Jika berada di sekitar tanah atau air tempat minum hewan yang terinfeksi urine,
kuman ini bisa menyerang tubuh manusia melalui celah kulit, seperti luka
goresan, luka terbuka, atau luka yang kering.
Penyebab penyakit leptospirosis juga menular melalui hidung, mulut, dan alat
kelamin. Namun penularan dari manusia jarang terjadi, meskipun bisa melalui
hubungan seks dan menyusui.
Gejala Leptospirosis
Tanda dan gejala leptospirosis secara umum muncul tiba-tiba, biasanya sekitar
5 hingga 14 hari setelah mengalami infeksi bakteri leptospira interrogans.
Sementara menurut CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
yang berbasis di Amerika, masa inkubasi sekitar 2 hingga 30 hari. Dan berikut
ini gejala leptospirosis yang ringan hingga berat:
1. Leptospirosis ringan
Sebagian besar orang yang mengalami jgejala tersebut akan pulih sekitar
seminggu tanpa menjalani pengobatan leptospirosis, namun sekitar 10 persen
orang dapat mengalami leptospirosis parah.
2. Leptospirosis berat
Penderita leptospirosis berat akan menimbulkan tanda dan gejala beberapa hari
setelah mengalami gejala leptospirosis ringan menghilang.
Gejala leptospirosis berat tergantung pada organ vital yang terkena penyakit
ini. Gejalanya bisa menyebabkan gagal ginjal atau hati, gangguan pernapasan,
dan meningitis. Kondisi tersebut bisa berakibat fatal.
2. Otak
Jika penyakit ini menyerang otak atau sumsum tulang belakang, ini akan
menyebabkan meningitis atau ensefalitis. Meningitis adalah infeksi yang terjadi
pada membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan
ensefalitis adalah infeksi pada jaringan otak. Kedua kondisi ini memiliki tanda
dan gejala yang sama, di antaranya: Kebingungan atau disorientasi, merasa
kantuk, kejang, demam tinggi, mual, fotofobia (kepekaan terhadap cahaya),
sulit bergerak, leher kaku, sulit berbicara, muntah, dan perilaku agresif atau
tidak biasa.
Diagnosis Leptospirosis
Penyakit leptospirosis ringan sulit didiagnosis, karena gejalanya menyerupai flu
dan infeksi lainnya. Jika penyakit leptospirosis parah, penderitanya bisa
menjalani tes diagnostik khusus. Untuk membantu diagnosis, dokter mungkin
akan bertanya tentang aktivitas yang Anda jalani sebelumnya.
Pengobatan Leptospirosis
Penyakit ini dapat ditangani menggunakan obat leptospirosis bverupa antibiotik,
seperti doksisiklin atau penisilin. Obat ini harus digunakan pada tahap awal
penyakit leptospiros.
Penderita yang mengalami gejala lebih parah, mungkin akan diberikan obat
leptospirosis berupa antibiotik intravena. Sementara bagi penderita dengan
gejala sugestif harus menghubungi dokter.
Pencegahan Leptospirosis
Sebelum beraktivitas di luar rumah atau berlibur di negara beriklim tropis, atau
berhubungan dengan air, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter tentang
tinfakan poencegahan yang tepat untuk dilakukan.
Beberapa cara berikut ini mungkin bisa membantu mengurangi risiko penyakit
leptospirosis – berdasarkan tempat di mana aktivitas dilakukan, di antaranya:
1. Berenang atau bermain air
Salah satunya adalah dengan memastikan tubuh yang mengalami luka goresan
sudah dibalut menggunakan perban anti air. Cara ini bisa melindungi dari
berbagai infeksi, termasuk penyakit hepatitis A dan giardiasis. Jangan lupa,
bersihkan badan dengan mandi setelah bermain di air tawar.
3. Saat liburan
Jika plesiran ke tempat yaang biasa terjadi penyakit leptospirosis, makan Anda
harus mengambil langkah pencegahan berikut ini:
4. Penanggulangan bencana
Pekerjaan yang bersifat darurat seperti pada personel militer yang bertugas di
zona bencana harus menggunakan antibiotik untuk tindakan pencegahan.