Anda di halaman 1dari 2

ENSEFALITIS VIRUS DENGAN GEJALA SISA NEUROLOGIS

JOKO KURNIAWAN
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I. PENDAHULUAN

Latar belakang
Ensefalitis adalah inflamasi pada parenkim otak.1 Ensefalitis merupakan salah satu
infeksi sistem saraf pusat yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau protozoa. 2
Ensefalitis pada anak umumnya disebabkan oleh virus dan penyebab penting morbiditas dan
mortalitas pada anak.
Virus yang dapat menyebabkan ensefalitis diantaranya: enterovirus yang menyebabkan
ensefalitis Japanese, virus herpes simpleks 1 dan 2, cytomegalovirus (CMV), adenovirus,
alphavirus, flavivirus, bunyavirus, togavirus, virus dengue (ensefalopati), virus campak,
chandipura, virus mumps, chikungunya, virus influenza, varicella zoster virus (VZV), Epstein-
Barr, retrovirus seperti Human immunodeficiency virus (HIV), virus herpes 6, nipah, West nile
virus, Kyasanur Forest Disease, dan virus rabies (rhabdovirus).3, 4 Ensefalitis herpes simpleks
(EHS) khususnya herpes simpleks virus 1 (HSV-1) merupakan penyebab tersering pada anak
dan bila tidak ditangani dengan baik, angka kematiannya dapat mencapai 70% 4. Tidak ada
patognomonik yang dapat membedakan gejala ensefalitis baik yang disebabkan oleh virus
maupun penyebab lainnya.1
Gejala awalnya dapat berupa penurunan kesadaran, demam, nyeri kepala, perubahan
perilaku, kejang, muntah, dan hemiparesis. Gangguan neurologis yang paling sering ditemukan
adalah perubahan kepribadian, disfasia, disfungsi autonom, ataksia, hemiparesis, kejang, defek
nervus kranialis, papiledema, dan gangguan penglihatan. 2
Sulit untuk menentukan insidensi ensefalitis karena beberapa studi menggunakan
definisi kasus yang berbeda dan keterbatasan dalam diagnosis ensefalitis virus. Di Amerika
Serikat, EHS diperkirakan mencapai 1 dari 250.000-500.000 penderita pertahun, dimana
didominasi oleh HSV-1 dan 10% nya disebabkan oleh HSV-2. Penderita yang bertahan hidup
dapat mengalami defisit neurologis sedang sampai berat seperti gangguan memori (69%),
gangguan kepribadian dan tingkah laku (45%), disfasia (41%), dan epilepsi (25%). 1
Dalam studi yang lain, beberapa gejala sisa didapatkan pada survivor termasuk
disorientasi (76%), gangguan kepribadian (41%), gangguan bicara (59%), kejang (33%),
disabilitas ringan (23%), disabilitas sedang (28%), sampai disabilitas berat (20%). Beberapa
penelitian juga meneliti beban ekonomi dan beban sosial yang ditanggung keluarga akibat
penyakit ini. Dengan melihat dampak yang ditimbulkan dari gejala sisa maka ketepatan
diagnosis awal dan terapi asiklovir segera sesudah onset harus dilakukan agar gejala sisa dapat
diminimalkan.5

1
ENSEFALITIS VIRUS DENGAN GEJALA SISA NEUROLOGIS
JOKO KURNIAWAN 2
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Tujuan penelitian
Bagi anak
Sasaran pemantauan terhadap anak yang menderita gejala sisa neurologis pasca
ensefalitis virus bertujuan khusus memantau: 1) fungsi pendengaran, 2) fungsi penglihatan, 3)
kejang dan epilepsi, 4) fungsi motorik, 5) fungsi kognitif yang bisa timbul cepat atau lambat
pasca ensefalitis virus dan bertujuan umum mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan
anak sesuai kemampuannya dengan cara asih, asah, dan asuh termasuk pemantauan terhadap
status gizi dan kemungkinan infeksi sekunder.
Bagi keluarga
Melalui penelitian ini diharapkan keluarga memahami mengenai penyakit anak,
perjalanan penyakit, tatalaksana dan prognosis pasien sehingga dapat tercipta kerjasama antara
dokter dengan keluarga pasien dalam penanganan dan pemantauan anak. Selain itu keluarga
diharapkan dapat ikut berperan untuk ikut mengambil tindakan dalam intervensi dini,
pencegahan kecacatan dan imobilitas pada pasien ini, memberikan motivasi dan kepercayaan
diri anak sehingga anak bisa tumbuh mandiri sesuai batas optimal kemampuannya.
Bagi peserta PPDS Anak
Penelitian ini dilakukan sebagai syarat pendidikan spesialisasi ilmu kesehatan anak
Universitas Gadjah Mada. Ensefalitis virus sebagai kasus yang masih meninggalkan kecacatan
di seluruh dunia, sebagai residen belajar mengetahui perjalanan penyakit dari awal diagnosis,
tatalaksana, prognosis pada pasien dan menambah wawasan tentang penyakit ini dalam
menghadapi pasien yang sama di masa depan. Selain itu, melalui penelitian ini juga dapat
mengetahui bahwa tatalaksana komprehensif terhadap pasien pasca ensefalitis virus dapat
meminimalisir gejala sisa.

Anda mungkin juga menyukai