Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN MATA KULIAH EKONOMI ISLAM

BAB VII KONSEP MUAMALAH DALAM ISLAM

Disusun oleh :
Inez Novindriastuti
F1318034 – Kelas A
S1 Akuntansi Transfer

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA
2018
BAB VII
KONSEP MUAMALAH DALAM ISLAM

I. Pengertian Muamalah
Pengertian muamalah lebih banyak dipahami sebagai aturan-aturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam memperoleh dan mengembangkan
harta benda atau lebih tepatnya dapat dikatakan sebagai aturan Islam tentang kegiatan
ekonomi yang dilakukan manusia.
Fiqih Muamalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang berdasarkan
hukum-hukum syariat, mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh dari
dalil-dalil Islam secara rinci.

II. Ruang Lingkup Muamalah


Ruang lingkup fiqih muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah manusia
berdasarkan hukum-hukum Islam yang berupa peraturan-peraturan yang berisi perintah atau
larangan seperti wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Hukum-hukum fiqih terdiri dari
hukum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan hubungan vertikal
antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.
Ruang lingkup fiqih muamalah mencakup segala aspek kehidupan manusia, seperti
sosial, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Aspek ekonomi dalam kajian fiqih sering
disebut dalam bahasa arab dengan istilah iqtishady, yang artinya adalah suatu cara
bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan membuat pilihan di antara
berbagai pemakaian atas alat pemuas kebutuhan yang ada, sehingga kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dapat dipenuhi oleh alat pemuas kebutuhan yang terbatas.

III. Prinsip Dasar Muamalah


 Hukum muamalah mubah
Pada dasarnya segala bentuk muamalah hukumnya adalah boleh. Kecuuali aktivitas
atau perbuatan muamalah yang dilarang dalam Al-quran dan Al-hadist. Hal ini
memberikan kesempatan dan peluang untuk terciptanya aneka muamalah baru sesuai
perkembangan zaman.
 Atas dasar sukarela
Pengertian muamalah dalam islam bermakna saling berbuat, dengan ketentuan tidak
ada paksaan diantara pihak yang saling melakukan perbuatan muamalah tersebut. Hal ini
menjamin kebebasan para pihak dalam memilih meneruskan atau menghentikan
transaksi, salah satu contohnya adalah praktek macam-macam khiyar dalam jual beli.
 Mendatangkan manfaat, menghindari mudharat
Hal ini mengarahkan para pihak yang bermuamalah unutk menghindari perbuatan
yang sia-sia dan mubazir. Serta mewaspadai potensi risiko yang akan terjadi.
 Memelihara nilai keadilan
Muamalah yang dilakukan adalah perbuatan yang menghindari unsur-unsur
penganiayaan dan penindasan. Dan juga mengambil kesempatan dalam kesulitan orang
lain.

IV. Konsep Akad Fiqih Muamalah


Secara garis besar akad dalam fiqih muamalah adalah sebagai berikut :
 Akad mudharaba
Ikatan atau akad mudharaba pada hakekatnya adalah ikatan penggabungan atau
pencampuran berupa hubungan kerjasama antara Pemilik Usaha dengan Pemilik Harta.
 Akad musyarakah
Ikatan atau akad musyaraka pada hakekatnya adalah ikatan penggabungan atau
pencampuran antara para pihak yang bersama-sama menjadi Pemilik Usaha.
 Akad perdagangan
Akad fasilitas perdagangan yaitu perjanjian pertukaran yang bersifat keuangan atas
suatu transaksi jual-beli dimana salah satu pihak memberikan fasilitas penundaan
pembayaran atau penyerahan obyek sehingga pembayaran atau penyerahan tersebut tidak
dilakukan secara tunai atau seketika pada saat transaksi.
 Akad ijarah
Akad ijara adalah akad pemberian hak untuk memanfaatkan obyek melalui
penguasaan sementara atau peminjaman obyek dengan manfaat tertentu dengan
membayar imbalan kepada pemilik obyek.

Anda mungkin juga menyukai