Anda di halaman 1dari 6

Tugas Makalah ppkn

Sejarah dan kebudayaan


"NUSA TENGGARA TIMUR"

Nama : putri ayu sekar


Kelas : XI mipa
 SEJARAH
Bentangan kepulauan yang terletak di antara 80o-120o Lintang
Selatan dan 1180o – 1250o Bujur Timur, mempunyai makna tersendiri
terhadap kehidupan banyak orang. Gugusan pulau tersebut disapa dengan
berbagai sebutan, antara lain, "Sunda Kecil", "Nusa Tenggara", "Nusa
Tenggara Timur", dan juga "Flobamora". Sebutan tersebut juga bisa
bermakna terdapat banyak suku-suku di wilayah tersebut, namun
mempunyai satu tanda kesamaan yaitu sama-sama menyatukan diri sebagai
Masyarakat NTT.
Jauh sebelum nama NTT tersebar, gugusan pulau-pulau di selatan
Nusantara tersebut telah menjadi perhatian dunia. Harumnya aroma
cendana dari Timor telah menerobos sampai Timur Tengah, Tiongkok, dan
Eropa, dan berbagai penjuru bumi. Kekuatan aroma cendana tersebut
menjadikan para pedagang dari Malaka, Gujarat, Jawa dan Makasar,
Tiongkok melakukan pelayaran niaga untuk mencapai wilayah sumber
cendana. Dan mereka melakukan kontak dagang secara langsung dengan
raja-raja di Timor dan pulau-pulau sekitarnya, sang pemilik wilayah dan
pemimpin rakyat.Catatan sejarah dari Tiongkok, "manuskrip Dao Zhi", sejak
tahun 1350 dinasti Sung sudah mengenal Timor dan pulau-pulau sekitar,
dan salah satu pelabuhan terkenal di Timor adalah "Batumiao-Batumean
Fatumean Tun Am", yang ramai dikunjungi kapal dari Makassar, Malaka,
Jawa, Tiongkok dan kemudian Eropa seperti Spanyol, Britania, Portugis,
Belanda.Tahun 1510, Goa, India dikuasai Portugis, mereka melanjutkan
eskpansinya dengan cara menguasai Malaka pada tahun 1511. Malaka
dijadikan pusat perdagangan serta kekuasaan wilayah Nusantara. Setelah
Portugis berhasil mencapai Maluku, Solor (Flores) pada tahun 1511, armada
Ferdinand Magellan dengan dua kapal singgah di Alor dan Kupang, Pulau
Timor. Dalam penyeberangan ke selat Pukuafu, kedua kapal ini diterjang
badai, salah satu kapal hancur dan karam. Jangkar raksasa salah satu kapal
ini masih bisa ditemui di pantai Rote. Satu lainnya berhasil lolos dari
amukan ombak lalu melanjutkan perjalanan ke Sabu, kemudian ke Tanjung
Harapan lalu kembali ke Spanyol.Ketika Belanda, dengan VOCnya,
mencekram Nusantara, tahun 1614, mereka menempatkan Pdt. M van den
Broeck di Kupang dan Rote, untuk melayani umat Kristen di sana. Ini juga
bermakna, walau VOC masih berusia muda (berdiri 1602), kongsi dagang itu
telah menempatkan kantor, benteng, pegawainya di Timor dan pulau-pulau
sekitarnya; dan dengan itu perlu seorang pendeta sebagai pemelihara
rohani. Pada era V0C, tahun 1600 – 1799, dan bahkan sampai tahun 1900,
tidak banyak catatan sejarah yang bisa menjadi pengetahuan publik; dan
sekaligus bisa menjadi tambahan pengetahuan terhadap Masyarakat
NTT.Belanda waktu itu masih dikuasai oleh pemerintah boneka dari
kekaisaran Prancis di bawah Napoleon. Keadaan tersebut dimanfaatkan
Britania untuk memperluas jajahannya dengan merebut jajahan Belanda.
Armada Britania mengganggu daerah kekuasaan Belanda, sehingga pada
tahun 1799 hampir seluruh wilayah Indonesia (kecuali Jawa, Palembang,
Banjarmasin dan Timor) jatuh dalam kekuasaan Britania. Dua kapal Britania
memasuki pelabuhan Kupang pada l0 Juni l797, namun berhasil dipukul
mundur oleh Greving yang mengarahkannya pada Mardijkers. Saat VOC
dibubarkan pada tahun 1799, segala hak dan kewajiban Indonesia diambil
alih oleh pemerintah Belanda. Peralihan ini tidak membawa perubahan
apapun, karena pada waktu itu Belanda menghadapi perang yang
dilancarkan oleh negara tetangga.Di era kolonial sampai 1942, rakyat NTT,
harus terbagi-bagi sesuai keinginan Belanda, dalam bentuk Raja – Swapraja,
fetor – Kefetoran, dan seterusnya; dan kemudian menjadi daerah taklukan
di bawah pemerintahan residen. Ketika Jepang berkuasa di Nusantara,
wilayah NTT yang strategis, ditata ulang sebagai basis pertahanan. Penataan
administrasi pemerintahan pun nyaris tidak mengalami perubahan, hanya
ada perubahan istilah.Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17
Agustus 1945, NTT sebagai bagian Nusantara yang dijajah Belanda, bebas
dari cengkraman kolonial. Akan tetapi, karena keinginan Belanda untuk
tetap berkuasa di Nusantara termasuk NTT, maka mereka melakukan
berbagai upaya untuk tetap berada di bumi NTT. Keadaan tersebut,
membangkitkan semangat “Nasionalisme – Kebebasan – Kemerdekaan
NTT” pada dalam diri Rakyat NTT. Semangat yang tak pantang menyerah
tersebut melahirkan Pemerintahan Negara Indonesia Timur dan
Pemerintahan Otonom NTT. Bisa dikatakan, status NTT hampir sama dengan
Yogyakarta pada waktu itu, yang menyatakan diri setia kepada Soekarno–
Hatta. Perjuangan yang gigih Rakyat NTT tidak berhenti, dan juga tidak
pernah terbit dalam pikiran untuk melepaskan diri dari RI, yang baru
merdeka. Ada semangat kesatuan Indonesia pada jiwa dan darah A.H.
Koroh, I.H. Doko, Th. Oematan, Pastor Gabriel Manek, Drs. A. Roti, Y.S.
Amalo, agar NTT tidak berada dalam kekuasaan penjajah, tetapi menjadi
bagian dari RI. Ketika Indonesia masih belum berdiri tegak, NTT menjadi
bagian dari Provinsi Administratif dengan nama "Provinsi Sunda kecil".
Nama "Sunda kecil" kemudian diganti dengan nama "Nusa Tenggara",
berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950. Tidak lama setelah
itu, pada tahun 1957 berlaku UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok
Pemerintahan Daerah dan dengan UU No. 64, tahun 1958, sehingga
"Provinsi Nusa Tenggara" dibagi menjadi tiga Daerah Swatantra Tingkat 1,
yaitu masing-masing Swatantra Tingkat 1 Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur. Sejak 20 Desember 1958, pulau Flores, Sumba, Timor,
dan pulau-pulau sekitarnya menjadi salah satu bagian dari provinsi.[7

PAKAIAN ADAT
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, provinsi NTT memiliki beberapa
suku. Seperti suku Sabu, suku Rote, suku Helong, suku Dawan, suku Sumba,
suku Manggarai dan suku Lio. Dari ketujuh ini memiliki baju adatnya sendiri,
namun kali ini kami hanya memaparkan 1 baju adat NTT saja, berikut

Baju Adat NTT Suku Rote


Baju adat dari Suku Rote adalah perwakilan dari baju adat NTT yang sudah dikenal diseluruh
Indonesia. Pakaian ini dipilih karena keunikan desain serta nilai sejarahnya. Contoh dari keunikan baju
adat NTT bisa dilihat dari Ti’i langga.Ti’i langga merupakan topi yang
memiliki bentuk seperti topi khas meksiko sombrero, topi ini terbuat
dari bahan daun lontar kering. Topi pada baju adat NTT juga
memiliki fungsi sebagai simbol percaya diri serta wibawa jika dipakai
oleh laki-laki suku Rote.

Rumah Adat NTT Mbaru Niang

Mbaru Niang merupakan rumah adat dengan 5 tingkat. Rumah adat ini terletak di Desa Wae
Rebo, Manggarai NTT. Keunikan rumah adat NTT yang satu ini terletak pada bentuknya yang tidak biasa.
Bentuknya mengerucut di bagian atapnya hingga ke bawah (hampir menyentuh tanah). Atap Mbaru
Niang ini terbuat dari daun lontar kering.Tingkat satu pada
rumah adat ini disebut lutur sebagai tempat tinggal.
Tingkat kedua disebut lobo untuk menyimpan bahan
makanan. Tingkat ketiga disebut lentar untuk menyimpan
benih tanaman. Tingkat empat disebut lempa rae untuk
menyimpan cadangan makanan, dan tingkan 5 disebut
hekang kode untuk menyimpan sesajen

Senjata traditional ntt

SUNDU merupakan salah satu Senjata tradisional dari NTT yang menyerupai
Keris, yang memiliki ciri khas berbentuk lurus dengan pegangannya menyerupai
bentuk sayap burung. sedangkan motif yang terdapat pada senjata tradisional
sundu berbentuk horizontal yang melingkar pada sarung Sundu.Senjata tradisional
masyarakat NTT di anggap sebagai sebagi senjata tikam yang memiliki nilai
keramat dan kesaktian.

Anda mungkin juga menyukai