a. Definisi
merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah
pembentukan batu di dalam ginjal.
b. Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih,
dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap
(idiopatik). Secara epidemiologik terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terbentuknya batu pada saluran kemih pada seseorang.
Faktor tersebut adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari
tubuh orang itu sendiri dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal
dari lingkungan di sekitarnya.
Faktor intrinsik antara lain :
Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari
orang tuanya.
Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-
50 tahun
Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan pasien perempuan
Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
f. Diagnosis
Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan
diagnosis, penyakit batu ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan
radiologik, laboratorium, dan penunjang lain untuk menentukan
kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan
faal ginjal.
Anamnesis
Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh.
Keluhan nyeri harus dikejar mengenai onset kejadian,
karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang dapat
membuat bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri,
riwayat muntah, gross hematuria, dan riwayat nyeri yang
sama sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu
sebelumnya sering mempunyai tipe nyeri yang sama.
Pemeriksaan fisik
Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat
disertai takikardi, berkeringat, dan nausea.
Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita
dengan obstruksi berat atau dengan hidronefrosis.
Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah
kostovertebra, tanda gagal ginjal dan retensi urin.
Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat
ditemukan pada pasien dengan urosepsis.
Pemeriksaan penunjang
Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau
radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk berbagai
jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu
dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya
adalah jenis batu asam urat murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto
polos sudah cukup untuk menduga adanya batu ginjal
bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu
terkadang batu terletak di depan bayangan tulang,
sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena
itu foto polos sering perlu ditambah foto pielografi
intravena (piv/ivp). Pada batu radiolusen, foto
dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek
pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang
menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung
batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak
muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielografi
retrograd.
Ultrasonografi (usg) dilakukan bila pasien tidak
mungkin menjalani pemeriksaan ivp, yaitu pada
keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal
ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang
hamil . Pemeriksaan usg dapat untuk melihat semua
jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen
saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk
menentukan batu selama tindakan pembedahan
untuk mencegah tertinggalnya batu .
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari
kelainan kemih yang dapat menunjang adanya batu di
saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan
penyebab batu.
g. Penatalaksanaan
Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan
batu. Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri.
Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan
pemberian diuretik.
Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi
perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada
di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif
tindakan yang paling sering dilakukan adalah eswl. Eswl
(extracorporeal shock wave lithotripsy) yang adalah tindakan
memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan
gelombang kejut.
Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat
gelombang kejut, atau bila cara non-bedah tidak berhasil.
( sumber : sofnie, et al. 2014. Aktivitas antioksidan ekstrak air daun tempuyung
(Sonchus arvensis L.) secara invitro . Majalah Farmasi Indonesia, 14(4), 208 –
215, 2014. Di akses 20 desember 2016. )
5. Proses strandarisasi?
a. Tujuan dari standarisasi:
Keseragaman (supaya tidak merusak formula dan khasiat): yg perlu
seragam ialah bahan baku dan produk jadinya.
Keberadaan senyawa aktif, sehingga bisa dipercaya efek
farmakologinya. Dan efek farmakologi bukan ditentukan oleh
produsen OT, tetapi berdasarkan penelitian dan uji-uji, baik
praklinik maupun klinik.
Kesamaan dosis, sehingga efek farmakologi yg ditimbulkan
seragam dan mempermudah pemberian OT pada masyarakat.
Stabilitas senyawa aktif, agar tidak merubah khasiat.
Mencegah pemalsuan, dengan adanya standarisasi masyarakat
dapat membedakan produk asli dan palsu.
Uji klinis, meyakinkan masyarakat mengenai keamanana dan
khasiat produk
b. Apa saja yang perlu distandarisasi dari proses dan hasil produk OT?
Simplisia
Ekstrak
Proses
Produk
c. Faktor yang mempengaruhi metabolism sekunder/kandungan kimia:
Geofisika dan cuaca
Faktor biotik
Pembuahan –> terutama yang mengandung minyak atsiri
Genetic –> terjadi mutagenic (perubahan kandungan kimia kuali
atau kuantinya)
d. Standarisasi sediaan:
Waktu hancur
Kadar bahan tambahan (pengawet, pewarna, pemanis)
Kadar etanol
Stabilitas
e. PERMASALAHAN PADA STANDARISASI OBAT HERBAL
Senyawa aktif belum diketahui
Tersusun dari berbagai kandungan kimia
Variabel kandungan kimia dalam tanamanà berbeda-beda
Prosedur analisis selektif belum pasti
Senyawa pembanding masih jarang
Proses produksi.
b. Fitofarmaka
Sediaan oral adalah penggunaan obat yang bertujuan untuk
mendapatkan efek sistemik, yaitu obat beredar melalui pembuluh darah
keseluruh tubuh.
Kapsul adalah Kapsul adalah bentuk sediaan obat yang
terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak.Macam- macam
kapsul : Kapsul cangkang keras (capsulae durae, hard capsul),
Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft capsule),
contohnya kapsul minyak ikan dan kapsul vitamin
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk
pemakaian luar. (FI IV)
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi.
Pil dalam Farmakope edisi III : Pil adalah suatu sedian berupa
massa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat. Dalam
buku ilmu meracik obat : Pil adalah suatu sedian yang berbentuk
bulat seperti kelereng mengandung satu atau lebih bahan obat.
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau dari gula
dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat.
Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak
mengandung zat-zat obat dinamakan pembawa bukan obat atau
pembawa yang wangi atau harum (sirup). Beberapa sirup bukan
obat yang sebelumnya resmi antara lain: sirup aktasia, sirup
cerri, sirup coklat, sirup jeruk. Sirup ini dimaksudkan sebagai
pembawa yang memberikan rasa enak pada zat obat yang
ditambahkan kemudian, baik dalam peracikan resep secara
mendadak atau dalam pembuatan formula standart untuk sirup
obat, yaitu sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan
obat.
Salep adalah sediaan setengah padat untuk dipakai di kulit
( Sumber : Ansel, H.C., 2008,Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,UI-
Press,Jakarta)