Anda di halaman 1dari 37

Bed Site Teaching

Carcinoma Ovarium

Oleh:
Charan Kamal Kaur Toor 1740312409
Lissyantika Hidayatullah 1840312239

Preseptor:
dr. Andi Friadi, SpOG (K)

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara keseluruhan mayoritas massa ovarium bersifat jinak dan memiliki risiko
seumur hidup untuk berkembang menjadi kanker ovarium sebesar 2%. Usia merupakan
faktor yang paling penting dalam menemukan risiko keganasan. Massa adneksa sering
ditemukan selama usia reproduksi. Selama tahap kehidupan ini, massa tersebut biasanya
disebabkan oleh kista ovarium fungsional, neoplasma ovarium jinak, aiau pembahan
pascainfeksi pada luba Fallopii. Pada anak perempuan yang berusia di bawah 20 tahun dan
wanita di atas 50 tahun, 10% dari massa yang teraba bersifat ganas. Sekitar 85-90% kanker
ovarium terjadi pada wanita pascamenopause. Berbagai neoplasma ovarium baik jinak
maupun ganas dapat berasal dari setiap jenis sel yang terdapat di dalam ovarium. Kista
sederhana dapat bersifat fungsional dan terbentuk pada lokasi ovulasi atau selama
perkembangan korpus luteum. Kista ini sangat banyak ditemukan dan dapat dibedakan dari
neoplasma sejati berdasarkan riwayat alami perubahan sel. Biasanya kista-kista ini
menghilang dalam 6 minggu setelah ditemukan. Massa yang kompleks atau padat dan yang
menetap cenderung merupakan neoplasma sejati dan membutuhkan diagnosis secara
histologis.1
1.2 Batasan Masalah

Batasan penulisan ini membahas mengenai definisi, epidemiologi,etiologi, faktor


risiko, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana, komplikasi, prognosis beserta laporan kasus
karsinoma ovarium yang ditemukan di RSUP M Djamil Padang.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca dan penulis
mengenai karsinoma ovarium serta analisa kasus.

2
1.4 Metode Penulisan

CRS ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari
berbagai literature.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

Kanker ovarium merupakan tumor ganas pada ovarium dengan histiogenesis yang
beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast ( ektodermal, endodermal,
mesodermal ) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam.

Terdapat pada usia perimenopause kira-kira 60% dalam masa reproduksi 30% dan
10% terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas
jinak tapi juga tidak jelas / pasti ganas ( borderline malignancy atau carcinoma of low-
maligna potensial) dan jelas ganas (true malignant) .

Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker
ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga
tidak mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan
telah menyebar (metastatis) kemana-mana.2

2.2 Anatomi dan Fisiologi

2.2.1 Ovarium

Indung telur pada orang dewasa kira-kira sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan
di kanan uterus, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium dihubungkan dengan
uterus melalui ligamentum ovarii proprium. Arteria ovarika berjalan menuju ovarium
melalui ligamentum suspensorium ovarii (ligamentum infundibulopelvikum)

Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium
berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Sebagian kecil ovarium berada di
dalam ligamentum latum, disebut hilus ovarii. Pada bagian hilus ini masuk pembuluh darah
dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum
dengan ovarium dinamakan mesovarium.

4
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel selapis
kubik-silindrik, disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika
albuginea dan di bawahnya lagi ditemukan lapisan tempat folikel-folikel primordial. Tiap
bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel , berkembang menjadi folikel de Graaf.
Folikel-folikel ini merupakan bagian ovarium terpenting dan dapat ditemukan di korteks
ovarii dalam letak yang beraneka ragam, dan juga dalam tingkat-tingkat perkembangan dari
satu sel telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel saja sampai folikel de Graaf matang.
Folikel yang matang ini terisi dengan likuor folikuli yang mengandung estrogen, dan siap
untuk berovulasi. 2

Pada waktu dilahirkan bayi perempuan mempunyai sekurang-kurangnya 750.000


oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada
umur 6-15 tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000, antara umur 26-35 tahun
menurun sampai 59.000, dan atara 24-45 hanya 34.000 . Pada masa menopause semua
folikel sudah menghilang.

Gambar 1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita (www.healthyorigin.org)

5
2.3 Epidemiologi

Menurut Surveillance, Epidemiology and End Results (SEER) Program di USA,


berdasarkan data 1 Januari 2009, kira – kira sebanyak 182.758 wanita yang hidup
terdiagnosa sebagai penderita kanker ovarium (jumlah tersebut termasuk wanita yang sudah
melalui tahap penyembuhan).

Tahun Insidens Kematian


1999 19,676 13,627
2000 19,672 14,060
2001 19,719 14,414
2002 19,792 14,682
2003 20,445 14,657
2004 20,069 14,716
2005 19,842 14,787
2006 19,994 14,487
2007 20,749 14,621
2008 21,613 14,362
2009 20,460 14,436
2010 21,880 13,850
2011 21,990 15,460
2012 22,280 15,500
2013 22,240 14,030

Tabel 1. Jumlah penderita kanker ovarium.

Kanker ovarium menyumbang sekitar tiga persen dari kanker pada wanita.
Sementara kanker yang paling umum ke-11 di kalangan perempuan, kanker ovarium
merupakan penyebab utama kematian kelima terkait kanker di kalangan perempuan, dan
merupakan yang paling mematikan dari kanker ginekologi. Angka kematian sedikit lebih

6
tinggi untuk wanita Kaukasia daripada wanita Afrika-Amerika. Risiko terjadinya kanker
ovarium pada wanita adalah 1:72. Risiko kematian wanita yang terkena kanker ovarium
adalah 1:100.

Sekitar 1,2 persen didiagnosis di bawah usia 20 tahun; 3,6 persen antara 20 dan 34;
7,4 persen antara 35 dan 44; 18,6 persen antara 45 dan 54; 23,4 persen antara 55 dan 64;
20,1 persen antara 65 dan 74; 17,6 persen antara 75 dan 84; dan 8,1 persen 85 + tahun.

Gambar No.3 Perkiraan diagnosis kanker ovarium berdasarkan umur.

Dari tahun 2005 sampai 2009, usia rata-rata saat diagnosis adalah 63. Untuk periode
yang sama, usia rata-rata kematian akibat kanker ovarium adalah 71.3,4,5

2. 4 Etiologi dan Faktor Resiko

 Faktor Lingkungan

Insidens kanker ovarium tinggi pada Negara – Negara industri. Penyakit ini juga
tidak ada hubungannya dengan obesitas, minum alcohol, merokok, maupun minum
kopi. Juga tidak ada kaitannya dengan penggunaan bedak talcum ataupun intake
lemak yang berlebihan.

7
 Faktor reproduksi
Makin meningkat siklus haid berovulasi ada hubungannya dengan meningkatnya
risiko timbulnya kanker ovarium. Hal ini dikaitkan dengan pertumbuhan aktif
permukaan ovarium setelah ovulasi. Induksi siklus ovulasi mempergunakan
klomifen sitrat meningkatkan resiko 2 sampai 3 kali. Kondisi yang menyebabkan
turunnya siklus ovulasi menurunkan risiko kanker seperti pada pemakaian pil
Keluarga Berencana menurunkan risiko sampai 50%, bila pil dipergunakan 50 tahun
atau lebih ; multiparitas, dan riwayat pemberian air susu ibu termasuk menurunkan
risiko kanker ovarium.
 Faktor Genetik
5% - 10 % penyakit ini karena faktor herediter (ditemukan di keluarga sekurang-
kurangnya dua keturunan dengan kanker ovarium).5 Sebagian kecil dari kanker
ovarium disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan. Gen-gen yang diketahui
meningkatkan risiko kanker ovarium disebut gen kanker payudara 1 (BRCA1) dan
gen kanker payudara 2 (BRCA2). Gen ini awalnya diidentifikasi dalam keluarga
dengan beberapa kasus kanker payudara, tapi wanita dengan mutasi ini juga
memiliki peningkatan risiko yang signifikan dari kanker ovarium. Link genetik lain
yang dikenal melibatkan sindrom diwariskan turun-temurun disebut kanker
kolorektal nonpolyposis (HNPCC). Perempuan dalam keluarga HNPCC akan
meningkatkan risiko kanker dinding rahim (endometrium), usus besar, ovarium dan
perut.
 Riwayat keluarga kanker ovarium.
 Diagnosis kanker sebelumnya. Jika Anda telah didiagnosa dengan kanker payudara ,
usus besar, rektum atau rahim, risiko kanker ovarium meningkat .
 Bertambahnya usia. Risiko Anda meningkat kanker ovarium seiring pertambahan
usia. Kanker ovarium paling sering berkembang setelah menopause, meskipun
dapat terjadi pada usia berapa pun.
 Wanita yang belum pernah hamil memiliki peningkatan risiko kanker ovarium.6

8
Ada 3 jenis kanker ovarium yang diturunkan yakni:

1. Kanker ovarium site specific family


2. Sindrom kanker payudara – ovarium, yang disebabkan oleh mutasi gen BRCA-1
dan berisiko sepanjang hidung (lifetime) sampai 85% menimbulkan kanker
payudara dan beriisiko lifetime sampai 50% timbulnya kanker ovarium pada
kelompok tertentu. Walaupun mastektomi profilaksis kemungkinan menurunkan
risiko, tetapi presentase kepastian belum diketahui. Ooforektomia profilaksis
mengurangi risiko sampai 2%.
3. Sindroma kanker Lynch tipe II, dimana beberapa anggota keluarga dapat timbul
berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektalnonpoliposis, endometrium dan
ovarium.6

2.5 Gejala Klinik

Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan (95%) dan keluhan – keluhan yang
timbul tidak spesifik seperti :

• Dispareunia
• Berat badan meningkat karena ada asites atau ada massa.
• Rasa penuh pada bagian perut atau kembung
• Ketidaknyamanan atau nyeri pada panggul
• Gangguan pencernaan, mual
• Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti konstipasi
• Perubahan kebiasaan berkemih, termasuk peningkatan frekuensi buang air kecil
• Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
• Peningkatan lingkar perut
• Energi terasa berkurang / Lemas
• Nyeri punggung bawah.7

9
2.6 Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik terkadang hasil yang ditemukan normal, tidak tampak
kelainan pada stadium awal dari kanker ovarium, namun dapat pula ditemukan asites, efusi
pleura, massa pada daerah abdominal atau pelvis dan juga obstruksi saluran pencernaan.
Sehingga untuk mempertegak diagnosis diperlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

Untuk jenis kanker ovarium jenis epitel dapat dilakukan pemeriksaan terhadap
penanda tumor yaitu CA-125, tumor sel germinal yaitu LDH,hCG,AFP, dan tumor sex cord
yaitu inhibin. Selain itu dapat pula dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang yang
lainnya seperti :

• Pemeriksaan darah tepi


• Fungsi hati
• Tes fungsi ginjal, serta biokimia darah lainnya perlu dilakukan.
• Pemeriksaan radiologic berupa foto paru – paru, untuk mengevaluasi metastasis
paru, efusi pleura serta pemeriksaan CT abdomen pelvis.5
• Tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan , magnetic resonance
imaging (MRI) scan, dan USG dapat memastikan apakah massa panggul. Studi-
studi ini tidak dapat memastikan bahwa massa adalah kanker, tetapi berguna jika
sedang mencari penyebaran kanker ovarium ke jaringan dan organ lainnya. USG
dapat berguna menemukan sebuah tumor ovarium d an melihat jika itu adalah
massa padat ( tumor ) atau kista berisi cairan. CT scan tidak menunjukkan tumor
ovarium yang kecil dengan baik, tetapi mereka bisa melihat tumor yang lebih
besar, dan mungkin dapat melihat apakah tumor tumbuh ke dalam struktur di
dekatnya. CT scan juga dapat menemukan pembesaran kelenjar getah bening,
tanda-tanda kanker menyebar ke hati atau organ lain , atau tanda-tanda bahwa
tumor ovarium mempengaruhi ginjal atau kandung kemih.
• Bila ada keluhan simptomatis, perlu dilakukan pielografi intravena dan/atau
barium enema untuk evaluasi kandung kemih dan perluasan ke usus.

10
2.8 Klasifikasi:

Jenis kanker ovarium meliputi :

- Kanker yang dimulai di sel-sel di bagian luar ovarium. Disebut tumor epitel, kanker
ini dimulai pada lapisan tipis jaringan yang menutupi bagian luar ovarium. Tumor
epiter terdapat sekitar 65% dari kanker ovarium.
- Kanker yang dimulai di sel-sel yang memproduksi sel telur. Disebut tumor sel
germinal, kanker ovarium ini cenderung terjadi pada wanita muda.
- Kanker yang dimulai di sel-sel yang memproduksi hormon. Kanker ini yang disebut
tumor stroma, dimulai pada jaringan ovarium yang menghasilkan hormon estrogen,
progesteron dan testosteron.8

2.8.1 Klasifikasi Berdasarkan Histopatologi

Jenis epitel (65% kanker ovarium) terdiri dari serosum (20% sampai 50%),
musinosum (15% sampai 25%), yang dapat tumbuh sangat besar (permagna), endometrioid
(5% dan kira – kira 10% bersamaan dengan endometriosis), sel jernih (5% dengan
prognosis buruk) dan Brenner (2% sampai 3%, sebagian besar jinak). Kira – kira 15% dari
kanker jenis epitel menunjukkan potensi keganasan rendah (low potential malignant).

Tumor sel germinal (25% dari semua kanker ovarium) dan yang tersering
disgerminoma, diikuti tumor campuran sel germinal. Tipe lainnya adalah teratoma imatur,
koriokarsinoma, tumor sinus endodermal, dan karsinoma embrional.

Tumor stroma sex cord (5% dari semua kanker endometrium). Yang tersering
adalah tumor sel granulose. Tipe lainnya tumor sel Sertoli – Leydig. Jenis lainnya : sarcoma,
tumor, metastasis.6

11
2.8.2 Stadium Klasifikasi FIGO 1988

Stadium surgikal pada kanker ovarium

Tumor terbatas pada ovarium.

IA : Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor pada permukaan
luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada bilasan peritoneum.

IB : Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat tumor pada
permukaan luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada bilasan
peritoneum.

IC : Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan tanda – tanda sebagai berikut:
kapsul pecah, tumor pada permukaan luar kapsul, sel kanker positif pada cairan asites atau
bilasan peritoneum.

Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke pelvis.

IIA : Perluasan dan / implant ke uterus dan / atau tuba falopii. tidak terdapat sel kanker
pada cairan asites atau pada bilasan peritoneum.

IIB : Perluasan ke organ pelvis lainnya. tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau
pada bilasan peritoneum.

IIC : Tumor pada stadium IIA/ IIB dengan sel kanker positif pada cairan asites atau
pada bilasan peritoneum.

Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritoneum yang dipastikan
secara mikroskopik di luar pelvis dan / atau metastasis ke kelenjar getah bening regional.

IIIA : Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis

IIIB : Metastasis peritoneum makroskopik di luar pelvis dengan diameter terbesar 2 cm


atau kurang.

12
IIIC : Metastasis peritoneum di luar pelvis dengan diameter terbesar lebih dari 2 cm dan /
atau metastasis ke kelenjar getah bening regional

IV : Metastasis jauh di luar rongga peritoneum. Bila terdapat efusi pleura maka cairan
pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk metastasis pada parenkim hati.6

2.9 Penatalaksanaan Berdasarkan Stadium Kanker Ovarium

Tindakan pembedahan ada dua tujuan yakni pengobatan dan penentuan stadium
surgikal. Terapi pembedahan termasuk histerektomi, salpingo-ooforektomi, omentektomi,
pemeriksaan asites, bilasan peritoneum, dan mengupayakan delbulking optimal (kurang
dari 1 cm tumor residu), limfadenektomi (pengambilan sampel untuk pemeriksaan
histopatologi) pada stadium awal, stadium IA sampai IB derajat 1 dan 2, atau semua
stadium pada jenis tumor potensial rendah ovarium. Kemudian dilakukan observasi dan
pengamatan lanjut dengan pemeriksaan CA-125.

Pasien dengan stadium IA derajat 1 dan 2 jenis epitel mempunyai kesintasan hidup
5 tahun 95% dengan atau pemberian kemoterapi. Beberapa klinikus akan memberikan
kemoterapi pada kanker ovarium derajat 2 stadium IA dan IB derajat 3, stadium II sampai
IV : Kemoterapi : paclitaxel (taxol) dengan carboplatin dan cisplatin.

Setelah selesai pengobatan dengan kemoterapi, ada pilihan 3 yang ditetapkan pada
pasien : observasi, teruskan pengobatan, bila tumor regresi tapi belum hilang seluruhnya
dan terapi konsolidasi dengan kemoterapi lain. Biasanya diberikan hexamethylmelamine
secara terus – menerus untuk menekan agar tidak timbul residif.6

2.9.1 Penatalaksanaan Kanker Ovarium Secara Umum:

- Pembedahan
Pembedahan adalah pengobatan utama untuk kanker ovarium. Banyaknya
operasi yang dijalani tergantung dari perkembangan kanker itu sendiri. Untuk
wanita usia subur yang memiliki beberapa jenis tumor dan kanker yang masih

13
dalam tahap awal, dimungkinkan untuk mengobati penyakit tanpa melepaskan
kedua indung telur dan rahim.
Untuk kanker ovarium epithelial, operasi memiliki 2 tujuan utama :
pementasan dan debulking (menghilangkan tumor sebanyak mungkin). Tujuan
operasi debulking adalah meninggalkan tidak ada tumor yang lebih besar dari 1 cm.
Kanker yang sel tumornya dapat dihilangkan secara tuntas disebut optimal
debulking. Wanita dengan kanker ini memiliki prospek yang lebih baik untuk
bertahan hidup daripada kanker yang tidak debulked benar (disebut sub - optimal
debulking). Wanita dengan kanker ovarium sub - optimal debulked mungkin perlu
menjalani operasi lagi nanti. Untuk jenis lain dari kanker ovarium (tumor sel
germinal dan tumor stroma) , tujuan utama dari pembedahan adalah untuk
mengangkat kanker.
Pembedahan untuk kanker ovarium memiliki 2 tujuan utama. Tujuan
pertama adalah untuk mengetahui tahapan kanker - untuk melihat seberapa jauh
kanker telah menyebar dari ovarium. Biasanya ini berarti mengangkat rahim
(operasi ini disebut histerektomi) , bersama dengan kedua ovarium dan tuba fallopi
(ini disebut salpingo - ooforektomi bilateral atau BSO). Selain itu, omentum juga
diangkat (sebuah omentectomy). Omentum adalah lapisan jaringan lemak yang
menutupi isi perut seperti apron , dan kanker ovarium kadang-kadang menyebar ke
jaringan ini. Beberapa kelenjar getah bening di panggul dan perut yang dibiopsi
(diambil untuk melihat apakah mereka mengandung kanker menyebar dari ovarium).
Jika ada cairan di panggul atau rongga perut , maka cairan tersebut akan
diambil untuk dianalisis. Dokter bedah dapat "mencuci" rongga perut dengan air
garam (saline) dan mengirim cairan tersebut untuk dianalisis. Staging sangat
penting karena kanker ovarium pada tahap yang berbeda diperlakukan berbeda .
Sebagian besar tumor sel germinal ovarium diperlakukan dengan
histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral . Jika kanker hanya dalam satu
ovarium dan pasien masih ingin untuk dapat memiliki anak , hanya ovarium yang
mengandung kanker dan tuba falopi di sisi yang sama dihapus (meninggalkan yang
lainnya tabung ovarium dan tuba dan rahim).

14
Tumor stroma ovarium sering hanya terbatas pada satu ovarium , sehingga
operasi mungkin terbatas pada penghapusan ovarium itu . Jika kanker telah
menyebar , jaringan lebih mungkin perlu diangkat. Hal ini bisa berarti histerektomi
dan salpingo-ooforektomi bilateral dan operasi bahkan debulking dapat dilakukan.

- Kemoterapi
Kemoterapi (kemo) adalah penggunaan obat untuk mengobati kanker. Paling sering,
kemoterapi adalah pengobatan sistemik - obat yang diberikan dengan cara yang
memungkinkan mereka untuk memasuki aliran darah dan mencapai semua area
tubuh. Kemoterapi sistemik dapat berguna untuk kanker yang telah metastasis
(menyebar). Selama ini, kemoterapi sistemik menggunakan obat-obatan yang
disuntikkan ke pembuluh darah (IV) atau diberikan melalui mulut. Untuk beberapa
kasus kanker ovarium, kemoterapi juga dapat disuntikkan melalui kateter langsung
ke dalam rongga perut. Ini disebut intraperitoneal (IP) kemoterapi. Obat yang
diberikan dengan cara ini juga diserap ke dalam aliran darah , sehingga kemoterapi
IP juga merupakan jenis kemoterapi sistemik. Kemo untuk kanker ovarium paling
sering adalah kombinasi dari 2 atau lebih obat, diberikan IV setiap 3 - 4 minggu.
Memberikan 2 atau lebih obat dalam kombinasi tampaknya lebih efektif dalam
pengobatan awal kanker ovarium daripada memberikan hanya satu obat saja.
Pendekatan standar adalah kombinasi dari senyawa platinum , seperti
cisplatin atau carboplatin , dan taxane , seperti paclitaxel ( Taxol ® ) atau docetaxel
( Taxotere ® ) . Untuk kemoterapi IV , kebanyakan dokter mendukung carboplatin
lebih cisplatin karena memiliki efek samping yang lebih sedikit dan sama efektifnya.
Terapi kemoterapi untuk kanker ovarium epitel melibatkan 3 sampai 6 siklus .
Siklus adalah jadwal rutin dosis obat , diikuti dengan periode istirahat.
Kanker ovarium epitel sering menyusut atau bahkan tampaknya hilang
dengan kemoterapi , tetapi sel-sel kanker pada akhirnya mungkin mulai tumbuh lagi.
Jika kemo pertama tampaknya bekerja dengan baik dan kanker menghilang untuk
sementara waktu , itu bisa diobati dengan siklus tambahan kemoterapi yang sama
yang digunakan pertama kali. Dalam beberapa kasus , obat yang berbeda dapat

15
digunakan. Beberapa obat kemo yang membantu dalam mengobati kanker ovarium
meliputi:
 Albumin terikat paclitaxel ( menangkap - paclitaxel , Abraxane ® )
 Altretamine ( Hexalen ® )
 Capecitabine ( Xeloda ® )
 Cyclophosphamide ( Cytoxan ® )
 Etoposide ( VP - 16 )
 Gemcitabine ( Gemzar ® )
 Ifosfamide ( IFEX ® )
 Irinotecan ( CPT - 11 , Camptosar ® )
 Liposomal doxorubicin ( Doksorubisin ® )
 Melphalan
 Pemetrexed ( ALIMTA ® )
 Topotecan
 Vinorelbine ( Navelbine ® )

Obat kemoterapi membunuh sel kanker, tetapi juga merusak beberapa sel
normal. Oleh karena itu, dokter akan berhati-hati untuk menghindari atau
meminimalkan efek samping, yang tergantung pada jenis obat, jumlah yang
diambil , dan lamanya pengobatan .
Efek samping yang umum sementara meliputi:
 Mual dan muntah
 Kehilangan nafsu makan
 Kehilangan rambut
 Tangan dan kaki ruam
 Sariawan

16
Kemoterapi dapat merusak sel-sel darah yang memproduksi sumsum tulang ,
sehingga pasien mungkin memiliki jumlah sel darah rendah . Hal ini dapat
mengakibatkan :
 Meningkatnya kemungkinan infeksi ( disebabkan oleh kekurangan sel darah
putih )
 Pendarahan atau memar setelah luka kecil atau luka ( yang disebabkan oleh
kekurangan trombosit darah )
 Kelelahan ( yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang rendah )
 Sindrom myelodysplastic atau leukemia myeloid akut

Kebanyakan efek samping menghilang setelah pengobatan dihentikan.


Rambut akan tumbuh kembali setelah perawatan berakhir, meskipun mungkin
terlihat berbeda. Beberapa obat kemoterapi dapat memiliki efek jangka panjang atau
bahkan sisi permanen. Sebagai contoh, cisplatin dapat menyebabkan kerusakan
ginjal. Untuk mencegah hal ini, dokter memberikan banyak cairan IV sebelum dan
sesudah obat ini diberikan. Kedua cisplatin dan taxanes dapat menyebabkan
kerusakan saraf / neuropati. Hal ini dapat menyebabkan masalah dengan mati rasa,
kesemutan, atau bahkan rasa sakit di tangan dan kaki. Cisplatin juga dapat merusak
saraf telinga, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran / ototosik. Kemo
juga dapat menyebabkan menopause dini dan infertilitas yang mungkin permanen.
Jarang , beberapa obat kemo secara permanen dapat merusak sumsum tulang .
Dalam intraperitoneal (IP) kemoterapi untuk kanker ovarium, selain
memberikan kemoterapi paclitaxel obat IV, obat cisplatin dan paclitaxel yang
disuntikkan ke dalam rongga perut melalui kateter (tabung tipis). Pemberian
kemoterapi dengan cara ini memberikan dosis yang paling terkonsentrasi dari obat
untuk sel-sel kanker di dalam rongga perut. Kemo ini juga akan diserap ke dalam
aliran darah sehingga bisa mencapai sel-sel kanker di luar rongga perut. Kemoterapi
IP bekerja dengan baik , tetapi efek samping sering lebih parah daripada dengan
kemoterapi biasa. Dalam sebuah penelitian terhadap wanita dengan kanker ovarium
tingkat lanjut, wanita mendapatkan kemoterapi IP mengalami nyeri lebih perut,

17
mual , muntah , dan efek samping selain wanita mendapatkan kemoterapi melalui
pembuluh darah. Efek samping ini benar-benar membuat beberapa wanita
menghentikan pengobatan mereka awal. Namun, para wanita mendapatkan
kemoterapi IP hidup lebih lama daripada wanita mendapatkan kemoterapi biasa.
Kemoterapi IP saat ini hanya diberikan kepada beberapa wanita dengan
kanker ovarium yang telah menyebar ke bagian dalam perut. Kemudian karena IP
bisa sangat beracun , perempuan harus memiliki fungsi ginjal normal dan berada
dalam kondisi secara keseluruhan baik untuk dokter mereka harus bersedia untuk
mencoba IP kemo. Mereka juga tidak bisa memiliki banyak adhesi atau jaringan
parut di dalam perut mereka karena hal ini dapat mencegah kemoterapi menyebar
dengan baik.
Pasien dengan kanker sel germinal sering harus diobati dengan kombinasi
kemoterapi . Kombinasi yang paling sering digunakan disebut PEB ( atau BEP ) ,
dan termasuk obat kemoterapi cisplatin (Platinol) , etoposid , dan bleomycin.
Disgerminoma biasanya sangat sensitif terhadap kemoterapi, dan kadang-kadang
dapat diobati dengan kombinasi kurang beracun dari carboplatin dan etoposid.
Kombinasi obat lainnya dapat digunakan jika kanker tidak menanggapi
pengobatan atau untuk mengobati kanker yang telah berulang ( kembali ) . Ini
termasuk :
 TIP : paclitaxel ( Taxol ) , ifosfamide , dan cisplatin
 VeIP : vinblastine , ifosfamide , dan cisplatin
 VIP : etoposid ( VP - 16 ) , ifosfamide , dan cisplatin

Kemo untuk tumor germ cell memiliki beberapa risiko yang sama dan efek
samping sebagai kemoterapi untuk kanker ovarium epitel. Ini termasuk mual /
muntah, rambut rontok, neuropati, infertilitas, dan menopause dini juga dapat
terjadi . Perkembangan selanjutnya dari leukemia jarang terjadi. Bleomycin dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru, sehingga beberapa dokter memesan tes fungsi
paru-paru sebelum menggunakan obat ini. Ifosfamide dapat menyebabkan sistitis
hemoragik (iritasi dan perdarahan dari lapisan kandung kemih).

18
Tumor stroma ovarium tidak sering diobati dengan kemoterapi.

- Terapi hormon
Terapi hormon adalah penggunaan hormon atau obat hormon - blocking
untuk melawan kanker. Jenis terapi sistemik jarang digunakan untuk mengobati
kanker ovarium epithelial, tetapi lebih sering digunakan untuk mengobati tumor
stroma ovarium.
Luteinizing hormon - releasing hormone ( LHRH ) agonis. Agonis LHRH
( kadang-kadang disebut agonis GnRH ) menghentikan produksi estrogen oleh
indung telur. Obat ini digunakan untuk menurunkan kadar estrogen pada wanita
yang premenopause. Contoh agonis LHRH termasuk goserelin (Zoladex ®) dan
leuprolide (Lupron ®). Obat ini disuntikkan setiap 1 sampai 3 bulan. Efek samping
bisa termasuk salah satu gejala menopause, seperti hot flashes dan kekeringan
vagina. Jika mereka diambil untuk waktu yang lama (tahun), obat ini dapat
melemahkan tulang (kadang-kadang menyebabkan osteoporosis).
Tamoxifen adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati kanker
payudara. Hal ini juga dapat digunakan untuk mengobati tumor stroma ovarium dan
jarang digunakan untuk mengobati kanker ovarium lanjut epitel. Tamoxifen
bertindak sebagai anti - estrogen dalam berbagai jaringan dalam tubuh, tetapi
terkadang dapat sebagai estrogen lemah. Tujuan terapi tamoxifen adalah untuk
menjaga setiap estrogen yang beredar dalam tubuh wanita dari merangsang
pertumbuhan sel kanker. Kegiatan anti - estrogen dari obat ini dapat menyebabkan
hot flashes dan kekeringan vagina. Karena tindakan tamoxifen seperti estrogen
lemah di beberapa area tubuh, tidak menyebabkan kehilangan tulang dan dapat
meningkatkan risiko pembekuan darah serius di kaki.
Aromatase inhibitor adalah obat yang menghalangi enzim (disebut
aromatase) yang mengubah hormon lain menjadi estrogen pada wanita pasca-
menopause. Obat ini tidak menghentikan indung telur dari membuat estrogen,
sehingga mereka hanya membantu dalam menurunkan kadar estrogen pada wanita
setelah menopause. Obat ini terutama digunakan untuk mengobati kanker payudara,

19
tetapi juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa tumor ovarium stroma yang
rekuren setelah perawatan. Yang termasuk obat ini adalah letrozole (Femara ®),
anastrozole (Arimidex ®), dan exemestane (Aromasin ®). Obat ini dalam bentuk pil
dan diminum sekali sehari.

- Terapi target
Terapi Target adalah jenis yang lebih baru pengobatan kanker yang
menggunakan obat-obatan atau zat lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel
kanker saat melakukan sedikit kerusakan sel-sel normal. Terapi ini menyerang inner
sel kanker. Setiap jenis terapi yang ditargetkan bekerja secara berbeda, tetapi semua
mengubah cara sel kanker tumbuh, membagi, perbaikan itu sendiri, atau berinteraksi
dengan sel lain .
Obat terapi bertarget yang telah dipelajari yang paling dalam kanker
ovarium adalah bevacizumab (Avastin ®). Obat ini membantu memblokir sinyal
bahwa sel-sel kanker mengirimkan menyebabkan pembuluh darah baru untuk
membentuk tumor baru untuk menyehatkan. Dalam studi, bevacizumab telah
terbukti untuk mengecilkan atau memperlambat pertumbuhan kanker ovarium lanjut.
Ujian untuk melihat apakah bevacizumab bekerja lebih baik bila diberikan bersama
dengan kemoterapi telah menunjukkan hasil yang baik dalam hal menyusut (atau
menghentikan pertumbuhan) tumor. Tapi itu belum ditunjukkan untuk membantu
wanita hidup lebih lama. Bevacizumab belum disetujui oleh Food and Drug
Administration untuk mengobati kanker ovarium , tetapi telah disetujui untuk
mengobati kanker lainnya. Ini mungkin pilihan pengobatan untuk beberapa wanita.
Obat terapi target lain sedang diteliti .

- Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi sinar-x atau partikel untuk
membunuh sel kanker. X-ray ini dapat diberikan dalam prosedur yang jauh seperti
memiliki (diagnostik) x - ray biasa. Dalam radiasi masa lalu digunakan lebih sering

20
untuk kanker ovarium , tapi sekarang terapi radiasi jarang digunakan sebagai
pengobatan utama untuk kanker.
Terapi radiasi sinar eksternal, dalam prosedur ini , radiasi dari mesin di luar
tubuh difokuskan pada sel kanker. Ini adalah jenis utama dari terapi radiasi
digunakan untuk mengobati kanker ovarium. Perawatan diberikan 5 hari seminggu
selama beberapa minggu. Setiap pengobatan hanya berlangsung beberapa menit dan
mirip dengan memiliki x - ray biasa. Seperti dengan x - ray biasa, radiasi melewati
kulit dan jaringan lain sebelum mencapai tumor. Waktu yang sebenarnya dari
paparan radiasi sangat pendek , dan sebagian besar kunjungan dihabiskan
mendapatkan pasien tepat diposisikan sehingga radiasi ditujukan secara akurat pada
kanker.

Beberapa efek samping yang umum termasuk :


 Perubahan kulit - kulit di daerah yang dirawat mungkin terlihat dan merasa
terbakar matahari atau bahkan melepuh dan mengelupas
 Kelelahan
 Mual
 Diare
 Iritasi vagina
Efek samping ini membaik setelah pengobatan dihentikan. Perubahan kulit
secara bertahap memudar , dan kulit kembali normal dalam 6 sampai 12 bulan.
Terapi radiasi juga dapat diberikan sebagai implan bahan radioaktif, yang
disebut brachytherapy, ditempatkan di dekat sel kanker. Hal ini jarang dilakukan
untuk kanker ovarium.
Fosfor radioaktif digunakan di masa lalu, tetapi tidak lagi merupakan bagian
dari pengobatan standar untuk kanker ovarium. Untuk pengobatan ini, larutan fosfor
radioaktif ditanamkan ke dalam perut. Solusinya masuk ke sel-sel kanker yang
melapisi permukaan perut dan membunuh sel tersebut. Terapi ini memiliki sedikit
efek samping langsung tetapi dapat menyebabkan jaringan parut dari usus dan
menyebabkan masalah pencernaan, termasuk penyumbatan usus.7

21
2.10 Strategi Pencegahan Wanita Berisiko Tinggi

 Konseling genetik dan Skrining untuk Gen BRCA. Pedoman terbaru dari Preventive
Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan pengujian BRCA bagi
perempuan yang berisiko tinggi untuk kanker ovarium. USPSTF tidak
merekomendasikan konseling rutin genetik atau pengujian untuk gen BRCA pada
wanita berisiko rendah (tidak ada riwayat keluarga mutasi genetik BRCA1 atau
BRCA2).
 Skrining dengan USG atau Tes Darah.
 Skrining perempuan berisiko tinggi tidak dianjurkan :
USG transvaginal tidak membantu untuk mengidentifikasi kanker ovarium stadium
awal pada wanita berisiko tinggi . Selain itu, USG tidak memberikan informasi
spesifik yang cukup untuk andal menentukan massa abnormal kanker atau bukan
kanker.
CA- 125 tes darah tidak disetujui untuk skrining pada populasi umum.
Bukti menunjukkan bahwa tes skrining tidak membantu mencegah kematian akibat
kanker ovarium. Selain itu, tes ini menghasilkan tingkat tinggi " positif palsu, "
yang berarti bahwa perempuan mungkin salah sasaran tes yang tidak perlu invasif
untuk kanker ovarium.
 Pengangkatan Ovarium (Ooforektomi). Operasi pengangkatan indung telur , yang
disebut ooforektomi , secara signifikan mengurangi risiko kanker ovarium. Ketika
digunakan untuk secara khusus mencegah kanker ovarium pada wanita berisiko
tinggi, prosedur ini disebut ooforektomi profilaksis. Ooforektomi profilaksis adalah
sekitar 95 % perlindungan terhadap kanker ovarium dan dianjurkan untuk wanita
berisiko tinggi untuk kanker ovarium. Para perempuan ini umumnya memiliki
BRCA1 atau BRCA2 mutasi genetik, atau memiliki dua atau lebih kerabat tingkat
pertama yang telah menderita kanker ovarium.
Ooforektomi bilateral adalah pengangkatan kedua indung telur. Salpingo-
ooforektomi bilateral adalah pengangkatan kedua saluran tuba ditambah kedua
ovarium. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa salpingo - ooforektomi

22
sangat efektif dalam mengurangi risiko kanker ovarium pada wanita yang membawa
mutasi BRCA1 atau BRCA2.
Bahkan setelah ooforektomi , perempuan dalam kelompok berisiko tinggi untuk
kanker ovarium masih memiliki risiko untuk perkembangan kanker pada
peritoneum (selaput tipis yang melapisi bagian dalam perut).
Wanita premenopause harus menyadari bahwa ooforektomi menyebabkan
menopause langsung, yang menimbulkan risiko untuk beberapa masalah kesehatan,
termasuk penyakit jantung dan osteoporosis . Pengganti estrogen , diberikan untuk
jangka waktu tertentu , dapat membantu mengimbangi masalah ini tetapi dapat
menyebabkan masalah sendiri. Wanita yang memiliki ooforektomi bilateral dan
tidak menerima terapi penggantian hormon mungkin mengalami panas berkedip
lebih parah dibandingkan wanita yang memasuki masa menopause alami.8

2.11 Tingkat Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Ovarium

Tingkat kelangsungan hidup kanker ovarium jauh lebih rendah daripada kanker
jenis lain yang mempengaruhi perempuan. Tingkat kelangsungan hidup bervariasi
tergantung pada tahap diagnosis. Wanita yang didiagnosis pada tahap awal memiliki jauh
lebih tinggi tingkat kelangsungan hidup lima tahun dibandingkan mereka yang didiagnosis
pada tahap berikutnya. Hanya sekitar 15 persen pasien kanker ovarium didiagnosis dini.
Wanita yang didiagnosis dengan kanker ovarium pada tahun 1975 memiliki tingkat
kelangsungan hidup lima tahun 36 persen; hari ini, American Cancer Society
memperkirakan tingkat kelangsungan hidup lima tahun menjadi 43 persen.

2.12 Prognosis

Untuk semua jenis kanker ovarium yang diambil bersama-sama, sekitar 3 dari 4
wanita dengan kanker ovarium hidup selama setidaknya 1 tahun setelah diagnosis. Hampir
setengah (46%) dari wanita dengan kanker ovarium yang masih hidup setidaknya 5 tahun
setelah diagnosis. Wanita didiagnosis ketika mereka lebih muda dari 65 lebih baik dari
wanita yang lebih tua.

23
Stadium I

Relative 5-Year
Stage Survival Rate

I 89%

IA 94%

IB 91%

IC 80%

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium stadium I memiliki prognosis yang


sangat baik. Saya pasien Tahap I dengan tumor kelas memiliki ketahanan hidup 5 tahun
lebih dari 90%, seperti yang dilakukan pasien dalam tahap IA dan IB. Tingkat
kelangsungan hidup seringkali didasarkan pada studi dari sejumlah besar orang, tetapi
mereka tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam hal apapun orang tertentu.
Faktor-faktor lain mempengaruhi prognosis wanita, termasuk kesehatannya secara umum,
kelas kanker, dan seberapa baik kanker merespon pengobatan.

Stadium II

Relative 5-Year
Stage Survival Rate

II 66%

IIA 76%

24
IIB 67%

IIC 57%

Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap II memiliki tingkat


kelangsungan hidup lima tahun sekitar 66%.

Stadium III

Relative 5-Year
Stage Survival Rate
III 34%

IIIA 45%

IIIB 39%

IIIC 35%

Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap III memiliki tingkat
kelangsungan hidup lima tahun sekitar 34%.

Stadium IV

Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap IV memiliki tingkat


kelangsungan hidup lima tahun sekitar 18%.9

Faktor Prognosis

Faktor – faktor yang memperbaiki prognosis termasuk derajat diferensiasi rendah,


stadium awal, tumor ganas potensi rendah, debulking optimal, dan usia muda.

25
Sementara itu faktor yang memperburuk prognosis termasuk karsinoma sel jernih,
jenis serosum, stadium lanjut, adanya asites, debulking yang tidak optimal, derajat
diferensiasi tinggi/buruk, dan usia tua.6

26
BAB III

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS

Nama : Ny. M

No. MR : 01042226

Tanggal lahir : 09 Februari 1956

Usia : 63 tahun

Agama : Islam

Alamat : Bengkulu

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

B. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Seorang pasien wanita umur 63 tahun kiriman poliklinik onkologi RSUP Dr. M. Djamil

Padang, dengan diagnosis suspek carcinoma endometrium.

Riwayat Penyakit Sekarang

 Keluar darah dari kemaluan, warna merah segar, 3x ganti pembalut kadang berbentuk flek,

hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu

 Perut membengkak (+) sejak 1 bulan yang lalu dan nyeri perut (+) sejak 1 bulan yang lalu

 Haid tidak ada lagi sejak usia 46 tahun

 Lemah-letih sejak 1 bulan lalu. Pasien hanya dapat beraktivitas ringan hingga sedang.

 Riwayat trauma tidak ada

 Buang air kecil tidak ada keluhan

27
 Buang air besar biasa tidak ada keluhan

 Menggunakan kontrasepsi IUD sejak 20 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis disangkal. Riwayat asthma

maupun alergi obat-obatan disangkal. Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit

sebelumnya. Belum pernah mendapat tindakan operasi sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

 Tidak ada riwayat anggota keluarga menderita penyakit menular, keturunan, kejiwaan dan

keganasan

Riwayat Persalinan

 Riwayat kehamilan / persalinan / hidup =

Anak 1 : tahun 1976/ Laki-laki/3200 gram/ normal/hidup

Anak 2 : tahun 1981/ Perempuan/3000 gram/normal/hidup

Anak 3 : tahun 1983/Perempuan/3400gram/normal/ hidup

Anak 4 : tahun 1987/Laki - laki/3300gram/normal/ hidup

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan, dan Kebiasaan

 Pasien seorang ibu rumah tangga

 Kebiasaan merokok (-)

 Kebiasaan minum alkohol (-)

 Riwayat kontrasepsi suntik (+) selama 2 tahun

28
 Menstruasi tidak teratur

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

 Keadaan Umum : sedang

 Kesadaran : CMC

 Tekanan Darah : 125/75 mmHg

 Nadi : 80 kali/menit

 Pernafasan : 20 kali/menit

 Suhu : 36,7oc

 BB : 56 kg

 TB : 157 cm

 Edema : tidak ada

 Anemis : tidak ada

 Sianosis : tidak ada

 Ikterus : tidak ada

 Kulit : tidak ada kelainan

 KGB : tidak ada pembesaran

 Rambut : tidak ada kelainan

 Mata : Kelopak oedem (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

pupil isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tak langsung +/+

29
 Telinga : Normotia, deformitas (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan mastoid

(-), sekret (-)

 Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-), septum deviasi (-), mukosa

hiperemis (-)

 Tenggorokan : tidak ada kelainan

 Gigi dan Mulut : tidak ada caries dentis

 Leher : JVP 5-2 cm H2O

 Bentuk : Simetris, normal

 KGB : Tidak teraba membesar

 Trakhea : Lurus di tengah

 Kelenjar tiroid : Tidak teraba membesar

 Paru:

o Inspeksi : Simetris kiri dan kanan , Gerakan kedua hemithoraks simetris saat

inspirasi dan ekspirasi.

o Palpasi : Gerakan dada simetris, tidak ada hemitoraks tertinggal, vokal

fremitus kedua hemithoraks sama, krepitasi (-), nyeri tekan (-)

o Perkusi : Tidak dilakukan

o Auskultasi : Suara nafas vesicular, rhonki -/-, wheezing -/-

 Jantung:

o Inspeksi : Iktus Kordis tidak terlihat

o Palpasi : Iktus Kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V

o Perkusi : Batas jantung normal

30
o Auskultasi : S1 dan S2 normal, Murmur (-), Gallop (-)

 Ekstremitas : Akral Hangat, Edema (-/-)

Status Ginekologi

 Abdomen:

o Inspeksi : Striae (+)

o Palpasi : Nyeri tekan (+), nyeri lepas (-), Defans muscular (-)

o Perkusi : Timpani

o Auskultasi : BU (+) Normal

 Genital:

o Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Pemeriksaan Darah :

Hb : 12,7 gr% GDS : 122

Leukosit : 5.640 /mm3 Ur/Cr : 36/0,8

Trombosit: 190.000/mm3 Na/K/Cl : 142/3,6/110

Ht : 41 % Alb : 4,1

PT : 10,0 detik SGOT/SGPT : 20/15 u/l

APTT : 34,6 detik AFP : 2,45

GDS : 122 CEA : 14,34

Ur/Cr : 36/0,8 CA-125 : 7,4

31
Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG dilakukan di RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 4 Maret

2019, diperoleh hasil :

 Uterus inhomogen ukuran 5,93 x 3,23x8,14 cm

Dengan gambaran hiperkoik dan vaskularisasi tinggi dan end line meningkat

Kesan :

 Suspek Tumor Endometrium

32
Pemeriksaan CT-Scan Abdomen

 Kesan CT Scan : Uterus terlihat ada gambaran IUD, besar dan bentuk normal. Pada

regio pelvis sisi kanan posterior dari buli-buli tampak gambaran massa dengan

densitas homogen isodens inhomogen dengan ukuran 3,73 x4,83 x 4,74 cm dan

tidak tampak infiltrasi ke dinding buli-buli dan organ sekitar

 Kesimpulan : Suspect endometrioma

Tindakan Pengobatan

 Laparotomi

33
Dokumentasi Post Laparotomi

Diagnosis post operative : Ca ovarium tipe serosum

34
BAB IV
DISKUSI

Seorang perempuan usia 63 tahun datang ke Poli Kebidanan RSUP dr. M Djamil
Padang dengan diagnosis diagnosis suspek carcinoma endometrium pro laparatomi.
Pasien mengeluh keluar darah dari kemaluan sejak 2 bulan yang lalu, warna merah segar,
ganti duk 3x per hari, darah keluar terus menerus setiap hari, disertai rasa nyeri perut dan perut
tampak membengkak sejak 1 bulan yang lalu. Pasien sudah tidak mengalami haid sejak usia 46 tahun.
Pasien tampak Lemah-letih sejak 1 bulan lalu. Pasien hanya dapat beraktivitas ringan hingga sedang.
Buang air kecil dan buang air besar tidak mengalami keluhan.
Tidak ada riwayat hipertensi , DM , penyakit turunan dan penyakit keganasan sebelumnya.
Tidak ada riwayat anggota keluarga menderita penyakit menular, keturunan, kejiwaan, dan
keganasan. Carcinoma ovarium merupakan suatu penyakit yang sampai saat ini belum
diketahui penyebab pastinya. Namun terdapat faktor risiko terjadinya kanker ovarium
antara lain induksi siklus ovulasi menggunakan klomifen sitrat, keluarga dengan kanker
ovarium, riwayat keluarga dengan kanker kolorektal nonpolyposis, riwayat kanker
sebelumnya (ca mammae, ca colon, ca rektum, ca serviks), peningkatan usia, dan nullipara.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran pada abdomen pasien terdapat nyeri
tekan sekitar abdomen. Pada pemeriksaan genitalia v/u tenang dan tidak terdapat
perdarahan.
Pada pemeriksaan labor, pemeriksaan darah rutin pasien dalam batas normal. Pada
pemeriksaan tumor marker seperti CEA dan Ca-125 dalam batas normal akan tetapi
terdapat peningkatan pada CEA, yang dapat menandakan terjadinya kanker ovarium,
payudara, kolon, rektum dan beberapa kelainan penyakit lainnya.
Pemeriksaan USG pada pasien ini, diperoleh hasil interpretasi berupa, uterus
inhomogen ukuran 5,93 x 3,23x8,14 cm dengan gambaran hiperkoik dan vaskularisasi
tinggi dan end line meningkat dengan kesan suspek tumor Endometrium
Pada CT Scan, Uterus terlihat ada gambaran IUD, besar dan bentuk normal. Pada
regio pelvis sisi kanan posterior dari buli-buli tampak gambaran massa dengan densitas

35
homogen isodens inhomogen dengan ukuran 3,73 x4,83 x 4,74 cm dan tidak tampak
infiltrasi ke dinding buli-buli dan organ sekitar. Dengan kesan suspect endometrioma.
Perlunya tatalaksana pasien ini berupa laparatomi dengan histerektomi total dengan
salpingo-ooforektomi yaitu mengangkat rahim disertai dengan tuba falopi dan ovarium, lalu
sampel dikirimkan untuk pemeriksaan patologi anatomi atau histopatologi untuk diketahui
jenis sel dan dapat menentukan tatalaksana serta prognosis kedepannya.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. Heffner LJ, Schust DJ. At a glance system reproduksi. Edisi ke-2. Jakarta :
Erlangga.2006.h.90-1.
2. Norwitz, Errol dan Schorge, John, 2007. At a Glance Obstetri & Ginekologi Edisi
kedua. Penerbit Erlangga. Jakarta.
3. Surveillance, Epidemiology, and End Results Program/ Ovarian cancer. Diunduh dari :
http://seer.cancer.gov/statfacts/html/ovary.html. Pada tanggal 20 April 2019.
4. Ovarian Cancer National Alliance. Ovarian cancer. Diunduh dari :
http://www.ovariancancer.org/about-ovarian-cancer/statistics/. Pada tanggal 20 April
2019.
5. Centers for Disease Control and Prevention. Ovarian cancer rates by rate and ethnicity.
Edisi 12 Agustus 2013. Diunduh dari : http : //www.cdc.gov/cancer/ovarian/statistics
/race.htm. Pada tanggal 20 April 2019.
6. Prawirohardjo S, Wijknjosastro H, Sumapraja S, Saifuddin AB. Ilmu Kandungan. Edisi
ketiga. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011. h.307-11.
7. Mayo Clinic. Disease and conditions ovarian cancer. Edisi 10 November 2012.
Diunduh dari:http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/ovariancancer/basics/
definition/CON-20028096. Pada tanggal 20 April 2019.
8. American Cancer Society. Ovarian cancer. Diunduh dari :
http://www.cancer.org/cancer/ovariancancer/ Pada tanggal 20 April 2019.
9. Ovarian Cancer Research Fund. Ovarian cancer staging. Diunduh dari:
http://www.ocrf.org/about-ovarian-cancer/treatment-of-ovarian-cancer/staging-and-
grading/stage-iv. Pada tanggal 20 April 2019.

37

Anda mungkin juga menyukai