Anda di halaman 1dari 62

AGUS SUHARTO

PROPORSI CAIRAN TUBUH

 Dipengaruhi oleh : umur, jenis kelamin, banyak


lemak tubuh.
Gambar 1 Variasi jumlah air tubuh total

53% 40%

64%

46%
%

75%
KOMPARTEMEN CAIRAN
Cairan Tubuh:
- Total = 40 L, 60% BB
- Intra sel = 25 L, 40% BB
- Ekstra sel = 15 L, 20% BB
- Interstisiil = 12 L, 80% CES
- Plasma = 3 L, 20% CES
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
Endotel kalpiler
Membran sel
Sel darah

Intra sel

Plasma

interstitial
ELECTROLYTE COMPOSITION OF BODY FLUID
Electolyte Plasma(mEq/L Interstetiel Intracelluler
(mEq/KgH2o) (mEq/KgH2o)
Cation:
Na+ 142 145 10
K+ 4 4 159
Ca2+ 5 3 1
Mg2+ 2 2 40
Total 153 154 210
Anion:
Cl- 103 117 3

HCO3- 25 28 7
Protein 17 - 45
Others 8 9 155
Total 153 154 210
FUNGSI CAIRAN TUBUH
 Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan
ke sel-sel
 Mengeluarkan buangan-buangan sel
 Membantu dalam metabolisme sel
 Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit
 Membantu memelihara suhu tubuh
 Membantu pencernaan
 Mempemudah eliminasi
 Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim)
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI
UNSUR TUBUH YANG UTAMA

Intake (Range) Output (range)


AIR (ml) 1.Urine = 1400 – 1.800
Air minum = 1400 – 1800 2.Faeces = 100
Air dalam makanan= 700 – 1000
3.Kulit = 300 - 500
Air hasil oksidasi = 300 - 400
4.Paru-paru = 600 - 800

TOTAL = 2400 -3200 TOTAL = 2400 – 3200


Intake (range) Output (range)

Natrium(mEq)=70 (50-100)  Urine = 65 (50-100)


 Faeces = 5 (2-20)
Kalium (mEq) = 100 (50-120) Urine = 90 (50-120)
 Faeces = 10 (2-40)
Magnesium (mEq) = 30 (5-60)  Urine = 10 (2-20)
 Faeces = 20 (2-50)
Kalsium (mEq) = 15 (2-50)  Urine = 3(0-10)
 Faeces = 12 (2-30)
Protein (g) = 55 (30-80)
Nitrogen (g) = 8 (4-12)
Kalori = 1800-3000
INSENSIBLE LOSS (IWL)
 Merupakan Kehilangan cairan melalui kulit
(difusi) & paru
 Untuk mengetahui “Insensible Loss (IWL)” dapat
menggunakan penghitungan sebagai berikut :
o DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
o ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
Jika ada kenaikan suhu :
 *Rumus IWL Kenaikan Suhu
 [(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
PROSES PERGERAKAN / TRANSPOR CAIRAN
TUBUH
1. Difusi
Difusi adalah proses dimana partikel yang
terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan.
Faktor-faktor yang meningkatkan difusi
1. Peningkatan suhu
2. Peningkatan konsentrasi partikel
ISF
INTERSTETIAL
. . . . . . . .
FLUID
. .
.. . . . . . . . . . . . . . .
.
Pembuluh INTRA VASCULAR FLUID . ..
. . . .
IVF . . ..
. .. .. . . .. . . .. . . .
Darah

INTRA VASCULAR FLUID


..
ICF
Ion dan molekul konsentrasi ↑↑ ke ↓↓
O2 darah ke sel ; CO2 ke darah
2. TRANSPORT AKTIF

1) Transport Aktif adalah bahan bergerak dari


konsentrasi rendah ke tinggi.
2) adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa
jantung.
3) diperlukan Energi.
4) Banyak zat terlarut penting ditransport
secara aktif melewati membran sel meliputi:
natrium, kalium, hidrogen, glukosa dan
asam amino.
5) Tarnsport aktif adalah vital untuk
mempertahankan keunikan komposisi baik
CES dan CIS.
3. FILTRASI (PENYARINGAN)

1) Filtrasi adalah adalah


merembesnya suatu cairan
melalui selaput permeable.
2) Arah perembesan adalah
dari daerah dengan
tekanan yang lebih tinggi ke
daerah dengan tekanan
yang yang lebih rendah.
4. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya
pelarut bersih seperti air, melalui
membran semipermeabel dari
larutan yang berkonsentrasi lebih
rendah ke konsentrasi yang lebih
tinggi yang sifatnya menarik.
Air dan larutan dengan konstrs ↓↓ ke ↑↑
melalui membran semipermiable.

A Volume ↑↑
G
I G Konsentr <<
A U
R U L
I
L A
R
A
Semi Permiabel
CARA PENGELUARAN CAIRAN

a. Ginjal
b. Kulit
c. Paru –paru
d. Gastrointestinal
NILAI NORMAL ELEKTROLIT
Jenis cairan dan elektrolit Nilai normal dalam tubuh

- Potasium [K+] 3.5 – 5 mEq/L


- Sodium [Na+] 135 – 145 mEq/L
- Kalsium [Ca2+] 8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)
- Magnesium [Mg2+] 1.5 – 2.5 mEq/L
- Fosfat [PO42-] 2.7 – 4.5 mg/dl
- Klorida [Cl-] 98 – 106 mEq/L
- Bikarbonat [HCO3] 24 – 28 mEq/L
PENGATURAN ELEKTROLIT

a. Natrium
 Terbanyak di Extra sel
 Mempengaruhi keseimbangan air, hantaran
infuls dan kontraksi otot
 Diatur oleh intake garam, aldosteron, dan
pengeluaran urine
 Normal: 135-148 mEq/lt
KALIUM

 Kation utama intra seluler


 Berfungsi sebagai exitabiliy neuromuskuler dan
kontraksi otot
 Untuk pembentukan glikogen, sintesa protein,
pengaturan keseimbangan asam basa
 Normal: 3,5-5,5 mEq/lt
KALSIUM

 Berguna untuk integritas kulit, struktur sel,


konduksi jantung, pe,beuan darah,
pembentukan tulang dan gigi.
 Diatur oleh parathyroid dan thyroid
Magnisium
 Kation terbanyak kedua di CIS
 Penting untuk aktifitas enzim,
neurochemia, muskular excibility
 Normal: 1,5-2,5 mEq/lt
Clorida
 Terdapat pada CIS dan CES
 Normal: 95-105 Eq/lt

Bicarbonat
 Sebagai buffer
 Terdapat pada CIS dan CES

Fosfat
 Anion buffer pada CIS dan CES
 Fungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler,
metab. KH, pengatur As-Bs
MASALAH KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
1. Hipovolemia
 Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan
volume cairan ekstraseluler (CES).
 Hipovolemia adalah penipisan volume cairan
ekstraseluler (CES)
 Kehilangan air+elektrolit dengan proporsi yang sama.
(kehilangan air dengan peningkatan Na serum).
 Contoh: diare, mual, faktor resiko DM insipidus,
perdarahan
TANDA-GEJALA KLINIS

 Pusing, kelemahan, Keletihan


 Sinkope
 anoreksia,mual, muntah, haus,
 kekacauan mental
 Konstipasi dan oliguria.
 HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah
kering, mukosa mulut kering, mata cekung.
TAHAPAN SYOK HIPOVOLEMIK:
syok hipovolemik terjadi jika volume cairan hilang >25%
volume intravascular
 1: volume darah hilang <=15%, dikompensasi dengan
konstriksi pembuluh darah. Tanda dan gejala: BP normal,
RR normal, kulit pucat, ansietas (cemas awal)
 2: volume darah hilang 15-30% (750-1500mL). CO tidak
dapat dikompensasi dengan konstriksi pembuluh darah
arteri. Tanda dan gejala: RR meningkat (takikardi), BP
normal, Tekanan diastolic meningkat, berkeringat
(stimulasi dari sistem saraf simpatik), ansietas ringan,
kelelahan
 3: volume darah hilang 30-45% (1500-2000mL). Tanda dan
gejala: tekanan sistolik turun sampai di bawah 100 mmHg,
sudah ada tanda klasik syok hipovolemik; takikardi>120x/
menit, takipneu>30x/menit, penurunan status mental
(ansietas, agitasi), keringat dingin, kulit pucat, penurunan
sistolik.
 4: kehilangan volume darah >40% (>2000Ml). Tanda dan
gejala: takikardi ekstrim, denyut nadi lemah, penurunan
sistolik yang signifikan sampai <=70 mmHg, kesadaran
menurun, diaphoresis, dingin, ekstremitas sangat pucat.
PENATALAKSANAAN:
 Berikan larutan isotonic (RL, NaCl 0,9 %)
 Untuk tatalaksana kehilangan cairan dan bisa
digunakan pada hipotensi.
 Jika sudah normal dapat diberikan larutan
hipotonik (NaCl 0.45%)
TINDAKAN

 Pemulihan volume cairan normal dan koreksi


gangguan penyerta asam-basa dan elektrolit
 Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik
 Rehidrasi oral pada diare pediatrik
 Tindakan terhadap penyebab dasar
RIWAYAT DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO

 Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare,


drainase intestinal
 Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder
terhadap demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik
 Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes
insipidus, diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal,
diuresis osmotik (DM takterkontrol, pasca penggunaan zat
kontras
 Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial
: peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites
 Hemorragia
 Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.
2. HIPERVOLEMIA
 Hipervolemia adalah penambahan /
kelebihan volume (CES)
 Hipervolemia adalah kelebihan cairan di
dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).

Penyebab
1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan
natrium dan air
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan
penurunan ekskresi natrium & air
3. Kelebihan pemberian cairan intra vena
4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma
TANDA-GEJALA KLINIS
sesak nafas, ortopnea, odema
Penyebab edema extraselular
1. peningkatan tekanan kapiler
 kelebihan retensi ginjal
 tekanan vena yang tinggi
 penurunan resistensi arteriol
2. penurunan protein plasma
 hilangnya protein melalui hidung
 hilangnya protein melalui kulit yang lepas
 kagagalan roduksi protein
3. Peningkatan permiabilitas kapiler
 reaksi imun
 toksin
 infeksi bakteri
4. Blockage of lymph return
 Cancer
 Pembuluh limphatik yang abnormal atau kelainan
konginital
INTERVENSI

 mencegah fluid volume electrolyte (FVE)


dengan diet natrium, mendeteksi FVE
(memantau asupan, istirahat, dll), berikan posisi
fowler tinggi agar cairan ke jantung dan pre
load berkurang.
 Edema dapat terjadi akibat perluasan cairan di
ruang interstisial (penumpukan Na+) berikan
terapi diuretik
3. HIPONATREMIA

 Penyebab: Syndrome insufficiency ADH (SIADH),


hiperglikemi, masukan cairan secara perenteral
yang < elektrolit meningkat, penggunaan air
ledeng untuk enema atau irigasi gaster
 Manifestasi klinis: mual, kram perut,
neuropsikiatrik, anoreksia, perasaan lelah.
 *Suatu kondisi dikatakan terjadi peningkatan TIK
jika kadar Na serum < 115 mEq/ L
 Ciri-ciri peningkatan TIK: letargi, confuse, kedutan
otot, kelemahan fokal, hemiparase, papil
edema, kejang
PENATALAKSANAAN

 mengganti Na+ (oral, nasogastrik), berikan


larutan isotonic jika tidak dapat menggunakan
Na+, pembatasan air lebih aman pada pasien
dengan volume cairan normal.
4. HIPERNATREMIA (KADAR NA>
145 MEQ/L)

 Penyebab: kehilangan air pada pasien yang


tidak sadar karena tidak dapat berespon
terhadap rangsang haus, Na+ yang tidk
proporsional (berlebih), diabetes insipidus (jika
pasien tidak berespon terhadap rasa haus,
stroke , hampir tenggelam di laut, kegagalan
sistem penyesuaian, sistem hemodialisis/
hemodialisis peritoneal, pemberian cairan salin
intravena.
 Manifestasi klnis: neurologis, dehidrasi
seluler,gelisah, lemah (pada hipernatremi
sedang), disorientasi, halusinasi, delusi (pada
hipernatremi berat), kerusakan otak permanen
(pada hipernatremi sangat berat)
INTERVENSI
 penurunan kadar Na serum secara bertahap
dengan infus larutan isotonic
 lebih aman diberikan larutan hipotonik/ isotonic
daripada dekstrose karena dekstrose menurunkan
kadar Na+ secara cepat (penurunan Na+ plasma
maksimal 2 mEq/ jam)
 koreksi hipernatremi secara menetap.
 Def. cairan= 0,6XBBX (Na/140 – 1)
( pada wanita 0,5)
 Dengan Cairan glukosa isotonik peroral atau
enteral
 Pada diabetes insipidus diberikan diuretik (Hct)
dengan diet rendah Natrium atau pemberian
klofibrat, klorpropamid, asetaminofen,
karbamasepin, pitresin dalam minyak.
5. HIPOKALEMIA

 Hipokalemia biasanya menyebabkan alkalosis


dan demikian sebaliknya. Setiap peningkatan
pH0,1 artinya peningkatan kalium serum 0,5.
Hipokalemia biasanya terjadi pada diare,
ileostomi baru, adenoma villous (tumor pada
saluran GI), dan bisa juga terjadi pada pasien
yang mendapat asupan karbohidrat parenteral.
 Hipokalemia berat dapat menyebabkan henti
jantung dan henti napas.
 Tanda-tanda klinis jarang terlihat sebelum kadar
kalium serum turun di bawah 3, kecuali tingkat
kehilangannya cepat.
TANDA DAN GEJALA

 Manifestasi klinis: keletihan, mual, muntah,


kelemahan otot, kram kaki, penurunan motilitas
usus, parestesia, disritmia, peningkatan sensitifitas
terhadap digitalis.
 Hipokalemia berkelanjutan dapat menyebabkan
ketidakmampuan ginjal memekatkan urinurin
encer+rasa haus berlebih. Selain itu deplesi
kalium bisa menekan pelepasan insulin
intoleransi glukosa.
INTERVENSI

 Pencegahan: K+ diperbaiki 40-80 mEq/hari,


pasien beresiko diperbaiki 50-100 mEq/hari
 Tambahan kalium oral dapat menyebabkan lesi
usus kecil. Oleh karena itu, pasien harus dikaji +
diingatkan tentang distensi abdomen, nyeri, dan
perdarahan.
 Makanan yang banyak mengandung kalium
antara lain: pisang, kismis, jeruk, daging, susu,
tomat segar, kentang, miju2, jus buah.
6. HIPERKALSEMIA
 Hiperkalsemia merupakan suatu keadaan dimana berlebihnya kadar kalsium
dalam darah.
Etiologi:
 Hiperparatiroidisme, Tumor ganas yg mengeluarkan PTH, Intoksikasi vit.D ,
Intoksikasi vit. A, Hipertiroid , Insufisiensi adrenal, Milk Alkali Syndrome
Tanda dan gejala:
 1. Nyeri pada tulang
 2. Relaksasi otot
 3. Batu ginjal
 4. Mual-mual
 5. Koma
 6. Kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/1t
Pengobatan:
 1. Fosfat: meningkatkan deposisi kalk tulang & menghambat resorbsi tulang
 2. Indometasin : berguna pada hiperkalsemia akibat keganasan
 3. Meningkatkan ekskresi dengan larutan NaCl.
 4. Diet rendah kalsium
 5. Hemodialisis

7. HIPERKALEMIA
 Hiperkalemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah adalah
tinggi.
 a) Etiologi:
 1. Asupan berlebih peroral/enteral
 2. Perpindahan K+ ke ekstrasel pada asidosis
 3. Pseudohiperkalemia: pada penderita dengan lekositosis/trombositosis
 4. Koagulasi/hemolisis.
 b) Tanda dan gejala:
 1. Mual
 2. Hiperaktivitas sistem pencernaan
 3. Aritmia
 4. Kelemahan
 5. Jumlah urine dan diare sedikit
 6. Kecemasan dan iriabilitas
 7. Kadar kalium dalam plasma mencapai lebih dari 5 mEq/1t
 8. Kelemahan otot s/d paralisa
 9. Jantung aritmia/arrest
 10. Gambaran EKG: QRS → interval P → hilangnya P → QRS menyatu dengan T
PENGOBATAN:
 1. Menurunkan K+ plasma:
 o pemberian D 10% 500ml/infus ½ jam  insulin endogen 
mendorong K+ masuk sel; pada DM perlu ditambah 15 U
insulin
 o pada asidosis: K+ luar sel meningkat  dg. Pemberian
Na.Bic. 44-88 meq enteral  K+ terdorong masuk dalam sel
 o Sod.Polystirene Sulfonat (kayexalate)
2. Menurunkan ambang rangsang neuromuskuler:
 o 10 cc Gluonas Calc.10% I.v. Diberikan dlm. 2-3 menit
dapat diulang setelah 5 menit bila gbr. EKG tak berubah
 o Terapi cepat dilakukan bila K+ > 8 meq/L atau K+> 6,5
meq/L disertai perubahan EKG yang lanjut
 o hemodialisis: bila cara2 diatas gagal
8. GANGGUAN ASAM BASA
Jenis Gangguan pH pCO2 HCO3

Asidosis Respiratorik   N

Alkalosis Respiratorik   N

Asidosis Metabolik  N 

Alkalosis Metabolik  N 
KEBUTUHAN CAIRAN / 24 JAM

 Kebutuhan cairan/hari= BB x 25-35 mL


 *25 mL/kgpasien CHF; 30 mL/kgrata-rata
orang dewasa; 35 mL/kgpasien infeksi/ luka
 kebutuhan elektrolit
 Sodium (Na) : 2-3 mEq/100 mL H2O/ hari
 Potassium (K) : 1-2 mEq/100 mL H2O/ hari
 Chloride (Cl) : 2-3 mEq/100 mL H2O/ hari
TERAPY CAIRAN

 Resusitasi  mengganti kehilangan akut. Penggantian


deficit kristaloid dan atau koloid.
 Rumatan  memasok kebutuhan harian. Kebutuhan
harian kristaloid.
 Kebutuhan cairan rumatan:
 Berat Kecepatan
 10 kg pertama 4 ml/kg/jam
 10-20 kg berikutnya tambahkan 2
ml/kg/jam
 Di atas 20 kg tambahkan 1
ml/kg/jam
PEMBERIAN CAIRAN RESUSITASI
 Cairan kristaloid 20 cc /kg secepatnya (10 menit)
Sudah teratasi  lanjutkan rehidrasi Belum teratasi  lanjutkan
 Cairan kristaloid 20 cc /kg secepatnya
Sudah teratasi  lanjutkan rehidrasi
 Belum teratasi  lanjutkan
 Cairan koloid 20 cc /kg secepatnya

Sudah teratasi  lanjutkan rehidrasi Belum teratasi  lanjutkan


 Cairan koloid 20 cc /kg secepatnya
REHIDRASI DEHIDRASI BERAT

 Infus Ringer Laktat atau Ringer Asetat


100 cc/kgBB

Cara pemberian :
 < 1th 30 cc/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan
70cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya
 > 1th 30 cc/kgBB dalam 1/2 jam pertama, dilanjutkan
70cc/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya
CAIRAN KRISTALOID

Nacl 0,9%
 Komposisi (mmol/l) : Na = 154, Cl = 154.
 Kemasan : 100, 250, 500, 1000 ml.
 Indikasi :
 a. Resusitasi
 Pada kondisi kritis, sel-sel endotelium
pembuluh darah bocor, diikuti oleh
keluarnya molekul protein besar ke
kompartemen interstisial, diikuti air dan
elektrolit yang bergerak ke intertisial karena
gradien osmosis. Plasma expander berguna
untuk mengganti cairan dan elektrolit yang
hilang pada intravaskuler.
 b. Diare
 Kondisi diare menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah banyak,
cairan NaCl digunakan untuk mengganti cairan yang hilang tersebut.
 c. Luka Bakar
 Manifestasi luka bakar adalah syok hipovolemik, dimana terjadi
kehilangan protein plasma atau cairan ekstraseluler dalam jumlah
besar dari permukaan tubuh yang terbakar. Untuk mempertahankan
cairan dan elektrolit dapat digunakan cairan NaCl, ringer laktat, atau
dekstrosa.
 d. Gagal Ginjal Akut
 Penurunan fungsi ginjal akut mengakibatkan kegagalan ginjal
menjaga homeostasis tubuh. Keadaan ini juga meningkatkan
metabolit nitrogen yaitu ureum dan kreatinin serta gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Pemberian normal saline dan
glukosa menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit.
 Kontraindikasi : hipertonik uterus, hiponatremia, retensi cairan.
Digunakan dengan pengawasan ketat pada CHF, insufisiensi renal,
hipertensi, edema perifer dan edema paru.
 Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume besar
(biasanya paru-paru), penggunaan dalam jumlah besar
menyebabkan akumulasi natrium.
RINGER LAKTAT

 Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl


= 109-110, Basa = 28-30 mEq/l.
Kemasan : 500, 1000 ml.
 Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik. Ringer laktat
menjadi kurang disukai karena menyebabkan hiperkloremia
dan asidosis metabolik, karena akan menyebabkan
penumpukan asam laktat yang tinggi akibat metabolisme
anaerob.
 Kontraindikasi : hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel
hati, asidosis laktat.
 Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan
volume yang besar, biasanya paru-paru.
 Peringatan dan Perhatian : ”Not for use in the treatment of
lactic acidosis”. Hati-hati pemberian pada penderita edema
perifer pulmoner, heart failure/impaired renal function & pre-
eklamsia.
DEKSTROSA
 Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekatannya
melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 %
dalam NaCl normal, Dextrose
5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
 Komposisi : glukosa = 50 gr/l (5%), 100 gr/l (10%), 200
gr/l (20%).
 Kemasan : 100, 250, 500 ml.
 Indikasi : sebagai cairan resusitasi pada terapi intravena
serta untuk keperluan hidrasi selama dan sesudah
operasi. Diberikan pada keadaan oliguria ringan sampai
sedang (kadar kreatinin kurang dari 25 mg/100ml).
 Kontraindikasi : Hiperglikemia.
 Adverse Reaction : Injeksi glukosa hipertonik dengan pH
rendah dapat menyebabkan iritasi pada pembuluh darah
dan tromboflebitis.
CAIRAN KOLOID

Cairan Koloid (darah, albumin, fresh frozen plasma,


dextran, HES, hemacel, dll)
Cairan ini baik untuk mengganti volume
intravaskuler.
Harganya mahal, dapat menyebabkan reaksi
anafilaktik dan mempunyai BM besar yang
menimbulkan tekanan onkotik.
Pemberian berlebih juga dapat menyebabkan edema
paru tetapi tidak akan menyebabkan edema
perifer.
1. ALBUMIN
 Komposisi : Albumin yang tersedia untuk keperluan klinis adalah protein 69-
kDa yang dimurnikan dari plasma manusia (cotoh: albumin 5%).
 Albumin merupakan koloid alami dan lebih menguntungkan karena :
volume yang dibutuhkan lebih kecil, efek koagulopati lebih rendah, resiko
akumulasi di dalam jaringan pada penggunaan jangka lama yang lebih
kecil dibandingkan starches dan resiko terjadinya anafilaksis lebih kecil.
 Indikasi :
 Pengganti volume plasma atau protein pada keadaan syok hipovolemia,
hipoalbuminemia, atau hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary
bypass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut, pancretitis, mediasinitis, selulitis
luas dan luka bakar.
 Pengganti volume plasma pada ARDS (Acute Respiratory Distress
Syndrome). Pasien dengan hipoproteinemia dan ARDS diterapi dengan
albumin dan furosemid yang dapat memberikan efek diuresis yang
signifikan serta penurunan berat badan secara bersamaan.
 Hipoalbuminemia
 Kontraindikasi : gagal jantung, anemia berat.
 Produk : Plasbumin 20, Plasbumin 25.
2. HES (HYDROXYETYL STARCHES)

 Komposisi : Starches tersusun atas 2 tipe polimer glukosa, yaitu amilosa


dan amilopektin.
 Indikasi : Penggunaan HES pada resusitasi post trauma dapat
menurunkan permeabilitas pembuluh darah, sehingga dapat
menurunkan resiko kebocoran kapiler.
 Kontraindikasi : Cardiopulmonary bypass, dapat meningkatkan resiko
perdarahan setelah operasi, hal ini terjadi karena HES berefek
antikoagulan pada dosis moderat (>20 ml/kg). Sepsis, karena dapat
meningkatkan resiko acute renal failure (ARF). Penggunaan HES pada
sepsis masih terdapat perdebatan.
 DIBERIKAN BILA :Perdarahan > 20 %
Hb < 7 gr / dl
Jenis : 1500-2000 ml/70 Kg BB – PRC
> 2000 ml/70 Kg BB -- WB
Keuntungan : Punya “ Oxygen carrying
capacity “
CAIRAN LAIN
ASERING
Indikasi:
 Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada
kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah
dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik,
dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
 Setiap liter asering mengandung: Na 130 mEq, K 4
mEq, Cl 109 mEq, Ca 3 mEq, Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
 Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat
ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan
hati
 Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA
mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL
pada neonates
 KA-EN 1B
Indikasi:
 Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien
belum diketahui, misal pada kasus emergensi
(dehidrasi karena asupan oral tidak memadai,
demam)
 < 24 jam pasca operasi
 Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian
secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam
(dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
 Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya
tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam
KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:
 Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan
harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup
untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan
oral terbatas
 Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
 Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
 Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
KA-EN MG3
Indikasi :
 Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan
harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup
untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan
oral terbatas
 Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
 Mensuplai kalium 20 mEq/L
 Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan
400 kcal/L
MARTOS-10
Indikasi:
 Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada
penderita diabetik
 Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen
seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi
protein
 Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
 Mengandung 400 kcal/L
AMIPAREN
Indikasi:
 Stres metabolik berat
 Luka bakar
 Infeksi berat
 Kwasiokor
 Pasca operasi
 Total Parenteral Nutrition
 Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai