Kurniawan
Teknik Sipil,Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal, Jakarta
curniawans@gmail.com
Abstrak
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cilacap mengalami peningkatan setiap
tahunnya.Hampir semua sektor mengalami pertumbuhan, seperti sektor industri dan
perdagangan, pariwisata serta investasi. Peningkatan dan pertumbuhan ekonomi tersebut
bisa digunakan untuk dasar melakukan pembenahan sarana dan prasarana di Kabupaten
Cilacap, salah satunya adalah Bandar Udara Tunggul wulung.Penulis menggunakan
SKEP/IV/2005 dan standar aturan Federation Aviation Administration (FAA) sebagai
dasar perencanaan sisi udara bandara. Perencanaan sisi udara ini, menyesuaikan dengan
pertumbuhan penumpang untuk 20 tahun mendatang. Dari hasil analisis, jenis pesawat
rencana yang akan digunakan untuk pengembangan 20 tahun mendatang adalah ATR 72-
600.Kebutuhan geometrik sisi udara adalah panjang runway 1500 m dengan lebar 30
m,taxiway dengan lebar 15 , dan apron dengan panjang 95 m dan lebar 45m. Kebutuhan
perkerasan lentur sisi udara yaitu untuk bagian runway dan taxiway adalah lapisan
surface setebal 4 inch, lapisan base course setebal 6 inch, dan lapisan sub base setebal 6
inch. Sedangkan Kebutuhan perkerasan kaku sisi udara yaitu untuk bagian apron adalah
lapisan surface setebal 4 inch, slab beton setebal 8,2 inch dan tebal lapisan sub base
setebal 6 inch.
Kata kunci : Bandara Tunggul Wulung, Perkerasan, Desain Sisi Udara
6.1 Existing Geometrik Fasilitas Sisi Udara maka ketebalan dan desain dari perkerasan
Bandara masing masing bagian dirancang berbeda.
Evaluasi kondisi existing sangatlah
penting untuk mengetahui kondisi yang Landas Pacu ( runway)
ada saat ini dari bandara Tunggul wulung. Dan untuk bagian perkerasan landas
Evaluasi yang akan dilakukan pada kondisi pacu ( runway ) menggunakan material sirtu
exisiting bandara Tunggul wulung meliputi (pasirdan batu) sebagai material penyusun
kondisi geometrik dan perkerasan fasilitas lapisan dasar (subbase coarse) dengan CBR ≥
sisi udara bandara yang meliputi Landas 30%, sedangkan untuk lapisan tengahnya
Pacu (runway), landas penghubung (basecoarse) menggunakan material penyusun
(taxiway) dan pelataran parkir pesawat berupa batu pecah dengan CBR ≥ 80% dan
(apron).Saat ini pesawat kritis yang dapat material Asphalt Concrete (AC) dan Asphalt
ditampung oleh Bandara Tunggul wulung Treated Base (ATB) sebagai penyusun lapisan
Cilacap adalah pesawat jenis Twin Otter atas(surface) dari perkerasan landas pacu
DHC 06.Dengan spesifikasi sebagai tersebut.
berikut :
a. Panjang pesawat : 15.77 m Landas Penghubung ( taxiway )
b. Wingspan : 19.8 m Dan untuk bagian perkerasan landas
c. MTOW : 12.500 lb (5.670 kg) penghubung (taxiway) menggunakan material
d. MLW : 12.300 lb (5.579 kg) sirtu (pasir dan batu) sebagai material
e. Maks. Speed : 170 konts (314 km/h) penyusun lapisan dasar (subbase coarse)
dengan CBR ≥ 30%, sedangkan untuk lapisan
Runway tengahnya (base coarse) menggunakan material
.Panjang runway (ARFL) yang penyusun berupa batu pecah dengan CBR ≥
dibutuhkan pesawat pesawat jenis DHC 06 80% dan material Asphalt Concrete (AC)
untuk melakukan take-off yaitu sepanjang 923 danAsphalt Treated Base (ATB) sebagai
m sedangkan panjang runway bandara saat ini penyusun lapisan atas(surface) dari perkerasan
adalah 930 m dengan lebar 26 m. landas pacu tersebut. Untuk detail tebal
perkerasan taxiway ini sama dengan
Taxiway perkerasan runway
Menurut SKEP 77 – IV – 2005 Bagian
yang lurus dari taxiway harus dilengkapi Pelataran Parkir Pesawat ( apron)
dengan bahu dengan luasan simetris pada Existing Apron dari Bandara Tunggul
setiap sisinya, untuk itu lebar minimum bahu wulung saat ini seperti yang telah diketahui
taxiway pada bagian lurus untuk kode huruf B dari penjelasan keadaan geometrik bandara
adalah 25 m. diatas berdasarkan spesifikasi pesawat jenis
Twin otter DHC 06 yaitu 50 m x 50 m.Untuk
Apron pelataran parkir pesawat (apron) menggunakan
Ukuran atau dimensi apron material sirtu (pasir dan batu) sebagai material
dipengaruhi oleh jenis pesawat yang akan penyusun lapisan dasar(subbase coarse)
menggunakan fasilitas di bandara tersebut. dengan CBR ≥ 30%, sedangkan untuk lapisan
Untuk kondisi eksisting apron di Bandara tengahnya (base coarse) menggunakan material
Tunggul wulung ini adalah 100 x 50 m. penyusun berupa batu pecah dengan CBR ≥
80% dan material Asphalt Concrete (AC) dan
6.2 Eksisting Perkerasan Fasilitas Sisi Asphalt Treated Base (ATB) sebagai penyusun
Udara Bandara lapisan atas (surface) dari perkerasan landas
Pada Bandara Tunggul wulung jenis pacu tersebut.
perkerasan yang digunakan saat ini pada sisi Untuk dasar pemilihan pesawat
udara andara Tunggul wulung ini berjenis rencana yang akan digunakan dalam
perkerasan lentur, baik pada landas pacu perencanaan ini menggunakan perhitungan
(runway), landas penghubung demand yang berdasarkan Load factor.
(taxiway),maupun pelataran parkir pesawat Apabila Load factor penumpang sudah
(apron).Tetapi karena kebutuhan ketahanan mencapai 70% maka bisa menggunakan
terhadap beban yang akan diterima berbeda pesawat yang lebih besar.Adapun analisa
grade 6%.Beban pesawat kotor ATR 72 yaitu adanya cek terhadap tebal minimum base
50.065 lb. course yang diperoleh, apakah sudah
Kemudian direncanakan berdasarkan memenuhi syarat yang di tentukan atau
peramalan yang sudah diperhitungkan akan tidak dengan grafik FAA berikut.
memiliki total annual departure 431 dan oleh
karena itu kita dapat menggunakan angka
minimum annual departure yang ada di grafik
yaitu 1200.Dengan data yang sudah tersedia
maka kita dapat menghitung total tebal
perkerasan minimum yang harus dimiliki
Bandara Tunggul Wulung untuk dapat
menerima dan melayani pesawat Atr 72
dengan grafik FAA berikut.
Gambar 4.4
Grafik Tebal Minimum Base Course
Gambar 4.6
Grafik Tebal Slab Beton Apron
Setelah mendapatkan nilai concrete
flexural strength (MR) sebesar 603,35. Untuk
subbase ini direncanakan menggunakan jenis
material berjenis agregat, berdasarkan hasil
dan jenis kemudian diplotkan pada grafik yang
ada.
Dari grafik di atas kita dapat mencari
berapa tebal slab beton minimum yang
Gambar 4.5 diperlukan untuk perkerasan apron yaitu
dengan menarik garis dari titik indicator - 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎n = 0,25 ≈ 1 buah
flextural strength yang sudah kita ketahui yaitu - Dengan jarak tulangan = 1000/1 = 1000 mm
sebesar 600 psi ke kanan hingga memotong
7. Kesimpulan
garis indikator nilai modulus subbase yaitu 150
Berdasarkan hasil dari analisa studi
lalu ditarik kebawah hingga memotong
perencanaan geometrik danperkerasan sisi
indikator MTOW sebesar 50.000 lb kemudian
udara bandar udara Tunggul Wulung Cilacap
kita tarik kekanan untuk menemukan tebal slab
yangsudah dilakukan diperolehlah kesimpulan
beton minimum yang di butuhkan kita dapat
sebagai berikut :
melihat hasilnya pada baris yang menunjukan
1. Dari analisa kondisi geometrik eksisting
kisaran annual departure 1.200 dan didapatkan
pada sisi udara Bandara Tunggul Wulung
tebal slab beton minimal yaitu 8 inchi = 20,32
yang sudah dilakukan diperolehlah
cm.
kesimpulan bahwa untuk perencanaan
kebutuhan bandara 20 tahun mendatang
Perencanaan Tulangan
keadaan eksisting bandara saat ini sudah
Setelah mendapatkan tebal slab beton
tidak memenuhi syarat, hal ini dikarenakan
yang dicari dilanjutkandengan perhitungan
kebutuhan pesawat rencana yang berjenis
tulangan untuk slab beton yang
ATR 72 - 600 memiliki dimensi yang lebih
direncanakan.Dari data yang ada seperti
besar dari pesawat kritis sebelumnya yang
tersebut di bawah ini kita dapat mencari
berjenis Twin otter DHC 6 dan Beechraft
kebutuhan penulangan yang di perlukan untuk
yang saat ini masih beroperasi di bandara
perencanaan perkerasan apron Bandara
Tunggul Wulung.
Tunggul Wulung untuk 20 tahun kedepannya.
- Tebal slab beton = 8 inch = 203,2mm
2. Dari analisa kondisi perkerasan eksisting
- Joint spacing longitudinal = 15 𝑓𝑡
sisi udara yang dilakukan diperolehlah
- Joint spacing transversal = 15 𝑓𝑡
kesimpulan bahwa untuk perencanaan
kebutuhan Bandara Tunggul Wulung 20
Perencanaan dowel meliputi diameter, tahun mendatang kondisi eksisting
panjang, dan spasi yang nantinya didapatkan perkerasan sisi udara bandara saat ini sudah
berdasarkan tebal slab beton yang akan tidak memenuhi syarat, hal ini dikarenakan
dicocokkan dengan tabel mengenai dowel pesawat rencana yang berjenis ATR 72 -
berikut ini: 600 memiliki bobot atau berat yang lebih
besar dari pesawat sebelumnya yang
Dari tabel di atas untuk tebal slab berjenis Twin otter DHC 06 dan Beechraft
beton = 8 inchi didapatkan hasi lseperti berikut yang saat ini masih beroperasi di bandara
: Tunggul Wulung sehinnga perkerasan
a. Diameter dowel = 1 in = 25 mm bandara harus memiliki daya dukung yang
b. Panjang dowel = 19 in = 480 mm lebih untuk mengakomodasi kebutuhan
c. Spasi dowel = 12 in = 305 mm pesawat rencana tersebut.
3. Dari hasil analisa perencanaan geometrik
Digunakan tulangan tipe A615 drage 40
sisi udara untuk 20 tahun mendatang
dengan nilai fs = 27000 MN/m2
dengan pengaplikasian pesawat rencana
berjenis ATR 72 – 600 diperoleh hasil
B. Menghitung As tulangan
berikut.Untuk geometrik landas pacu
Perhitungan As menggunakan rumus
(runway) bandara Tunggul Wulung akan
sebagai berikut :
direncanakan memiliki Panjang runway
- 𝐴𝑠 = (3,7 × 𝐿√𝐿 × 𝑡) : 𝑓𝑠
1500 m,Lebar runway 30 m,Kemiringan
𝐴𝑠 = (3,7 × 15𝑓𝑡 √15𝑓𝑡 × 8,2) :
memanjang efektif 1 % ,Kemiringan
27000
memanjang maks 1,5 % , Kemiringan
𝐴𝑠 = 0,0277
melintang 2 % , Kemiringan melintang
- Digunakan diameter 0,375 in atau D-10
bahu 2,5 % . Untuk geometrik landas
- As pasang = 0,11 inchi
penghubung (taxiway) bandara
- As perlu = 0,0277 inchi
direncanakan akan memiliki Panjang
- 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛= 𝐴𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 : 𝐴𝑠 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 taxiway 150 m,Lebar taxiway 15 m,Bahu
- 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 0,0277 : 0,11
taxiway 25 m,Kemiringan memanjang 1,5 Andrew, Tri dan Ruslan. 2015. Studi
%,Kemiringan melintang 1,5 %,c. Pengembangan Sisi Udara Bandar
Untuk geometrik pelataran parkir Udara Mali Kabupaten Alor Untuk
pesawat (apron) bandara direncanakan Jenis Pesawat Boeing 737-200.
akan memiliki Jenis apron ,Panjang apron Kupang: Jurnal Teknik Sipil
95 m,Lebar apron 45 m , Cleareance antar Universitas Nusa Cendana. Vol. IV,
pesawat 4,5 m , kemiringan maksimum ≤ No. 2: 231-244.
1%. Hubud.dephub.go.id/bandara
4. Dari hasil analisa perencanaan 20 tahun KP 262 Tahun 2017 Tentang Standar Teknis
mendatang untukperkerasan sisi udara Dan Operasi Peraturan Keselamatan
Bandara Tunggul Wulung dengan Penerbangan Sipil – Bagian 139
menggunakan pesawat rencana ATR 72 – (Manual Of Standard CASR – PART
600 diperoleh hasil sebagai berikut,Untuk 139) Volume I.
tebal perkerasan landas pacu (runway) dan Yuda Pratama, Hastha. 2015. Analisis Tebal
taxiway didesain sama menggunakan dan Perpanjangan Landasan Pacu
perkerasan lentur denganrincian tebal Pada Bandar Udara Internasional
lapisan surface = 4 inchi,Tebal lapisan Sultan Mahmud Badaruddin II.
base course = 6 inchi,Tebal lapisan Palembang: Jurnal Teknik Sipil dan
subbase = 6 inchi.Sedangkan untuk tebal Lingkungan Universitas Sriwijaya.
perkerasan pelataran parkir pesawat Vol.3, No. 1: 741-748.
(apron) di desain sama menggunakan http://www.flugzeuginfo.net/index_en.php
perkerasan kaku dengan rincian,Tebal https://cilacap kab.bps.go.id
lapisan surface = 4 inchi,Tebal lapisan slab https://www.google.co.id/map
beton = 8 inchi,Tebal lapisan sub base = 6
inchi.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru, Ir. 1986. “Merancang dan
Merencana Lapangan Terbang”.
Bandung: Penerbit Alumni Bandung.
Horonjeff, Robert / McKelvey Francis X.
1993. Jilid 1 “Perencanaan dan
Perancangan Bandar Udara”. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Horonjeff, Robert / McKelvey Francis X.
1993. Jilid 2 “Perencanaan dan
Perancangan Bandar Udara”. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
International Civil Aviation Organization.
Aerodrome Design Manual Part 1 :
Runway. 1980. Canada: Montreal Que.
International Civil Aviation Organization.
Aerodrome Design Manual Part 2 :
Taxiway, Apron, and Holding Bays.
1980. Canada: Montreal Que.
International Civil Aviation Organization.
Aerodrome Design Manual, Part 3 :
Pavement. 1980. Canada: Montreal
Que.
Ismiyati, YI. Wicaksono dan Bagus Hario
Setiadji. Modul Ajar Lapangan
Terbang. 2012. Semarang: Penerbit
Fakultas Teknik Sipil UNDIP.