Abstract
One of the efficient market theories is weak efficient market, where the investors cannot use the past
information to predict today’s value. Meanwhile, the efficient market anomaly is contrary with the
efficient market theory. The purpose of this research is to find out whether there are Monday Effect,
Weekend Effect and Month of the Year Effect phenomenon on the Indonesia Stock Exchange and
Singapore Stock Exchange. The population of the research is closing price daily data IHSG and STI
period 12th February 2014 – 12th February 2016. Sampling techniques are used saturated sampling
for Monday Effect & Month of the Year Effect test, while purposive sampling for Weekend Effect test.
Analysis method are used ANOVA and linier regression analysis. The result of the research shows that
in the first and second hypothesis test, occurs similary result that founded Monday Effect phenomenon
on Indonesian Stock Exchange and Singapore Stock Exchange. The third and fourth hypothesis are
founded similary too, that not founded Weekend Effect on the both Stock Exchange. The fifth and sixth
hypothesis are founded difference result Month of the Year Effect, that Indonesian Stock Exchange
occurred in February while Singapore Stock Exchange occurred in January and August. From these
research results, the writer suggests that the next research can apply the different analysis technique and
also the investors can notice the trading day or trading month before taking the investation decision.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6552
Gedung L2 Lantai 1 FE UNNES
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: indahkhoidah@yahoo.com
Indah Khoidah & Andhi Wijayanto/ Management Analysis Journal 6 (1) (2017)
113
Indah Khoidah & Andhi Wijayanto/ Management Analysis Journal 6 (1) (2017)
Variabel Terikat
Pardosi (2015) menjelaskan bahwa reaksi
perubahan harga saham dapat diukur dengan
menggunakan return sebagai nilai perubahan
harga. Menurut Ardinan (2014) variabel terikat
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis dalam penelitian ini adalah return saham, yai-
115
Indah Khoidah & Andhi Wijayanto/ Management Analysis Journal 6 (1) (2017)
Variabel Bebas
Menurut Ambarwati (2009) variabel be-
bas atau variabel x pada uji Hipotesis I & II ada-
lah variabel dummy atau variabel boneka den- Keterangan :
Rt = Return indeks pada hari Senin pada
gan skala nominal (nominal scale) yang bernilai 0
Minggu t.
atau 1. Cara pemberian dummy pada pengujian
RJUM t-1 = Return indeks pada hari Jumat t-1
Hipotesis I & II adalah sebagai berikut : Ni-
yang mendahului hari Senin pada
lai dummy Senin = 1 untuk return saham pada
Minggu t.
hari Senin dan 0 pada saham lainnya. Begitu-
pun dengan hari Selasa, Rabu, Kamis maupun
Menurut Saputro (2014) model persamaan
Jumat.
regresi dengan variabel dummy tanpa intercept un-
Untuk pengujian Hipotesis III & IV ada-
tuk pengujian Hipotesis V & VI adalah sebagai
lah mengenai apakah return indeks pada hari berikut:
Senin dipengaruhi oleh return pada hari Jumat
minggu sebelumnya. Menurut Ardinan (2014)
pengujiannya adalah dengan membedakan
return hari Senin dan hari Jumat. Untuk men-
getahui hubungan tersebut maka RJUMt-1 me-
rupakan return indeks pada hari Jumat t-1 yang Keterangan :
mendahului hari Senin pada Minggu t. Rt = Return bulanan saham pada
Variabel dummy yang digunakan pada bulan t.
Hipotesis V & VI menurut Abedin dkk. (2015) α1 - α12 = koefisien regresi untuk variabel
yaitu nilai dummy return bulanan indeks pasar dummy dari masing masing bulan.
pada bulan t. Dummy bulan Januari diberikan Jan = variabel dummy yang diberkan
nilai 1 apabila bulan t jatuh pada bulan Januari nilai 1 apabila bulan t jatuh pada
sedangkan bulan lainnya 0. Begitu seterusnya bulan Januari dan 0 jika jatuh
untuk bulan Februari, Maret, April, Mei, Juni, pada bulan selain Januari.
Juli, Agustus, September, Oktober, November Feb – Des = variabel dummy untuk bulan
maupun Desember diberikan dummy nilai 1 Februari hingga Desember seperti
apabila bulan t jatuh pada bulan yang dimaksud halnya di atas.
dan nilai 0 untuk bulan lainnya.
Model persamaan regresi tanpa intercept HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan variabel dummy pengujian Hipotesis I
& II menurut Cahyaningdyah dan Witiastuti Analisis deskriptif digunakan untuk mem-
(2010) adalah sebagai berikut: berikan gambaran mengenai variabel-variabel
dalam penelitian ini mengenai rata-rata return sa-
ham harian dan bulanan IHSG dan STI periode
12 Februari 2014-12 Februari 2016.
116
Indah Khoidah & Andhi Wijayanto/ Management Analysis Journal 6 (1) (2017)
Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Return Har- Tabel 4. Hasil Analisis Deskriptif Return Bula-
ian IHSG nan IHSG
Hasil output pada Tabel 5 dapat dijelaskan Jumat yang berpengaruh signifikan adalah hari
bahwa risiko tertinggi di Bursa Efek Singapura Senin dengan nilai probabilitas < 0.05 yaitu
(STI) terjadi pada bulan Juli sebesar 0.283579 0.0145 sedangkan hari Selasa, Rabu, Kamis dan
dan risiko terkecil terjadi pada bulan Februari, Jumat tidak berpengaruh signifikan pada tingkat
Agustus serta November yaitu 0.271565. Dilihat 5%.
dari rata-rata return bulanan, yang tertinggi ter- Hasil pengujian Hipotesis I & II adalah
jadi pada bulan Juli sebesar 0.088000 sedangkan Monday Effect, yang sama-sama menunjukkan
rata-rata return bulanan terendah terjadi pada bahwa pada kedua bursa terjadi Monday Effect
bulan Februari, Agustus dan November sebesar dimana hari Senin berpengaruh negatif signi-
0.080000. fikan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
kedua bursa dalam kondisi pasar tidak efisien.
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis I IHSG
Padahal dilihat dari segi negaranya, Indonesia
adalah emerging market sedangkan Singapu-
Variable Coefficient Std. t-Statistic Prob.
Error
ra merupakan negara maju. Gumanti (2011)
menjelaskan bahwa di negara maju pasar cen-
Senin -.001935 .000979 -.976336 **0.0487
derung berbentuk efisien dibandingkan negara
Selasa .000393 .000974 .403389 .6868
berkembang, tapi hasil penelitian ini menun-
Rabu .000994 .000974 1.020652 .3079 jukkan bahwa negara Singapura dalam kondisi
Kamis .000381 .001010 .377106 .7063 pasar tidak efisien. Hal ini diduga bahwa pada
Jumat .000958 .000989 .968119 .3335 pasar modal Indonesia dan Singapura informa-
si yang diperoleh investor belum merata.
Persamaan regresi dari uji Hipotesis I ada- Faktor yang mempengaruhi adanya fe-
lah sebagai berikut: nomena Monday Effect adalah terjadi aksi profit
taking yang dilakukan oleh para investor pada
Rt = -0.001935 Senin + 0.000393 Selasa + hari Jumat minggu sebelumnya. Hal tersebut
0.000994 Rabu + 0.000381 Kamis + terjadi karena umumnya perusahaan menyam-
0.000958 Jumat
paikan informasi buruk (bad news) pada akhir
pekan. Tujuan emiten menyampaikan infor-
Hasil Tabel 6 menunjukkan bahwa secara
parsial dari hari Senin hingga hari Jumat yang masi buruk (bad news) pada akhir pekan adalah
berpengaruh signifikan adalah hari Senin dengan agar para investor mempunyai waktu luang se-
nilai probabilitas < 0.05, sedangkan hari Selasa, lama hari libur bursa (Sabtu dan Minggu) un-
Rabu, Kamis dan Jumat tidak berpengaruh signi- tuk mengevaluasi kembali kinerja emiten ter-
fikan pada tingkat 5%. hadap penyampaian informasi buruk tersebut.
Alasan lain yaitu dilihat dari sisi psiko-
Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis II STI logis investor cenderung tidak menyukai hari
Senin sebagai awal hari kerja, sehingga mereka
Variable Coefficient Std. t-Statistic Prob. merasa kurang semangat dan pesimis saat bert-
ransaksi di bursa. Diindikasikan para investor
Error institusional melakukan aktivitas perdagangan
Senin -.001833 .000747 -2.453485 **0.0145 lebih sedikit pada hari Senin, sementara inves-
Selasa -.000561 .000740 -.758616 .4484 tor individual memilih untuk melakukan akti-
Rabu -.000119 .000733 -.161863 .8715 vitas penjualan daripada pembelian. Akibat-
Kamis 3.73E-05 .000744 .050192 .9600
nya kegiatan di bursa juga akan terpengaruh
oleh kondisi ini, dan harga saham akan jatuh
Jumat .000871 .000755 1.154041 .2490
berkenaan dengan peningkatan supply.
Persamaan regresi pengujian anomali Mon- Terjadinya Monday Effect juga dapat dise-
day Effect di Bursa Efek Singapura pada Tabel 7 babkan karena pada hari Senin (awal hari bursa)
didapatkan sebagai berikut: banyak investor yang cenderung untuk mengka-
ji berbagai informasi yang relevan dan sedang
Rt = -0.001833 Senin - 0.000561 Selasa - 0.000119 berusaha menentukan strategi dalam bertran-
Rabu + 0.000037305 Kamis + 0.000871 Jumat saksi berkaitan dengan informasi yang masuk
ke pasar, baik informasi domestik ataupun luar
Hasil output STI Tabel 7 menunjukkan negeri, sehingga kebanyakan investor menunda
bahwa secara parsial dari hari Senin hingga hari melakukan transaksi pembelian saham. Hasil
118
Indah Khoidah & Andhi Wijayanto/ Management Analysis Journal 6 (1) (2017)
empiris ini mendukung adanya anomali pasar (bad news) tidak selalu terjadi pada hari Jumat,
efisien dan penelitian terdahulu seperti Iramani yang artinya return indeks IHSG dan STI pada
dan Mahdi (2006), Rahman (2009), Cahyaning- hari Senin tidak dapat diprediksi berdasarkan
dyah dan Witiastuti (2010), Kuria (2013) yang kondisi pasar hari Jumat minggu sebelumnya.
menemukan fenomena Monday Effect dengan Hasil penelitian ini mendukung penelitian ter-
return terendah pada hari Senin. dahulu, Ardinan (2014) dan Luhgiatno (2011)
yang tidak menemukan adanya Weekend Effect
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis III IHSG pada Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Sin-
gapura.
Variable Coefficient Std. t- Prob.
Error Statistic Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis V IHSG
C -.002102 .000852 -2.467460 .0155
Variable Coefficient Std. t- Prob.
Return
Jumat .227109 .124266 1.827597 .0710 Error Statistic
119
Indah Khoidah & Andhi Wijayanto/ Management Analysis Journal 6 (1) (2017)
Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis VI STI bulan yang lain, yaitu anomali return positif pada
bulan Februari. Kenyataan ini menunjukkan ha-
Variable Coefficient Std. t- Prob. sil yang berbeda dengan temuan-temuan di ne-
Error Statistic gara maju, yang menunjukkan adanya fenome-
na January Effect maupun Tax-Loss Selling Effect.
Januari -.002989 .001188 -2.516100 **0.0122
Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu
Februari -8.48E-05 .001173 -.072277 .9424 Pujiharjanto (2010) yang hanya menemukan
Maret .000888 .001131 .784972 .4329 Month of The Year Effect pada bulan Oktober dan
April .000849 .001145 .741720 .4586 November secara positif signifikan.
Faktor yang menunjukkan Month of The
Mei -.000434 .001159 -.374582 .7081
Year Effect terjadi pada bulan Februari adalah se-
Juni -.000807 .001145 -.704665 .4814 lama pergantian kabinet mulai tahun 2014 yang
Juli 2.76E-05 .001118 .024643 .9803 dipimpin Presiden Joko Widodo terbukti mela-
kukan kinerja bagus meliputi : 1). Dilihat dari
Agustus -.002584 .001173 -2.202852 **0.0281
sektor ekonomi yaitu cadangan devisa per Okto-
September -.001426 .001145 -1.245709 .2135 ber 2014 sebesar US$. 110 miliar dan juga posi-
Oktober .001691 .001131 1.494806 .1356 si pada bulan Februari 2015 telah naik menjadi
November -.000621 .001173 -.529791 .5965 US$. 115.3 miliar. Walaupun dunia telah dilanda
krisis global, cadangan devisa negara Indonesia
Desember .000351 .001145 .306643 .7592
masih bisa bertahan sampai akhir bulan Sep-
tember 2015 sebesar US$. 101.7 miliar. 2). Dari
Hasil penelitian pengujian Hipotesis VI
sektor investasi, informasi dari Bank Indonesia
Month of The Year Effect di Bursa Efek Singapura
juga mengatakan bahwa selama Februari 2015
pada Tabel 11 didapatkan persamaan regresi se-
investor yang masuk ke negara Indonesia sebesar
bagai berikut:
Rp 57 triliyun atau 90% lebih tinggi dari bulan
yang sama pada tahun sebelumnya. 3). Dari segi
Rt = -0.002989 Januari – 0.000085805 Februari
neraca perdagangan, negara Indonesia pada bu-
+ 0.000888 Maret –0.000849 April – 0.000434
Mei – 0.000807 Juni + 0.000027605 Juli – lan Januari sampai Februari 2015 akumulasinya
0.002584 Agustus – 0.001426 September + sebesar US$ 1.4 miliar atau setara dengan Rp 17
0.001691 Oktober – 0.000621 November + triliyun. Neraca surplus tersebut tidak pernah
0.000351 Desember terjadi hampir selama 5 tahun terakhir, dimana
selama ini yang terjadi adalah lebih besar ekspor
Hasil output pada STI menunjukkan bah- daripada impor (Aznil, 2015).
wa koefisien variabel dummy berpengaruh nega- Pada Bursa Efek Singapura Month of The
tif signifikan pada bulan Januari dan Agustus Year Effect terjadi secara negatif signifikan pada
dengan nilai probabilitas < 0.05 yaitu 0.0122 & bulan Agustus. Faktor yang mungkin mempen-
0.0281 dengan rata-rata return sebesar -0.002989 garuhi hasil penelitian ini adalah karena pada
& -0.002584, sedangkan rata-rata return bulan bulan Agustus 2015 dan Januari 2016 kinerja
Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Septem- Non-Oil Domestic Exports (NODX) Singapura ter-
ber, Oktober, November dan Desember tidak ber- catat menurun pada laju yang cukup tajam. Ada-
pengaruh signifikan terhadap return saham pada pun kinerja ekspor NODX Singapura pada bulan
Bursa Efek Singapura. Agustus 2015 terjadi penurunan hingga -8.4%
Pengujian Hipotesis V & VI adalah Month sedangkan Januari 2016 menurun hingga -9.9%
of The Year Effect yang menunjukkan perbedaan (Situmorang, 2016).
hasil penelitian dari kedua indeks saham IHSG Penyebab menurunnya kinerja NODX
dan STI. Pada Bursa Efek Indonesia Month of adalah karena terjadi perlambatan ekonomi di
The Year Effect terjadi pada bulan Februari yang negara Tiongkok, sehingga terjadi penurunan
berpengaruh secara positif signifikan. Hal ini da- permintaan ekspor dari negara Singapura. Pada-
pat diinterpretasikan bahwa Bursa Efek Indone- hal ekspor terbesar negara Singapura adalah ke
sia tidak terjadi atau menolak Hipotesis Tax-Loss Tiongkok. Penurunan ekspor ke negara Tiongkok
Selling karena pada bulan Desember untuk tidak tersebut berada di level 8.2% pada bulan Agustus
terjadi gerakan harga negatif yang berlebihan. 2015 sedangkan Januari 2016 menurun pada le-
Penelitian ini juga tidak ditemukan January Ef- vel 25.2%. Penelitian ini di dukung oleh peneliti-
fect karena probabilitas pada bulan Januari tidak an luar negeri Abedin dkk. (2015) yang menggu-
signifikan, akan tetapi penelitian ini mampu me- nakan uji ANOVA pada Dhaka Stock Exchange
nunjukkan anomali dibandingkan dengan bulan- menemukan Month of The Year Effect berpengaruh
120
Indah Khoidah & Andhi Wijayanto/ Management Analysis Journal 6 (1) (2017)
negatif signifikan pada bulan Januari. Hal ini da- signifikan yang artiknya investor dapat menjual
pat diinterpretasikan jika terdapat anomali yang saham pada bulan Februari serta membeli pada
berpengaruh negatif signifikan artinya investor bulan Agustus & Januari. Berdasarkan uraian
dapat membeli saham pada bulan tersebut. tersebut dapat disimpulkan saran bagi investor
adalah sebaiknya memperhatikan periode per-
SIMPULAN DAN SARAN dagangan sebelum mengambil suatu keputusan
investasi, karena hari maupun bulan perdagan-
Berdasarkan hasil analisis data dan pem- gan berpengaruh terhadap imbal hasil yang akan
bahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nantinya.
maka dapat disimpulkan sebagai berikut : pengu-
jian Hipotesis I & II ditemukan kesamaan hasil DAFTAR PUSTAKA
yaitu terjadi Monday Effect di kedua bursa (1) Uji
Hipotesis I ditemukan Monday Effect pada Bursa Abedin, M. Z., Chi, G & Bin, M. 2015. The Month of
Efek Indonesia, (2) Uji Hipotesis II ditemukan the Year Effect on Dhaka Stock Exchange. In-
Monday Effect pada Bursa Efek Singapura. Pen- ternational Journal of u-and e-Service, Science and
Technology. 8 (5): 275-288.
gujian Hipotesis III & IV ditemukan kesamaan
Alteza, Muniya. 2007. Efek Hari Perdagangan terha-
hasil juga, akan tetapi tidak terjadi Weekend Effect dap Return Saham : Suatu Telaah atas Anom-
di kedua bursa (3) Uji Hipotesis III tidak ditemu- ali Pasar Efisien. Jurnal Ilmu Manajemen. 3 (1):
kan fenomena Weekend Effect pada Bursa Efek 31-42.
Indonesia, (4) Uji Hipotesis IV tidak ditemukan Ambarwati, S. D. A. 2009. Pengujian Week Four,
fenomena Weekend Effect pada Bursa Efek Singa- Monday, Friday, dan Earnings Management
pura. Pengujian Hipotesis V & VI ditemukan ke- Effects terhadap Return Saham. Jurnal Keuan-
samaan hasil yaitu terjadi Month of The Year Effect gan dan Perbankan. 13 (1): 1-14.
di kedua bursa (5) Uji Hipotesis V ditemukan fe- Anwar, Y & Mulyadi, M. S. 2009. The Day of The
Week Effect in Indonesia, Singapore, and Ma-
nomena Month of The Year Effect di Bursa Efek In-
laysia Stock Market. Munich Personal Repec Ar-
donesia pada bulan Februari yaitu berpengaruh chive. (16873).
positif signifikan, (6) Uji Hipotesis VI ditemukan Ardinan, H. 2014. Pengujian Monday Effect pada Bur-
fenomena Month of The Year Effect di Bursa Efek sa Efek Indonesia dan Bursa Efek Singapura.
Singapura pada bulan Januari dan Agustus yang Journal of Business and Banking. 4 (1): 81-90.
berpengaruh negatif signifikan. Aznil. 2015. 30 Prestasi “Gila” Presiden Jokowi 1 Tahun
Saran yang diberikan dari hasil peneliti- [Online].
an ini adalah (1) Bagi akademisi, penelitian ini Cahyaningdyah, D & Ressany, Y. D. 2012. Pengaruh
Kebijakan Manajemen Keuangan terhadap Ni-
dapat digunakan sebagai sumber referensi un-
lai Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen. 3
tuk penelitian selanjutnya tentang teori efisiensi (1): 20-28.
pasar, yang menggunakan model ANOVA dan Cahyaningdyah, D & Witiastuti, R. S. 2010. Analisis
regresi linear berganda. Saran untuk pengemban- Monday Effect dan Rogalsky Effect di Bursa
gan penelitian selanjutnya adalah dapat meng- Efek Jakarta. Jurnal Dinamika Manajemen. 1 (2):
gunakan dan mencoba teknik analisis yang ber- 154-168.
beda, seperti metode ARIMA, Kruskal Wallis, Fama, E. 1970. Efficient Capital Markets - A Review
dan GARCH serta membandingkannya dengan of Theory and Empirical Work. Journal of Fi-
metode yang telah digunakan dalam penelitian nance. 25 (2): 383-417.
Gumanti, T. A. 2011. Manajemen Investasi Konsep, Teori
ini. Saran lainnya juga bisa menambah sampel
dan Aplikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
penelitian negara ASEAN lainnya dan mem- Harijanto, C. A & Kurniawati, S. L. 2013. Pengu-
bandingkannya sehingga dapat menambah bukti jian Market Eficiency, Pembuktian Fenomena
empiris tentang keberadaan anomali pasar pada Anomali Pasar pada Strait Times Index di Sin-
pasar efisien bentuk lemah. (2) Bagi investor, ha- gapura. Journal of Business and Banking. 3 (2):
sil penelitian ini ditemukan fenomena Monday 223-232.
Effect, sehingga saran yang diberikan kepada in- Harjito, D. A. 2010. Perubahan Musiman (Seasonality)
vestor adalah dapat mengkaji dan menentukan Pasar Modal dan Efek Kontagion di Negara-
strategi ulang pada hari Senin dengan masuknya Negara ASEAN. Jurnal Siasat Bisnis. 14 (1):
1-18.
informasi baru baik dari domestik maupun luar
Hartono, J. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
negeri. Penelitian ini juga menemukan fenomena Yogyakarta: BPFE.
Month of the Year Effect di Bursa Efek Indonesia Indonesia & Singapore Stock Exchange. 2014. Histori-
pada bulan Februari dengan return positif signi- cal Price IHSG dan STI [Online].
fikan sedangkan di Bursa Efek Singapura pada ______. 2015. Historical Price IHSG dan STI [Online].
bulan Januari & Agustus berpengaruh negatif ______. 2016. Historical Price IHSG dan STI [Online].
121
Indah Khoidah & Andhi Wijayanto/ Management Analysis Journal 6 (1) (2017)
Iramani, R & Mahdi, A. 2006. Studi Tentang Penga- Efek Indonesia : Bukti Empiris dan Implikasi.
ruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham Buletin Ekonomi. 8 (3): 170-268.
pada BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 8 (2): Rahman, M. L. 2009. Stock Market Anomaly: Day of
63-70. The Week Effect in Dhaka Stock Exchange. In-
Kuria, A. M & Riro, G. K. 2013. Stock Market Anom- ternational Journal of Business and Management. 4
alies: A Study of Seasonal Effects on Average (5): 193-206.
Returns of Nairobi Securities Exchange. Re- Safitri, T.A. 2013. Asimetri Informasi dan Underpric-
search Journal of Finance and Accounting. 4 (7): ing. Jurnal Dinamika Manajemen. 4 (1): 1-9.
207-215. Saputro, A. P. 2014. Day of The Week Effect dan
Lestari, W. R. 2011. Pengaruh Weekend Effect terha- Month of The Year Effect terhadap Return In-
dap Return Saham di Bursa Efek Indonesia. deks Pasar. Jurnal Nominal. 3 (2): 162-178.
Jurnal Manajemen Keuangan. 9 (1). Situmorang, A. 2016. Ekspor Elektronik Ambruk, NODX
Luhgiatno. 2011. Analisis Weekend Effect terhadap Singapura Terjun Bebas [Online].
return Saham di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Srianingsih. 2015. Pengaruh Pengumuman Pering-
Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan. 2 (2). kat Sukuk terhadap Reaksi Pasar. Management
Maharani, Santi. 2015. Fenomena Overreaction di Bur- Analysis Journal. 4 (2): 120-128.
sa Efek Indonesia. Management Analysis Journal. Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Ap-
4 (1): 30-38. likasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Najmudin & Jaryono. 2010. Efek Hari Perdagangan Thadete, M. G. S. 2013. Fenomena “Monday Effect”
terhadap Return dan Volatilitasnya pada Sa- di Bursa Efek Indonesia (Periode 2007-2012).
ham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. FINESTA. 1 (2): 96-101.
PERFORMANCE. 12 (1). Wong, W.-K., Agarwal, A & Wong, N.-T. 2006. The
Pardosi, B. 2015. Analisis Perbedaan Return dan Risiko Disappearing Calendar Anomalies in the Sin-
Saham Portofolio Optimal dengan Bukan Por- gapore Stock Market. The Lahore Journal of Eco-
tofolio Optimal. Management Analysis Journal. 4 nomics. 11 (2): 123-129.
(1) :1-9. World Economic Forum. 2016. The Global Competitive-
Pujiharjanto, A. 2010. Efek Kalender Bulanan di Bursa ness Index [Online].
122