesehatan.
b. Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat dan
perubahan perilaku masyarakat.
Masyarakat masih di tempatkan sebagai obyek dalam
pembangunan kesehatan, promosi kesehatan belum banyak
merubah perilaku masyarakat menjadi Perilaku Bersih dan sehat
(PHBS). Pemanfaatan dan kualitas Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), seperti Posyandu dan
Poskesdes masih rendah. Upaya kesehatan juga belum sepenuhnya
mendorong peningkatan atau perubahan perilaku hidup bersih dan
sehat, yang dapat mengakibatkan tingginya angka kesakitan yang
diderita oleh masyarakat. Selain itu, dukungan lintas sektor yang
selama ini didapatkan belum seperti yang diharapkan.
c. Pencapaian kesehatan lingkungan belum optimal.
Desa STBM adalah Desa yang telah mencapai 100 %
penduduk melaksanakan 5 pilar STBM, yaitu tidak buang air besar
(BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air
minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar,
mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Dalam
kurun waktu 2013 – 2018 belum ada desa STBM. Persentase

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

rumah sehat pada tahun 2018 baru mencapai 61,4 %, sedangkan


tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan hanya
mencapai 60,9%. Hal ini menunjukkan bahwa capaian kesehatan
lingkungan di Kabupaten Pulang Pisau masih jauh dari target yang
telah ditetapkan.
d. Pelayanan kesehatan keluarga dan gizi belum optimal.
Kasus gizi buruk sampai pada tahun 2017 dan 2018
terdapat 3 kasus. Sedangkan prevelensi stunting di Kabupaten
Pulang Pisau dari tahun 2016 sebesar 32,00 persen, dan pada
tahun 2017 meningkat menjadi 35,45 persen dari total anak baduta
(bayi dibawah 2 tahun). Selain itu cakupan pemberian ASI
eksklusif masih rendah, kurangnya perhatian orang tua tentang
tumbuh kembang anak dan rendahnya kunjungan ke Posyandu
juga merupakan permasalahan yang dihadapi bidang Kesehatan
Masyarakat.
2. Permasalahan Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit
adalah:
a. Belum optimalnya pencapaian kegiatan pengendalian dan
pencegahan penyakit.
Disatu sisi permasalahan penyakit menular antara lain
rendahnya persentase penemuan pasien baru TBC BTA positif,
selama periode 2013 – 2017 persentase penemuan pasien baru TBC
BTA positif hanya berkisar antara 15 – 22 persen, berada jauh
dibawah target nasional TB sebesar 70%, belum tereliminasinya
penyakit malaria, frambusia dan filariasis dan belum optimalnya
gerakan PSN untuk mencegah penyakit DBD.
Di sisi lain adanya beban ganda masalah kesehatan
masyarakat yaitu disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi
menular yang harus ditangani namun dilain pihak penyakit tidak
menular seperti hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas juga
semakin meningkat. Untuk permasalahan penyakit tidak menular
dapat digambarkan dengan beberapa indikator antara lain
pelayanan kesehatan pada usia produktif (15 – 59 tahun) yang

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

masih rendah (55,85%), pelayanan kesehatan pada penderita


hipertensi (13,55%) dan pelayanan kesehatan pada penderita
Diabetes Mellitus (14,76%). Rendahnya capaian indikator ini
disebabkan oleh masih rendahnya jumlah posbindu PTM (Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) sebagai upaya
kesehatan berbasis masyarakat yang bersifat promotif dan preventif
dalam rangka deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM
Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik,
selain itu rendahnya sosialisasi dan promosi kesehatan juga
menjadi penyebab rendahnya capaian indikator-indikator ini.
Tiga besar kasus penyakit di Kabupaten Pulang Pisau pada
tahun 2017 adalah Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
sebanyak 14.036 kasus, diikuti Hipertensi 9.677 kasus dan
Penyakit pada system jaringan otot termasuk reumatik sebanyak
6.889 kasus.
b. Belum semua Desa mencapai Universal Child Immunization (UCI)
c. Peraturan Daerah (Perda) nomor 4 tahun 2018 tentang kawasan
Tanpa Rokok (KTR) belum terimplementasi dengan baik.
d. Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) pemegang program di
bidang P2P
3. Permasalahan Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan
adalah:
a. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat, namun
kebutuhan dan pemerataan distribusinya belum terpenuhi.
Kualitas tenaga kesehatan juga masih rendah. Masalah kurangnya
tenaga kesehatan baik jumlah, jenis, kualitas dan distribusinya
menimbulkan dampak terhadap rendahmya akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, disamping itu
juga menimbulkan permasalahan pada rujukan dan penanganan
pasien untuk kasus tertentu;
b. Kualitas dan kuantitas Sumber daya, Sarana, prasarana dan
peralatan terutama peralatan medis di unit pelayanan kesehatan
dasar belum sesuai dengan Norma, Prosedur, Standard dan

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

Kreteria (NPSK), serta masih mengalami kendala dalam hal


pemeliharaan dan kalibrasi;
c. Belum seluruh masyarakat terlindungi secara optimal oleh beban
pembiayaan kesehatan. Kesadaran masyarakat untuk mengikuti
Jaminan Kesehatan Nasional secara mandiri belum optimal;
d. Belum optimalnya penggunaan obat secara rasional dan
penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang berkualitas;
e. Akses jalan dan transportasi dari desa-desa ke kecamatan dan
Kabupaten yang belum memadai.
4. Permasalahan Sekretariat adalah:
a. Sarana dan prasarana kantor belum terpenuhi secara keseluruhan;
b. Kurangnya kapasitas SDM aparatur;
c. Sistem informasi komunikasi yang belum optimal.
Sistem informasi komunikasi yang belum optimal menjadi
faktor yang menghambat dalam penyebarluasan informasi
kesehatan dan peningkatan mutu dan akses pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah


Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Visi adalah
rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

perencanaan pembangunan Daerah. Sedangkan Misi adalah rumusan


umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Visi pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Pulang
Pisau tahun 2018 - 2023 adalah Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah
(pilkada). Visi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih
menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah
yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5 (lima)
tahun kedepan. Visi pembangunan daerah Kabupaten Pulang Pisau
tahun 2018 - 2023 sesuai dengan Visi kepala daerah terpilih adalah:

“ Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Pulang Pisau Yang


Inovatif, Maju, Berkeadilan dan Sejahtera “

Visi diatas terdiri atas 4 frase (bagian), yaitu Inovatif, Maju,


Berkeadilan dan Sejahtera yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Inovatif
Memiliki makna bahwa pemerintah daerah bersama masyarakat dan
dunia usaha maupun melakukan inovasi yang mana daerah di masa
kini dan masa depan akan selalu berorientasi pada kemampuan
melakukan inovasi-inovasi. Inovasi diperlukan sebagai bentuk
kemampuan daerah untuk mengelola dan mengembangkan potensi
untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Inovasi Daerah
diharapkan berbentuk inovasi tata kelola Pemerintah Daerah, inovasi
Pelayanan Publik, dan dan/atau Inovasi Daerah lainnya sesuai dengan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
2. Maju
Memiliki makna bahwa kualitas sumber daya manusia yang terus
membaik yang ditandai dengan terus membaiknya angka IPM
Kabupaten Pulang Pisau, ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai serta daya saing dan daya Tarik daerah yang terus membaik.
Upaya secara terus menerus untuk menciptakan SDM yang
berkualitas, baik dari aspek pendidikan maupun aspek kesehatan,
berlandaskan iman menjadi hal yang sangat penting. Sumber daya

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi,


kreasi serta memiliki karakter dan budi pekerti.
3. Berkeadilan
Diartikan bahwa segala upaya dan hasil berbagi sektor pembangunan
dirasakan masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten
Pulang Pisau. Pelayanan pemerintah yang prima merupakan syarat
penting untuk dapatmendorong proses pembangunan daerah secara
cepat, adil dan merata. Hal ini sesuai dengan harapan seluruh
masyarakat. Dalam kondisi demikian, tata pemerintah berjalan secara
demokrasi, tata hukum, transparan, menerapkan system
perencanaan, penganggaran dan pengawasan secara terpadu yang
berlandaskan pada partisipasi masyarakat serta bebas dari Korupsi,
kolusi dan Nepotisme (KKN). Dengan cara demikian diharapkan akan
dapat diwujudkan pola pemerintahan daerah yang efektif, efisien,
bersih dan berwibawa serta didukung oleh partisipasi aktif masyarakat
secara keseluruhan. Membaiknya aksesibilitas masyarakat miskin
terhadap sarana dan prasarana publik yang baik serta berkembangnya
wilayah-wilayah hilir/pesisir infrastruktur perkotaan dan pedesaan
yang baik.
4. Sejahtera
Diartikan segala upaya pemanfaatan potensi daerah oleh masyarakat,
dunia usaha, dan pemerintah memberikan peningkatan taraf
kehidupan masyarakat secara ekomomis dan sosial, dan sejahtera
lahir dan batin. Sebelum kondisi masyarakat Kabupaten Pulang Pisau
yang mampu bekerja dan memperoleh pendapatan yang layak untuk
memenuhi kebutuhan dasar, meliputi sandang, pangan, papan,
memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan secara layak dan
memadai, sehingga dapat memacu peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Kabupaten Pulang Pisau serta menurunkan angka
kemiskinan masyarakat.
Untuk pencapaian visi diatas ditetapkan 7 (tujuh) misi
pembangunan yaitu sebagai berikut :
1. Percepatan Peningkatan Sarana dan Prasaran Wilayah, Tata Ruang
dan Permukiman;

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

2. Peningkatan Produktivitas Hasil Sumberdaya Alam dan Lingkungan


Berkelanjutan;
3. Peningkatan kualitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan;
4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia ;
5. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Program Ekonomi
Kerakyatan;
6. Mewujudkan aparatur pemerintah yang bersih, berwibawa dan
profesional (Good and Clean Governance);
7. Pemberdayaan organisasi keagamaan, sosial budaya, pemuda, dan
perempuan dalam pembangunan
Untuk mendukung Visi, Misi serta Program Bupati dan Wakil
Bupati PulangPisau tersebut, maka tugas pokok dan fungsi Dinas
Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau yang terkait dengan hal dimaksud
antara lain:
1. Tugas Pokok
Tugas Pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau
adalah ”membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan
dibidang kesehatan yang menjadi wewenang daerah dan tugas
pembantuan yang ditugaskan kepada daerah”.
2. Fungsi
a. Penyusunan kebijakan teknis dalam bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit pelayanan kesehatan,
kefarmasian alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah
tangga (PKRT) serta sumber daya kesehatan;
b. Penyelenggaraan kebijakan dibidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
kefarmasian, alat kesehatan dan urusan pemerintahan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta sumber daya
kesehatan;
c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan dibidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan urusan pemerintahan
dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta sumber daya
kesehatan;
d. Penyelenggaraan administrasi dinas sesuai dengan lingkup
tugasnya; dan

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan


bidang kesehatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau sesuai tugas pokok
dan fungsinya mempunyai kewenangan dalam merumuskan kebijakan
teknis dibidang kesehatan terutama untuk mendukung Misi IV dari
RPJMD Kabupaten Pulang Pisau periode 2018-2023 yaitu: “Peningkatan
Kualitas Sumber Daya Manusia”. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia bertujuan untuk meningkatkan daya saing masyarakat Pulang
Pisau dengan tolok ukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mana
sasarannya dalam bidang kesehatan yaitu meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat Pulang Pisau yang ditandai dengan indikator umur
harapan hidup yang semakin meningkat. Selanjutnya uraian mengenai
misi ke IV Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Pulang Pisau
dilakukan melalui peningkatan kualitas pelayanan publik pelayanan
puskesmas 24 jam lengkap rawat inap minimal satu buah di setiap
kecamatan.
Berdasarkan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati
Pulang Pisau dalam RPJMD 2018-2023, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Pulang Pisau kemudian menjabarkan dalam faktor
penghambat dan pendorong sesuai dengan tupoksi Dinas Kesehatan
sebagai berikut :

Tabel 3.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan


Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau Terhadap Pencapaian Visi, Misi
dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi : Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Pulang Pisau Yang Inovatif, Maju,


Berkeadilan dan Sejahtera
Misi : Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
No Misi dan Program KDH Permasalahan Faktor
dan Wa KDH Terpilih Pelayanan Dinas Penghambat Pendorong
Kesehatan
Misi IV : Peningkatan
Kualitas Sumber Daya
Manusia
Fokus Program :

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

Program Obat dan Akses 1. APBD belum 1. Adanya dana


Perbekalan Kesehatan masyarakat mencukupi untuk DAK untuk
Program Pengadaan, terhadap memenuhi pengadaan obat-
Peningkatan dan pelayanan ketersediaan obat- obatan dan
Perbaikan Sarana dan kesehatan yang obatan sarana dan meningkatkan
Prasarana Puskesmas/ berkualitas prasarana sarana dan
Puskesmas Pembantu belum optimal kesehatan dasar prasarana
dan Jaringannya yang dan rujukan kesehatan yang
Program Pelayanan disebabkan: 2. Kuota penerimaan berkualitas
Kesehatan Penduduk PNS dari tenaga 2. Regulasi
Miskin kesehatan masih pemerintah

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

Program Kemitraan 1. kurangnya terbatas pada pusat untuk


Peningkatan Pelayanan ketersedian jenis profesi penerimaan dan
Kesehatan obat- obatan tertentu penempatan
2. sarana dan tenaga
prasarana Nusantara Sehat
kesehatan (NS)
dasar dan 3. Kebijakan
rujukan Pemerintah
3. kurangnya Pusat bahwa
tenaga tahun 2019
kesehatan semua
baik jumlah, Puskesmas
jenis, kualitas harus
dan terakreditasi
distribusinya untuk
4. Belum meningkatkan
seluruh dan menjaga
masyarakat mutu pelayanan
terlindungi puskesmas
secara 4. Minat SDM
optimal oleh kesehatan tinggi
beban dalam mengikuti
pembiayaan pendidikan
kesehatan berkelanjutan
5. Undang-undang
Nomor 40 tahun
2004 tentang
SJSN (Sistem
Jaminan Sosial
Nasional) yang
mewajibkan
seluruh
masyarakat
Indonesia
menjadi peserta
JKN
6. Semua
masyarakat
miskin atau PBI
(Penerima
Bantuan Iuran)
ditanggung
kesehatannya
oleh pemerintah
Program Upaya 1. Tahun 2017, 1. Kebijakan
Kesehatan Masyarakat Angka pemerintah

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

Program Peningkatan harapan 1. AKI masih berada dalam


Kesehatan Ibu hidup di diatas standar percepatan
Melahirkan dan Anak Kabupaten MDG’s 2015 pencapaian SPM
Pulang Pisau 2. AKB dan AKABA sebagai faktor
baru Kabupaten Pulang pendorong
mencapai Pisau masih kinerja
67,86 tahun, dibawah standar 2. Adanya
dan berada minimal MDG’s jampersal,
di bawah namun masih Jaminan
angka merupakan Kesehatan
harapan masalah kesehatan Nasional
hidup 3. Masih ada 3. Adanya
Propinsi persalinan tidak di kemitraan bidan
Kalimantan fasilitas kesehatan dan dukun
Tengah yaitu 4. Peran lintas sektor 4. Adanya dana
69,59 masih rendah desa yang
2. Derajat dimanfaatkan
Kesehatan untuk upaya
dan Status kesehatan
Gizi bersumberda ya
Masyarakat Masyarakat
Masih (UKBM)
Rendah,
tercermin
dengan
Meningkatnya
Angka
Kematian Ibu
dan masih
terdapatnya
kasus gizi
buruk

3.3. Telaahan Renstra Kementrian Kesehatan RI dan Renstra


Provinsi Kalimantan Tengah

3.3.1. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan


Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
yang telah ditetapkan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015 mengacu pada Visi, Misi dan Nawa
Cita Presiden yang ditetapkan pada Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

Agenda ke 5 dari Nawa Cita adalah meningkatkan kualitas


hidup manusia Indonesia. Untuk mewujudkan agenda ke 5
tersebut maka disusunlah Program Indonesia Pintar, Program
Indonesia Sehat, Program Indonesia Kerja dan Program Indonesia
Sejahtera.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan financial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019,
yaitu :
a. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak
b. Meningkatnya pengendalian penyakit
c. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan terutama didaerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
d. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui
Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
Kesehatan
e. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin
f. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan
tiga pilar utama yaitu :
a. Penerapan Paradigma Sehat
Dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan
dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif
serta pemberdayaan masyarakat
b. Penguatan Pelayanan Kesehatan
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan
strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi
system rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan
c. Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Strategi yang dilakukan adalah perluasan sasaran dan
manfaat(benefit), serta kendali mutu dan biaya.
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan
nasional 2015-2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 yang

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup


sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Sasaran
pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang
ditunjukkan oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup,
menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya Angka Kematian
Ibu dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.
Tujuan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2015-2019
yaitu:
a. Meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Indikator yang akan dicapai adalah :
1. Menurunnya Angka Kematian Ibu dari 359 per 100.000
kelahiran hidup (SP 2010) menjadi 306 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI 2012)
2. Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 32 menjadi 24 per
1.000 kelahiran hidup
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat serta pembiayaan kegiatan
promotif dan preventif
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat.
b. Meningkatkan daya tanggap (responsiviness) dan perlindungan
masyarakat terhadap resiko sosial dan finansial dibidang
kesehatan.
Ukuran yang akan dicapai adalah :
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai
pelayanan kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan
dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan
kesehatan dari 6,80 menjadi 8,00
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah :
1. Meningkatnya kesehatan masyarakat
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu fasilitas kesehatan
4. Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi
dan alat kesehatan

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

5. Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga


kesehatan
6. Meningkatnya sinergitas antar kementerian/lembaga
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri
8. Meningkatnya integritas perencanaan, bimbingan teknis dan
pemantauan evaluasi
9. Meningkatnya efektifitas penelitian dan pengembangan
kesehatan
10. Meningkatnya tatakelola kepemerintahan yang baik dan bersih
11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian
Kesehatan
12. Meningkatnya sistem informasi kesehatan integrasi
Dengan memperhatikan Renstra Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2015-2019 sebagaimana diuraikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang
Pisau Tahun 2018-2023 telah selaras dan sejalan, dimana tujuan,
sasaran dan arah kebijakan serta strategi pembangunan kesehatan
mempunyai relevansi sesuai yang diharapkan. Namun pencapaian
sasaran renstra Kementerian Kesehatan RI terhadap kondisi
pembangunan kesehatan di Kabupaten Pulang Pisau masih belum
optimal.

3.3.2. Rencana Strategis Provinsi Kalimantan tengah


Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Tengah tahun 2016 - 2021 mengacu pada Visi, Misi Gubernur
Kalimantan Tengah yang ditetapkan pada Peraturan Daerah
Propinsi Jambi Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Kalimantan Tengah.
Adapun Visi Gubernur Kalimantan tengah adalah “Kalteng
Maju, Mandiri & Adil untuk kesejahteraan segenap masyarakat
menuju Kalteng Berkah (Bermartabat, Elok, Religius, Kuat,
Amanah, dan Harmoni)”. Dengan visi Gubernur tersebut
diharapkan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah mampu
meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kalimantan
Tengah. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Kalimantan
Tengah dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia
kerja, maternal dan kelompok lansia.
Dalam mewujudkan visi tersebut ditetapkan 8 (delapan ) misi
Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016-2021
sebagai berikut :
1. Pemantapan Tata Ruang Wilayah Provinsi
2. Percepatan Pembangunan Infrastruktur
3. Pengelolaan Sumber Daya Air, Pesisir dan Pantai
4. Pengendalian Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pengentasan
Kemiskinan
5. Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang
Profesional Adil, dan Anti Korupsi
6. Peningkatan Pendidikan, Kesehatan, dan Pariwisata
7. Pengelolaan Lingkungan Hidup & Sumber Daya Alam
8. Pengelolaan Pendapatan Daerah
Dalam hal ini Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
mengemban misi ke 6 yaitu Peningkatan Pendidikan,
Kesehatan, dan Pariwisata dengan sasaran meningkatnya
kualitas kesehatan masyarakat dengan indikator sebagai berikut :
a. Angka Kelangsungan Hidup Bayi diharapkan pada tahun 2021
adalah 1.000
b. Angka Usia Harapan Hidup dari 69,54 th menjadi 72,75 th
c. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup dari 183
menjadi 160
d. Angka Kematian Bayi dari 25 menjadi 23
e. Angka Kematian Balita per 1000 Balita dari 56 menjadi 32
f. Persentase Balita Gizi Buruk dari 19,6 % menjadi 17 %
g. Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi dari 42,06 menjadi 84,5
h. Rasio Puskesmas per Satuan Penduduk dari 1,42 menjadi 1,9
i. Rasio Bidan per Satuan Penduduk dari
j. Persentase distribusi tempat tidur rumah sakit menurut
kab/kota dari 86,3% menjadi 88%.
Untuk mencapai misi tersebut Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Tengah mempunyai tujuan : Meningkatnya Kualitas
Sumber Daya Manusia Kalimantan Tengah. Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia Kalimantan Tengah dilakukan pada semua
kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak
usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal dan kelompok
lansia, dengan sasaran sebagai berikut:

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Kalimantan


Tengah dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan
sebesar 85%.
b. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik
sebesar 18,2%.
c. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita
(persen)
d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak
baduta (bawah dua tahun) (persen)
e. Meningkanya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak
Menular
2. Meningkatkan Kualitas sarana dan prasarana kesehatan
dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Persentase Fasilitas Kesehatan Dasar sesuai standar
b. Persentase Fasilitas Kesehatan Rujukan sesuai standar
c. Persentase ketersediaan obat dan vaksin esensial di
Puskesmas sebesar 85%.
d. Persentase Pengendalian Produk Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan di Peredaran yang memenuhi syarat
sebesar 85%
3. Meningkatnya kualitas dan pemerataan dokter dan paramedis,
Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga
kesehatan sebanyak 113 Puskesmas.
b. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter
spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar
100%.
c. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya
sebanyak 56,910 orang.
4. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah: Meningkatnya persentase
Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan prioritas secara
lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.
Adapun yang menjadi faktor pendorong pelayanan Dinas
Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau ditinjau dari Renstra

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi


Kalimantan Tengah adalah :
1. Adanya komitmen dari pimpinan nasional, provinsi maupun
kabupaten baik eksekutif maupun legislatif menempatkan
kesehatan sebagai fokus pembangunan nasional merupakan
investasi yang cukup memadai dalam menunjang kegiatan
program;
2. Anggaran yang cukup memadai dalam menunjang kegiatan
program;
3. Adanya Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan
yang menjadi indikator capaian program kesehatan.
4. Adanya Standar Operasional Prosedur (SOP), Juklak, Juknis
dan modul sebagai pedoman dalam pelayanan kesehatan.
5. UU 14/2008 danPP 61/2010 tentang keterbukaan informasi
publik mendorong transparansi dan akuntabilitas kinerja
pelayanan.
Sedangkan faktor penghambat pelayanan Dinas Kesehatan
Kabupaten Pulang Pisau adalah :
1. Belum sinkronnya regulasi dalam bidang pembangunan
kesehatan baik ditingkat pusat, provinsi maupun kabupaten;
2. Jumlah, jenis, distribusi dan kompetensi tenaga kesehatan
belum memenuhi standar pelayanan kesehatan;
3. Pelayanan kesehatan yang diberikan belum seluruhnya sesuai
dengan SOP, juklak, juknis maupun modul yang ada;
4. Pengaruh dari lingkungan strategis termasuk terjadinya
pemanasan global dan transformasi demografi berakibat pada
semakin menurunnya kualitas kesehatan lingkungan serta
semakin meningkatnya ancaman bencana.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

3.4.1. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Penelaahan terhadap isu strategis RTRW bertujuan untuk
mewujudkan keselarasan rencana pembangunan jangka menengah
daerah dengan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang telah

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

disusun. Sebelum menelaah struktur dan pola ruang tersebut,


maka perlu ditelaah tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang
Kabupaten Pulang Pisau.
Bagi SOPD Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan
untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang
terhadap kebutuhan pelayanan SOPD. Dibandingkan dengan
struktur dan pola ruang eksisting maka SOPD dapat
mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan,
perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan
SOPD dalam lima tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi
program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, SOPD
dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai
dengan RTRW tersebut.
RTRW Kabupaten Pulang Pisau merupakan wadah spasial
dari pembangunan di bidang ekonomi dan pembangunan bidang
sosial budaya. Oleh karena itu, penataan ruang di Kabupaten
Pulang Pisau merupakan implementasi dari keterpaduan
pembangunan di bidang ekonomi dan sosial budaya. Sebagai
wadah bagi kegiatan pembangunan ekonomi dan sosial budaya itu,
maka pemanfaatan ruang harus dilakukan secara serasi, selaras,
dan seimbang serta berkelanjutan. Pemanfaatan ruang secara
serasi, selaras, dan seimbang adalah kegiatan dalam penataan
ruang yang harus dapat menjamin terwujudnya keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan struktur dan pola pemanfaatan
ruang yang berwawasan kesehatan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pulang
Pisau 2018-2038, tujuan penataan ruang wilayah adalah Penataan
ruang kabupaten Pulang Pisau bertujuan terwujudnya ruang
Kabupaten Pulang Pisau yang dapat menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang berdaya saing, berbasis pada kegiatan agrobisnis dan
agroindustri serta berwawasan lingkungan.

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah


sebagaimana dimaksud ditetapkan kebijakan penataan ruang
wilayah kabupaten sebagai berikut :
a. Pemerataan pembangunan dalam upaya mengurangi
kesenjangan dan keterbelakangan antar daerah di kabupaten;
b. Pengembangan sektor pertanian menuju agribisnis dan
agroindustri;
c. Pengembangan sarana dan prasarana wilayah untuk
pengembangan ekonomi;
d. Peningkatan kualitas lingkungan; dan peningkatan fungsi
kawasan untuk pertahanan dan keamanan.
Dari hasil penelaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
maka Perangkat Daerah dapat mengidentifikasi arah (geografis)
pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan dan
prioritas wilayah pelayanan Perangkat Daerah dalam lima tahun
mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan
ruang jangka menengah dalam RTRW, Perangkat Daerah dapat
menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai
dengan RTRW tersebut.

3.4.2. Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


Aspek lingkungan dalam penataan wilayah sangat penting.
Dalam UU No.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup pada pasal 15 dinyatakan bahwa
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS (Kajian
Lingkungan Hidup Strategis) untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan / atau kebijakan,
rencana dan/atau program. Dan dinyatakan juga bahwa
pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS
tersebut dalam penyusunan atau evaluasi :

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta rencana


rinciannya, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional,
Propinsi dan Kabupaten/Kota;
2. Kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup.
KLHS dilaksanakan dengan mekanisme :
1. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program
terhadap kondisi lingkungan hidup disuatu wilayah;
2. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana
dan/atau program;
3. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan
kebijakan,rencana dan/atau program yang mengintegrasikan
prinsip pembangunan berkelanjutan.
Hasil KLHS harus menjadi dasar bagi kebijakan, rencana
dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah. Apabila
hasil KLHS tersebut menyatakan bahwa daya dukung dan daya
tampung sudah terlampaui maka:
1. Kebijakan, rencana dan/atau program pembangunan tersebut
wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS;
2. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak
diperbolehkan lagi.
Dalam menyusun kebijakan, rencana dan/atau program
bidang Kesehatan sangat perlu mentelaah KLHS. Hal ini
dikarenakan sebagian kebijakan, rencana dan/atau program
tersebut berpotensi meningkatkan risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia.
Berdasarkan hasil kajian terhadap beberapa indikator kinerja
daerah yang juga menunjang pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) maka rekomendasi yang dihasilkan KLHS
antara lain sebagai berikut :

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

1. Peningkatan penanganan sampah dan pengelolaan sampah


terpadu melalui konsep 3R (reduce, reuse and recycle).
2. Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan, sarana pendidikan
dan tenaga pendidik.
3. Penyediaan lapangan pekerjaan tetap dan produktif dan
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
4. Mendorong aktifitas ekonomi di berbagai sektor.
5. Peningkatan mutu dan kualitas sarana dan prasarana
kesehatan.
6. Peningkatan, pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur
pertanian seperti jalan usaha tani, jembatan usaha tani dan
fasilitas pengairan untuk meningkatkan rasio lahan produktif.
7. Peningkatan Pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai dengan
kondisi daerah dengan target pertumbuhan produk domestik
bruto mencapai 7 persen per tahun.

3.5 Penentuan Isu – Isu Strategis

Isu strategis adalah permasalahan yang berkaitan dengan


fenomena atau permasalahan yang belum dapat diselesaikan pada
periode RPJMD sebelumnya dan berdampak pada pelaksanaan
pembangunan dalam jangka panjang, sehingga perlu diatasi secara
bertahap. Dari hasil analisis kinerja pelayanan 5 (lima) tahun yang lalu
serta telahaan visi dan misi Kepala daerah, Renstra Kementerian
Kesehatan RI, Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jambi, RTRW dan kajian
KLHS dapat diidentifikasi permasalahan dan isu-isu strategis
berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79


RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PULANG PISAU
TAHUN 2018 - 2023

Pulang Pisau, yang akan menjadi rumusan kebijakan serta penyusunan


program prioritas Dinas Kesehatan.
Isu-isu strategis yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan
di Kabupaten Pulang Pisau adalah sebagai berikut :
1. Masih cukup tingginya Angka Kematian Ibu menurut standar MDGs;
2. Belum optimalnya jumlah, jenis, mutu, pemerataan dan
pengembangan sumberdaya manusia kesehatan;
3. Belum optimalnya penanganan masalah gizi;
4. Masih tingginya masalah kesehatan yang disebabkan oleh penyakit
menular, penyakit tidak menular dan bencana;
5. Masih rendahnya akses terhadap kualitas lingkungan sehat;
6. Belum optimalnya akses terhadap kualitas pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan;
7. Masih belum optimalnya ketersediaan, mutu, manfaat, dan
keamanan sediaan farmasi dan alkes ;
8. Belum optimalnya pelaksanaan Jaminan Kesehatan;
9. Belum optimalnya penanganan masalah gizi (Stunting);
10. Beban ganda penyakit – pergeseran pola penyakit dari Penyakit
Menular ke Penyakit Tidak Menular;
11. Belum Optimalnya pemberdayaan masyarakat – UKBM-PHBS;
12. Belum Optimalnya Sistem Informasi Kesehatan;
13. Masih rendahnya informasi tentang isu gender.

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis III - 79

Anda mungkin juga menyukai