Anda di halaman 1dari 10

p- ISSN : 2407 – 1846

TS - 020 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

STUDI DESAIN PERENCANAAN PERKERASAN


SISI UDARA BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP

Kurniawan
Teknik Sipil,Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal, Jakarta
curniawans@gmail.com

Abstrak
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cilacap mengalami peningkatan setiap
tahunnya.Hampir semua sektor mengalami pertumbuhan, seperti sektor industri dan
perdagangan, pariwisata serta investasi. Peningkatan dan pertumbuhan ekonomi tersebut
bisa digunakan untuk dasar melakukan pembenahan sarana dan prasarana di Kabupaten
Cilacap, salah satunya adalah Bandar Udara Tunggul wulung.Penulis menggunakan
SKEP/IV/2005 dan standar aturan Federation Aviation Administration (FAA) sebagai
dasar perencanaan sisi udara bandara. Perencanaan sisi udara ini, menyesuaikan dengan
pertumbuhan penumpang untuk 20 tahun mendatang. Dari hasil analisis, jenis pesawat
rencana yang akan digunakan untuk pengembangan 20 tahun mendatang adalah ATR 72-
600.Kebutuhan geometrik sisi udara adalah panjang runway 1500 m dengan lebar 30
m,taxiway dengan lebar 15 , dan apron dengan panjang 95 m dan lebar 45m. Kebutuhan
perkerasan lentur sisi udara yaitu untuk bagian runway dan taxiway adalah lapisan
surface setebal 4 inch, lapisan base course setebal 6 inch, dan lapisan sub base setebal 6
inch. Sedangkan Kebutuhan perkerasan kaku sisi udara yaitu untuk bagian apron adalah
lapisan surface setebal 4 inch, slab beton setebal 8,2 inch dan tebal lapisan sub base
setebal 6 inch.
Kata kunci : Bandara Tunggul Wulung, Perkerasan, Desain Sisi Udara

1. LATAR BELAKANG penumpang yang lebih banyak, karena sampai


saat ini hanya bisa didarati pesawat untuk jenis
Dengan didukung letak geografis dan
penerbangan perintis.Oleh karena itu dalam
potensi sumber daya yang ada tidak heran jika
rangka rencana pengembangan Bandara
pertumbuhan ekonomi kabupaten Cilacap ini
Tunggul Wulung saat ini luas Bandara adalah
dari tahun ke tahun terus mengalami
32,4 ha dari rencana kebutuhan pengembangan
peningkatan.
bandara sekitar 119 ha.Panjang landasan
Adapun upaya dari pemerintah dalam
hanya 1.130 meter dengan lebar 23
meningkatkan daya tarik dan daya saing kota
meter,Sedangkan rencana pengembangan
Cilacap ini, juga perlu diimbangi dengan
landasan akan diperpanjang menjadi 1.600
pembenahan sarana maupun prasarana yang
meter dengan lebar 30 meter.
ada. Peningkatan fasilitas tersebut salah
Dengan demikian pemerintah Kabupaten
satunya pada mode transportasi
Cilacap akan merencanakan pengembangan
udara.Kabupaten kota Cilacap memiliki satu
sarana dan prasana bandar udara Tunggul
bandar udara bernama bandar udara Tunggul
Wulung,dengan tujuan menaikan kelas bandara
Wulung. Mengingat kabupaten Cilacap
dan dengan hal tersebut diharapkan bandar
merupakan salah satu dari 4 kabupaten yang
udara ini nantinya bisa melayani rute
memiliki fasilitas bandar udara di Provinsi
penerbangan yang lebih besar yang biasanya
Jawa tengah, tentunya peluang untuk bisa
hanya mampu melayani penerbangan pesawat
meningkatkan pendapatan daerah lewat bidang
perintis menjadi bisa melayani penerbangan
pariwisata dan sektor investasi ini menjadi
domestik umum.
semakin besar.
Tapi untuk saat ini hal itu terkendala
dengan masih kurang memadainya bandar
udara Tunggul Wulung untuk bisa didarati oleh
jenis pesawat yang memiliki kapasitas

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 020 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

2. RUMUSAN MASALAH 2. Data yang digunakan dalam analisis


merupakan data sekunder berupa
Beberapa permasalahan yang akan
spesifikasi Bandar Udara Tunggul
ditinjau dalam penelitian ini adalah sebagai
Wulung Cilacap yang diperoleh dari PT.
berikut :
Angkasa Pura II dan tidak melakukan
1. Bagaimana konstruksi perkerasan sisi udara
pengukuran langsung di lapangan.
(runway,taxiway dan apron) existing ?
3. Metode yang digunakan mengacu
2. Bagaimana desain perkerasan bandara yang
kepada Manual Of Standard (MOS)
di butuhkan untuk pengembangan
yang di keluarkan oleh Kementrian
3. Berapa tebal perkerasan sisi udara (runway,
Perhubungan.
taxiway dan apron) untuk rencana 20 tahun
4. Hanya menganalisis desain perkerasan
mendatang ?
Runway,Taxiway,dan Apron.
Tabel 2.1.
5. Pesawat paling besar yang akan di
Kode Referensi Aerodrome[14
rencanakan adalah pesawat jenis ATR-
Kode ReferensiAerodrome 72
Kode elemen 1 Kode elemen2
Lebar 5. TINJAUAN PUSTAKA
Panjang Dalam perencanaan Bandar udara ini
Lebar jarak
No Landas Huruf harus mengacu dan berdasarkan peraturan
Sayap roda
Pacu yang sudah ditentukan dalam rencana
utama
induk/masterplan secara keseluruhan sudah
sesuai dengan peraturan/pedoman yang terkait
1 < 800 m A < 15 m < 4.5 m dengan perencanaan Bandar udara seperti
Undang-undang No 15 tahun 1992
4.5 m tentangPenerbangan dan PP No. 70 tahun 2001
800 m dan 15 m dan tentang Kebandarudraan, Keputusan Menteri
2 B dan < 6
< 1.200 m < 24 m Perhubungan Nomor 48tahun 2002 tentang
m
1.200 m Penyelenggaraan Bandar Udara
24 m dan 6 m dan
3 dan C Umum,Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
< 36 m <9m
< 1.800 m 2001 tentangKeamanan dan Keselamatan
36 m dan 9 m dan Penerbangan, Federal AviationAdministration
D
< 52m < 14 m (FAA), International Civil
52 m dan 9 m dan AviationOrganitation (ICAO), dan beberapa
E
4 > 1.800 m < 65 m < 14 m pedoman yang terkait lainnya.
Pengembangan yang dilakukan pada
65 m dan 14 m dan
F suatu bandar udara didasarkan peramalan
< 80 m < 16 m
jumlah permintaan pada angkutan udara.
Menurut Basuki (1986) bahwa peramalan
3. TUJUAN tersebut mencakup jumlah penumpang, jenis
Adapun tujuan yang ingin dicapai pesawat ,barang dan pos.
dalam perencanaan sisi udara pada bandar Peramalan ini bisa dibagi 3 menurut jangka
udara Tunggul Wulung Cilacap ini adalah waktunya, yaitu :
untuk mengetahui tebal perkerasan sisi udara a. Ramalan jangka pendek sekitar 5 tahun
(runway, taxiway dan apron) untuk rencana b. Ramalan jangka menengah sekitar 10 tahun
pengembangan 20 tahun mendatang. c. Ramalan jangka panjang sekitar 20 tahun
Perkerasan adalah suatu struktur yang
4. BATASAN MASALAH tersusun dari beberapa lapisan dengan
kekerasan yang berbeda dan daya dukung yang
Dalam melakukan penelitian di Bandar berbeda pula.Terdapat 2 jenis tipe perkerasan,
Udara Tunggul Wulung Cilacap ditetapkan yang pertama adalah perkerasan lentur yang
berbagai batasan sebagai berikut : dibuat dari campuran aspal dengan agregat dan
1. Lokasi penelitian adalah Bandar Udara dihamparkan diatas permukaan material
Tunggul Wulung Cilacap granular yang bermutu tinggi. Sedangkan yang
kedua adalah perkerasan rigid yang dibuat

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 020 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

menggunakan slab – slab beton (Portland 𝑀𝑅 =P.L/B.D2........................ (2)


Cement Concrete). Dimana :
Perkerasan memiliki fungsi sebagai MR = Modulus of rupture atau kuat
tumpuan yang rata, permukaan yang rata bengkok (MN/m2)
menyebabkan pesawat bisa berjalan dengan P = Beban max. yang menghasilkan
nyaman.Perencanaan struktural dalam suatu keruntuhan (MN atau lb)
perencanaan bandar udara ini adalah L =Panjang batang antara dua tumpuan (m
menentukan tebal lapisan – lapisan perkerasan atau inch )
lentur (flexible pavement) yang terdiri dari B = lebar batang
lapisan surface coarse, base coarse dan sub D = Tebal batang
base coarse. Dari data yang ada kita dapat mencari
Pada saat menentukan ketebalan lapis kebutuhan perkerasan sisi udara Bandara
perkerasan, hal yang harus dilakukan adalah Tunggul Wulung untuk 20 tahun kedepannya
menentukan pesawat rencananya.Pesawat dengan metode FAA.
rencana yang dimaksudkan adalah pesawat
yang menghasilkan beban terbesar. Di dalam 6. PEMBAHASAN
rancangan lalu lintas pesawat, perkerasan
harus juga dapat melayani berbagai macam START
jenis pesawat yang memiliki jenis roda
pendaratan dan beratnya yang berbeda – beda.
Oleh karena itu, pengaruh dari berbagai jenis PERSIAPAN
model lalu lintas harus dikonversikan ke dalam
“pesawat rencana” dengan Equivalent Annual STUDI PUSTAKA
Departure.[1] Maka, rumus konversinya
sebagai berikut ini :
PENGUMPULAN DATA
𝐿𝑜𝑔𝑅1 = (𝐿𝑜𝑔𝑅2) × (𝑊2:𝑊1) 0,5........... (1) 1.Layout bandara
Dimana : 2.Data tanah dasar
R1 = Equivalent annual departure pesawat 3.Data penumpang dan lalu lintas pesawat
rencana 4.Data geometrik
R2 = Annual departure pesawat – pesawat 5.Data tipe pesawat
campuran
W1 = Beban roda dari pesawat rencana
W2 = Beban roda dari pesawat – pesawat yang DATA
ditanyakan SESUAI
Tebal perkerasan total didapatkan dengan
cara memplotkan data- data penyelidikan tanah ANALISA DATA SEKUNDER
yang berupa data CBR (California Bearing
Ratio) pada lapisan subgrade dan nilai dari PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG
perhitungan Equivalen Annual Departure pada DAN LALU LINTAS PESAWAT UNTUK
grafik yang sudah disediakan.Grafik – grafik 20 TAHUN KEDEPAN
yang ada pada perencanaan perkerasan dengan
menggunakan metode FAA dapat
menunjukkan perkerasan total yang PERENCANAAN PERKERASAN
UNTUK 20 TAHUN KEDEPAN
dibutuhkan.
Kelenturan perkerasan kaku di akibatkan
oleh beban roda pesawat yang nantinya KESIMPULAN DAN SARAN
menghasilkan tegangan tekan dan tegangan
bengkok. Tegangan yang dihasilkan oleh
tegangan bengkok terkadang bisa melebihi 0,5 FINISH
dari tegangan tekan. Hal ini juga yang lebih
berpengaruh untuk ketebalan beton yang akan
direncanakan. Flexure strength ini didapat dari Gambar 3.1 Flow chart proses
tes modulus keruntuhan dengan rumus

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 020 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

6.1 Existing Geometrik Fasilitas Sisi Udara maka ketebalan dan desain dari perkerasan
Bandara masing masing bagian dirancang berbeda.
Evaluasi kondisi existing sangatlah
penting untuk mengetahui kondisi yang Landas Pacu ( runway)
ada saat ini dari bandara Tunggul wulung. Dan untuk bagian perkerasan landas
Evaluasi yang akan dilakukan pada kondisi pacu ( runway ) menggunakan material sirtu
exisiting bandara Tunggul wulung meliputi (pasirdan batu) sebagai material penyusun
kondisi geometrik dan perkerasan fasilitas lapisan dasar (subbase coarse) dengan CBR ≥
sisi udara bandara yang meliputi Landas 30%, sedangkan untuk lapisan tengahnya
Pacu (runway), landas penghubung (basecoarse) menggunakan material penyusun
(taxiway) dan pelataran parkir pesawat berupa batu pecah dengan CBR ≥ 80% dan
(apron).Saat ini pesawat kritis yang dapat material Asphalt Concrete (AC) dan Asphalt
ditampung oleh Bandara Tunggul wulung Treated Base (ATB) sebagai penyusun lapisan
Cilacap adalah pesawat jenis Twin Otter atas(surface) dari perkerasan landas pacu
DHC 06.Dengan spesifikasi sebagai tersebut.
berikut :
a. Panjang pesawat : 15.77 m Landas Penghubung ( taxiway )
b. Wingspan : 19.8 m Dan untuk bagian perkerasan landas
c. MTOW : 12.500 lb (5.670 kg) penghubung (taxiway) menggunakan material
d. MLW : 12.300 lb (5.579 kg) sirtu (pasir dan batu) sebagai material
e. Maks. Speed : 170 konts (314 km/h) penyusun lapisan dasar (subbase coarse)
dengan CBR ≥ 30%, sedangkan untuk lapisan
Runway tengahnya (base coarse) menggunakan material
.Panjang runway (ARFL) yang penyusun berupa batu pecah dengan CBR ≥
dibutuhkan pesawat pesawat jenis DHC 06 80% dan material Asphalt Concrete (AC)
untuk melakukan take-off yaitu sepanjang 923 danAsphalt Treated Base (ATB) sebagai
m sedangkan panjang runway bandara saat ini penyusun lapisan atas(surface) dari perkerasan
adalah 930 m dengan lebar 26 m. landas pacu tersebut. Untuk detail tebal
perkerasan taxiway ini sama dengan
Taxiway perkerasan runway
Menurut SKEP 77 – IV – 2005 Bagian
yang lurus dari taxiway harus dilengkapi Pelataran Parkir Pesawat ( apron)
dengan bahu dengan luasan simetris pada Existing Apron dari Bandara Tunggul
setiap sisinya, untuk itu lebar minimum bahu wulung saat ini seperti yang telah diketahui
taxiway pada bagian lurus untuk kode huruf B dari penjelasan keadaan geometrik bandara
adalah 25 m. diatas berdasarkan spesifikasi pesawat jenis
Twin otter DHC 06 yaitu 50 m x 50 m.Untuk
Apron pelataran parkir pesawat (apron) menggunakan
Ukuran atau dimensi apron material sirtu (pasir dan batu) sebagai material
dipengaruhi oleh jenis pesawat yang akan penyusun lapisan dasar(subbase coarse)
menggunakan fasilitas di bandara tersebut. dengan CBR ≥ 30%, sedangkan untuk lapisan
Untuk kondisi eksisting apron di Bandara tengahnya (base coarse) menggunakan material
Tunggul wulung ini adalah 100 x 50 m. penyusun berupa batu pecah dengan CBR ≥
80% dan material Asphalt Concrete (AC) dan
6.2 Eksisting Perkerasan Fasilitas Sisi Asphalt Treated Base (ATB) sebagai penyusun
Udara Bandara lapisan atas (surface) dari perkerasan landas
Pada Bandara Tunggul wulung jenis pacu tersebut.
perkerasan yang digunakan saat ini pada sisi Untuk dasar pemilihan pesawat
udara andara Tunggul wulung ini berjenis rencana yang akan digunakan dalam
perkerasan lentur, baik pada landas pacu perencanaan ini menggunakan perhitungan
(runway), landas penghubung demand yang berdasarkan Load factor.
(taxiway),maupun pelataran parkir pesawat Apabila Load factor penumpang sudah
(apron).Tetapi karena kebutuhan ketahanan mencapai 70% maka bisa menggunakan
terhadap beban yang akan diterima berbeda pesawat yang lebih besar.Adapun analisa

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 020 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

demand adalah dengan menghitung kapasitas


pesawat berdasarkan jadwal keberangkatan Spesifikasi Pesawat
pesawat selama setahun,Dengan kapasitas Pesawat yang akan menjadipesawat
pesawat yang ada saat ini yaitu pesawat rencana dalam perencanaan ini menggunakan
Beechraft yang mampu menampung kapasitas pesawat ATR 72 – 600.Pesawat ini dipilih
penumpang sampai 15 orang dengan jadwal sebagai pesawat rencana dikarenakan pesawat
keberangkatan 6 kali dalam seminggu dan jenis ini paling banyak digunakan dan dipilih
pesawat DHC 06 yang mampu menampung banyak perusahan maskapai penerbangan yang
penumpang hinnga 19 orang dengan jadwal melayani jalur penerbangan domestik seperti
keberangkatan 1 kali dalam Air Asia,City link,Batik Air,Lion Air dan
seminggu.sedangkan dalam setahun ada 52 masih banyak lagi.
minggu. Adapun spesifikasi dari Pesawat ATR
Maka kapasitas dapat dihitung dengan rumus 72-600 adalah sebagai berikut :
sebagai berikut : Jenis pesawat : ATR 72 – 600
Kapasitas = n x jumlah keberangkatan Panjang : 27.050 m
selama setahun Lebar sayap : 27.166 m
Kapasitas Bechraft = (15 x 6) x 52 = 4680 Tinggi : 7,65 m
Kapasitas DHC 06 = (19 x 1) x 52 = 988 Wheelbase (m) : 10,77 m
Setelah menghitung kapasitas dapat Wheel track (m) : 4,10 m
dilanjutkan dengan perhitungan Load factor MTOW (kg) : 22.800 kg
sebagai berikut : Max landing weight (kg): 22.350 kg
Load factor =𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ Max zero fuel weight (g) : 20.800 kg
:𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 Operating empaty weight : 13.311 kg
Jadi load faktor pada tahun 2017 = 1628 : Max payload (kg) : 7.500 kg
(4680 + 988) = 0,29 Max fuel weight (kg) : 5.000 kg
FAR T-O distance (m) : 1.333 m
Penentuan Pesawat Rencana FAR Landing distance (m) : 1.067 m
Berdasarkan perhitungan yang sudah
dilakukan di atas didapatkan hasil Load faktor 6.3 Rencana Pengembangan Geometrik
mencapai 70% pada tahun 2029. Hal ini terjadi Bandara
masih dalam cakupan tahun perencanaan yang
ditetapkan, makadari itu pergantian pesawat Runway
dengan jumlah penumpang yang lebih banyak Panjang runway dipengaruhi oleh
bisa dilakukan.Yaitu yang pada awalnya keadaan lingkungan bandara.Berikut analisa
bandara ini hanya mammpu menampung beberapa faktor terkait dengan lingkungan.
pesawat kritis peswat jenis DHC 6 akan Panjang take off (ARFL) = 1333 m.
direncanakan untuk dapat menampung dan Setelah panjang landas pacu
melayani operasi dari pesawat yang lebih besar dikonversi ke ARFL seperti di atas dengan
kapasitasnya yaitu ATR 72. koreksi yang ditentukan, akan dikontrol
kembali dengan menggunakan Aerodrome
Rencana Pengembangan Geometrik Reference Code (ARC) agar bisa
Bandara mempermudah membaca hubungan antara
Disini pesawat yang akan beberapa spesifikasi pesawat terbang yang
direncanakan sebagai pesawat kritis yang dapat sudah ada dengan berbagai karakteristik
ditampung Bandara Tunggul Wulung spesifikasi bandar udara.
kedepannya adalah pesawat ATR 72.Kita akan Bandara Tunggul Wulung saat ini
mengevaluasi tentang spesifikasi,dimensi,dan memiliki panjang runway 930 m yang itu
custom beban dari pesawat ATR 72 untuk berarti runway bandara ini belum memenuhi
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan syarat berdasarkan ICAO untuk melayani
desain geometrik dan desain perkerasan dari pesawat jenis ATR 72.Dan karena runway
bandara yang akan dikembangkan ini agar yang dibutuhkan Bandara Tunggul wulung
mampu memenuhi kebutuhan dari pergerakan untuk dapat menampung pesawat rencana
pesawat tersebut dan sesuai standar yang telah adalah minimal 1.336,16 m maka runway
di tentukan. tersebut akan termasuk kedalam golongan 3

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 020 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

berdasarkan tabel ARC lalu faktor lebar Runway


pesawat kritis rencana yaitu 27,16 m Perkerasan runway menggunakan
menjadikan runway bandara ini masuk pada metode FAA (Federal Aviation
klasifikasi kode 3 C berdasarkan tabel ARC Administration) untuk menghitung tebal
oleh karena itu berdasarkan tabel tersebut lebar perkerasannya, dengan menggunakan acuan
runway minimal yang direkomendasikan pesawat rencana ATR 72-600. Pesawat ATR
adalah 30m. 72-600 yang memiliki MTOW (Maximum
Taxiway Take Off Weights) sebesar 22,800kg dan MLW
(Maximum Landing Weight) sebesar 22,350
Landas penghubung (taxiway) adalah kg.Berikut ini akan di jabarkan mengenai
akses yang menghubungkan antara landas pacu langkah perhitungan perkerasan runway.
dan pelataran parkir pesawat. Dengan pesawat Dalam kondisi saat ini, penerbangan
rencana menggunakan pesawat ATR 72 -600 Jakarta - Cilacap menggunakan jenis pesawat
dengan spesifikasi pesawat sebagai berikut : Twin otter DHC6 dengan kapasitas tempat
Untuk dimensi dari taiway ini duduk 19 orang akan direncanakan diganti
berdasarkan pada SKEP 77 – IV –2005 yang dengan pesawat ATR 72 yang memiliki
menyatakan bahwa dimensi taxiway kapasitas yang lebih besar.Berikut adalah
berdasarkan kodehuruf C didapatkan nilai perencanaan perhitungan annual departure
lebar taxiway sebesar 15 m dan jarak bebas dengan menggunakan pesawat pada ATR 72.
minimum dari sisi terluar roda utama dengan - Jenis pesawat = ATR 72-600
tepi taxiwaysebesar 3 m. - Kapasitas tempat duduk= 70 kursi
Menurut SKEP 77 – IV – 2005 Bagian - Σ keberangkatan = 2x seminggu
yang lurus dari taxiwayharus dilengkapi - Σ keberangkatan per tahun = 2 x 52
dengan bahu dengan luasan simetris pada minggu = 104 penerbangan/tahun
setiapsisinya, untuk itu lebar minimum bahu
Kemudian mengkonversi pesawat rencana
taxiway pada bagian lurusuntuk kode huruf C
menjadi ekuivalen annual departure dengan
adalah 25 m.
rumus sebagai berikut :
log R1 = log R2 ( W2 : W1 )0,5
Apron
R2 = annual departure x faktor konversi
Untuk dimensi Apron berpedoman
= 431 x 1
pada tabel SKEP 77 – VI –2005 untuk
= 431
golongan pesawat dengan code ARC III
W2 = (0,95/4) x 23000 = 5462.5
didapatkan hasil sebagai berikut :
W1 = 5462.5
Dimensi untuk satu pesawat ATR 72 :
logR1 = log 431 × (5462,5 : 5462,5) 0,5
a. Tipe nose open
log R1 = 2,634
-Panjang = 95 m
R1 = 10 2,634
-Lebar = 45 m
= 430,526 = 431 (dibulatkan)
b. Cleareance antar pesawat dengan pesawat di
apron sejarak 4,5 m
Berdasar perhitungan-perhitungan
Jadi jarak aman untuk satu pesawat
yang telah dilakukan, maka didapat data
ATR 72 adalah 100 x 50.Jika di hitung setelah
sebagai berikut :
menambahkan dimensi apron rencana terhadap
1. Total annual departure = 431
dimensi apron saat ini yaitu 100 x 50 dengan
2. Jenis pesawat = dual wheel gear
tipe apron rencana tipe open dengang jalur
3. CBR subgrade = 6 % (apabila < 6% perlu
parkir pararel .Dan di tambah untuk keperluan
adanya perbaikan tanah dasar)
terminal dengan dimensi 15 x 75 maka akan di
4. CBR Sub base = 25 %
butuhkan penambahan pada lebar sebesar 65 m
5. Berat kotor pesawat = 22.800 kg = 50.265
dan rencana dimensi apron Bandara Tunggul
lb
wulung menjadi 100 x 115 m.
Tebal perkerasan total dapat dihitung
dengan menggunakan gambar kurva rencana
perkerasan flexible untuk Dual Wheel
Gear.Dengan cara menarik nilai CBR sub
6.4 Perencenaan Perkerasan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 020 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

grade 6%.Beban pesawat kotor ATR 72 yaitu adanya cek terhadap tebal minimum base
50.065 lb. course yang diperoleh, apakah sudah
Kemudian direncanakan berdasarkan memenuhi syarat yang di tentukan atau
peramalan yang sudah diperhitungkan akan tidak dengan grafik FAA berikut.
memiliki total annual departure 431 dan oleh
karena itu kita dapat menggunakan angka
minimum annual departure yang ada di grafik
yaitu 1200.Dengan data yang sudah tersedia
maka kita dapat menghitung total tebal
perkerasan minimum yang harus dimiliki
Bandara Tunggul Wulung untuk dapat
menerima dan melayani pesawat Atr 72
dengan grafik FAA berikut.

Gambar 4.4
Grafik Tebal Minimum Base Course

Kita dapat mencari tebal minimum base


course dengan grafik di atas dengan cara kita
perlu menarik garis dari sebelah kiri grafik
yaitu dari indikator tebal total perkerasan
dimana tebal perkerasan total yang kita
butuhkan adalah 15 inch lalu kita tarik hingga
memotong garis indikator CBR subgrade yaitu
6% lalu kita tarik kebawah untuk menemukan
tebal minimum base course yang di butuhkan.
Dari hasil tersebut diperoleh :
a. Tebal base minimu = 6 inchi (15,2 cm ≈
15 cm)
b. Tebal subbase = 40 - 10 - 15 = 15 cm
Ganbar 4.3 Grafik Rencana Tebal Lapisan
Tebal minimum masing-masing lapisan
Surface dan Basecourse
yang di butuhkan untuk perkerasan runway
Bandara Tunggul Wulung untuk 20 tahun
Berdasarkan hasil perhitungan tebal
mendatang adalah :
total perkerasan di atas, maka didapatkan tebal
1. Lapisan surface = 4 inchi atau 10 cm
perkerasan :
2. Lapisan subbase = 6 inchi atau 15 cm
a. Total Subbase course
3. Lapisan basecourse = 6 inchi atau 15 cm
- CBR Subbase = 25%
Tebal yang tertulis tersebut adalah tebal
- Total base dan surface = 4,1 inch
minimum yang di butuhkan.
(10,414 cm)
Taxiway
- Tebal surface = 4 inch (10 cm)
Untuk perkerasan sendiri menurut
- Tebal base course = 4,1 - 4 inch =
SKEP 77-IV-2005 kekuatan dan ketebalan
0,1 inch (2,52 cm)
perkerasan taxiway sama dengan kekuatan dan
b. Tebal base course minimum
ketebalan dari perkerasan landas pacu
Dari tebal total perkerasan = 15
(runway). Adapun hasil yang didapatkan dari
inch (38,1 cm ≈ 40 cm) di dapatkan nilai
perhitungan perkerasan landas pacu adalah
base course minimum 0,1 inchi.Karena
sebaga iberikut :
nilai yang di dapat terlalu kecil maka perlu
a. CBR subgrade = 6%

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 020 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

b. CBR sub base = 25 % Grafik Nilai Modulus Untuk Subbase


c. Tebal surface = 4 inch untuk daerah Dari grafik di atas kita dapat mencari
kritis dan 3 inch untuk non kritis nilai modulus lapisan subbase sebesar 150
d. Tebal base course = 6 inch = 15 cm psi.Selanjutnya menentukan nilai tebal slab
e. Tebal sub base = 6 inch = 15 cm beton menggunakan nilaiconcrete flexural
strength (MR).
Rumus nilai concrete flextural strength adalah
Apron
= 𝑘 × √𝑓𝑐′
Untuk menghitung perkerasan apron
Dimana :
langkah pertama yangdilakukan adalah
k = nilai konstanta = 8
mengkonversi pesawat rencana
Fc’= kuat tekan beton (psi)
menjadiekuivalen annual departure dengan
Maka,
rumus sebagai berikut:
Kuat tekan beton K-400 = 400 kg/cm3
- 𝑙𝑜𝑔𝑅1 = 𝑙𝑜𝑔𝑅2 × (𝑊2 :𝑊1)0,5
= 400 x 14,22 lb/in2
- R2 = annual departure x faktor
= 5688 psi
konversi
Nilai concrete flexural strength (MR) adalah
- = 431 x 1= 431
sebagai berikut:
- W2 = (0,95/4) x 23000 = 5462.5
MR = 8 × √5688 ( 8 = nilai
- W1 = 5462.5
- konstanta pengali )
𝑙𝑜𝑔𝑅1 = log 431 × (5462.5 :5462.5)0,5
MR = 603,35 psi
= 2.634
- Setelah mendapatkan nilai concrete
R1 = 10 2,634 = 430,526 = 431
flexural strength (MR) sebesar 603,35. Untuk
(dibulatkan)
subbase ini direncanakan menggunakan jenis
Adapun data penunjang dalam material berjenis agregat, berdasarkan hasil
perhitungan tebal perkerasan untuk apron dan jenis kemudian diplotkan pada grafik
adalah sebagai berikut : yang ada.
- Jenis tanah = liquid limit (CL)
- CBR subgrade = 6 %
- Subgrade modulus (k) = 100 pci
- Mutu beton = k 400
Direncanakan tebal lapisan perkerasan
subbase di bagian apron adalah 6 inchi,tapi
untuk menghitung tebal perkerasan subbase di
bagian apron ini kita terlebih dahulu mencari
nilai modulus subbase.Untuk menentukan nilai
modulus subbase kita dapat mencari dengan
menggunakan Grafik 4.10 Nilai Modulus
Untuk Sub Base di bawah ini :

Gambar 4.6
Grafik Tebal Slab Beton Apron
Setelah mendapatkan nilai concrete
flexural strength (MR) sebesar 603,35. Untuk
subbase ini direncanakan menggunakan jenis
material berjenis agregat, berdasarkan hasil
dan jenis kemudian diplotkan pada grafik yang
ada.
Dari grafik di atas kita dapat mencari
berapa tebal slab beton minimum yang
Gambar 4.5 diperlukan untuk perkerasan apron yaitu

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 020 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

dengan menarik garis dari titik indicator - 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎n = 0,25 ≈ 1 buah
flextural strength yang sudah kita ketahui yaitu - Dengan jarak tulangan = 1000/1 = 1000 mm
sebesar 600 psi ke kanan hingga memotong
7. Kesimpulan
garis indikator nilai modulus subbase yaitu 150
Berdasarkan hasil dari analisa studi
lalu ditarik kebawah hingga memotong
perencanaan geometrik danperkerasan sisi
indikator MTOW sebesar 50.000 lb kemudian
udara bandar udara Tunggul Wulung Cilacap
kita tarik kekanan untuk menemukan tebal slab
yangsudah dilakukan diperolehlah kesimpulan
beton minimum yang di butuhkan kita dapat
sebagai berikut :
melihat hasilnya pada baris yang menunjukan
1. Dari analisa kondisi geometrik eksisting
kisaran annual departure 1.200 dan didapatkan
pada sisi udara Bandara Tunggul Wulung
tebal slab beton minimal yaitu 8 inchi = 20,32
yang sudah dilakukan diperolehlah
cm.
kesimpulan bahwa untuk perencanaan
kebutuhan bandara 20 tahun mendatang
Perencanaan Tulangan
keadaan eksisting bandara saat ini sudah
Setelah mendapatkan tebal slab beton
tidak memenuhi syarat, hal ini dikarenakan
yang dicari dilanjutkandengan perhitungan
kebutuhan pesawat rencana yang berjenis
tulangan untuk slab beton yang
ATR 72 - 600 memiliki dimensi yang lebih
direncanakan.Dari data yang ada seperti
besar dari pesawat kritis sebelumnya yang
tersebut di bawah ini kita dapat mencari
berjenis Twin otter DHC 6 dan Beechraft
kebutuhan penulangan yang di perlukan untuk
yang saat ini masih beroperasi di bandara
perencanaan perkerasan apron Bandara
Tunggul Wulung.
Tunggul Wulung untuk 20 tahun kedepannya.
- Tebal slab beton = 8 inch = 203,2mm
2. Dari analisa kondisi perkerasan eksisting
- Joint spacing longitudinal = 15 𝑓𝑡
sisi udara yang dilakukan diperolehlah
- Joint spacing transversal = 15 𝑓𝑡
kesimpulan bahwa untuk perencanaan
kebutuhan Bandara Tunggul Wulung 20
Perencanaan dowel meliputi diameter, tahun mendatang kondisi eksisting
panjang, dan spasi yang nantinya didapatkan perkerasan sisi udara bandara saat ini sudah
berdasarkan tebal slab beton yang akan tidak memenuhi syarat, hal ini dikarenakan
dicocokkan dengan tabel mengenai dowel pesawat rencana yang berjenis ATR 72 -
berikut ini: 600 memiliki bobot atau berat yang lebih
besar dari pesawat sebelumnya yang
Dari tabel di atas untuk tebal slab berjenis Twin otter DHC 06 dan Beechraft
beton = 8 inchi didapatkan hasi lseperti berikut yang saat ini masih beroperasi di bandara
: Tunggul Wulung sehinnga perkerasan
a. Diameter dowel = 1 in = 25 mm bandara harus memiliki daya dukung yang
b. Panjang dowel = 19 in = 480 mm lebih untuk mengakomodasi kebutuhan
c. Spasi dowel = 12 in = 305 mm pesawat rencana tersebut.
3. Dari hasil analisa perencanaan geometrik
Digunakan tulangan tipe A615 drage 40
sisi udara untuk 20 tahun mendatang
dengan nilai fs = 27000 MN/m2
dengan pengaplikasian pesawat rencana
berjenis ATR 72 – 600 diperoleh hasil
B. Menghitung As tulangan
berikut.Untuk geometrik landas pacu
Perhitungan As menggunakan rumus
(runway) bandara Tunggul Wulung akan
sebagai berikut :
direncanakan memiliki Panjang runway
- 𝐴𝑠 = (3,7 × 𝐿√𝐿 × 𝑡) : 𝑓𝑠
1500 m,Lebar runway 30 m,Kemiringan
𝐴𝑠 = (3,7 × 15𝑓𝑡 √15𝑓𝑡 × 8,2) :
memanjang efektif 1 % ,Kemiringan
27000
memanjang maks 1,5 % , Kemiringan
𝐴𝑠 = 0,0277
melintang 2 % , Kemiringan melintang
- Digunakan diameter 0,375 in atau D-10
bahu 2,5 % . Untuk geometrik landas
- As pasang = 0,11 inchi
penghubung (taxiway) bandara
- As perlu = 0,0277 inchi
direncanakan akan memiliki Panjang
- 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛= 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 : 𝐴𝑠 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 taxiway 150 m,Lebar taxiway 15 m,Bahu
- 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 0,0277 : 0,11

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 9


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 020 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

taxiway 25 m,Kemiringan memanjang 1,5 Andrew, Tri dan Ruslan. 2015. Studi
%,Kemiringan melintang 1,5 %,c. Pengembangan Sisi Udara Bandar
Untuk geometrik pelataran parkir Udara Mali Kabupaten Alor Untuk
pesawat (apron) bandara direncanakan Jenis Pesawat Boeing 737-200.
akan memiliki Jenis apron ,Panjang apron Kupang: Jurnal Teknik Sipil
95 m,Lebar apron 45 m , Cleareance antar Universitas Nusa Cendana. Vol. IV,
pesawat 4,5 m , kemiringan maksimum ≤ No. 2: 231-244.
1%. Hubud.dephub.go.id/bandara
4. Dari hasil analisa perencanaan 20 tahun KP 262 Tahun 2017 Tentang Standar Teknis
mendatang untukperkerasan sisi udara Dan Operasi Peraturan Keselamatan
Bandara Tunggul Wulung dengan Penerbangan Sipil – Bagian 139
menggunakan pesawat rencana ATR 72 – (Manual Of Standard CASR – PART
600 diperoleh hasil sebagai berikut,Untuk 139) Volume I.
tebal perkerasan landas pacu (runway) dan Yuda Pratama, Hastha. 2015. Analisis Tebal
taxiway didesain sama menggunakan dan Perpanjangan Landasan Pacu
perkerasan lentur denganrincian tebal Pada Bandar Udara Internasional
lapisan surface = 4 inchi,Tebal lapisan Sultan Mahmud Badaruddin II.
base course = 6 inchi,Tebal lapisan Palembang: Jurnal Teknik Sipil dan
subbase = 6 inchi.Sedangkan untuk tebal Lingkungan Universitas Sriwijaya.
perkerasan pelataran parkir pesawat Vol.3, No. 1: 741-748.
(apron) di desain sama menggunakan http://www.flugzeuginfo.net/index_en.php
perkerasan kaku dengan rincian,Tebal https://cilacap kab.bps.go.id
lapisan surface = 4 inchi,Tebal lapisan slab https://www.google.co.id/map
beton = 8 inchi,Tebal lapisan sub base = 6
inchi.

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru, Ir. 1986. “Merancang dan
Merencana Lapangan Terbang”.
Bandung: Penerbit Alumni Bandung.
Horonjeff, Robert / McKelvey Francis X.
1993. Jilid 1 “Perencanaan dan
Perancangan Bandar Udara”. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Horonjeff, Robert / McKelvey Francis X.
1993. Jilid 2 “Perencanaan dan
Perancangan Bandar Udara”. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
International Civil Aviation Organization.
Aerodrome Design Manual Part 1 :
Runway. 1980. Canada: Montreal Que.
International Civil Aviation Organization.
Aerodrome Design Manual Part 2 :
Taxiway, Apron, and Holding Bays.
1980. Canada: Montreal Que.
International Civil Aviation Organization.
Aerodrome Design Manual, Part 3 :
Pavement. 1980. Canada: Montreal
Que.
Ismiyati, YI. Wicaksono dan Bagus Hario
Setiadji. Modul Ajar Lapangan
Terbang. 2012. Semarang: Penerbit
Fakultas Teknik Sipil UNDIP.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 10


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai