Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“TANDA BAHAYA NIFAS”

Pokok Bahasan : Tanda Bahaya pada Ibu Nifas

Sub Pokok bahasan :

1) Pengertian Tanda Bahaya Nifas secara Umum


2) Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan
3) Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas

Sasaran : Ibu Hamil Trimester III dan Pendamping

Tempat : RPKK RSUD KOJA

Hari/Tanggal : 28 Agustus 2019

Waktu : 35 menit

Penyuluh : Mahasiswa S1 Keperawatan STIKIM

I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Tanda Bahaya Nifas diharapkan klien yang
merupakan para ibu hamil trimester III dan pendamping mengerti dan memahami
dapat memahami hal-hal mengenai tanda bahaya masa nifas dan pencegahannya.

II. TUJUAN KHUSUS


1. Peserta mengerti tanda bahaya di masa nifas
2. Peserta mengerti dan memahami secara dinitanda dan gejala bahaya masa nifas
3. Peserta mengerti dan memahami pencegahan bahaya yang mungkin terjadi di
masa nifas
4. Peserta mengetahui penatalaksanaan tanda bahaya masa nifas

III. MATERI
(Terlampir)
1) Pengertian Tanda Bahaya Nifas secara Umum
2) Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan
3) Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas

IV. METODE
1) Ceramah
2) Tanya Jawab

V. MEDIA
Leaflet tentang Tanda Bahaya Masa Nifas
Poster tentang Tanda Bahaya Masa Nifas
Power Point materi Tanda Bahaya Masa Nifas

VI. RINCIAN KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Waktu Kegiatan Pemateri Kegiatan Klien Media


Kegiatan
Pendahuluan 5 a. Persiapan a. Mendengarkan -
b. Memperkenalkan diri b. Bertanya mengenai
menit
c. Menyapa da
perkenalan dan
d. Menyapa dan menyatakan
tujuan jika ada
tentang tujuan pokok
yang kurang jelas
Penyajian 15  Menyajikan materi berupa  Mendengarkan leaflet
menit Pengertian Tanda Bahaya dengan seksama
Umum,  Bertanya mengenai
Nifas secara
hal-hal yang
Jenis-jenis Tanda Bahaya
kurang jelas dan
Nifas beserta Penjelasan,
belum dimengerti
Pencegahan dan
Penatalaksanaan Tanda
Bahaya Nifas
Penutup 10 a. Melakukan evaluasi dengan a. Peserta dapat -
menit memberikan pertanyaan menjelaskan
sederhana kembali poin-poin
b. Menyampaikan ringkasan
materi yang telah
materi dan simpulan
dijelaskan
c. Mengakhiri pertemuan dan
b. Mendengarkan
mengucapkan terima kasih
atas perhatian para peserta

VII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi struktur
 Kesiapan materi
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media : leaflet
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Penyelenggaraan dilaksanakan di ruang RPKK RSUD Koja
 Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelum kegiatan
2. Evaluasi proses
 Kegiatan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta aktif dalam proses diskusi
 Suasana penyuluhan tertib

VIII. PENGORGANISASIAN
Pembicara : Aan Hidyat
Perlengkapan :
Operator :
Observer :

IX. LAMPIRAN

TANDA BAHAYA MASA NIFAS

A. Pengertian Tanda Bahaya Nifas

Tanda Bahaya Nifas adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui
oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan ibu. Pengetahuan tentang
tanda bahaya masa nifas adalah pengetahuan ibu tentang tanda bahaya yang terjadi pada masa
nifas yang perlu diketahui karena dapat mengancam keselamatan ibu.( Rustam Mochtar , 2002).

B. Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan

Tanda-tanda bahaya masa nifas antara lain:

1. Perdarahan postpartum
2. Lochea yg berbau busuk
3. Subinvolusi uterus
4. Nyeri pada perut dan pelvis
5. Pusing dan lemas berlebihan
6. Suhu tubuh >38
7. Sakit kepala hebat
8. Pembengkakan wajah, tangan, kaki
9. Payudara merah, panas, terasa sakit
10. Nyeri berkemih
11. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
12. Merasa sangat letih atau nafas terengah engah (Bahiyatun, 2009.)
Tanda Bahaya Masa Nifas
1. Perdarahan Post Partum
Menurut Bahiyatun, (2009) perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin
didefinisikan sebagai perdarahan parca persalinan.Terdapat beberapa masalah mengenai
perdarahan per vaginam, antaralain :
a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang
hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur cairan amnion atau urine.
Darah tersebar pada spon, handuk, dan kain di dalam ember dan lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekuatan darah dapat diketahui dari kadar
hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar hb normal dapat menyesuaikan diri
terhadap kehilangan darah yang mungkin dapat menyebabkan anemia. Seorang ibu
yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan postpartum dapat terjadi secara lambat dalam jangka waktu beberapa jam
dan kondisi ini mungkin tidak dikenali hingga terjadi syok.

Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan terjadinya perdarahan
pascapersalinan.Oleh sebab itu penanganan aktif kala III sebaiknya di lakukan pada semua
wanita bersalin.Karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pascapersalinan akibar
atonia uteri.Oleh karena itu semua ibu nifas harus dipantau ketat untuk kemungkinan
persalinan.

Penanganan yang dapat dilakukan kepada pasien adalah menstabilkan terlebih dahulu dengan
memberikan cairan, menghentikan perdarahan dan rujukan.

2. LOCHEA BERBAU BUSUK (PURULENTA)

Selama proses involusi, lochia (cairan yang mengandung darah) mengalir dari Rahim
dan keluar dari vagina. Selama beberapa hari pertama sesudah melahirkan, aliran lochia yang
berwarna merah umumnya cukup banyak.Mengeluarkan bekuan darah seperti jelly,
khususnya pada hari-hari pertama sesudah melahirkan adalah normal.Lochia sering kali
memiliki bau seperti ikan yang kuat.Jumlah aliran dapat berubah sesuai dengan aktivitas dan
posisi tubuh anda. Lochia umumnya akan banyak keluar jika anda berganti posisi seperti
berdiri atau duduk sehabis berbaring, saat anda menyusui, atau buang air besar. Juga menjadi
banyak karena gerak berlebihan. Dalam waktu sepuluh hari, lochia akan berkuarang dan
menjadi berwarna pink pucat atau berbau tidak sedap. Selama beberapa minggu kemudian,
lochia menjadi berwarna putih kekuningan, putih, atau coklat.Lochia dapat terus ada hingga 6
minggu.

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat
lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan
berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta).

Menurut Rustam Mochtar (2012),Lochea dibagi dalam beberapa jenis,:


a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca
persalinan.
c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas kemungkinan
adanya :
a) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik.
b) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena
kontraksi uterus dengan cepat.
c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama
mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.

Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan
diagnosisnya adalah metritis.Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan
salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat
dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik (Mochtar, 2012).

3. Sub Involusi
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000
gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang
baik atau terganggu disebut sub-involusi (Mochtar, 2012).Sub involusi merupakan istilah
yang digunakan untuk menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran
reproduktif,kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang
mengarah ke ukurannya (Varney, 2007).
Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya
mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).

Tanda dan gejala

a) Letak fundus uteri tetap tinggi atau penurunan fundus uteri lambat
b) Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah
c) Terdapat bekuan darah
d) Lochea berbau menyengat
e) Uterus tidak berkontraksi
f) Terlihat pucat
g) Tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
h) lemah

4. Nyeri perut dan pelvis

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti : Peritonitis.
Peritonitis adalah peradangan pada peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan
kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi.
Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus visera dalam
rongga perut.
Menurut Rustam Mochtar (2012) gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :
a) Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis
Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan umum tetap baik,
pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.
b) Peritonitis umum
Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat muka
cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah.

5. Pusing dan Lemas yang berlebih

Menurut Manuaba (2007), pusing merupakan tanda bahaya pada nifas , Pusing bisa
disebabkan oleh karena tekanan darah rendah. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga
disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin 9 . Lemas yang berlebihan juga merupakan
tanda tanda bahaya , dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan
kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat , tekanan darah rendah .

Pencegahan dan penanganan

a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari


b) Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, vitamine yang
cukup.
c) Minum sedikit 3 liter setiap hari
d) Pil Zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca
persalinan
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitamin kepada
bayinya
f) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan berlebih
g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi asi dan memperlambat proses involusi
uterus

6. Suhu Tubuh ibu > 38◦C

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara 37,2 ˚C
-37,8 ˚C oleh karena reabsopsi benda benda dalam rahim dan mulainya laktasi , dalam hal ini
disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal. Namun bila terjadi peningkatan berlebih
38˚C secara berturut turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi . (Mochtar , 2012).

Penyebab demam di masa puerperium yang berkaitan dengan persalinan dibagi menjadi 2
yaitu penyebab infeksius dan non infeksius

 Penyebab Infeksius
1. Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang terjadi setiap saat pada
awitan pecah ketuban (rupture membrane) atau persalinan dan lebih dari 42 jam
postpartum atau lebih dimana terdapat 2 atau lebih gejala berikut:
a. Nyeri pelvik
b. Demam 38,5 C atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja.
c. Rabas-vagina yang abnormal
d. Rabas vagina yang berbau busuk.
e. Keterlambatan dalam kecepatan penurunan uterus
2. Infeksi pada payudara, seperti mastitis atau stadium lanjut , abses payudara
3. Infeksi saluran kemih
4. Infeksi luka ( jaringan parut pada SC)
5. Gangguan pada tromboembolik , temasuk tromboflebitis superficial dan thrombosis
vena dalam
 Penyebab Non-infeksius

Peningkatan suhu badan yang tidak banyak merupakan hal yang sangat umum selama
periode post partum terutama dalam 24 jam pertama. Penyebab demam seperti antara lain
dehidrasi , luka / trauma pada jaringan , reaksi terhadap protein janin , pembengkakan
payudara . Meskipun demam yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan dianggap
tidak berkaitan dengan infeksi , suhu sekitar 38,5⁰C atau lebih selama 24 jam pertama harus
menyiagakan bidan akan kemungkinan terjadinya sepsis puerperalis

Penanganan umum bila terjadi demam :

a) Istirahat baring
b) Rehidrasi per pral / infuse
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu
d) Jika ada syok segera beri pengobatan , untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat
memburuk dengan cepat (WHO, 2012)

7. Sakit kepala

Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.
Penanganan terhadap gangguan ini meliputi:

1. Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah, dan pernapasan.


2. Jika ibu tidak bernapas, periksa dan lakukan ventilasi dengan masker dan balon. Lakukan
intubasi jika perlu. Dan jika pernapasan dangkal, periksa dan bebaskan jalana napas serta
beri oksigen 4-6 liter per menit.
3. Jika pasien tidak sadar atau koma, bebaskan jalan napas, baringkan miring, ukur suhu
tubuh, periksa apakah ada kaku tengkuk (Bahiyatun, 2009).
Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika tidak diatasi dapat
menyebabkan kejang maternal, stroke,koagulopati dan kematian.

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah:

1) Sakit kepala hebat


2) Sakit kepala yang menetap
3) Tidak hilang dengan istirahat
4) Depresi post partum

Kadang - kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.Sakit kepala yang hebat disebabkan karena
terjadinya edema pada otak dan meningkatnya resistensi otak yang mempengaruhi Sistem
Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan
penglihatan.

a. Gejala :

1) Tekanan darah naik atau turun


2) Lemah
3) Anemia
4) Napas pendek atau cepat
5) Nafsu makan turun
6) Kemampuan berkonsentrasi kurang
7) Tujuan dan minat terdahulu hilang; merasa kosong
8) Kesepian yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak seorang pun mengerti
9) Serangan cemas
10) Merasa takut
11) Berpikir obsesif
12) Hilangnya rasa takut
13) Control terhadap emosi hilang
14) Berpikir tentang kematian

b. Penanganan

1) Informed consent
2) Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga
3) Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi 1x/hari
4) Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik
5) Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
6) Ukur keseimbangan cairan
7) Persiapan rujukan
8) Periksa Hb
9) Periksa protein urine
10) Observasi tanda-tanda vital
11) Lebih banyak istirahat

8. Pembengkakan wajah atau ekstermitas


Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis, dan periksa
apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau kaki mengalami oedema (Bahiyatun,
2009).Udem adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan , akibat adanya gannguan
keseimbangan.

Udem dapat terjadi oleh :

1) Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh kapiler seperti
misalnya bila aliran darah vena tersumbat
2) Tekanan osmotik terlalu rendah, karena kadar protein plasma, terutama albumin
sangat rendah
3) Sumbatan pada aliran limfe
4) Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes keluar dan masuk ke
dalam jaringan serta menimbulkan tekanan osmotik yang melawan tekanan osmotik
protein dalam aliran darah

Udem juga terlihat pada adanya trombosis pada vena – vena betis yang terletak dalam,
biasanya merupakan komplikasi berbahaya akibat berbaring yang terlalu lama, yang
menyebabkan aliran dalam darah vena menjadi lambat sehinga membeku.Trombosis seperti
ini terjadi akibat infeksi.

Keadaan pembengkakan wajah dan ekstremitas, sering menyertai kelainan – kelainan pada
masa nifas, sebagai berikut

1. Preeklampsi

2. Syndrom Nefrotik

9. Payudara bengkak

Menurut Bahiyatun (2009) payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat
menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, dan akhirnya terjadi mastitis.
Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak. BH/bra
yang terlalu ketat mengakibatkan engorgement segmental. Bila payudara ini tidak disusukan
dengan adekuat, dapat terjadi mastitis. Kelainan pada payudara pada masa nifas diantaranya:

 Bendungan ASI
Disebabkan oleh pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh
kelenjar-kelenjar yang tidak dikosngkan secara sempurna atau karena kelainan pada putting
susu. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.
Penanganan sebaiknya dimulai sejak hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah
terjadinya kelianan-kelainan. Bila terjadi juga berikan terapi simtomatis untuk sakitnya
(analgetika), sebelum menyusukan pengurutan dahulu atau dipompa sehingga sumbatan
hilang.
 Mastitis dan abses mamae
Adalah suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman, terutama
staphylococcus aureus melalui luka pada puttimng susu, atau melalui peredaran darah.
Mastitis yang tidak segera diobati akan menyebabkan abses payudara yang bisa pecah ke
permukaan kulit dan menimbulkan borok yang besar. Keluhannya adalah payudara
membesar, keras, nyeri kulit memerah, dan membisul (abses), dan akhirnya pecah dengan
borok serta keluarnya cairan nanah bercampur dengan air susu.

Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami infeksi. Gejala
gangguan ini meliputi :

1. Bengkak dan nyeri pada seluruh payudara atau lokal


2. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal
3. Payudara keras dan berbenjol-benjol
4. Panas badan dan rasa sakit umum
Gangguan ini dapat diatasi dengan :

1. Menyusui tetap dilanjutkan. Pertama, bayi disusukan pada payudara yang sakit selama
dan sesering mungkin. Hal ini dilakukan agar payudara kosong.selanjutnya, susukan bayi
pada payudara yang normal.
2. Beri kompres panas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan shower hangat atau
lap basah panas pada payudara yang terkena.
3. Ubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi berbaring, duduk, atau
posisi memegang bola (football position).
4. Pakai BH longgar.
5. Istirahat yang cukup dan makanan yang bergizi.
6. Banyak minum (2 liter per hari).
Dengan penatalaksanaan tersebut, biasanya peradangan akan menghilang setelah 48 jam,
dan jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila dengan cara-cara tersebut tidak ada
perbaikan setelah 12 jam, ibu perlu diberi antibiotik selama 5-10 hari dan analgesik
(Bahiyatun, 2009).
10. Nyeri berkemih

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. Kejadian
infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinggi dan hal inidihubungkan dengan hipotoni
kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktupersalinan, pemeriksaan dalam yang
sering, kontaminasi kuman dari perineum, ataukaterisasi yang sering (sulaiman,2004).

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering dijumpai pada perempuan setelah
infeksi saluran nafas. Dalam setiap tahun, 15% perempuan mengalami ISK. Kejadian ISK
makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan mekanis dan hormonal yang terjadi
pada kehamilan meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin tertahan di saluran kencing.
Juga adanya peningkatan hormon progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan
berat rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran kencing.
Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester dua dan awal trimester
tiga yang merupakan factor yang memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan. Saluran
kencing yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar kelamin luar yang
menjadi bagian yang sulit dipantau pada perempuan hamil akan mempermudah ISK.
ISK postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus urinarius, terjadi sesudah melahirkan,
ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.(Sulaiman,2004)

Tanda dan Gejala

Tanda-tanda ISK tidak khas, sebagian diantaranya bahkan tanpa gejala. Biasanya, keluhan
yang sering dijumpai antara lain:

• Nyeri saat kencing (disuria)

• Kencing sedikit-sedikit dan sering (polakisuria) dalam bahass jawa: anyang-anyangen

• Nyeri di atas tulang kemaluan atau perut bagian bawah (suprapubik)

Tanda-tanda tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan bagian saluran kencing yang


terinfeksi.
1. ISK bagian bawah: biasanya ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa panas saat kencing,
kencing sedikit-sedikit dan sering, rasa tidak nyaman di atas tulang kemaluan (suprapubik).
2. ISK bagian atas: ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman di pinggang, mual,
muntah, lemah, demam, menggigil, sakit kepala. (Sarwono,2007)

Etiologi

Etiologi ISK sebagian besar didominasi bakteri gram negatif, seperti E. coli (pada hampir
80% kasus), sedangkan bakteri gram positif lebih jarang menyebabkan ISK. Berdasarkan
Toronto Notes 2008, kelompok bakteri yang dapat menyebabkan ISK adalah bakteri-bakteri
KEEPS, yaitu : K = Klebsiella, E = E. Coli, E = Enterobacter, P = Pseudomonas, S = S.
aureus. Namun secara garis besar Organisme yang menyerang traktus urinarius akibat
persalinan adalah penghuni normal dari area perineum, mungkin juga dari luar.
Menurut Sarwono (2007) Faktor predisposisi infeksi saluran kemih postpartum yaitu:

1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti perdarahan, dan kurang
gizi atau malnutrisi

2. Adanya hambatan pada aliran urin

3. Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.

4. Anemia, higiene, kelelahan

5. Proses persalinan bermasalah : Partus lama/macet, korioamnionitis, persalinan traumatik,


kurang baiknya proses pencegahan infeksi, manipulasi yang berlebihan, dapat berlanjut ke
infeksi dalam masa nifas.

Patofisiologi
Menurut Sarwono (2007) Terdapat 2 hal utama mengapa ISK dapat terjadi:

1. Rute infeksi

Terdapat 3 rute invasi bakteri ke dalam saluran kemih, antara lain:


• Ascending route. Bakteri periurethral melalui uretra bermigrasi ke atas menuju vesika
urinaria yang jika terus berlanjut dapat mencapai ureter hingga ginjal. Dapat pula terjadi
akibat aktivitas seksual atau pada pemasangan kateter yang tidak higienis.
• Hematogenik. Sering kali disebabkan oleh Staphylococcus aureus; Sering ditemukan pada
pasien immunocompromised Lymphogenic. Rute infeksi ini masih memiliki bukti scientific
yang minimal.

2. Host-defence

Normalnya, ISK dapat dicegah dengan adanya proses wash-out oleh saluran kemih sehingga
bakteri-bakteri yang ada dapat dikeluarkan melalui urin. Di dalam urin juga terdapat pH,
osmolalitas, dan kadar urea yang dapat menghambat perkembangan bakteri.Jika mekanisme
pertahanan host tersebut terganggu, misalkan akibat retensi urin, statis atau refluks urin,
bakteri-bakteri tersebut dapat berkembang biak dan berkolonisasi sehingga bisa menimbulkan
infeksi.(Sarwono,2007)
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih pada dapat pula melalui :

a. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat.

b. Hematogen.

c. Limfogen.

d. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter.

Cara terjadinya infeksi:

1) Tangan penderita atau penolong yang tetutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau
operasi membawa bakteri ke traktus urinarius. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan
atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-
kuman.(Nugroho,2007)

2) Peralatan tidak steril, missal sarung tangan, gunting epis, hingga kateter sehingga
terkontaminasi bakteri dan invasi ke traktus urinarius.(Nugroho,2007)

3) Infeksi rumah sakit (hospital infection)/lingkungan inpartum. Dalam rumah sakit banyak
sekali kuman-kuman patogen berasal dari penderita-penderita di seluruh rumah sakit.
Kuman-kuman ini terbawa oleh air, udara, alat-alat dan benda-benda rumah sakit yang sering
dipakai para penderita (Nugroho,2007)
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih antara lain: anatomi
konginetal, batu saluran kemih, oklusi ureter (sebagian atau total). Infeksi tractus urinarius
terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan
kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri
harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius
untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan
inflamasi. Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap,
gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan
resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal.(Nugroho,2007)

Menurut Nugroho (2007) Macam Infeksi saluran kemih diantaranya :

1. Uretritis merupakan suatu inflamasi yang biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar
naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal.

2. Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam
kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.

3. Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus
dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih
melalui uretra dan naik ke ginjal. Pielonefritis dapat dibagi menjadi dua, yaitu pielonefritis
akut dan pielonefritis kronik. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih
asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi
di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan
biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks
vesikoureter.

Pencegahan Infeksi Saluran Kemih saat Nifas

1) Masa kehamilan

a. Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan


kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.

b. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
c. Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena
dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini  terjadi infeksi akan mudah masuk dalam
jalan lahir.(Nugroho,2010)

2) Selama persalinan

Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman


dalam jalan lahir :

a. Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.

b. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam


dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.

c. Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera
diganti dengan tranfusi darah.

d. Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus steril

e. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi
yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah. (Nugroho,2010)

3) Selama nifas

a. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan
pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.

b. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur
dengan ibu sehat.

c. Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat


mungkin.(Nugroho,2010)

Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Postpartum

1. Penanganan umum
• Antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi dan masalah dalam proses persalinan) yang
dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa nifas.
• Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi nifas.
• Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang dikenali pada
saat kehamilan ataupun persalinan.
• Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.
• Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejala-gejala yang
harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.
• Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu yang mengalami
infeksi pada saat persalinan. Dan Berikan hidrasi oral/IV secukupnya. (pernoll,2009)

2. Pengobatan secara umum


• Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi dan darah
serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan.,
• Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat.
• Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan antibiotika spektrum luas
(broad spektrum) menunggu hasil laboratorium.
• Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah diberikan,
perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.
(Pernoll,2009)

3. Penanganan infeksi postpartum :


• Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.
• Berikan terapi antibiotic (kolaborasi dengan dokter), Perhatikan diet. Lakukan transfusi
darah bila perlu, Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk ke dalam rongga
perineum. (Pernoll,2009)

11. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama

Sesudah bayi lahir, ibu akan merasa lelah dan mungkin juga lemas dan karena
kehabisan tenaga. Hendaknya ibu lekas diberi minuman hangat, susu, atau teh yang bergula.
Apabila ibu menghandaki makanan, berikan makanan yang sifatnya ringan. walaupun dalam
persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalinan,
tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya. Sehingga alat pencernaan
perlu istirahat guna memulihkan keadaannya kembali. Oleh karena itu tidak benar bila ibu
diberikan makanan sebanyak-banyak nya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya
disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun terganggu sehingga ibu tidak
ingin makan sampai kehilangan itu hilang.(Sunarsih,2011)

 Menurut Sunarsih (2011) Penyebab hilangnya nafsu makan pada si ibu, yaitu, :
1) Ibu post partum blues

2) kurangnya dukungan dari keluarga (terutama suami)

3) Ibu mengidap suatu penyakit dlam pencernaan atau anggota tubuh

4) Kedaan ekonomis yang tidak mendukung.

5) Kurang istirahat.

 Penatalaksanaan

1) Dengan pendekatan atau bimbingan psikiatri

2) Anjurkan ibu untuk makan yang segar dan bervariasi setiap hari, yaitu :

 Makan sumber protein nabati dan hewani, seperti : daging, telur, kacang-kacangan
dan ayam.
 Makanan sumber kerbohidrat, seperti : beras, jagung, kentang, dan ubi.

 Sayuran (sperti : bayam, kangkung) dan buah-buahan (seperti : jeruk, pepaya, pisang
dan mangga)

3) Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering

4) Anjurkan ibu untuk makan pil penambah darah, vitamin yang diberikan dari rumah
sakit (Sunarsih,2011)

 Tips Untuk Mengatasi Hilangnya Nafsu Makan :

1. Ibu yang mengalami kehilangan nafsu makan bisa dihindari dengan upaya menyajikan
hidangan dalam porsi kecil dan penampilan menarik.

2. Jangan lupa, konsumsi vitamin C dan vitamin B (vitamin larut air) serta beberapa
mineral seperti zinc, kalium, magnesium.

3. Kita bisa memperolehnya dari beberapa bahan makanan.

 Zinc: daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan.


 Kalium: makanan mentah atau segar, terutama sayuran, buah dan kacang-kacangan.

 Magnesium: sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian, kacang-kacangan, daging,


susu, daging.

 Vitamin B: biji-bijian, kacang-kacangan, kacang merah, tofu, tuna, ikan salmon,


sayuran.

 Vitamin C: buah jeruk, melon, semangka, bayam, brokoli, tomat, ubi, kubis, kembang
kol.

 Coba cari variasi makanan, diluar makanan biasa ibu. Makanan yang paling enak
menurut ibu, (mungkin bisa mempercepat mengembalikan nafsu makannya).
(Bahiyatun,2009)

12. Merasa Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri Bayinya dan Diri Sendiri
Pada minggu-minggu awal setelah persalinan kurang lebih 1 tahun ibu post partum cenderung
akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya seperti merasa sedih, tidak
mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebab :

1) Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang di alami
kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan.
2) Rasa nyeri pada awal masa nifas
3) Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan kebanyakan di
rumah sakit
4) Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah
sakit
5) Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi (Bahiyatun, 2009)

Sesak nafas/ terengah-engah

Nafas yang pendek selama kehamilan memiliki dua kunci penyebab. Di awal
kehamilan, tingkat hormon progesteron yang lebih tinggi akan menghabiskan kapasitas paru-
paru Anda, membuat Anda bernafas lebih sering supaya dapat menyalurkan sejumlah besar
oksigen untuk bayi Anda. Bukan berarti benar-benar kehabisan nafas, tapi rasanya seperti itu.
Saat kehamilan Anda mengalami kemajuan, rahim yang berkembang mendorong organ-organ
lain dan kemudian semakin menekan sekat rongga badan (diafrakma) antara dada dan perut,
membuat paru-paru Anda lebih berat untuk mengembang secara penuh ketika Anda bernafas.
(Ambarawati,2009)

Melakukan hal berikut bisa membantu Anda bernafas lebih mudah:

 Duduk tegak/ lurus akan memberi paru-paru lebih banyak ruang untuk mengembang.
 Bergerak perlahan memberikan tekanan yang lebih sedikit pada jantung dan paru-paru
Anda.

 Tidur dengan kepala Anda tersangga juga memberikan lebih sedikit tekanan pada
paru-paru Anda. (Ambarawati,2009)

Kelelahan

Merasa lelah adalah bagian dan paket dari kehamilan karena terjadinya serentetan
perubahan hormon dan fisik. Tubuh Anda memproduksi progesteron, yang bisa membuat
Anda merasa lemas dan volume darah Anda meningkat, memberikan beban tambahan pada
jantung Anda. Kemungkinan juga Anda mengalami stres secara mental atau emosional seolah
tanggung jawab masa depan mulai tenggelam. Ini merupakan masalah lain tambahan diluar
yang disebutkan di atas, bisa juga kemungkinan kurang tidur. Tapi meskipun itu normal,
kelelahan tidak seharusnya dianggap remeh. Mungkin masih ada yang lain, penyebab-
penyebab yang kurang tampak jelas seperti anemia, jadi bicarakan dengan dokter jika Anda
selalu merasa lelah berlebihan.(Bahiyatun,2009)

Anda dapat menghindari merasa letih dengan:

 Sering istirahat dan tidur siang.


 Pertahankan pola tidur lebih cepat dan teratur.

 Latihan sedikitnya 30 menit sehari untuk meningkatkan level energi Anda.

 Banyak minum cairan untuk mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh.

 Makan diet seimbang dengan banyak buah dan sayur.

 Hindari minuman mengandung kafein seperti kopi dan teh.


 Konsumsi suplemen zat besi atau makan makanan yang kaya zat besi seperti makanan
laut, unggas dan sereal yang mengandung zat besi. Kekurangan zat besi bisa
mengakibatkan anemia.

 Bernafas dalam-dalam, dengarkan musik yang menenangkan dan hindari situasi-


situasi yang memicu stres. (Bahiyatun,2009)

C. Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas

1. Stabilisasi pasien dalam mengatasi masalah masa nifas

2. Kolaborasi yaitu pertolongan pertama pada kegawatdaruratan baik dengan kien atau
keluarga

3. Rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi dan memadai untuk mengatasi masalah pasien masa
nifas (Bahiyatun,2009)

DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun, Buku Ajar asuhan Kebidanan nifas normal / penulis, bahiyatun; editor. Monica
ester. – Jakarta : EGC, 2009.

Benson,Ralph C dan Martin L . Pernoll.2009.Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. EGC.

Buku Modul Sepsis Puerperalis ,2009

Krisnadi, Sofie. 2005. Obstetri Patologi ilmu kesehatan Reproduksi Edisi 2 FK


UniversitasPadjadjaran. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, Obstetri Patologi Jilid 1 Edisi
3. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.

Joseph, H. K dan Nugroho. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri


(Obsgyn).Yogayakarta: Nuha Medika.

Dewi, N. V., & Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta Selatan:
Salemba Medika

Ambarwati, R. E., & Wulandari, D. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Mitra Cendikia
Offset

WHO, 2012.Modul Sepsis Puerperalis.Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran

Sulaiman, Sastrawinata, 2004.Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Edisi 2 .Jakarta :


EGC
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta :EGC

DAFTAR HADIR
PESERTA PENYULUHAN

Nama Alamat TTD

Anda mungkin juga menyukai