Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI


I. Kasus (masalah utama)

Halusinasi adalah gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu


sebenarnya yang tidak terjadi (Maramis, 1998).

Perubahan sensori persepsi adalah suatu keadaan individu yang mengalami


perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat disertai dengan
pengurangan berlebih-lebihan, distorsi atau kelainan respon perubahan yang sering
ditemukan pada klien gangguan orientasi realitas adalah halusinasi dan
dipersonalisasi (Stuart and sudden, 1998).

II. Proses terjadinya masalah


1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
1) Abnormalitas otak seperti : lesi pada areo frontal, temporal dan limbic
dapat menyebabkan respon neurobiologist.
2) Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan respon
neurbiologis misalnya: dopamine neurotransmiter yang berlebihan,
ketidakseimbangan antara dopamine neurotransmiter lain dan masalah-
masalah pada sistem receptor dopamine.

b. Faktor sosial budaya


Stres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan kerusuhan, dapat
menunjang terjadinya respon neurobiologis yang maladaptif.

c. Faktor Psikologis
Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga dapat
menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang maladaptif.

2. Faktor Pencetus
a. Kesehatan
Gizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan, ansietas sedang
sampai berat, dan gangguan proses informasi.
b. Lingkungan
Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandiri dalam melakukan
aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan lingkungan yang selalu
mengkritik, masalah perumahan, gangguan dalam hubungan interpersonal,
kesepian (kurang dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan
sosial, yang kurang, dan kemiskinan.
c. Sikap/ perilaku
Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya diri), kehilangan
motivasi untuk melakukan aktivitas, perilaku amuk dan agresif.

3. Jenis- jenis Halusinasi


Menurut Stuart dan Sunden, 1995, terdapat lima macam yaitu:
a. Halusinasi Pendengaran
Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata dan orang lain tidak mendengarnya
b. Halusinasi Penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samara-samar tanpa stimulus yang
nyata dan orang lain tidak melihatnya.
c. Halusinasi Penghidu/Penciuman
Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang
nyata dan orang lain tidak menciumnya
d. Halusinasi Pengecapan
Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata. Biasanya merasakan
makanan yang tidak enak.
e. Halusinasi Perabaan
Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata.

4. Rentang Respons Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi


Respon Adaptif Respon Maladaptif

- Pikiran Logis - Kadang-kadang proses - Gangguan proses


- Persepsi akurat pikir terganggu pikir / waham
- Emosi Konsisten - Ilusi - Halusinasi
dengan pengalaman - Emosi Berlebihan / - Tidak mampu me-
- Perilaku cocok berkurang ngatasi emosi
- Hubungan sosial - Perilaku yang - Perilaku tidak
positif tidak biasa terorganisir
- menarik diri - Isolasi sosial
.
5. Mekanisme koping
Kaji mekanisme koping yang sering digunakan klien, meliputi :
 Regresi : menjadi malas beraktifitas sehari-hari
 Proyeksi : mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu
benda.
 Menarik Diri : sulit mempercayai orang lain dan dengan stimulus
internal
 Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.

Ketahui tentang halusinasi klien meliputi :


 Isi halusinasi yang dialami klien
 Waktu dan frekuensi halusinasi
 Situasi pencetus halusinasi
 Respon klien tentang halusinasinya

III. Pohon Masalah


A. Pohon Masalah
Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi :


Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


DS :
 Klien mengungkapkan, mendengar atau melihat obyek yang
mengancam
 Kklien mengungkapkan perasaan takut, cemas, dan khawatir
 Klien mengatakan melihat atau mendengar sesuatu
 Klien tidak mampu mengenal tempat, waktu, dan orang
 Klien mengatakan merasa kesepian
 Klien mengatakan tidak berguna
DO :
 Klien tampak tegang saat bercerita
 Klien tampak berbicara dan tertawa sendiri
 Mulut seperti bicara tapi tidak keluar suara
 Berhenti berbicara seolah melihat dan mendengar sesuatu
 Gerakan mata yang cepat
 Tidak tahan terhadap kontak mata yang lama
 Tidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih saat berbicara
 Tidak ada kontak mata
 Ekspresi wajah murung, sedih, tampak larut dalam pikiran dan ingatannya
sendiri, kurang aktifitas dan tidak komunikative

IV. Diagnosa keperawatan


Diagnosa yang muncul dari pohon masalah diatas adalah :
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
3. Isolasi sosial
4. Harga diri rendah.

V. Rencana Tindakan Keperawatan


Terlampir

Halusinasi Pasien Keluarga


SP I p SP I k
1. Membina hubungan saling percaya 1. Mendiskusikan masalah
2. Mengidentifikasi jenis halusinasi yang dirasakan keluarga
pasien dalam merawat pasien
3. Mengidentifikasi isi halusinasi 2. Menjelaskan pengertian,
pasien tanda dan gejala
4. Mengidentifikasi waktu halusinasi halusinasi, dan jenis
pasien halusinasi yang dialam
5. Mengidentifikasi frekuensi pasien beserta proses
halusinasi terjadinya
pasien 3. Menjelaskan cara-cara
6. Mengidentifikasi situasi yang merawat pasien
menimbulkan halusinasi halusinasi
7. Mengidentifikasi respons pasien
terhadap halusinasi
8. Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi SP II k
9. Menganjurkan pasien memasukkan 1. Melatih keluarga
cara menghardik halusinasi dalam mempraktekkan cara
jadwal kegiatan harian. merawat pasien
dengan Halusinasi
2. Melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien
Halusinasi.
SP III k
1. Membantu kelaurga
membuat jadwal
aktifitas di rumah
termasuk minum
SP II p obat [discharge
1. Mengvaluasi jadwal kegiatan planning]
harian pasien 2. Menjelaskan follow
2. Melatih pasien mengendalikan up pasien setelah
halusinasi dengan cara bercakap- pulang
cakap dengan orang lain
3. Menganjukan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.

SP III p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan melakukan
kegiatyan [kegiatan yang biasa
dilakukan pasien]
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara
teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

Daftar Pustaka

Townsend M. C, (1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri, Pedoman


untuk Pembuatan Rencana Keperawatan , Jakarta : EGC.

Anna Budi Keliat, SKp. (2000). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik
Diri, Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia..

Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan


Keluarga. Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses Interaksi (API).
Jakarta : fajar Interpratama.

Stuart and Sundeen, ”Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa”, alih bahasa Hapid AYS,
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

———–, (1998). Buku Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Penerapan Asuhan
Keperawatan pada Kasus di Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Direktorat Kesehatan
Jiwa Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Dep-Kes RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai