2. Judul Bab: Cultural Roots 1. The Ancient Greeks (Akar Budaya 1. Orang Yunani Kuno) 3. Asumsi Dasar: Pandangan orang Yunani kuno tentang terciptanya alam semesta dan makna kehidupan. 4. Uraian Ringkas: 7-5 tahun sebelum Masehi, orang Yunani kuno mulai berpikir bahwa alam semesta merupakan tempat yang rasional untuk hidup yang dikendalikan oleh Hukum Alam. Mereka mulai menerima nilai- nilai kognitif dimana pengetahuan manusia akan terciptanya alam semesta merupakan hal yang baik, terlebih melalui pemikiran inkuiri terbuka dan evaluasi yang kritis. Intinya ilmu pengetahuan adalah komposisi utama kebahagiaan hidup. Hal ini sempat pula menimbulkan pemikiran bahwa alam semesta muncul terlebih dahulu dibandingkan dengan keberadaan Tuhan. Pola kehidupan orang Yunani adalah mereka merasa nyaman dengan jalan hidup yang menantang dan mengikuti arus. Setiap solusi dari permasalahan akan membawa ke tantangan yang lain. Kehidupan di Yunani juga dipengaruhi oleh pemikiran beberapa tokoh filsuf seperti Protagoras (kaum sophis), Socrates dan Plato. Kaum sophis mengklaim diri mereka sebagai seorang pendidik, bukan sebagai ilmuwan maupun filsuf. Mereka melakukan perjalanan ke kota-kota di Yunani untuk mengajarkan kunci sukses kehidupan. Protagoras berpikir bahwa seseorang yang bijak mampu untuk mempengaruhi yang lain untuk menerima pandangannya dan mengatasi ketidak-sepahaman dengan caranya sendiri. Callicles berpendapat bahwa kunci sukses kehidupan adalah menyadari bahwa ide konvesional tentang benar- salah yang berkembang di masyarakat, merupakan strategi yang dirancang oleh masyarakat kelas bawah untuk mempertahankan diri dari masyarakat kelas atas. Thrasymachus menyatakan bahwa hal terpenting dalam hidup adalah “kemungkinan adalah benar”. Sedangkan Paul Feyerabend, dalam bukunya Againts Method, menyatakan bahwa metode inkuiri bukanlah metode untuk mencapai kebenaran, namun hanya metode persuasi. Sejarah ilmu pengetahuan ditulis oleh siapa saja ‘yang menang’. Socrates, cukup tertarik dengan pemikiran Protagoras, namun ia tidak dapat menerima kesimpulan yang menyatakan bahwa kebenaran yang objektif hanyalah mitos dan tidak ada cara yang lebih baik untuk hidup. Menurut Socrates, diperlukan pemikiran yang kritis dan batasan-batasan untuk suatu kebenaran. Toleransi akan perbedaan perlu dilakukan dalam merumuskan suatu kebenaran. Kematian Socrates karena pemikirannya, membuat Plato –murid Socrates- melihat kenyataan bahwa Socrates belum menjawab Protagoras. Menurut Plato, Matematika adalah jawaban dari segala hal yang dianggap relatif kebenarannya. Pembenaran: Pemikiran orang Yunani Kuno tentang alam semesta dapat dibenarkan dengan pertimbangan pandangan-pandangan yang ada memang didasarkan dengan kondisi masyarakat saat itu. Kekurangan: Pemikiran bahwa alam tercipta lebih dulu daripada Tuhan, perlu diberikan pernyataan yang lebih tegas untuk menolaknya. Disini kurang dibahas tentang penolakan asumsi tersebut. 5. Orang/ ahli yang dibahas: a. Protagoras, seorang ahli antropologi budaya, pengacara, diplomat dan guru retorika. b. Thrasymachus, seorang filsuf Yunani Kuno yang digolongkan sebagai kaum sofis.. c. Callicles, seorang ahli filsafat yang digolongkan kaum sofis. d. Paul Feyerabend, seorang filsuf sains, profesor filsafat di Universitas Berkeley (1958-1989). e. Socrates, seorang ahli filsafat, guru dari Plato. f. Plato, salah satu filsuf terbesar di dunia. 6. Negara orang/ ahli Protagoras dari Yunani, Thrasymachus dari kota Chalcedon di Bosporus, Paul Feyerabend dari Austria, Socrates dari Yunani, Plato dari Athena. 7. Riwayat hidup orang/ ahli Protagoras (485-410 SM), Thrasymachus hidup dan berkarya pada pertengahan kedua dari abad ke-5 SM, Paul Feyerabend (13 Januari 1924-11 Februari 1994) Socrates (sekitar 467-399 SM), Plato (427- 327 SM). 8. Masukan rekan sejawat 1 (Nama: Dewi Susanti Kaniawati) Saya setuju dengan Protagoras yang tidak menerima kesimpulan bahwa kebenaran yang objektif hanya mitos, karena kebenaran objektif itu bersifat relatif dan dapat diuji oleh filsuf yang lain. Dan matematika adalah kebenaran yang eksak/ pasti, bukan kebenaran yang relatif. 9. Masukan rekan sejawat 2 (Nama: Yanuar Asmara) Saya kurang setuju jika ilmu pengetahuan dipilih sebagai komposisi utama kebahagiaan hidup, menurut saya yang menjadi komposisi utama yaitu keimanan kita terhadap Tuhan, kebenarannya adalah kita dan ilmu pengetahuan ada karena ada yang menciptakan, yaitu Tuhan 10. Hasil refleksi tentang makna bahasan Materi ini memberikan pengetahuan tentang asal usul bagaiman ilmu matematika akhirnya dipakai dalam penyelesaian masalah hingga saat ini, dilihat dari sejarah di tanah Yunani. 11. Hasil refleksi tentang manfaat Manfaat dari materi ini adalah menambah khasanah tentang sejarah ilmu pengetahuan, yaitu dari pemikiran dasar yang masih terlalu kasar ke pemikiran yang lebih halus dan berkembang serta masuk akal. 12. Hasil refleksi tentang resiko/ sisi negatif Kurangnya alasan yang kuat terhadap penolakan asumsi alam lebih awal diciptakan dari Tuhan, akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap Tuhan, yaitu akan muncul penganut atheis. 13. Niat kecil konkrit pribadi Belajar untuk mencerna dan mengkaji ulang pemikiran-pemikiran yang beredar di masyarakat. 14. Niat kecil konkrit untuk kebaikan umum Menginformasikan hasil kajian kita terhadap pemikiran-pemikiran yang beredar di masyarakat melalui forum diskusi, agar dapat meluruskan kembali pemikiran kita demi kebaikan umum. 15. Masukan yang sempat kami berikan kepada kelompok lain (kepada kelompok: Dewi Susanti dan Yoana Nurul) “Metode ilmiah merupakan metode untuk menguji kebenaran suatu ilmu. Saya setuju jika kebenaran suatu ilmu perlu diuji dengan metode ilmiah. Jika suatu saat ternyata tidak teruji, manusia harus menyadari keterbatasannya itu” (kepada kelompok: Yanuar Asmara dan M.Arief) The Human Prospect. “Saya sependapat dengan Freeman Dyson yang menyatakan bahwa adalah suatu "tipuan" jika kita merasa hidup aman. Ketidaksadaran manusia akan pengaruh dari luar dapat mmbuat manusia mengalami kemunduran potensi. Salah satu pengaruh tersebut adalah dalam bntuk teknologi. Manfaat dan mudhrat dari teknologi saling berdampingan. Jika manusia dpat memanfaatkan perkembangan teknologi dgn tepat guna, maka manusia pun akan menjadi pribadi yg berkualitas. Namun jika tidak, maka manusia justru akan mengalami kemunduran kualitas hidup.” 16. Daftar Pustaka Bunaiya, A. (2012). Periode Filsafat Barat. Tersedia : http://bunayhartop.blogspot.com/2012/06/periode-filsafat-barat.html [26 April 2015] -----. (2013) Paul Fereyabend. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Paul_Feyerabend [26 April 2015]