MENEJEMEN KEPERAWATAN
OLEH :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KALTIM
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Sistem Pengorganisasian Asuhan
Keperawatan” ini selesai pada waktunya.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari bahwa selesainya makalah ini tidak lepas
dari beberapa pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pembimbing.
Selain itu, kami juga menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Begitupun dengan kami
sebagai manusia tentunya dalam menyusun makalah ini kami tidak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, kami mengharap datangnya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca, dengan harapan agar suatu saat nanti kami dapat menyusun makalah dengan lebih
baik lagi.
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
para pembaca semuanya. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas dan kemampuan yang terbataslah yang
mendorong manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya. Hal ini diperkuat
dengan pendapat, bahwa manusia merupakan mahluk social. Sejalan dengan tingkat
kematangan (keinginan dan kemampuannya), hubungan tersebut terus bergerak dinamis
dimuali dari tingkat yang sederhana, hingga tingkat hubungan yang modern.Sebuah
organisasi adalah pola hubungan banyak yang saling terjalin secara simultan yang
menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari manajer, untuk mencapai sasaran
bersama.
1
1. 2 Tinjauan Pustaka
1) Apa definisi pengorganisasian dalam manajemen?
2) Apa saja faktor yang mempengaruhi pengorgansasian manajemen?
3) Bagaimana prinsip dalam pengorganisasian manajemen?
4) Apa saja yang diperlukan dalam pengorganisasian manajemen?
5) Apa hasil riset metode – motede pengorganisasian dalam manajemen?
1. 3 Tujuan Penulisan
1) Mengetahui definisi pengorganisasian dalam manajemen.
2) Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengorganisasian dalam manajemen
3) Mengetahui prinsip – prinsip pengorganiasian dalam manajemen.
4) Mengetahui hal yang diperlukan dalam pengorganisasian manajemen.
5) Mengetahui hasl riset metode – motede pengorganisasian dalam manajemen.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
f) Menurut Daft Richard
Pengorganisasian merupakan sebuah kegiatan pemanfaatan sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan stategis.
Secara umum pengorganisasian merupakan proses pengelompokan kegiatan terhadap
tugas, wewenang, tanggung jawab, dan koordinasi kegiatan baik vertical maupun
horizontal yang di lakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan.
Pengorganisasian ada dalam berbagai bidang salah satunya dalam keperawatan.
Pengertian pengorganisasian dalam keperawatan ialah sistem yang mengatur personil atau
staff yang ada dalam rencana tersebut supaya berlagsung sesuai dengan rencana dan tujuan
yang di capai guna mencapai tujuan dalam organisasi.
Beberapa manfaat organisasi yaitu:
Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih
efektif dengan adanya organisasi yang baik.
Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini ialah,
jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat
menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan
menciptakan generasi mudah yang tangguh dan ksatria.
Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan.Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi
dapat menjadi solusi.
Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring
dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan
pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir
sejarah ilmu pengetahuan.
Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima
langkah:
Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi
Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
4
Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam
satu kesatuan yang harmonis
Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian
untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Faktor yang mempengaruhi pengorganisasian di bedakan menjadi dua, yaitu faktor intern
dan faktor ekstern. Berikut penjelasan dua faktor tersebut :
A. Faktor Intern
Pengaruh internal merupakan faktor yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri baik
dari pimpinan, karyawan, dan aspek yang menjadi internal suatu organisasi. Faktor internal
merupakan faktor yang sangat crucial karena dapat berdampak besar bagi organisasi,
dampaknya dapat berupa kemajuan maupun keruntuhan dan kegagalan organisasi tersebut.
Perubahan tujuan
Pemekaran atau perluasan wilayah organisasi
Volume kegiatan yang bertambah banyak
Tingkat pengetahuan dan keterampilan para anggota organisasi
Sikap dan Perilaku dari para anggota organisasi
Berbagai macam ketentuan atau peraturan baru yang berlaku dalam organisasi.
5
B. Faktor Ekstern
Pengaruh Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar organisasi.faktor eksternal
juga dapat memberikan dampak bagi organisasi tersebut, namun apabila internal
organisasi dapat mempertahankan konsep pemikiran serta pandangan terhadap tujuan
organisasi, faktor eksternal tidak begitu berpengaruh.
Budaya
Adanya konsep budaya yang dikembangkan oleh pakar oraganisasi menjadi
bagian yang erat kaitannya dengan aspek-aspek pengembangan organisasi. Maka
muncul-lah istilah “Budaya Organisasi”. Secara sederhana budaya organisasi dapat
didefinisikan sebagai nilai-nilai dan cara bertindak yang dianut organisasi (beserta
para anggotanya) dalam hubungannya dengan pihak luar. Secara umum,
perusahaan atau organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang
kepribadian, emosi dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi
berbagai orang tersebut membentuk budaya organisasi.
Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi
output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah
sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
Lingkungan
Organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah.
Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis - tak banyak
kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing
baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak
aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi
organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis
- peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing
baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus
berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang
statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding
lingkungan yang dinamis.
Pemerintah
Pemerintah juga mempengaruhi organisasi terhadap aturan dan regulasi yang
membatasi organisasi tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh
6
dilakukan. Aturan-aturan dan regulasi tersebut meliputi berbagai hal, misalnya
regulasi tentang ketentuan upah minimum pada suatu daerah, perlindungan
terhadap lingkungan hidup, hubungan burah dan majikan, dan berbagai regulasi
lainnya.
1. Perumusan Tujuan. Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas. Tujuan yang
akan memandu setiap orang dalam organisasi. Semakin jelas tujuan yang akan diraih
maka semakin mudah pula organisasi menentukan langkah yang tepat.
2. Departementasi. Penyusunan bagian-bagian yang akan menjalankan tugas-tugas
sesuai bidang tertentu. Dapat dilakukan dengan mengelompokkan tugas-tugas sejenis.
3. Pembagian kerja. Setelah dilakukan departemetasi perlu pengisian aktifitas kerja
sesuai dengan bidangnya masing-masing Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk
mencapai keselarasan dalam organisasi
4. Kesatuan perintah. Masing-masing pejabat dalam hirarki yang berlaku hanya
bertanggungjawab kepada satu atasan tertentu dan hanya menerima perintah darinya.
5. Fleksibilitas. Organisasi semestinya menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
Perubahan tersebut antara lain mencakup revisi tujuan, teknologi, SDM yang spesialis.
6. Berkesinambungan. Organisasi setelah dibentuk diharapkan terus beroperasi dan
memenuhi kebutuhan stakeholders-nya.
7. Keseimbangan. Bagian atau satuan dalam organisasi yang memiliki peran yang sama
pentingnya harus ditempatkan pada level yang sama pula.
8. Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasan dalam organisasi.
9. Pelimpahan wewenang. Pelimpahan kewenangan dari pejabat yang lebih tinggi ke
pejabat yang lebih rendah atau antar pejabat yang setara.
10. Rentang kendali (span of control). Merupakan jumlah bawahan yang dipimpin dengan
baik oleh seorang pemimpin di atasnya.
11. Jenjang organisasi/hiraki. Menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan yang perlu
dilewati dalam menentukan sebuah keputusan.
12. Pemisahan fungsi lini dan staf.Fungsi lini seharusnya dipisahkan dengan fungsi staff
walaupun mereka memiliki karakter yang mirip.Fungsi lini langsung terhubung
dengan kegiatan operasi sedangkan fungsi staf adalah pelengkap dari fungsi
7
lini.Fungsi ini harus dikoordinaiskan jika dibutuhkan tetapi secara normal harus
dipisahkan.
13. Efisiensi. Struktur organisasi seharusnya mampu untuk meningkatkan fungsi secara
lebih efisien.Untuk itu, struktur harus sesuai dengan nature, ukuran, aktifvitas, dll dari
organisasi.
14. Prinsip pengecualian. Eksekutif pada level yang level lebih tinggi sibuk dengan hal-
hal yang penting dan memiliki batas waktu untuk mempelajari hal-hal administratif
rutin. Masalah yang sangat rumit dan luar biasa kompleks harus diselesaikan oleh top
management dan masalah rutin harus dihadapi oleh eksekutif yunior pada tingkat yang
lebih rendah. Lebih dari itu, waktu dari top management ditabung. Mereka dapat
mempergunakan waktu mereka untuk menghadapi masalah yang lebih penting dan
kompleks.
15. Chain of command. Prinsip dari chain of command adalah batas kewenangan dari
kepala eksekutif kepada atasan level pertama sudah didefinisikan dengan jelas. Batas
kewenangan harus didefinisikan dengan wajar untuk menghindari kebingungan.
16. Simple/sederhana. Struktur organisasi harus dibuat sederhana untuk pemahaman yang
lebih jelas dari karyawan.Struktur juga seharusnya lebih mudah untuk diatur.
Komunikasi internal akan lebih mudah jika struktur organisasi lebih sederhana.
Struktur organisasi harus sesederhana mungkin.
8
Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan. Pertanyaannya
adalah bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam
interval. Salah satu kriteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki
tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka
team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan menimbulkan
kebanggaan bagi yang melakukannya.
Keakraban
Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan,
dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha
keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan
interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya
keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.
Tanggungjawab
Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab.
Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau
mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang
proporsional cenderung akan memilikimotivasi kerja yang tinggi.
Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri,mempelajari
konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika
dalam sebuah team setiap anggota merasabahwa team tersebut dapat memberikan peluang
bagi mereka untuk melakukanhal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan
komitment yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi
memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri.
Kepemimpinan
Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam
mendapatkan komitment dari anggota team.Leader berperan dalam menciptakan kondisi
kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis.Seorang leader yang baik
juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan
diatas.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Kepala Ruangan
Pasien / Klien
Contoh:
Perawat A bertugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.
Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang
ada di unit tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas
tersebut dan menerima laporan tentang semua pasien serta menjawab semua
pertanyaan tentang pasien.
10
3. Keuntungan metode fungsional
a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, dan
pengawasan yang baik
b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
c. Perawat senior diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien
diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman
d. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman
untuk satu tugas yang sederhana.
e. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu.
11
Metode team adalah metode yang berdasarkan kelompok pada filosofi
keperawatan. Terdapat sekitar 6-7 perawat profesional dan perawat associate bekerja
sebagai suatu tim, disupervisi oleh ketua tim.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2-3 tim/group yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
12
4. Kelemahan metode team
a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya
b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan
atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
13
2. Contoh penerapan metode kasus
Kepala
Ruangan
14
aspek asuhan keperawatan dari hasil pengkajian kondisi pasien untuk mengkoordinir
asuhan keperawatan.
Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selma 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawata, ada kejelasan antara pembuat
rencana suhan dan pelasksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan
kuat dan terus menerus anatar pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merancanakan, melakukan, koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Kepala
Ruang
Dokter Sarana
RS
Perawat Primer
↓
pasien/klien
Kepala Kepala
Ruang Ruang
Kepala
Ruang
15
ruang Perawat primer Pasien/ klien Sarana RS Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala
Ruang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan., dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
16
Associate (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosiasi terdiri atas lulusan
D3 Keperawatan ( 3 orang ) dan SPK (18 orang).
Dokter
PA PA PA PA
PA PA PA PA
17
4. Kelemahan metode primer modifikasi
a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya
b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan
atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim
d. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
e. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
f. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas, yaitu sebagai berikut:
1. Metode Fungsional adalah setiap perawat mendapat tugas yang berbeda dalam
merawat setiap pasien
2. Metode Tim adalah perawat degan latar belakang pendidikan yang berbeda
bertanggung jawab terhadap sekelompok pasien
3. Metode Primer adalah seorang perawat profesional bertanggung jawab memberi
perawatan secara menyeluruh selama 24 jam pada 4-6 pasien dalam satu unit sejak
pasien masuk sampai pulang
4. Metode Kasus adalah satu perawat merawat satu pasien (total patient care)
5. Metode Primer-modifikasi adalah gabungan metode tim dan metode primer.
4.2 Penutup
Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu agar memahami perbedaan kelima
metode praktik keperawatan dan mampu mengaplikasikannya dengan sebaik mungkin
serta tidak menjadikan kelemahan-kelemahan metode untuk memberikan pelayanan yang
optimal.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bowo Arief, 2008. Pengorganisasian. Jakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu buana.
Douglas, L.M. 1992. The Effective Nurse, Leader, and Manager. St Louis : The CV. Mosby
Company.
Thoha, M. 2011. Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Rajawali Pers.
Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.