2017
Tiarma, Teresia
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2794
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Ny.N denganPrioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Mobilitas di Kelurahan
SariRejo Kecamatan Medan Polonia
Oleh
TeresiaTiarma S
142500075
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Mobilitas di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan
Polonia”, yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar besarnya
kepada yang terhormat
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan
kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran dari semua pihak yang membangun guna dijadikan
pedoman bagi penulis dikemudian hari.
Teresia Tiarma S
142500075
1. Pengkajian ...................................................................................14
2. Diagnosa......................................................................................18
3. Perencanaan ................................................................................19
4. Implementasi ..............................................................................23
5. Evaluasi ......................................................................................24
1. Pengkajian ...................................................................................27
2. Analisa data ................................................................................41
3. Masalah Keperawatan .................................................................43
4. Diagnosa Keperawatan................................................................43
5. Perencanaan Keperawatan ..........................................................44
6. Implementasi Keperawatan .........................................................47
1.3 Manfaat
2.1 Defenisi
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
bebas, mudah,teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup
aktivitasnya guna mempertahankan kesehatannya (Hidayat,
2006).Gangguan mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas, dan imobilisasi mengacu pada
ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Mobilisasi
dan imobilisasi berada pada suatu rentang dengan banyak tingkatan
imobilitas parsial diantaranya, beberapa klien mengalami kemunduran
dan selanjutnya berada di antara rentang mobilisasi-imbobilisasi, tetapi
pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan berlanjut
sampai jangka waktu tidak terbatas (Perry, 1994)
Masalah mobilitas pada lansia dapat disebabkan akibat kelainan
metabolik dan endokrin pada tulang, kelemahan otot, kekakuan pada
sendi, dan nyeri sendi adalah penyakit Gout.Gout adalah penyakit
akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan
hiperurisemia dan serangan sinovit akut berulang-ulang.Kelainan ini
berkaitan dengan penimbunan Kristal urat monohidrat monosodium
dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan
sendi.Klasifikasi gout terbagi menjadi dua, yaitugout primer dan gout
sekunder.Gout primer dipengaruhi oleh faktor genetik.Terdapat
produksi/sekresi asam urat yang berlebih dan tidak diketahui
penyebabnya, sedangkan Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua
hal, yaitu Produksi asam urat yang berlebih, misalnya pada Kelainan
mieproliferatif ( polisitemia, leukemia, myeloma retikularis),Sindrom
Lesh-Nyhan yaitu suatau kelainan akibat defisiensi hipoxantin guanine
fosfori bosil transferase yang terjadi pada anak-anak dan sebagian pada
b. Gaya berjalan
Isitilah Gaya berjalan digunakan untuk menggambarkan carautama
atau gaya ketika berjalan. Dengan mengkaji gayaberjalan klien
memungkinkan perawat untuk membuat kesimpulan tentang
keseimbangan, postur, keamanan, dan kemampuan berjalan tanpa
bantuan. Mekanika gaya berjalan manusia mengikuti kesesuian
sistem skeletal, syaraf, dan otot tubuh manusia.
c. Latihan dan Toleransi Aktivitas
Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh,
meningkatkan kesehatan, dan mempertahankan kesehatan
jasmani.Sedangkan toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah
latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang.Pengkajian
toleransi aktivitas diperlukan jika ada perencanaan aktivitas seperti
berjalan, latihan rentang gerak, atau aktivitas sehari-hari dengan
penyakit akut dan kronik.
d. Kesejajaran Tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada klien yang
berdiri, duduk, atau berbaring, yang bertujuan untuk menentukan
perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat
pertumbuhan perkembangan pada masing-masing individu dan
mengidentifikasi deviasi kesejajaran tubuh yang disebabkan oleh
postur tubuh yang tidak benar.
e. Berdiri
Hal- hal yang harus yang dikaji berfokus pada kesejajaran tubuh
klien saat berdiri antara lain:
1) Kepala tegak dan midine
2) Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan
sejajar
a. Pengaruh Otot
Akibat pemecahan protein, klien mengalami kehilangan massa
tubuh, yang membentuk sebagian massa otot. Oleh karena itu,
penurunan massa otot tidak mampu mempertahankan aktivitas
tanpa peningkatan kelelahan. Perubahan mobilisasi dan gerakan
mengakibatkan kerusakan muskoloskeletal yang besar, yang
perubahan patofisiologi utamanya adalah atrofi. Atrofi adalah suatu
keadaan yang dipandang secara luas sebagai respon terhadap
penyakit dan penurunan aktivitas sehari-hari, seperti pada respon
imobilisasi dan tirah baring.
b. Pengaruh Skeletal
Imobilisasi menyebabkan dua perubahan terhadap skelet: gangguan
metabolisme kalsium dan kelainan sendi. Karena imobilisasi
2.7.1 Pengkajian
4) Kemampuan Mobilitas
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk
menilai kemampuan gerak posisi miring, duduk, berdiri, bangun,
dan berpindahtanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan
aktifitas adalah sebagai berikut (Muttaqin, 2006):
Bahu
Aduksi : gerakan lengan ke 180
lateral dari posisi samping keatas
kepala, telapak tangan
menghadap ke posisi yang paling
jauh
Siku 150
sejauh mungkin.
Abduksi : tekuk pergelangan
tangan kesisi ibu jari ketika
telapak tangan menghadap 0-30
keatas
Adduksi : tekuk pergelangan
7) Perubahan Psikologis
2.7.3 Perencanaan
2. Nyeri
Definisi: Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial dalam hal kerusakan
sedemikian rupa; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi dan
berlangsung kurang dari enam bulan.Intensitas nyeri menggambarkan
seberapa parah nyeri yang dirasakan individu. Pengkuran intensitas nyeri
sangat subjektif dan individual, dan kemungkinan nyeri dalam intensitas
yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda,
pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah
menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri (Tamsuri ,
2006).
Nyeri dapat diklasifikasi menjadi dua macam yaitu nyeri akut dan nyeri
kronik.Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan
dengan cedera spesifik.Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau
cedera telah terjadi.Hal ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri
itu benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk mengindikasikan
situasi yang serupa secara potensial menimbulkan nyeri.Jika kerusakan
lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun
sejalan dengan terjadinya penyembuhan.Nyeri kronik adalah nyeri
konstant atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode
waktu.Nyeri ini berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan
dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera
spesifik.Nyeri kronik mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tetap dan
sering untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberi respon
terhadap pengobatan yang diarahakan pada penyebabnya.
2.7.4 Implementasi
2.7.5 Evaluasi
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 Tahun
Status Perkawinan : Janda
Agama :Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl.Teratai Gang Ikhlas
Tanggal Masuk RS :-
No. Register : -
Ruangan/Kamar :-
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 20 Mei2017
Ny.N mengeluh pada ekstermitass bawah terasa sakit dan nyeri, sehingga Ny.N
tidak
mampu untuk menggerakkan kakinya.
a. Provocative/Pallative
1. Apa penyebabnya:
Penyebabnya karena kaki pasien bengkak pada bagian ekstermitas bawah (kaki)
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan:
Pasien mengatakan hal yang dapat memperbaiki keadannya dengan
mengkomsumsi obat tradisional.
b. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan:
Pasien merasakan kebas-kebas pada kakinya dan pasien merasa sakit
2. Bagaimana dilihat:
Pasien terlihat sedikit kesakitan saat melakukan aktivitas
c. Region
1. Dimana lokasinya:
Lokasi sakit yang dirasakan pasien berada dikaki sebelah kiri
2. Apakah menyebar:
Sakit yang dirasakan pasien menyebar hingga kaki pasien sebelah kanan
d. Severity
Pasien mengatakan sakit yang dirasakan mengganggu aktivitas
e. Time
Pasien merasakan sakit sejak 2 tahun yang lalu
3. Keadaan emosi
Keadaan emosi klien dapat terkontrol dengan baik
4. Hubungan sosial
5.Spiritual
1. Nilai dan keyakinan:
Pasien memilik keyakinan penyakitnya dapat disembuhkan dengan selalu
berdoa kepada Allah SWT
2.Kegiatan ibadah:
Kegitan ibadah yang dilakukan pasien adalah Shalat
VII.STATUS MENTAL
1. Tingkat Kesadaran
1. Bingung:
Pasien tidak terlihat binggung
2. Sedari:
1. Bentuk:
Bentuk kepala pasien simetris dan tidak ada ditemukan benjolan atau
kelainan
2. Kulit kepala:
Kulit kepala pasien bersih tidak ada ketombem
Rambut
1. Penyebaran dan keadaan rambut
Penyebaran dan keadaan rambut pasien bagus
2. Bau:
Aroma rambut pasien tidak bau
3. Warna kulit:
Warna kulit rambut pasien berwarna putih
Wajah
1. Warna kulit:
Kulit wajah pasien sawo matang
2. Struktur wajah:
Bentuk wajah pasien simetris dan tidak ditemukan kelainan
Mata
1. Kelengkapan dan kesimetrisan:
Pasien memiliki mata yang lengkap dan simetris antara kanan dan kiri
2. Palpebra:
Palpebral pasien simetris
3. Konjungtiva dan sklera:
Kongjungtiva pasien anemis dan sklera pasien putih
4. Pupil:
Pupil pasien anemis
5. Kornea dan iris:
Kornea dan iris tidak ditemukan kelainan
6. Visus:
Visus pasien normal
7. Tekanan bola mata:
Hidung
1. Tulang hidung dan posisi septum nasi:
Tulang hidung dan posisi septum nasi pasien simetris tidak ditemukan
kelainan
2. Lubang hidung:
Lubang hidung pasien bersih dan tidak ada ditemukan adanya secret
3. Cuping hidung:
Tidak adaditemukan pernafasan cuping hidung
Telinga
1. Bentuk telinga:
Pasien memiliki bentuk telinga yang normal dan simetris antara telinga kiri dankanan
2.Ukuran telinga:
Ukuran telinga pasien antara kanan dan kiri simetris
3. Lubang telinga:
Lubang telinga pasien bersih dan tidak ada ditemukan adanya secret pada
lubangtelinga pasien
4.Ketajaman pendengaran:
Normal, pasien dapat mendengar dengan baik
Mulut dan faring
1. Keadaan bibir:
Bibir pasien simetris dan bibir terlihat kering
2. Keadaan gusi dan gigi:
Gigi pasien kurang bersih
3. Keadaan lidah:
Keadaan lidah pasien berada di garis tengah dan pasien mampu
menggerakkan lidah dengan baik.
4. Orofaring:
Orofaring pasien simetris dan berada di atas normal
Leher
1. Posisi trachea:
Pemeriksaan Jantung
1. Inspeksi:
Warna kulit dada normal seperti warna kulit tubuh, tidak ada kebiruan atau
pucat
2. Palpasi:
Tidak teraba massa atau benjolan
3. Perkusi:
Dulnesss
4. Auskultasi:
80 x / i
Pemeriksaan Abdomen
1. Inspeksi(bentuk, benjolan):
Bentuk abdomen normal dan simetris, tidak terlihat adanya benjolan
2. Auskultasi:
Frekuensi peristaltik 9 x/ i
3. Palpasi (tanda nyeri tekan,benjolan,ascites,hepar, lien):
Tidak adanyeri tekan, benjolan maupun acites, tidak ada pembesaran hepar
4. Perkusi (suara abdomen):
Timpani
Pemeriksaan Kelamin
1. Genitalia (rambut pubis,lubang uretra):
Daerah genetalia bersih dan tidak ada kelainan
Fungsi motorik
Fungsi motorik pada bagian kaki sebelah kiri terganggu, klien belum dapat
menggerakkankaki kiri karena apabila digerakkan akan terasa sakit. Fungsi
motorik
pada organ yang lain baik
Fungsi sensorik
Klien dapat mengetahui area kulit yang diberi sentuhan, klien mampu
mengidentifikasi benda tajam dan tumpul, klien mampu membedakan rasa panas
dandingin, klien mampu merasakangetaran yang diberi pada daerah wajah
IV.Pola Eliminasi
1. Pola BAB:
1. Karakter feses:
Karakter feses pasien terkadang lembek dan keras
2. Riwayat perdarahan:
Riwayat pendarahan pada BAB pasien tidak ada
3. BAB terakhir:
Pasien BAB terakhir pada tanggal 24 Mei 2017
4. Diare:
Pasien tidak memiliki riwayat diare
5. Penggunaan laksatif :
Pasien tidak menggunakan laksatif
2. Pola BAK:
1. Karakter urine:
Urin pasien berwarna kuning dan putih
2. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK:
Pasien tidak mengalami rasa sakit pada saat BAK
3. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih:
V.Mekanisme koping
1. Adaptif
1. Bicara dengan Orang lain:
Pasien berkomunikasi dengan orang lain baik dan lancar
2. Mampu Menyelesaikan Masalah:
Pasiendapat menyelesaikanmasalah dengan berdoa dan sholat 5 waku
3. Teknik Relaksasi:
Pasien dapat relaksasi dengan baik
4. Aktivitas Konstruksi:
Pasien mengajar gaji kepada anak yang ada disekitar rumahnya
5. Olahraga:
Olahraga yang biasa dilakukan pasiena adalah berjalan kaki disekitar rumahna
2. Maladaptif
1. Minum alkohol:
Pasien tidak pernah minum minuman beralkohol
2. Reaksi lambat/berlebihan:
Reaksi pasien terkadang lambat tergantung dengan kondisi keadaan pasien
3. Bekerja berlebihan:
Pasien tidak mengerjakan pekerjaan yang berlebihan lagi semenjak kondisi pasien
kurang baik / melemah
4. Menghindar:
Pasien tidak menghindar dari orang disekitarnya
5. Mencederai diri:
Pasien tidak pernah mencederai dirinya
2. ANALISA DATA
2. DS : Nyeri
Klien mengatakan timbul Gangguan metabolisme
nyeri saat bergerak, nyeri purin
seperti berdenyut, hilang
timbul, klien mengatakan
↓
nyeri akan hilang jika Penimbunan Kristal
klien beristirahat pada membran sinovia
dan tulang rawan
DO : artikular
a. Tanda-tanda vital ↓
TD : 130/90 mmHg Erosi tulang rawan,
Nadi: 88x/i proliferasisinovia, dan
RR : 22x/i pembentukan panus
Suhu :37,5 c
Skala nyeri : 6 ↓
b. Klien tampak Nyeri
menahan rasa sakit
saat beraktifitas
3. DS : Gangguan metabolisme Gangguan citra
Klien mengatakan tidak purin diri
mampu melakukan
perawatan diri secara
↓
mandiri Penimbunan Kristal
pada membransinovia
DO : dan tulang rawan
Tampak keluarga artikular
membantu klien dalam ↓
melakukan perawatan diri Erosi tulang rawan,
klien, kuku klien tampak proliferasi sinovia dan
panjang, dan terlihat kotor pembentukan panus
3. Masalah Keperawatan
1. Hambatan Mobilitas Fisik
2. Nyeri
3. Gangguan Citra Diri
4. Diagnosa Keperawatan
No.
Dx Perencanaan Keperawatan
Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Kaji mobilitas yang ada dan 1. Mengetahui tingkat kemampuan klien
observasi adanya peningkatan dalam melakukan aktivitas.
kerusakan. Kaji secara teratur
fungsi motorik.
KOLABORASI
1. Kolaborasi dengan ahli 1. Kemampuan mobilitas ekstermitas
fisioterapi untuk latihan fisik dapat ditingkatkan dengan latihan
klien. fisik dari tim fisioterapi.
No.
Dx Perencanaan Keperawatan
Intervensi Rasional
MANDIRI
1. Kaji perubahan persepsi dan 1. Menentukan bantuan individual
hubungannya dengan derajat dalam menyusun rencana
ketidakmampuan. perawatan atau pemilihan
intervensi.
3. Membantu meningkatkan
3. Bantu dan anjurkan perawatan perasaan harga diri dan
yang baik dan memperbaiki mengontrol lebih dari satu area
kebiasaan. kehidupan.
KOLABORASI
1. Kolaborasi dengan ahli 1. Dapat memfasilitasi perubahan
neurofisikologi dan konseling peran yang penting untuk
bila ada indikasi. perkembangan perasaan.
6. Implementasi Keperawatan
Hari / No. Implementasi Keperawatan Evaluasi ( SOAP)
Tanggal Dx
Senin , 1. 1. Mengkaji mobilitas yang ada dan S: Klien mengatakan
19 Juni mengobservasi adanya belum bisa bergerak
2017 peningkatan kerusakan. secara bebas.
Mengakaji secara teratur fungsi
motorik. O: klien tampak bisa
berjalan dengan
2. Mengajarkan klien melakukan menggunakan
latihan gerak aktif pada tongkat
ekstermitas yang tidak sakit.
A: masalah belum
3. Membantu klien melakukan teratasi.
latihan ROM dan melakukan
perawatan diri sesuai toleransi. P : Intervensi
dilanjutkan
4. Mamantu kemajuan dan - Kaji
perkembangan kemampuan klien kemampuan
dalam melakukan aktivitas. mobilitas fisik
- Lakukan
5. Mengajarkan kepada klien untuk latihan gerak
melakukan kolaborasi dengan pasif
ahli fisioterapi untuk melakukan
latihan fisik.
7. Meningkatkan pengetahuan
tentang penyebab nyeri dan
hubungan berapa lama nyeri akan
berlangsung.
7. Meningkatkan pengetahuan
tentang penyebab neyri dan
hubungan berapa lama nyeri akan
berlangsung.
7. Meningkatkan pengetahuan
tentang penyebab neyri dan
hubungan berapa lama nyeri akan
berlangsung.
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Prima Medika
CATATAN PERKEMBANGAN