KEPERAWATAN DASAR II
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
kepada saya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “ADK 224” yang bertema
“PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL”.
Makalah yang kami kerjakan ini berisikan tentang bagaimana kebutuhan pemenuhan seksual.
Kami berharap makalah yang telah kami kerjakan ini dapat memberikan informasi kepada
pembaca agar mengetahui Apa itu seksualitas?
Kami menyadari bahwa makalah yang kami kerjakan ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari setiap pihak atau
pembaca, demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta
dalam pembuatan Makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga senantiasa Tuhan menyertai kita
sekalian.
Penulis
I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ....................................................................................I
DAFTAR ISI ......………...………………………………………………… II
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………... 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………..1
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….III
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh
sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan. Dari segala macam kebutuhan
adapun kebutuhan yang paling mendasar yang harus di penuhi oleh setiap individu, adapun 5
kebutuhan mendasar itu yakni : Kebutuhan Keamanan (Safety Needs), Kebutuhan Seks (Sex
Needs), Kebutuhan Ekonomi (Economical Needs), Kebutuhan Rohani (Spritual
Needs), Kebutuhan Inovasi (Innovation Needs).
Dari kelima kebutuhan mendasar tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya
sehingga semua kebutuhan dasar tersebut harus terpenuhi dengan semestinya, salah satu
kebutuhan mendasar yang kita ketahui adalah kebutuhan seksual karena kebutuhan seksual
merupakan yang harus benar-benar terpenuhi dan apabila kebutuhan seksual ini tidak terpenuhi
semestinya maka akan terjadi sesuatu penyimpangan seksual.
Karena begitu pentingnya sebuah kebutuhan seksual bagi kelangsungan kehidupan manusia dan
banyak masalah yang ditimbulkan serta pertimbangan-pertimbangan yang sering kita jumpai
dalam kehidupan kita maka dari itu kami mengangkat sebuah judul makalah tentang
“Pemenuhan kebutuhan seksual”.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pengertian Seks dan Seksualitas
Sejak manusia dilahirkan hingga menjadi manusia dewasa, manusia memiliki dorongan
yang dinamakan libido. Libido merupakan dorongan seksual yang sudah ada pada manusia sejak
lahir. Libido pada anak berbeda dengan libido pada orang tua. Kepuasan seks pada anak,
pencapaiannya tidak selalu melalui alat kelaminnya, melainkan melalui daerah-daerah lain yaitu
mulut dan anus.
Istilah “seks” secara etimologis, berasal dari bahasa Latin “sexus” kemudian diturunkan
menjadi bahasa Perancis Kuno “sexe”. Istilah ini merupakan teks bahasa Inggris pertengahan
yang bisa dilacak pada periode 1150-1500 M. “Seks” secara leksikal bisa berkedudukan sebagai
kata benda (noun), kata sifat (adjective), maupun kata kerja transitif (verb of transitive):
Secara terminologis seks adalah nafsu syahwat, yaitu suatu kekuatan pendorong hidup yang
biasanya disebut dengan insting/ naluri yang dimiliki oleh setiap manusia, baik dimiliki laki-laki
maupun perempuan yang mempertemukan mereka guna meneruskan kelanjutan keturunan
manusia.
Menurut Ali Akbar, bahwa nafsu syahwat ini telah ada sejak manusia lahir dan dia mulai
menghayati sewaktu dia menemukan kedua bibirnya dengan puting buah dada ibunya, untuk
menyusui karena lapar. Ia menikmati rasa senang yang bukan rasa kenyang. Dan inilah rasa seks
pertama yang dialami manusia.
Seksualitas
Merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan 2 individu secara pribadi
yg saling menghargai, memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah
hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut
Seksualitas meliputi bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana
mereka mengkomunuksikan perasaan tersebut terhadap orang lain melalui tindakan
seperti: sentuhan, ciuman, pelukan, senggama, atau melalui perilaku yang lebih halus
seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata.
Raharjo (1999) menjelaskan bahwa seksualitas merupakan suatu konsep, kontruksi sosial
terhadap nilai, orientasi, dan perilaku yang berkaitan dengan seks.
Kesehatan seksual menurut WHO (1975) sebagai “pengintegrasian aspek somatik,
emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan
kepribadian, komunikasi, dan cinta”.
Seksualitas merupakan suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan seks.
Dalam pengertian ini, ada 2 aspek (segi) dari seksualitas, yaitu seks dalam arti sempit dan seks
dalam arti luas. Seks dalam arti yang sempit berarti kelamin, yang mana dalam pengertian
kelamin ini, antara lain:
1. Alat kelamin itu sendiri
3
2. Anggota tubuh dan ciri badaniyah lainnya yang membedakan antara laki-laki dan
perempuan
3. Kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang mempengaruhi bekerjanya lat-
alat kelamin
4. Hubungan kelamin (sengggama, percumbuan).
Segi lain dari seksualitas adalah seks dalam arti yang luas, yaitu segala hal yang terjadi
sebagai akibat (konsekwensi) dari adanya perbedaan jenis kelamin, antara lain:
1. Pembedaan tingkah laku; kasar, genit, lembut dan lain-lain.
2. Perbedaan atribut; pakaian, nama.
Aspek biologis
Pandangan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, kemampuan organ seks dan adanya
hormonal serta sistem syaraf yg berfungsi atau berhubungan dgn kebutuhan seksual
Aspek psikologis
Pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap
kesadaran identitasnya serta memandang gambaran seksual
Aspek sosial budaya
Merupakan pandangan budaya atau keyakinan yg berlaku di masyarakat terhadap
kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat
C. Perkembangan Seksualitas
Tahap oral
Masa kanak-kanak
Perkembangan psikoseksual :
Tahap oedipal/phalik
5
Tahap laten
Perkembangan Psikoseksual
Tahap genital :
Biologis :
umur 18-30 thn
kematangan anatomi dan fisiologi, BB, TB dan kondisi tubuh.
Perkembangan ciri seks sekunder mencapai puncak
Pertengahan umur : terjadi perubahan hormon
Wanita: penurunan estrogen, pengecilan payudara, cairan vagina berkurang
Pria : menurunnya reaksi ereksi, penurunan ukuran penis, penurunan produksi semen
Psikososial :
Intim dnegan lawan jenis, menikah, melahirkan, punya anak menyebabkan terjadinya
perubahan peran Interaksi seksual : kominikasi terbuka tentang seks dengan partner,
pengetahuan yg baik tentang diri dan kemampuannya serta tentang partnernya
6
Masa dewasa tua
Biologis :
Perempuan : atropi vagina, jaringan payudara, cairan vagina menurun, intensitas orgasme
menurun
Laki-laki : menurunnya produksi sperma, intensitas orgasme menurun, terlambat
mencapai ereksi, pembesaran kelenjar prostat
Psikososial :
Masalah yg mempengaruhi perkembangan seksualitas:
1. penyesuaian terhadap perubahan body image
2. penyesuaian terhadap perubahan dlm keluarga, status perkawinan, pensiun, perubahan
fungsi tubuh, menurunnya mobilitas
Bila pada masa dewasa tua dan lansia seseorang tidak mampu berespon positif terhadap
perubahan maka orang tersebut dapat merasakan penurunan harga diri (HDR) dan
kemudian menyebabkan isolasi sosial
Perilaku peran jenis kelamin
Orientasi seksual merupakan preferensi yang jelas, persisten, dan erotik seseorang untuk
jenis kelaminnya atau orang lain. Dengan kata lain orientasi seksual adalah keteratarikan
emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang yang bertahan lama terhadap orang lain
Orientasi seksual memiliki rentang dari Homoseksual murni sampai dengan
Heteroseksual murni termasuk didalamnya Biseksual
Homoseksual : mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang
pada sejenis
biseksual : merasa nyaman melakukan hubungan seksual dengan kedua jenis kelamin.
Variasi dalam ekspresi seksual
Transeksual adalah orang yang identitas seksual atau jender nya berlawanan dengan sex
biologisnya.
7
Seseorang merasa terperangkap dengan tubuhnya yang tidak sesuai dengan perasaan
seksualnya (’disforia jender’.)
Transvetit biasanya adalah pria heteroseksual secara periodik berpakaian seperti wanita
untuk pemuasan pikologis dan seksual. Sikap ini bersifat sangat pribadi bahkan bagi
orang yang terdekat sekalipun.
D. Penyimpangan Seksual
Transeksualisme :
Bentuk penyimpangan seks ditandai perasaan tdk suka dgn alat kelaminnya, ada
keinginan berganti kelamin
Pedofilia :
Kepuasan seks dgn objek anak-anak di bawah usia pubertas (ditandai dgn fantasi)
Dapat disebabkan skizophrenia, sadisme organik, gangguan kepribadian organik
Eksibisionisme :
Kepuasan seksual dicapai dgn mempertontonkan alat kelamin di muka umum. Dilakukan
mendadak di depan orang yg tidak dikenal namun tidak ada upaya untuk melakukan
hubungan seks
Fetisisme
Kepuasan seksual dicapai dgn menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi, pakaian
dalam, stoking.
Disfungsi ini dapat terjadi karena eksperimen seksual yg normal dan bedah pergantian
kelamin
Transvestisme
Kepuasan seksual dicapai dgn memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks
yg berlawanan, misalnya pria senang menggunakan pakaian dalam wanita.
9
Voyerisme/skopofolia
Kepuasan seksual dicapai dgn melihat alat kelamin org lain atau aktivitas seks yag
dilakukan orang lain
Masokisme
Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara fisik
maupun psikologis
Sadisme
Kebalikan masokisme, kepuasan seks didapat dgn menyakiti objeknya baik fisik maupun
psikologis. Dpt disebabkan karena perkosaan dan pendidikan yg salah
Homoseksual atau lesbianisme
Penyimpangan seksual ditandai dengan ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama
jenis. Kepuasan seks didapat dengan berhubungan dgn orang dgn jenis kelamin sama
Zoofilia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek binatang
Sodomi
Kepuasan seks dicapai dgn hubungan melalui anus
Nekrofilia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek mayat
Koprofilia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek feses
Urolagnia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek urine yg diminum
Ora seks/ kunilingus
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan mulut pada alat kelamin wanita
1. Felaksio
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan mulut pd kelamin laki-laki
2. Froterisme/friksionisme
Kepuasan seks dicapai dgn menggosokkan penis pd pantat wanita atau badan yg
berpakaian ditempat yg penuh sesak manusia
Goronto
Kepuasan seks dicapai melalui dgn lansia
Frottage
Kepuasan seks dicapai dgn cara meraba org yg disenangi tanpa diketahui lawan jenis
Pornografi
Gambar/tulisan yg dibuat scr khusus utk memberi rangsangan seksual
10
E. Bentuk Abnormalitas Seksual Akibat Dorongan Seksual Abnormal
Prostitusi
Pola dorongan seks tidak wajar
Tidak terintegrasi dlm kepribadian
Relasi bersifat impersonal tanpa ada afeksi
Emosi berlangsung cepat
Tidak ada orgasme pada wanita
Dpt terjadi pada laki-laki maupun wanita
Pada laki-laki disebabkan karena keinginan mencari variasi dlm seks, iseng dan ingin
menyalurkan kebutuhan seks, ekonomi.
Pada wanita dpt disebabkan karena faktor ekonomi, disorganisasi kehidupan keluarga,
nafsu seks abnormal
Perzinahan
Relasi seks laki-laki dan wanita yg bukan pasangan suami-istri
Pada wanita terjadi bila relasi afeksional atau emosional yg sangat kuat
Pada pria biasanya karena rasa iseng atau dorongan untuk memuaskan nafsu sesaat
Frigiditas
Ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme selama senggama
Ditandai berkurang atau tidak adanya ketertarikan pd hubungan seks atau tdk mampu
menghayati orgasme dlm koitus
Disebabkan karena kelainan dlm rahim atua vagina, hub yg tdk baik dgn suami, cemas,
bersalah, atau takut
Impotensi
Ketidakmampuan pria utk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan
utk mencapai dan mempertahankan ereksi
Banyak disebabkan karena faktor psikologis, kecemasan, ketekutan, pengalaman buruk
masa lalu, persepsi seks yg salah
Impotensi
Ketidakmampuan pria utk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan
utk mencapai dan mempertahankan ereksi
Banyak disebabkan karena faktor psikologis, kecemasan, ketekutan, pengalaman buruk
masa lalu, persepsi seks yg salah
Vaginismus
Kejang berupa penegangan atau pengerasan yg sangat menyakitkan pd vagina atau
kontraksi yg sangat kuat shg penis terjepit
Dapat terjadi karena kelainan organ dan psikologis (rasa takut)
Dispareunia
Timbulnya kesulitan dlm melakukan senggama atau rasa sakit saat koitus
11
Dapat terjadi saat sperma keluar, atau kurang cairan vagina
Anorgasme
Kegagalan mencapai klimaks selama bersenggama.
Bersifat psikis
Ditandai dgn pengeluaran sperma, tanpa ada puncak kepuasan
Karena faktor psikis atau organik seperti ketidakmampuan penetrasi utk memberi
rangsang atau vagina longgar
Kesukaran koitus pertama
Terjadi kesulitan dlm melakukan koitus pertama
Dapat karena kurang pengetahuan diantara pasangan, ada ketakutan, rasa cemas dlm
berhubungan seks, dll.
Wanita : mengalami retraksi di bawah klitoris, byk lendir vagina dan labia mayora,
elevasi serviks dan uterus, meningkatnya otot pernafasan
Laki-laki : meningkatnya ukuran gland penis, tekanan otot pernafasan
TAHAP ORGASME (PUNCAK)
Wanita :
Vasocongestion (payudara dan vagina menjadi lebih besar, tubuh hangat atau panas,
perubahan warna payudara dan alat kelamin.
Myotonia (kontraksi uterus, rektal, spincter uretra dan otot2 lain yg tdk disengaja)
hiperventilasi dan peningkatan nadi
Pria : relaksasi spinchter kandung kencing, hiperventilasi, meningkatnya denyut nadi,
ejakulasi
TAHAP RESOLUSI (PEREDAAN)
Wanita : relaksasi dinding vagina, perubahan warna labia mayora, pernafasan, nadi,
tekanan darah, otot2
12
Pria : menurunnya pernafasan, denyut nadi, penis melemas
1. Pada tahap resolusi pria mengalami periode refraktori bila dilanjutkan stimulasi
menjadi tidak enak
2. Pada wanita tidak mengalami periode refraktori sehingga mampu orgasme
kembali
Berikut ini adalah tiga contoh impuls seksual wanita
13
Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual (menurut Purnawan, 2004)
FAKTRO INTERNAL
Perkembangan seksual (fisik, psikologis)
Pengetahuan mengenaikesehatan reproduksi
motivasi
FAKTOR EKSTERNAL
Keluarga
Pergaulan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan seksual, bagi
mereka yang sudah matang fungsi biologisnya. Kebutuhan akan seks bagi manusia sudah ada
sejak lahir. Seks tergolong dalam kebutuhan primer – yang sama dengan kebutuhan: makan,
minum, mandi, berpakaian, tidur, bangun, bekerja, buang air besar, atau buang air kecil.
Kegiatan pemenuhan kebutuhan seksualitas ini dapat dilakukan dengan berbagai perilaku dan
kegiatan seksualitas dan apabila tidah terpenuhi maka akan timbul penyimpangan seksual. .
B. Saran
Untuk mahasiswa
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin membuat makalah
tentang sex serta dapat menambah wawasan bagi mahasiswa
Untuk dosen pengajar
Bagi dosen pengajar saya hanya ingin menyampaikan satu hal bahwa dalam memberikan sebuah
tugas tolong diberikan arahan kepada mahasiswa agar terjadi kesalahan dalam pembuatan
makalah
Untuk pemerintah
Dengan dibuatnya makalah ini pemerintah sadar akan pentingnya pengetahuan seksualitas bagi
pendidikan generasi muda dan bisa membuat sebuah program pembelajaran mengenai sex.
15
DAFTAR PUSTAKA
Crain, W. 1992Theorist of Development Concept and Applications. 3th ed. New York: Engle
Wood Cliffs
Wahyudi,K.2000.Kesehatan Reproduksi Remaja. Lab Ilmu Kedokteran Jiwa FK UGM
Jogjakarta.
Purnawan, I. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pada Anak Jalanan di
Stasiun Kereta Api Lempuyangan Jogjakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Kedokteran UGM
Darminto Eko, 2007, Teori-Teori Konseling, Unesa University Press, Surabaya.
Alwisol, 2009, Psikologi Kepribadian, UMM Press, Malang
III