Anda di halaman 1dari 2

1).

Biologi sunan gunung jat


Syarif Hidayatullah adalah putera dari Syarif Abdullah
Umdatuddin bin Ali Nurul Alam yang menikah dengan Nyi Mas Rara
Santang puteri dari Jayadewata yang bergelar Sri Baduga
Maharaja yang setelah menikah dengan Syarif Abdullah
bergelar Syarifah Mudaim. Ayah Syarif Hidayatullah adalah seorang
penguasa Mesir, putera dari Ali Nurul Alim bin Jamaluddin Akbar al-
Husaini, seorang keturunan dari Sayyid Abdul Malik
Azmatkhan (India) dan Alwi Ammul Faqih (Hadhramaut).
Pada masa lalu terdapat puluhan naskah yang menjelaskan tentang
silsilah Syarif Hidayatullah yang diklaim oleh beberapa pihak dan menimbulkan kesimpangsiuran
sehingga pada masa pertemuan agung para cendekiawan, sejarahwan, bangsawan dan alim ulama
senusantara dan mancanegara (bahasa Cirebon: Gotra sawala) pertama yang dimulai pada tahun 1677
di Cirebon maka Pangeran Raja (PR) Nasiruddin (bergelar Wangsakerta) mengadakan penelitian dan
penelusuran serta pengkajian naskah-naskah tersebut bersama para ahli-ahli dibidangnya. Hasilnya pada
tahun 1680 disusunlah kitab Negara Kertabumi yang didalamnya memuat bab tentang silsilah Syarif
Hidayatullah (Tritiya Sarga) yang sudah diluruskan dari kesimpangsiuran klaim oleh banyak pihak.
2). Silsilah sunan gunung jati.
Silsilah Sunan Gunung Jati dari Garis Ayah sebagaimana yang di informasikan dalam naskah
Kuningan Cirebon adalah sebagai berikut:

1. Nabi Muhamad, menurunkan


2. Siti Fatimah, menurunkan
3. Sayid Husain, menurunkan
4. Zainal Abidin, menurunkan
5. Syekh Zainal Kabir, menurunkan
6. Syekh Zumadil Kubro, menurunkan
7. Raja Umrah Qadara [dari
mesir], menurunkan
8. Sultan Banisrail, Menikah dengan Rara
9. Santang, berputra
10. Syarif Hidayatullah [Sunan Gunung Jati]

Berdasarkan
silislah di atas
Sunan Gunung
Jati ditinjau dari
silislah dari garis
ayahnya merupakan Syarif/Keturunan Nabi Muhamad, yaitu Nabi
pembawa Agama Islam yang hidup pada abad ke 7 Masehi.
Silsilah Sunan Gunung Jati dari garis ibu sebagaimana yang di infokan dalam naskah Kuningan
adalah sebagai berikut:
1. Ki Gedeng Kasmaya, berputra
2. Ki Gedeng Tapa, menikah dengan Nyi
Kencana Singapuri, berputri
3. Nyi Subang Larang, menikah dengan
Prabu Siliwangi, menurunkan
4. Rara Santang, menikah dengan Sultan
Banisrail, berputra
5. Syarif Hidayatullah [Sunan Gunung Jati]

3). Cara menyampaikan dakwahnya


Cara dakwah Sunan Gunung Jati dimulai ketika kepulangannya dari Arab Saudi ke Pulau Jawa,
dan menemui pamannya Raden Walasungsang atau Cakrabuana. Cara dakwah Sunan Gunung Jati ini pun
terbilang unik karena beliau harus memainkan peran ganda. Dimana ia sebagai ulama dengan gelar
waliyullah serta mendapat gelar Sayidin Panatagama atau dalam tradisi Jawa dianggap sebagai wakil
Tuhan di Dunia (khalifah), juga memerankan tokoh seorang raja. Setelah Raden Walasungsang
meninggal, Sunan Gunung Jati yang menggantikan kesultanan di Cirebon, hingga beliau berhasil
melepaskan Cirebon dari pengaruh kerajaan Padjajaran. Akhirnya beliau menggantikan pamannya itu
untuk menyebarkan agama Islam di Cirebon.
Setelah berhasil meng-Islamkan masyarakat Cirebon, cara dakwah Sunan Gunung Jati yang unik
ini pun dilakukan juga sampai ke daerah Majalengka, Kuningan, Kawali, Sunda Kelapa, dan Banten.
Sampai akhirnya tahun 1525, Sunan Gunung Jati berhasil menjadikan Banten sebagai kerajaan Islam
pertama di Jawa Barat. Dan ketika ia kembali ke Cirebon, ia menyerahkan Kesultanan Banten kepada
anaknya, Sultan Maulana Hasanuddin yang kemudan melahirkan raja-raja Banten. Kemudian perjuangan
cara dakwah Sunan Gunung Jati berlanjut melalui anak-anaknya yang menjadi Raja Banten. Raja-raja ini
berhasil mengalahkan kerajaan Pajajaran hingga seluruh rakyat di Islam kan. Bahkan Syarif Hidayatullah
melakukan penyerangan terhadap Sunda Kelapa yang kala itu dipimpin oleh Fatahillah, seorang Panglima
Angkatan Perang Kerajaan Demak.

Anda mungkin juga menyukai