Anda di halaman 1dari 15

Epidemiologi Gizi

LAPORAN EPIDEMIOLOGI GIZI

ASTIANA AKBAR

K211 12 270

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015
I. Instrumen yang Digunakan
Terlampir
II. Hasil
Dari data yang diperoleh baik itu dari Dietary History dan FFQ diperoleh
hasil bahwa sebelum menderita hipertensi responden mengonsumsi makanan
yang berlemak dengan intensitas yang cukup tinggi dan porsi yang sedang
hingga porsi berat seperti contoh daging sapi, kikil, jeroan, bakso, maupun
minuman seperti es krim. Selain itu, konsumsi responden terhadap garam
maupun makanan “tambahan” lainnya seperti margarin, mentega, maupun
minyak juga bisa dikatakan salah satu faktor penyebabnya. Dari hasil analisis
DH maupun FFQ, responden bisa dikatakan sering menggunakan bahan
tambahan makanan tersebut dengan intensitas yang hampir setiap hari.
Untuk makanan yang berserat tinggi seperti buah dan sayuran, dapat
dikatakan konsumsi responden cukup baik terutama sayur. Hal ini bisa dilihat
dari hampir setiap hari responden mengonsumsi sayur dan buah dengan
frekuensi yang sedang hingga berat. Selain buah dan sayur yang dikonsumsi
hampir setiap hari responden juga mengonsumsi cabai dalam porsi yang
besar. Tidak hanya cabai segar, konsumsi cabai dan kecap botol juga lumayan
tinggi, hal ini disebabkan karena biasanya responden makan di luar dan
mengonsumsi makanan seperti bakso sehingga konsumsi kecap maupun cabai
tinggi.
Konsumsi responden terhadap makanan pokok seperti nasi, ikan maupun
lauk pauk lainnya bisa dikategorikan sedang. Responden mengonsumsi nasi
2x sehari dengan porsi yang kecil ditambah dengan ikan maupun tahu tempe
dengan porsi yang sedang hingga besar. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya bahwa responden biasanya makan makanan olahan dan makanan
jadi seperti keju, coto dengan lebih dari satu ketupat, mie bakso dengan buras
dalam porsi sedang hingga berat yang merupakan salah satu penyebab bisa
timbulnya penyakit hipertensi karena konsumsi lemak yang berlebih.
Dari hasil analisis kuesioner,sebelum menderita hipertensi responden
juga mengonsumsi soft drink dan multivitamin. Kebiasaan mengonsumsi soft
drink responden lakukan ketika makan di luar maupun ketika cuaca lagi
panas. Tidak hanya sebelum menderita hipertensi responden mengonsumsi
soft drink melainkan setelah terkena juga responden tetap mengonsumsinya
karena terdapat mitos yang diketahui responden bahwa untuk menurunkan
tekanan darah secara “instan” setelah makan makanan yang berlemak tinggi
seperti coto misalnya harus minum minuman yang bersoda. Selain itu,
kurangnya olahraga dari respon juga bisa menjadi salah satu penyebab
terjadinya hipertensi pada responden.

III. Rangkuman Hasil (Pembahasan)


Responden bernama Ny. K berusia 35 tahun dengan berat badan 65 kg
dan tinggi badan 155 cm, memiliki tekanan darah 130/100 mmHg. Tekanan
darah ini diukur sekitar 2 bulan yang lalu. Responden jarang memeriksa
tekanan darahnya, berdasarkan laporan yang diberikan, responden
memeriksakan tekanan darahnya yaitu kurang dari 3 bulan sekali.
Status gizi responden yaitu overweight yang diukur dari IMT responden
yaitu 27 (normal: 18,5-24,9). Berdasarkan laporan responden, responden
jarang melakukan olahraga, olaharaga yang bisa responden lakukan yaitu
jogging dan itupun kurang dari 1 bulan sekali.
Dari data primer responden juga diketahui adanya riwayat hipertensi dari
keluarga responden yaitu orang tua responden. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Megi Astria Salam pada tahun 2009 di Semarang ditemukan
hubungan yang bermakna antara faktor hereditas dengan kejadian
hipertensi(p=0,034), dimana anak dengan orang tua yang menderita hipertensi
memiliki risiko 5,0 kali untuk mengalami hipertensi. Riwayat keluarga yang
menunjukkan adanya tekanan darah yang tinggi merupakan faktor risiko paling
kuat bagi seseorang untuk menderita hipertensi dimasa datang.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa konsumsi natrium pada responden
yang berupa garam, saos, dan kecap cukup tinggi. Dalam suatu penelitian yang
dilakukan oleh Megi Astria Salam pada tahun 2009 di Semarang ditemukan
hubungan yang bermakna antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi
(p=0,004), dimana asupan tinggi natrium memberikan risiko sebesar 9,0 kali
untuk terjadinya hipertensi. Makanan tinggi natrium yang sering dikonsumsi
sangat mempengaruhi tekanan darah. Hal ini sejalan dengan teori yang
mengatakan bahwa tekanan darah akan terus meningkat seiring dengan
peningkatan asupan natrium. Penelitian lain juga menyatakan tingginya asupan
natrium dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik masing -
masing 33 mmHg dan 10 mmHg.
Kelebihan asupan natrium akan meningkatkan cairan dari sel, dimana air
akan bergerak ke arah larutan elektrolit yang mempunyai konsentrasi lebih
tinggi. Hal ini mengakibatkan peningkatan volume plasma darah dan akan
meningkatkan curah jantung, sehingga tekanan darah meningkat. Peningkatan
asupan natrium sebanyak 1 gram/hari berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah sistolik sebesar 0,4 mmHg.
Dari hasil DH dan FFQ menunjukkan bahwa responden gemar memakan
makanan yang berlemak seperti coto dan bakso, penggunaan minyak saat
memasak, serta olahraga yang kurang mengakibatkan responden mengalami
kejadian obesitas dan hipertensi. Data dari The Third National Health Nutrition
and Examination Survey (NHANES III) memperlihatkan hubungan linier yang
bermakna antara peningkatan body mass index (BMI) dan tekanan darah
sistolik, diastolik dan tekanan nadi (pulse pressure) pada populasi Amerika.
Stamler dkk. (1978) dan Dyer & Elliot (1989) menunjukkan hubungan linier
positif antara adiposa dengan tekanan darah. Fakta lain juga membuktikan
bahwa, setiap peningkatan 10 kilogram (Kg) berat badan (BB) berhubungan
dengan peningkatan TD sistolik sebesar 3,0 mmHg dan peningkatan TD
diastolik 2-3 mmHg. Studi yang dilakukan oleh Inou dkk. (1997) menyebutkan
bahwa, risiko hipertensi akan meningkat dua kali pada subyek yang
mempunyai BMI > 25 kg/m dibandingkan dengan subyek yang mempunyai
BMI 22 kg/m.
IV. Kesulitan yang Dihadapi
Kesulitan yang dihadapi dari penelitian ini yaitu sulitnya responden
untuk mengingat makanan apa-apa saja yang responden makan sebelum
terkena hipertensi sehingga tidak jarang responden hanya menebak makanan
apa saja yang responden makan sebelum terkena hipertensi.
V. Upaya Untuk Meningkatkan Validitas
Dalam suatu penelitian tentunya validitas dari data sangat diperlukan
karena hal ini akan menunjang kualitas dari suatu penelitian. Terdapat
beberapa langkah untuk meningkatkan validitas suatu penelitian salah satunya
adalah terlibat langsung dalam penelitian tersebut. Selain itu, upaya lain yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan validitas yaitu dengan mengakrabkan
diri dengan responden, memiliki sensivitas terhadap bahasa maupun lifestyle
dari responden agar tidak terjadi salah persepsi saat menjawab pertanyaan
dari peneliti. Selain itu, dalam meningkatkan validitas dari penelitian ini
digunakan juga food picture untuk membantu responden dalam menjawab
pertanyaan dari peneliti. Untuk masalah dari kurangnya ingatan dari
responden terhadap makanan yang responden makan, upaya yang dilakukan
yaitu dengan “memancing” responden dengan memvisualisasikan kejadian-
kejadian atau moment-moment sebelum responden terkena hipertensi agar
responden lebih mudah untuk mengingat.
Lampiran
ALAT PERAGA (FOOD MODEL)
MAKANAN POKOK

Nasi Putih 200 gr Nasi Goreng 200 gr

Roti Tawar Putih 30 gr Mi Instan 80 gr

Singkong 120 gr Kentang 160 gr


LAUK PAUK

Daging Sapi 35 gr Ayam dengan Kulit 45 gr

Ayam tanpa Kulit 40 gr Telur Ayam Kampung 40


gr

Telur Ayam Ras 55 gr Ikan Kakap 45 gr


Ikan Cakalang 45 gr Cumi – cumi 45 gr

Udang Segar 35 gr Tahu 110 gr

Tempe 50 gr Ikan Teri Basah 45 gr

Ikan Kering 20 gr
SAYURAN

Buncis 50 gr Kacang Panjang 50 gr

Bayam 50 gr Kangkung 50 gr

Sawi Hijau 50 gr Sawi Putih 50 gr


Kol 50 gr Kemangi 3 gr

Daun Seledri 2 gr Daun Bawang 2 gr

Jagung Kuning 50 gr Tomat 25 gr

Cabe Kecil 5 gr Cabe Besar 10 gr

Kacang Hijau 10 gr Kacang Tanah 10 gr


BUAH

Apel 75 gr Nanas 95 gr

Papaya 110 gr Semangka 180 gr

Anggur 125 gr Pisang Susu 50 gr

Salak 80 gr Melon 190 gr


MINYAK

Minyak Kelapa 10 gr Minyak Kelapa Sawit 10 gr

MAKANAN OLAHAN

Bakso 170 gr Saos Tomat 15 gr

Kecap 8 gr
MINUMAN

Susu Kental Manis 10 gr Es Cream 15 gr

Susu Full Cream 10 gr Teh 2 gr

Sirup 200 ml
CEMILAN

Bolu Kukus 50 gr Donat 65 gr

Risoles 50 gr Dadar Gulung 60 gr

MAKANAN JADI

Soto Ayam 225 gr Coto 400 gr


Bakso 20 gr Mi Bakso 370 gr

Ketupat 110 gr Nasi Kuning 360 gr

Anda mungkin juga menyukai