PENDAHULUAN
Studi Hill, dkk (2016); prevalensi PGK di dunia berkisar 11-13% dengan
prevalensi terbesar pada tahap 3 (7,6%; IK 95%: 6,4-8,9%). Berdasarkan data
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)
memperlihatkan yang menderita gagal ginjal baik akut maupun kronik
mencapai 50% sedangkan yang diketahui dan mendapatkan pengobatan
hanya 25% dan 12,5% yang terobati dengan baik (Indrasari, 2015). Data
World Health Organization (WHO) pada (2015) mengemukakan bahwa
angka kejadian gagal ginjal kronik diseluruh dunia mencapai 10% dari
populasi, sementara itu pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa mencapai 1,5 juta orang diseluruh dunia (Indonesian Renal
Registry [IRR], 2014). Di Amerika Serikat, kejadian dan prevalensi gagal
ginjal meningkat 50% ditahun 2014. Data menunjukan bahwa setip tahun
200.000 orang Amerika menjalani hemodialisis karena GGK, yang artinya
1.140 dalam satu juta orang amerika adalah pasien dialisis (Widyastuti,
2014).
Data yang didapat dari Indonesian Renal Registry (IRR) (2014); suatu
program dari Perkumpulan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), menunjukkan
bahwa adanya peningkatan pada jumlah pasien, terutama pasien aktif selama
tahun 2007 hingga 2014. Dalam kurun waktu tersebut, terdapat peningkatan
lebih dari 6 kali lipat dari jumlah awalnya. Di Indonesia berdasarkan Report Of
Indonesian Renal Registry 2014 terdapat 358 renal unit dengan bentuk
instalasi di rumah sakit 334 dan status kepemilikan pemerintah. Peningkatan
jumlah renal unit menandakan meningkatnya kebutuhan pasien GGK dalam
menjalani HD.