Anda di halaman 1dari 9

MODUL KEPERAWATAN KOMPLEMENTER_ALTERNATIF

“KOMPLEMENTER HERBAL TENTANG MAHKOTA DEWA (PHALERIA


MACROCARPA)”

Fasilitator :
Elida Ulfiana, S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun oleh :
Kelompok 4 (AJ2-B20)
1. Ida Berliana 131711123013
2. Melan Apriyati Simbolon 131711123031
3. Achmad Tirmidzi 131711123035
4. Elizabeth Risha M. Lema 131711123052
5. Maria Yasintha Seran 131711123056
6. Nurlita Kurnia Wijaya 131711123076

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah Small Group Discussion (SGD)
yang berjudul “Komplementer Herbal Tentang Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa)”,
sebagai tugas mata ajar Keperawatan Komplementer_Alternatif dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa modul ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran yang dapat membangun agar
dalam penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.Penyusun juga berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi kami secara pribadi dan bagi yang membutuhkannya.

Surabaya, 23 Februari 2018

(Penyusun)
URAIAN MATERI

MAHKOTA DEWA (PHALERIA MACROCARPA)

A. Buah Mahkota Dewa

Mahkota dewa merupakan tanaman tradisional yang berasal dari Papua,


namun saat ini banyak terdapat di Solo dan Yogyakarta. Sejak dahulu kerabat Keraton
Solo dan Yogyakarta memeliharanya sebagai tanaman pusaka dewa karena
kemampuannya menyembuhkan berbagai penyakit. Tumbuhan Mahkota dewa
merupakan tumbuhan yang hidup di daerah tropis, juga bisa ditemukan di pekarangan
rumah sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Perdu ini
tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Daun mahkota dewa dapat dihasilkan sepanjang
tahun sedangkan buahnya tidak berbuah sepanjang tahun dan buah tumbuhan ini
dapat digunakan setelah masak atau berwarna merah. Daun dan buah tumbuhan
mahkota dewa merupakan tanaman obat. (Dalimartha, 2004).
Saat ini, pengobatan dengan memanfaatkan mahkota dewa semakin dirasakan
khasiatnya oleh masyarakat umum dengan petunjuk beberapa ahli pengobatan herbal.
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) adalah salah satu tanaman obat Indonesia yang
memiliki khasiat sebagai antibakteri dan antiradang (Mariani, 2010).

Buah mahkota dewa merupakan ciri khas pohon mahkota dewa. Bentuknya
bulat, seperti bola. Ukurannya bervariasi, dari sebesar bola pimpong sampai apel
merah. Saat masih muda, kulitnya berwana hijau, saat sudah tua warnanya berubah
menjadi merah marun. Ketebalan kulit sekitar 0,5-1 mm. Daging buah berwarna
putih. Ketebalan daging bervariasi, tergantung pada ukuran buah (Harmanto, 2004).
B. Kandungan Kimia Tumbuhan Mahkota Dewa
1. Daun Mahkota Dewa
Daun mahkota dewa adalah daun tunggal. Bentuknya lonjong, ramping
memanjang, dan berujung lancip. Pertumbuhan daun mahkota dewa lebat.
Daun mahkota dewa termasuk bagian organ tanaman yang sering digunakan
untuk berbagai pengobatan, seperti penyakit disentri, alergi, dan tumor.
2. Buah Mahkota Dewa
Buah mahkota dewa berbentuk bulat dengan diameter 3 sampai 5 cm,
permukaan licin, warnanya saat muda hijau dan saat telah matang berwarna
merah seperti buah apel. Dalam buah terdapat biji yang berbentuk bulat, keras,
dan berwarna coklat. Buah mahkota dewa juga termasuk bagian organ tanaman
yang sering digunakan untuk berbagai pengobatan, seperti penyakit disentri,
alergi, dan tumor.
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti:
1. Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh
2. Saponin, yang bermanfaat sebagai:
a) Sumber anti bakteri dan anti virus
b) Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
c) Meningkatkan vitalitas
d) Mengurangi kadar gula dalam darah
e) Mengurangi penggumpalan darah
3. Flavonoid, yang bermanfaat sebagai:
a) melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah
b) mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak
pada dinding pembuluh darah
c) mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner
d) mengandung antiinflamasi (antiradang)
e) berfungsi sebagai anti-oksidan
f) membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau
pembengkakan
4. Polifenol, yang bermanfaat sebagai anti histamin (antialergi).

C. Manfaat Tumbuhan Mahkota Dewa


Buah mahkota dewa memiliki potensi penghambatan bakteri atau antibakteri
yang lebih besar dibandingkan daunnya. Dari ekstrak etanol buah mahkota dewa
mengandung berbagai senyawa. Pada
kulitnya mengandung alkaloid,
saponin, dan flavonoid (Beatrice,
2010) yang diketahui memiliki
aktivitas antimikroba dan memiliki
kemampuan untuk mematikan
bakteri sebagai antibakteri. Selain
itu, flavonoid dan saponin juga dapat
meningkatkan sistem imun tubuh
(Gotama et al., 1999). Ekstrak
daging buahnya berkhasiat sebagai
antihistamin, antialergi, bersifat sitotosik terhadap sel kanker rahim, juga menurunkan
kadar gula darah, antioksidan dan menurunkan kadar asam urat (Wijoyo, 2012).

D. Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah
dengan menggunakan pelarut yang dipilih sehingga zat yang diinginkan akan larut.
Pemilihan sistem pelarut yang digunakan dalam ekstraksi berdasarkan atas
kemampuannya melarutkan jumlah yang maksimal dari zat aktif, seminimal mungkin
bagi unsur yang tidak diinginkan. Hasil ekstraksi yaitu berupa kering, kental dan cair,
dibuat dengan mencari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar
pengaruh cahaya matahari langsung. Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat
yang berkhasiat dalam simplisia mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini
memudahkan zat berkhasiat dapat diatur dosisnya (Arief, 2000).

E. Prosedur Penggunaan Mahkota Dewa Sebagai Obat Tradisional


Buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan biasa diseduh dan diminum
sebagai pengganti teh. Meski rasanya kurang enak seperti minuman segar tapi khasiat
yang akan kita dapat setelah meminumnya akan terasa begitu nyata menyehatkan
tubuh. Untuk menyiasati rasa, tambahkan sepotong gula aren asli kedalamnya. Dan
berikut ini beberapa cara olah dan penyajian buah mahkota dewa untuk pengobatan:
1) Cara membuat buah mahkota dewa untuk mengobati diabetus melitus
Bahan:
a) Daging buah mahkota dewa kering 5 gr
b) Air bersih 5 gelas
Cara membuat:
a) Rebus hingga tinggal 3 gelas
b) Saring
c) Minum 1 gelas 3x1
2) Cara membuat buah mahkota dewa untuk mengobati hepatitis
Bahan:
a) Daging buah mahkota dewa kering 5 gr
b) Sambiloto kering 10 gr
c) Daun dewa 15 gr
d) Air bersih 5 gelas
Cara membuat:
a) Rebus semua bahan hingga tinggal 3 gelas
b) Saring
c) Minum 1 gelas 3x1
3) Cara membuat buah mahkota dewa untuk mengobati kanker dan tumor
Bahan:
a) Daging buah mahkota dewa kering 5 gr
b) Temu putih 15 gr
c) Sambiloto kering 10 gr
d) Cakar ayam kering 15 gr
e) Air bersih 5 gelas
Cara membuat:
a) Rebus semua bahan hingga tinggal 3 gelas
b) Saring
c) Minum 1 gelas 3x1
4) Cara membuat buah mahkota dewa untuk mengobati rematik dan asam urat
Bahan:
a) Daging buah mahkota dwa 5 gr
b) Akar sidaguri 15 gr
c) Sambiloto kering 10 gr
d) Air bersih 5 gelas
Cara membuat:
a) Rebus semua barang hingga tinggal 3 gelas
b) Saring
c) Minum 1 gelas 3x1
5) Cara membuat buah mahkota dewa untuk mengobati disentri
Bahan:
a) Kulit buah mahkota dewa kering 5 gr
b) Air bersih 2 gelas
Cara membuat:
a) Rebus sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan, saring, dan minum airnya
sekaligus
b) Minum 2-3 kali sehari
6) Cara membuat buah mahkota dewa untuk
mengobati gatal-gatal
Bahan:
a) Daun mahkota dewa segar secukupnya
Cara membuat:
a) Giling sampai halus
b) Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu
balut
c) Ganti 2-3 kali sehari

Serta masih banyak lagi manfaat, khasiat,


dan cara pengolahan buah mahkota dewa untuk kesehatan.

F. Penggunaan Herbal (Mahkota Dewa) sebagai Intervensi Keperawatan


Tumbuhan herbal adalah tumbuhan atau tanaman obat yang dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional terhadap penyakit. Sejak zaman dahulu,
tumbuhan herbal berkhasiat obat sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Jawa.
Pengobatan tradisional terhadap penyakit tersebut menggunakan ramuan-ramuan
dengan bahan dasar dari tumbuh-tumbuhan dan segala sesuatu yang berada di alam.
Sampai sekarang, hal itu banyak diminati oleh masyarakat karena biasanya bahan-
bahannya dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan sekitar (Suparmi &
Wulandari, 2012).
Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia.
Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menggunakan obat
herbal sebagai pelengkap pengobatan primer. Bahkan di Afrika sebanyak 80% dari
populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2016). Faktor
pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia
harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevelensi penyakit kronik meningkat,
adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu diantaranya
kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia
(Sukandar EY, 2006). WHO juga mendukung upaya –upaya dalam peningkatan
keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2016).
Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat
obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan
tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang
secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh
nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu yang dikenal sebagai jamu
(Sukandar E Y,2006).
Khasiat tanaman mahkota dewa secara empiris dan testimoni dapat
menyembuhkan penyakit gatal-gatal, pegal-pegal, flu, liver, ginjal, asam urat, diabetes
dan kanker (Harmanto, 2003). Berdasarkan hasil penelitian Simanjuntak dkk (2006)
menunjukkan bahwa hasil panapisan fitokimia tanaman mahkota dewa mangandung
senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin dan polifenol serta memiliki daya
antioksidan yang kuat dari ekstrak etanol dan metanol buah tua mahkota dewa dengan
daya inhibisi masing-masing ekstrak adalah 83,08% dan 79,03%.

G. Hasil Riset
Berdasarkan hasil penelitian dari Jurnal Penelitian & Pengabdian
dppm.uii.ac.id bahwa hasil pengukuran flavonoid dari ekstrak metanol daging buah
mahkota dewa menggunakan spektrofotometer UV-Vis dapat ditunjukkan bahwa
kandungan senyawa flavonoid pada buah masak rata-rata 1,7647 mg.L-1 atau 2,2334
mg.kg-1 atau 0,004463 % dan pada buah mentah rata-rata adalah 2,1535 mg.L-1 atau
2,7559 mg.kg-1 atau 0,005453 %. Saran yang dapat diberikn adalah pemanfaatan
senyawa antioksidan pada daging buah mahkota dewa sebaiknya menggunakan buah
yang masih mentah dengan kandungan senyawa flavonoid yang lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan. 2004. Deteksi Dini Kanker & Simplisia Antikanker. Jakarta: Penebar
Swadaya Jakarta
Harmanto, Ning. 2003. Menaklukan Penyakit Bersama Mahkota Dewa. PT Agromedia
Pustaka. Jakarta

Harmanto, Ning. 2004. Menumpas Diabetes Mellitus bersama Mahkota Dewa. PT


Agromedia Pustaka. Jakarta

Rohyami, Yuli. 2008. Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daging Buah
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl). http://www.uii.ac.id ;
http://dppm.uii.ac.id . Diakses pada 06 Maret 2018.

Sukandar, E. Y., 2006. Tren dan Paradigma Dunia Farmasi, Industri-Klinik-Teknologi


Kesehatan, disampaikan dalam ilmiah Dies Natalis ITB, http://itb.ac.id/focus
file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf, diakses Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai