Anda di halaman 1dari 16

PENGORGANISASIAN DI PUSKESMAS

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1. Efratman Sarumaha 7. M.Ropik
2. Damasia Elsi Hutajulu 8. Magfira
3. Eka Saputra 9. Nelvy Roza Silalahi
4. Fendy Bastian Gulo 10. Sri Dewita Ginting
5. Jamidan 11. Yahdini
6. Licy Warman Manalu 12. Yesi indrayanti Marbun

DOSEN PENGAJAR: Ns.ROSETTY SIPAYUNG M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan pada penulis, dan atas berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Penyakit
Alzaimer ”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas Sistem Neurologi
I. Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan pihak terkait. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang membantu baik secara
moral maupun material, terutama kepada :
1. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia
2. Taruli Yohana Sinaga, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
3. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi
dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns. Jek Amidos Pardede, M.kep, Sp. Kep.J, selaku Koordinator Profesi Ners Serta
Koordinator dan Dosen pengajar Keperawatan Komunitas IV Universitas Sari
Mutiara Indonesia
5. Ns. Masri Saragih M.Kep Selaku Dosen pengajar Managemen Keperawatan
6. Ns. Eva Kartika M.Kep Selaku Dosen pengajar Managemen Keperawatan
7. Ns. Rosetty Sipayung , M.Kep Selaku Dosen pengajar Managemen Keperawatan
8. Seluruh Dosen Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia
9. Seluruh staff Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas
Sari Mutiara Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, dengan demikian penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka
penyempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, akhir kata
penulis mengucapkan terimah kasih.

Medan, 14 Desember 2018

Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................
1.2 Tujuan ................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengorganisasian Pelayanan Kesehatan .........................................................
2.2 Pengorganisasian Puskesmas ...........................................................................
2.3 Organisasi Puskesmas .......................................................................................
2.5 Struktur Organisasi Puskesmas .......................................................................
2.6 Tingkat ketidak pastian organisasi puskesmas .............................................
2.7 Tugas struktur Organisasi Puskesmas ............................................................
2.8 Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................................
2.9 Upaya Kesehatan Puskesmas ...........................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................
3.2 Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semula sebagai
tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearah kesatuan upaya
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil
yanglangsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam
suatuwilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar, 1999).

Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung


pelayanankesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada
suatudaerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000).Puskesmas
adalahsalah satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi sampai
saat inipemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.Menurut Depkes RI (2004a)
upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggarasecara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.Jumlah sarana dan prasaranakesehatan masih rendah tercatat jumlah
Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak7.237 unit, Puskesmas Pembantu (Pustu)
21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling) 6.392unit.Penyebaran sarana dan prasarana
kesehatan belum merata.Rasio sarana danprasarana kesehatan terhadap jumlah penduduk
diluar pulau jawa lebih baik dibandingkandengan pulau jawa hanya saja keadaan
transportasi diluar pulau jawa lebih baikdibandingkan dengan pulau jawa.

Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmas telah
terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga puskesmaspembantu,
namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh masyarakat.Indonesiamasih
menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan,diperkirakan hanya 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas
danPuskesmas Pembantu (Depkes RI, 2004a).
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengorganisasian di Puskesmas?
b. Bgaimana Pengorganisasian Puskesmas sebagai satu pusat pelayanan kesehatan ?

1.3 Tujuan Penulis


a. Untuk mengetahui pengorganisasian pelayanan kesehatan
b. Untuk mengetahui pengorganisasian puskesmas sebagai salah satu pusat pelayanan
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengorganisasian Pelayanan Kesehatan


1. Defenisi

Pengorgasasian adalah langkah untuk menetapkan,menggolongkan dan mengatur


berbagai macam kegiatan,menetapkan tugas-tugas pokok wewenang, dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.

2. Tujuan Pengorganisasian Pelayanan Kesehatan

a. Menciptakan kerja sama yang lebih efesien


b. Mengembangkan kemampuan danketerampilan staf.
c. Menumbuhkan rasa memilki dan menyukaipekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan kerja
staf.
e. Membuat berkembang secara dinamis.

3. Ciri – ciri pengorganisasian

a. Terdiri atas beberapa orang


b. Ada Kegiatan – kegiatan yang berbeda tapi saling berkaitan
c. Tiap anggota mempunyai sumbangan usaha
d. Adanya kewenangan , koordinasi, dan pengawasan
e. Adanya suatu tujuan

4. Batasan fungsi organisasi

Fungsi pengorganisasian merupakan alat untukmemadukan (sinkronisasi) dan


mengatur semuakegiatan yang ada kaitannya dengan personil,finansial, material, dan
tata cara untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati bersama

Organisasi bersifat statis wadah kerja sama sekelompok orang. Organisasi bersifat
dinamis proses kerjasama staf yang berisi uraian tugas untuk mencapai tujuan.

5. Manfaat fungsi pengorganisasian

a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.


b. Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadianggota atau staf sebuah
organisasi.
c. Pendelegasian wewenang.
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimilikiorganisasi.

6. Langkah – langkah pengorganisasian

a. Tujuan orgnisasi harus dipahami oleh staf.


b. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan.
c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatukegiatan yang praktis.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakanoleh staf dan menyediakan fasilitas
pendukung.
e. Penugasan personel yang mampu.
f. Mendelegasikan wewenang.

7. Wewenang dalam pengorganisasian

a. Wewenang lini ( line authority )


b. Wewenang staf (Staff authority)
c. Wewenang staf dan lini

8. Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasi adalah upaya pihak manajeruntuk mengembangkan stafnya
(pengembangan sumberdaya manusia/staf) dengan harapan akan lebih meningkatkan
kapasitas organisasi yang dipimpinnyauntuk memecahkan masalah.

9. Peran manajer di dalam organisasi


a. Produser
b. Implementor
c. Inovator
d. Integrator

2.2 Pengorganisasian Di Puskesmas

1. Organisasi Puskesmas
Sebagai salah satu organisasi kesehatan yang fungsional, Puskesmas mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, yaitu :
a. Sistem Kesehatan Nasional, yaitu sebagai sarana pelayanan kesehatan
(perorangan dan masyarakat) strata pertama.
b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota, yaitu sebagai unit pelaksana teknis dinas
yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten atau kota.
c. Sistem Pemerintah Daerah, yaitu sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten atau kota yang merupakan unit struktural pemerintah daerah
kabupaten atau kota.
d. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu sebagai mitra
pelayanan kesehatan swasta starta pertama.
e. Sebagai pembina pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat

2. Struktur Organisasi Puskesmas


Pengorganisasian Puskesmas adalah struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas
yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksanan Puskesmas.
Struktur organisasi puskesmas menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa
melapor siapa, dan mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi yang akan
diikuti.

Adapun faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi


Puskesmas adalah :
a. Strategi untuk mencapai tujuan Puskesmas. Strategi akan menjelaskan
bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara
pimpinan dengan pegawai Puskesmas.
b. Ukuran organisasi Puskesmas. Besarnya organisasi Puskesmas secara
keseluruhan maupun unit-unit kerja fungsional akan mempengaruhi struktur
organisasi Puskesmas.
c. Tingkat penggunaan teknologi, yaitu tingkat rutinitas penggunaan teknologi
oleh Puskesmas untuk memberikan jasa layanan kesehatan Puskesmas. Pada
layanan kesehatan dengan menggunakan teknologi tinggi akan memerlukan
tingkat standarisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding dengan
pelayanan kesehatan dasar.
d. Tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi Puskesmas.
e. Preferensi(kesukaan) yang menguntungkan pribadi dari individu atau
kelompok yang memegang kekuasaan dan kontrol dalam organisasi
Puskesmas.
f. Pegawai dan stakeholder dalam organisasi Puskesmas. Kemampuan dan cara
berfikir para pegawai dan stakeholderPuskesmas serta kebutuhan mereka
untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi
Puskesmas. Kebutuhan pegawai dan stakeholder Puskesmas dalam pembuatan
keputusan akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan
diantara unit-unit kerja fungsional.(Endang S.2011)

Pembuatan pola struktur organisasi Puskesmas dapat mengacu pada :


Kebijakan Dasar Puskesmas (Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.128/Menkes/SK/II/2004),menetapkan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai
berikut :
1) Kepala Puskesmas,yaitu seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat. Struktur tergantung jenis
kegiatan dan beban kerja.
2) Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
mengelola:

a.Data dan informasi

b.Perencanaan dan penilaian


c.Keuangan

d.Umum dan kepegawaian

Unit pelaksana teknis fungsional yaitu :

a. Staf teknis untuk upaya kesehatan perorangan dan


b. Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan UKBM(Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat)

Tugas Struktur Organisasi Puskesmas :

1. Kepala Puskesmas. Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan


kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan
jabatan fungsional.
2. Kepala urusan tata usaha. Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan
perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
3. Unit I. Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi.
4. Unit II. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium
sederhana.
5. Unit III. Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga
kerja dan manula.
6. Unit IV. Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan
sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus
lainnya.
7. Unit V. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana
sehat.
8. Unit VI. Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
9. Unit VII. Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
Jaringan pelayanan, meliputi :

1. Puskesmas pembantu

Adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan bersifat menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatan puskesmas yang ruang lingkupnya lebih
kecil. Pustu secara umum melaksanakan pelayanan di bawah puskesmas induk
dengan wilayah kerja antara 2-3 desa. Sasaran pelayanan kesehatan sekitar
2500 jiwa(untuk luar jawa), dan 10.000 jiwa (untuk p.jawa dan bali).

2. Puskesmas keliling

Adalah salah satu kegiatan puskesmas dalam memberikan pelayanan


kesehatan di wilayah kerjanya dengan memberikan pelayanan di daerah
terpencil. Kegiatan pusling, yaitu :
 Melakukan penyelidikan kejadian luar biasa(KLB)
 Sebagai alat transportasi penderita untuk rujukan.
 Melakukan penyuluhan kesehatan menggunakan audio visual.

3. Bidan di Desa/komunitas.

Adalah salah satu kegiatan pelayanan kesehatan maupun penyuluhan di


desa/kelurahan oleh tenaga Bidan yang ditunjuk oleh Puskesmas Induk.

4. Posyandu

Merupakan kegiatan keterpaduan antara Puskesmas dan masyarakat di tingkat


desa yang diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu. Semula
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat
sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan.
Dalam pengembangannya Posyandu dapat dibina menjadi forum komunikasi
dan pelayanan di masyarakat, antara sektor yang memadukan kegiatan
pembangunan sektoralnya dengan kegiatan masyarakat, untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah melalui alih teknologi.
Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 kepala keluarga),
atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat.
Tujuan Posyandu:

a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran.


b. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk kegiatan kesehatan dan
kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.

Sasaran Posyandu :

a. Ibu hamil berisiko tinggi


b. Ibu menyusui
c. Bayi
d. Balita
e. Pasangan Usia Subur (PUS)

PelaksanaanPosyandu

Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader kesehatan desa bersama


Kepala Desa dan LKMD (seksi KB – Kesehatan dan PKK) dengan bimbingan
Tim Pembina LKMD Tingkat Kecamatan. Penyelenggaraan dilakukan oleh
kader-kader terlatih di bidang KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh masyarakat,
pemuda dan lain-lain dengan bimbingan Tim Pembina LKMD tingkat
Kecamatan.

Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutamaiIbu hamil, ibu


menyusui, bayi dan balita serta Pasangan Usia Subur (PUS).Posyandu
sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi masyarakat dan
ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu
dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa,
tempat pertemuan RT/RW atau di tempat khusus yang dibangun masyarakat.

Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di


wilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai obyek dan subyek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas(BPP), yang menghimpun
berbagai potensi masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM,
organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai
mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.

5. Secara kelembagaan BPP menjadi bagian dari struktur organisasi


puskesmas, sebagai lembaga mitra Puskesmas yang berfungsi :

a. Melayani pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan oleh


Puskesmas(to serve)
b. Memperjuangkan kepentingan dan keberhasilan pembangunan kesehatan
ooleh Puskesmas (to advocate) dan
c. Melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan masukan tentang kinerja
Puskesmas (to watch).

6. Tata kerja puskesmas

a. Melakukan Kooordinasi dengan kantor camat


b. Bertanggungjawab kepada dinas kesehatan kabupaten/kota
c. Bermitra dan menjalin kerjasama dengan sarana pelayanan kesehatan
tingkat pertama lainnya.
d. Menjalin kerjasama dengan fasilitas rujukan
e. Melakukan koordinasi dengan lintas sektoral.
f. Bermitra dengan masyarakat melalui BPP;organisasi yang menghimpun
tokoh masyarakat yang peduli dengan kesehatan masyarakat.

7. Upaya Kesehatan Puskesmas

a. Upaya kesehatan wajib puskesmas


b. Upaya promosi kesehatan
c. Upaya kesehatan lingkungan
d. Upaya perbaikan gizi
e. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular
f. Upaya kesehatan ibu, anak dan KB
g. Upaya pengobatan dasar.
h. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas.
Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan
kemampuan puskesmas, atau pelaksanaan dilakukan oleh dinkes kab/kota.
Dapat dilaksanakan jika upaya kesehatan wajib telah dilaksanakan secara
optimal (target&mutu terpenuhi)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengorgasasian adalah langkah untuk menetapkan,menggolongkan dan mengatur


berbagai macam kegiatan,menetapkan tugas-tugas pokok wewenang, dan pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja
tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar, 1999).

Pengorganisasian Puskesmas adalah struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas yang
merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksanan Puskesmas. Struktur
organisasi puskesmas menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor siapa,
dan mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi yang akan diikuti.

3.2 Saran

M e n g i n g a t p e n t i n g n ya f u n g s i p e n g o r g a n i s a s i a n , m a k a t e l a h
merupakan kewajiban bagi semua pihak yang bergerak dalam
administrasi kesehatan untuk memiliki pemahaman yang lengkap tentang
fungsi pengorganisasian makin bertambah penting jika
kebetulan bermaksud m e n ye l e n g g a r a k a n program kesehatan
m a s ya r a k a t . Pengorganisasian yang harus dilakukan tidak hanya terbatas pada hal-
hal yang tercantum dalam rencana saja, tetapi juga hal-hal yangterdapat dalam
masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1994. Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang : BINARUPA AKSARA


http://edwinnisme.wordpress.com/2011/11/28/pengorganisasian/ diakses tanggal 4 Juli 2012
http://hayabusaekzlhealthyhumanity.blogspot.com/2011/04/pengorganisasian-kegiatan.html
diakses tanggal 5 Juli 2012
http://kahfiehudson.wordpress.com/2011/12/18/pengembangan-organisasi/ diakses tanggal 5
Juli 2012
http://kindiboy.wordpress.com/2012/03/04/peranan-staf-dalam-organisasi/ diakses tanggal 5
Juli 2012
http://mohamadkemaludin.wordpress.com/2010/11/15/pengorganisasian/ diakses tanggal 4
Juli 2012
http://sigmavite.blogspot.com/2011/04/organisasi-matrik.html diakses tanggal 5 Juli 2012
Muninjaya, A. A. Gde, 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai