Anda di halaman 1dari 7

Leptospirosis – Penyebab,

Gejala, Diagnosis, Pengobatan, &


Pencegahan
Bagikan
DokterSehat.Com – Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang menjangkiti
manusia dan hewan. Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri leptospira
interrogans. Leptospirosis pada manusia dapat menyebabkan beberapa gejala,
namun beberapa mungkin keliru untuk penyakit lain. Namun, beberapa orang
yang terinfeksi mungkin tidak mengalami gejala.

Jika tanpa pengobatan leptospirosis, penyakit ini dapat menyebabkan


kerusakan ginjal, meningitis (radang selaput di area otak dan sumsum tulang
belakang), gagal hati, gangguan pernapasan, dan bahkan kematian.

Penyebab Penyakit Leptospirosis


Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini
biasanya hidup pada ginjal hewan pembawa penyakit leptospirosis, yang akan
keluar melalui urine dan mengendap di tanah. Hewan yang biasa terjangkit
penyakit ini adalah tikus.

Jika berada di sekitar tanah atau air tempat minum hewan yang terinfeksi urine,
kuman ini bisa menyerang tubuh manusia melalui celah kulit, seperti luka
goresan, luka terbuka, atau luka yang kering.

Penyebab penyakit leptospirosis juga menular melalui hidung, mulut, dan alat
kelamin. Namun penularan dari manusia jarang terjadi, meskipun bisa melalui
hubungan seks dan menyusui.

Risiko tertular penyakit leptospirosis meningkat jika sering berada di lingkungan


binatang atau di luar ruang yang sering dilintasi binatang. Selain itu, beberapa
pekerjaan yang kemungkinan berisiko tertular leptospirosis adalah; petani,
dokter hewan, pekerja bawah tanah (bekerja di saluran pembuangan atau
tambang), pekerja rumah jagal, dan personel militer.
Penyebab penyakit leptospirosis atau penularannya juga bisa melalui kegiatan
lainnya seperti olahraga rafting (arung jeram), berenang, atau berkemah di
dekat danau dan sungai yang tercemar bakteri leptospira interrogans.

Gejala Leptospirosis
Tanda dan gejala leptospirosis secara umum muncul tiba-tiba, biasanya sekitar
5 hingga 14 hari setelah mengalami infeksi bakteri leptospira interrogans.
Sementara menurut CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
yang berbasis di Amerika, masa inkubasi sekitar 2 hingga 30 hari. Dan berikut
ini gejala leptospirosis yang ringan hingga berat:

1. Leptospirosis ringan

Tanda dan gejala leptospirosis ringan adalah sebagai berikut:

 Demam dan kedinginan


 Matuk
 Diare, muntah, atau keduanya
 Sakit kepala
 Nyeri otot, terutama punggung bagian bawah dan betis
 ruam
 Mata merah dan teriritasi
 Penyakit kuning

Sebagian besar orang yang mengalami jgejala tersebut akan pulih sekitar
seminggu tanpa menjalani pengobatan leptospirosis, namun sekitar 10 persen
orang dapat mengalami leptospirosis parah.

2. Leptospirosis berat

Penderita leptospirosis berat akan menimbulkan tanda dan gejala beberapa hari
setelah mengalami gejala leptospirosis ringan menghilang.
Gejala leptospirosis berat tergantung pada organ vital yang terkena penyakit
ini. Gejalanya bisa menyebabkan gagal ginjal atau hati, gangguan pernapasan,
dan meningitis. Kondisi tersebut bisa berakibat fatal.

Gejala Leptospirosis pada Organ Vital


Penyakit leptospirosis dapat menyerang organ vital tubuh yang mengganggu
kesehatan, di antaranya:

1. Jantung, hati, dan ginjal

Jika leptospirosis mengganggu kesehatan jantung, hati, dan ginjal,


penderitanya akan mengalami gejala seperti; Kelelahan, detak jantung tidak
teratur cepat, nyeri otot, mual, mimisan, sakit dada, merasa terengah-engah,
nafsu makan yang buruk, pembengkakan pada tangan dan kaki, berat badan
turun tanpa sebab, penyakit kuning (jaundice). Jika kondisi tersebut tidak
segera ditangani, kemungkinan dapat menyebabkan gagal ginjal, bahkan
berujung kematian.

2. Otak

Jika penyakit ini menyerang otak atau sumsum tulang belakang, ini akan
menyebabkan meningitis atau ensefalitis. Meningitis adalah infeksi yang terjadi
pada membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan
ensefalitis adalah infeksi pada jaringan otak. Kedua kondisi ini memiliki tanda
dan gejala yang sama, di antaranya: Kebingungan atau disorientasi, merasa
kantuk, kejang, demam tinggi, mual, fotofobia (kepekaan terhadap cahaya),
sulit bergerak, leher kaku, sulit berbicara, muntah, dan perilaku agresif atau
tidak biasa.

Jika meningitis dan ensefalitis tidak segera diobati, kemungkinan dapat


menyebabkan kerusakan pada otak dan bahkan mengancam jiwa.
3. Paru-paru

Jika penyakit leptospirosis menyerang paru-paru, penderitanya akan mengalami


kesulitan bernapas. Tanda dan gejala yang muncul seperti demam tinggi,
terengah-engah, dan batuk darah.

Diagnosis Leptospirosis
Penyakit leptospirosis ringan sulit didiagnosis, karena gejalanya menyerupai flu
dan infeksi lainnya. Jika penyakit leptospirosis parah, penderitanya bisa
menjalani tes diagnostik khusus. Untuk membantu diagnosis, dokter mungkin
akan bertanya tentang aktivitas yang Anda jalani sebelumnya.

Pengobatan Leptospirosis
Penyakit ini dapat ditangani menggunakan obat leptospirosis bverupa antibiotik,
seperti doksisiklin atau penisilin. Obat ini harus digunakan pada tahap awal
penyakit leptospiros.

Penderita yang mengalami gejala lebih parah, mungkin akan diberikan obat
leptospirosis berupa antibiotik intravena. Sementara bagi penderita dengan
gejala sugestif harus menghubungi dokter.

Pencegahan Leptospirosis
Sebelum beraktivitas di luar rumah atau berlibur di negara beriklim tropis, atau
berhubungan dengan air, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter tentang
tinfakan poencegahan yang tepat untuk dilakukan.

Beberapa cara berikut ini mungkin bisa membantu mengurangi risiko penyakit
leptospirosis – berdasarkan tempat di mana aktivitas dilakukan, di antaranya:
1. Berenang atau bermain air

Di negara maju non-tropis, risiko terkena penyakit leptospirosis kemungkinan


sangat kecil, bahkan tidak perlu menghindari olahraga air. Namun, jika sering
melakukan olahraga air di air tawar, Anda harus melakukan tindakan
pencegahan. Bagaimana caranya?

Salah satunya adalah dengan memastikan tubuh yang mengalami luka goresan
sudah dibalut menggunakan perban anti air. Cara ini bisa melindungi dari
berbagai infeksi, termasuk penyakit hepatitis A dan giardiasis. Jangan lupa,
bersihkan badan dengan mandi setelah bermain di air tawar.

2. Pencemaran di tempat kerja

Bagi Anda yang bekerja berhubungan dengan hewan pembawa penyakit


leptospirosis, air atau tanah yang rawan terkontaminasi bakteri harus
menggunakan pakaian pelindung dan mematuhi peraturan kerja. Selain pakaian
pelingung, Anda juga harus menggunakan sarung tangan, masker, sepatu bot,
dan kacamata.

3. Saat liburan

Jika plesiran ke tempat yaang biasa terjadi penyakit leptospirosis, makan Anda
harus mengambil langkah pencegahan berikut ini:

 Menghindari berenang di air tawar


 Minumlah air yang direbus atau minum air kemasan tersegel
 Jika terdapat luka di tubuh Anda, bersihkan dan balut dengan perban
ainti air

4. Penanggulangan bencana
Pekerjaan yang bersifat darurat seperti pada personel militer yang bertugas di
zona bencana harus menggunakan antibiotik untuk tindakan pencegahan.

Anda mungkin juga menyukai