Anda di halaman 1dari 6

1.

Sunan Gresik

Maulana malik ibrahim merupakan salah satu Sunan yang ada di dalam Walisongo. Beliau
adalah putra dari Jamaluddin Akbar Al Husaini yang lahir pada awal abad ke 14. Hingga kini
nama ibu Sunan, masih belum diketahui. Istri beliau bernama Siti Fathimah yang merupakan
keturunan dari Raja Champa Dinast Azmatkhan 1. Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun
1419 Masehi dan dimakamkan di Kota Gresik, tepatnya di Desa Gapurosukolilo.

Maulana Malik Ibrahim memiliki karomah atau biasa dikenal dengan kemuliaan yang diberikan
Allah SWT. Karomah tersebut berupa beliau dapat menurunkan hujan lebat. Selain itu, beliau
juga pernah mengajarkan muridnya untuk menaklukkan atau mencegah perampok. Selain
karomah, Sunan memiliki karya dalam bidang kesenian dan juga pendidikan. Kemudian dalam
bidang pendidikan beliau mendirikan Pondok Pesantren yang berada di daerah Leran, Kota
Gresik.

2. Sunan Ampel

Nama asli Sunan Ampel yakni Raden Rahmat. Kemudian beliau mendapat gelar karena berasal
dari sebutan sunan yang berasal dari gelar kewaliannya, Sedangkan nama Ampel atau Ampel
Denta ini diambil dari tempat tinggalnya yang dekat Surabaya. Raden Rahmat dilahirkan pada
tahun 1401 Masehi, tepatnya yakni di Champa. Menurut beberapa sejarah, banyak para ahli yang
merasa kesulitan untuk menentukan Champa. Hal ini karena memang masih belum ada
pernyataan secara tertulis maupun prasasti yang menunjukkan Champa itu ada di Malaka atau
kerajaan Jawa.

Saifuddin Zuhri (1979) memiliki keyakinan bahwa Champa merupakan sebuah nama lain dari
Jeumpa dalam bahasa Aceh. Sehingga membuat Champa berada pada wilayah kerejaan Aceh.

3. Sunan Bonang

Raden Makhdum Ibrahim merupakan anak dari pasangan Raden Rahmat atau Sunan Ampel
dengan Nyai Ageng Manila, yang lahir pada 1465 Masehi. Beliau adalah cucu dari Sunan Gresik
atau Syekh Maulana Malik Ibrahim. Sehingga dapat ditarik silsilah merupakan keturunan Nabi
Muhammad SAW. Beliau juga merupakan seorang kakak dari Sunan Drajad atau Raden Qosim.
Pengetahuannya tentang Agama Islam sudah tidak perlu diragukan lagi.

Hal ini karena sejak kecil, Raden Makhdum Ibrahim telah diajarkan tentang ajaran Agama Islam
dengan disiplin dan juga tekun oleh Sunan Ampel yang merupakan ayah beliau. Untuk riyadhoh
atau berlatih menjadi seorang Walisongo, beliau harus melakukan perjalanan jauh ketika masih
berusia muda. Ketika usia Raden Makhdum Ibrahim menginjak remaja, beliau melakukan
penyeberangan ke Pasai, Aceh. Perjalanan ini untuk mendapatkan ajaran Agama Islam dari
Syekh Maulana Ishak dengan ditemani oleh Sunan Giri atau Raden Paku.
4. Sunan Drajat

nama asli Sunan Drajat yaitu Raden Qosim. Beliau lahir sekitar tahun 1470 M, dan merupakan
putra dari Sunan Ampel bersama Nyai Ageng Manila atau Dewi Condrowati.

Sunan Drajat merupakan anak kedua dari lima bersaudara, bersama dengan Sunan Bonang, Siti
Muntisiyah (istri dari Sunan Giri), Nyai Ageng Maloka (istri dari Raden Patah), dan istri dari
Sunan Kalijaga.

5. Sunan Kudus

Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan lahir pada tanggal 9 September 1400 M / 808 H diPalestina.
Anak dari Raden Usman Hajji atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Ngudung, seorang
panglima perang Kesultanan Demak Bintoro. Ayahnya merupakan putra dari Sultan di Palestina
yang bernama Sayyid Fadhal Ali Murtazha (Raja Pandita atau Raden Santri).

Kemudian berhijrah sampai ke Pulau Jawa dan tiba di Kesultanan Islam Demak lalu diangkat
menjadi panglima perang. Sunan Kudus belajar agama dengan ayahnya sendiri dan kepada Kyai
Telingsing serta Sunan Ampel.
6. Sunan Giri

Sunan Giri memiliki nama lain yaitu Raden Paku, Sultan Abdul Faqih, Joko Samudra, Prabu
Satmata, dan Raden Ainul Yaqin. Beliau merupakan putra dari pasangan Maulana Ishaq dan
Dewi Sekardadu. Ibu dari sang Sunan merupakan putri penguasa wilayah Blambangan pada
masa akhir Majapahit yang bernama Prabu Menak Sembuyu. Sang ibu juga dikenal sebagai
seorang mubaligh Islam yang berasal dari Asia Tengah. Saat beliau dilahirkan, terjadi wabah
penyakit yang berbahaya sehingga Prabu Menak Sembuyu meminta putrinya yaitu Dewi
Sekardadu untuk membuang bayinya ke Selat Bali. Hingga akhirnya, bayi tersebut ditemukan
oleh para pelaut dan dibawa ke kota Gresik.

7. Sunan Kalijaga

Nama aslinya adalah Joko Said yang dilahirkan sekitar tahun 1450 M. Ayahnya adalah Arya
Wilatikta, Adipati Tuban. Arya Wilatikta ini adalah keturunan dari pemberontak legendaris
Majapahit, Ronggolawe. Riwayat masyhur mengatakan bahwa Adipati Arya Wilatikta sudah
memeluk Islam sejak sebelum lahirnya Joko Said.
Namun sebagai Muslim, ia dikenal kejam dan sangat taklid kepada pemerintahan pusat
Majapahit yang menganut Agama Hindu. Ia menetapkan pajak tinggi kepada rakyat. Joko Said
muda yang tidak setuju pada segala kebijakan Ayahnya sebagai Adipati sering membangkang
pada kebijakan-kebijakan ayahnya.

8. Sunan Muria

Raden Umar Said atau yang lebih terkenal dengan nama Sunan Muria. Beliau merupakan putra
dari Sunan Kalijaga dan menjadi anggota wali songo termuda dari pada yang lainnya. Adapun
asal usul nama Sunan Muria karena beliau tumbuh dan bermukim di bukit Puncak Colo, Gunung
Muria, sebelah utara Kota Kudus.

Sebagai putra dari Sunan Kalijaga, wajar jika beliau dekat dengan ilmu agama Islam. Beliau
memanfaatkan pengetahuannya tentang kesenian sebagai sarana dakwah yang efektif. Jiwa seni
Sunan Muria inilah yang membuatnya mahir bermain gamelan, wayang, hingga menciptakan
lagu yang diselipi nilai-nilai Islam.

9. Sunan Gunung Jati


Sunan gunung jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin putra Ali
Nurul Alam Syekh Husain Jamaluddin Akbar, Beliau dilahirkan pada Tahun 1448 Masehi. Dari
pihak ibu, ia masih keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri
Baduga Maharaja.

Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang
sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana
Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten.

Anda mungkin juga menyukai