oleh:
NIM 162310101003
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufik
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Vertigo” dengan baik meskipun banyak memiliki kekurangan di
dalamnya. Saya ucapkan terimakasih kepada Ns. Retno, M.Kep, dan juga Ns.
Sukma selaku dosen pembimbing akademik pada praktik Aplikasi Klinis
Keperawatan serta kepada semua pihak yang secara tidak langsung ikut serta
membantu dalam menyelesaikan tugas laporan pendahuluan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
2.3 Diagnosa..................................................................................................... 12
Lampiran ..........................................................................................................
1
2. Telinga Tengah
Telinga tengah (kavum timpani) adalah ruang berisi udara dalam pars
peterosa ossis temporalis yang dilapisi oleh membran mukosa di dalam
nya, terdapat tulang tulang pendengar yang memisahkan kavum
timpani dari meningen dan lobus temporalis. Pada telinga tengah
terdapat rangkaian tulang yang bergerak melintasi rongga telingah
serta melekat ke membran timpani yang menimbulkan getaran seperti
gelombang di perilimf kokhlea (Syaifudin, 2011).
3. Telinga Dalam
Pada telinga bagian dalam di dalamnya terdapat labirinitus osseus yang
terdiri dari vestibulum, semisirkularis, dan kokhlea. Ketiganya
merupakan rongga yang terletak dalam substansi tulang padat
terstruktur dilapisis endosteum dan berisi cairan bening (perilimf) yang
terletak dalam labirinitus membranaseus. Kokhlea terdapat pada
bagian anterior vestibulum yang berfungsi untuk tempat sistem
sensorik untuk mendengar. Pada duktus kokhlearis atau bagian tengah
kokhlea mengandung endolimf tempat untuk membran basilaris. Pada
vestibularis memiliki fungsi sebagai sistem sensoris untuk
keseimbangan dan memberikan masukan yang penting untuk
mempertahan kan postur dan keseimbangan. Bagian urtikulus
3
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar akan
memiliki sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang,
umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan Vertigo
merupakan sensasi abnormal berupa gerakan atau rasa berputar, gerak dari
tubuh atau lingkungan, dapat, disertai gejala lain. Terutama dari jaringan
otonomik mungkin akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Gangguan
Otonomik yang ditimbulkan dapat berupa pucat, peluh dinin, pusing, mual,
muntah (Mardjono dan Sidharta Priguna, 2008).
1.3 Epidemiologi
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai sensasi berputar, rasa
tidak stabil (giddiness, unsteadiness) dan rasa pusing (dizziness). Keluhan
vertigo tersebut penting karena seringkali seseorang acuh terhadap pusing dan
4
1.4 Etiologi
Vertigo merupakan suatu gejala, yang disebabkan antara lain akibat
kecelakaan, stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, serta
terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak. Tubuh akan merasakan posisi
dan mampu mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang
terdapat pada telinga khususnya pada telinga bagian dalam. Organ ini
memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu pada otak. Vertigo bisa
disebabkan oleh kelainan di dalam saraf telinga, yang menghubungkan telinga
dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Keseimbangan akan dikendalikan
oleh otak kecil yang mendapat informasi tentang posisi tubuh dari organ
keseimbangan di telinga tengah dan mata. Penyebab umum dari vertigo
1. Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2. Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis
semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan
benign paroxysmal positional.
3. Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
5
1.5 Klasifikasi
Vertigo terbagi menjadi 2 jenis yaitu vertigo vestibular dan vertigo
nonvestibular. Pada vertigo vestibular merupakan vertigo dengan karakteristik
sebagai berikut, vertigo rotasi, vertigo posisi atau merasa pusing permanen
dengan disertai mual dan gangguan keseimbangan lainnya. Vertigo rotasi
diartikan sebagai perasaan dirinya berputar atau objek yang berputar. Vertigo
posisi dapat diartikan sebagai perasaan pusing karena perubahan posisi kepala
seperti pada saat seseorang berbaring dan bangkit dari tidur. Pada vertigo
vestibular dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu vertigo vestibular perifer dan
vertigo vestibular sentral. Vertigo vestibular periferal terjadi jika terdapat
gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian
tengah yang mengontrol keseimbangan. Sedangkan vestibular sentral terjadi
jika ada sesuatu yang tidak normal dalam otak, khusunya di bagian saraf
keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (Mardjono dan
Sidharta Priguna, 2008)
Vertigo non vestibular merupakan vertigo sitemik keluhan vertigo ini akan
disebabkan oleh penyakit tertentu misalnya diabetes mellitus, hipertensi,
jantung, sementara itu vertigo neurologik adalah gangguan vertigo yang
disebabkan oleh gangguan saraf keluhan vertigo yang disebabkan oleh
6
1.6 Patofisiologi
Vertigo dapat terjadi karena adanya ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem
ini adalah susunan vestibular atau keseimbangan. Yang secara terus menerus
akan menyampaikan impuls ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang
berperan ialah sistemik optik dan pro-prioseptik. Informasi yangberguna untuk
keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibular, visual dan pro-
piroseptik. Reseptor vesibular memberikan kontribusi paling besar. Dalam
kondisi normal informasi yang tiba di pusat alat keseimbangan tubuh yang
berasal dari reseptor vestibular, visual, dan pro-prioseptik kanan dan kiri akan
dibandingkan. Respon yang muncul berupa berupa penyesuaian otot mata dan
penggerak tubuh. Di samping itu orang menyadari orang menyadari posisi
kepala dan dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika alat fungsi
keseimbangan perifer atau sentral kondisi tidak normal, atau merasa terdapat
geraakan yang aneh maka proses pengelolahan informasi akan terganggu,
akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom, disamping itu respon
penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal
berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri dan berjala serta banyak
gejala lainya (Dewanto dkk., 2009)
Pasien dengan vertigo biasanya akan memiliki tanda gejala yang dapat
dijumpai seperti akan merasakan perasaan berputar dan terkadang akan
disertai dengan mual, muntah, , kepala terasa berat dan nyeri. Serta akan
mengalami penurunan nafsu makan, yang berakibat pada kelelahan, lidah
pucat, nadi lemah, mulut pahit, puyeng ( dizzines), mata merah, penglihatan
7
kabur, mudah tersinggung, serta akan sering merasa gelisah (Dewanto dkk.,
2009).
untuk mengurangi minum hanya sampai tiga gelas sehari, serta pantang
garam. Namun terdapat sebagian kecil penderita akan memerlukan tindakan
operasi pada telinga, jika pendengaran penderita masih baik yaitu untuk
menghilangkan vertigo yang dialamiuntuk mempertahankan pendengaran nya
seperti :
1. Miringotomi dan pemasangan gromet untuk mengurangi vertigo
2. Dekomprese sakus endolimfatikus untuk mengurangi tekanan di dalam
labirin mukosa
3. Perusakan dengan ultra sonik terhadap labirin untuk mempertahankan
koklea
4. Perusakan labirin membranosa perlu dilakukan dengan cara oprasi jika
pasien, satu telinganya mengalami tuli (Dewanto dkk., 2009).
9
2.1 Pengkajian
Identitas Klien :
Nama : Ny/Tn. X
Umur :-
Jenis Kelamin : Laki/ Perempuan
Agama :-
Alamat :-
Pekerjaan :-
Status :-
Tgl MRS :-
Pendidikan : Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan
klien dalam perawatan kesehatan
1) Riwayat Kesehatan
a. Diagnosa Medis : Vertigo
b. Keluhan Utama : Keluhan yang biasa muncul pada pasien vertigo
yaitu nistagmus, unsteadiness, ataksia, sensasi berputar, rasa tidak stabil
(giddiness, unsteadiness) dan rasa pusing (dizziness).
c. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Riwayat pasien dari masuk rumah sakit saat dilakukan pengkajian
ditemukan gejala-gejala khas yang diakibatkan oleh vertigo, serta apa
saja yang sudah dilakukan oleh klien.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu:
Dapat dilihat dari apakah pernah mengalami kelainan pada sistem
keseimbangan terutama pada bagian telinga ataupun saraf keseimbangan
lain.
e. Riwayat penyakit keluarga :
Kaji riwayat penyakit keluarga pasien apakah memiliki riwayat penyakit
keturunan atau penyakit kronik yang dialami oleh keluarga.
f. Riwayat psikososial:
10
2) Keadaan Umum
a. Aktivitas / Istirahat : Letih, lemas atau malaise, keterbatasan
gerak, Ketegangan mata, kesulitan membaca, Insomnia, bangun
pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, Sakit kepala yang
hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena
perubahan cuaca.
b. Sirkulasi : Riwayat hypertensi, Denyutan vaskuler, misal daerah
temporal, Pucat, wajah tampak kemerahan.
c. Integritas Ego : Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan
depresi, Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit
kepala, Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
d. Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat,
bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak,
jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain), Mual/muntah, anoreksia
(selama nyeri) Penurunan berat badan
e. Neurosensoris : Pening, disorientasi (selama sakit kepala), Riwayat
kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke., Aura ;
fasialis, olfaktorius, tinitus.Perubahan visual, sensitif terhadap
cahaya/suara yang keras, epitaksis. Parastesia, kelemahan
progresif/paralysis satu sisi tempore. Perubahan pada pola
bicara/pola piker, Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
Penurunan refleks tendon dalam Papiledema.
f. Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal
migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma,
sinusitis. Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah. Respon
11
a) Tanda-tanda vital
Tekanan darah :
Nadi :
Respirasi :
Suhu :
b) Head to Toe
1. Kepala Leher : Pengkaijian bentuk kepala, keadaan rambut,
pembesaran leher, gangguan pendengaran, penglihatan kabur atau
ganda, diplopia dan lensa mata keruh.
2. Sistem Kulit (Integumen) : Pengkajian turgor kulit, pada pasien yang
mengalami dehidrasi karena mual turgor kuliat kan menurun.
3. Sistem Pernafasan : Kaji pasien vertigo pada keadaan pernafasan yang
dialami.
4. Sistem Perkemihan (Urinary) : Kaji apakah ada gangguan perkamihan
5. Sistem Kardiovaskular : Waspada terhadap adanya komplikasi kronis
pada makrovaskular, perfusi jaringan menurun, nadi perifel melemah
atau berkurang, takikardi atau bradikardi, hipertensi atau hipotensi.
12
2.3 Diagnosa
2.4 Intervensi
DIAGNOSIS
NO. TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut (00132) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien NIC: Manajemen Nyeri (1400)
menunjukkan hasil: 1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal
Kontrol Nyeri (1605) mengenai ketidaknyamanan
Tujuan 3. Pastikan perawatan analgesik pasien
No. Indikator Awal
1 2 3 4 5 dilakukan dengan pemantauan tepat
Mengenali kapan √ 4. Berikan informasi mengenai nyeri terkait
1. 3 penyebab nyeri, dan berapa lama nyeri
nyeri terjadi
Menggambarkan √ dirasakan
2. 3 5. Pilih implementasi yang beragam (misal
faktor penyebab
Mengenali apa yang √ farmakologi, atau non farmakologi)
3. 3 6. Libatkan keluarga dalam modalitas
terkait gejala nyeri
Menggunakan √ penurunan nyeri
tindakan 7. Berikan terapi oksigen.
4. 3
pengurangan nyeri
tanpa analgesik NIC: Terapi Relaksasi (6040)
Melaporkan √ 1. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat
perubahan terhadap relaksasi serta jenis relaksasi
5. gejala yang tidak 2 2. Pertimbangkan keinginan pasien untuk
terkontrol pada berpartisipasi, kemampuan berpartisipasi,
profesional kesehatan pilihan, pengalaman masa lalu dan
Menggunakan √ kontraindikasi sebelum memilih strategi
6. 3 3. Dorong klien untuk mengambil posisi
tindakan pencegahan
Keterangan: yang nyaman dengan pakaian longgar dan
14
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam pasien NIC: Manajemen Gangguan Makan (1030)
nutrisi: kurang dari menunjukkan hasil: 1. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
kebutuhan tubuh untuk mengembangkan rencana
(00002) Status nutrisi: asupan nutrisi (1009) perawatan dengan melibatkan klien dan
Tujuan orang terdekat
No. Indikator Awal
1 2 3 4 5 2. Monitor perilaku klien yang dapat
1. Asupan kalori mempengarui pola makan, dan berat
badan
2. Asupan protein 3. Monitor intake/asupan dan asupan cairan
15
teratasi
6. Hentikan intervensi jika
permasalahan sudah tercapai
a. Identitas
Diisi identitas pasien, tanggal MRS dan KRS, nomor RM, alamat, tanggal
lahir, penanggung jawab pasien.
b. Diagnosa utama dan diagnosa sekunder
Diisi dagnosa utama yang ditegakkan dan diagnosa sekunder pada saat MRS
19
2.7 Pathway
Sistem
Sensasikeseimbangan
seperti tubuh
Neuroma terganggu (vestibuler)
berputar,bergerak
Mengenai
Akustik
Nervus VIII
Ketidakcoc Motion
Pusing, Gg Sistem
okan sickness
sakit kepala saraf pusat
informasi
Peningkatan Gerakan
yang
Intrakranial berulang oleh
disampaika
Spasme n ke otak otak mel. N.
Peristaltik Usus
saraf oleh saraf Vestibularis
aferen dan N. Optikus
Penurunan Mual, Muntah otak melalui
Pendengaran Sakit kepala
Transmisi
Anorexia Presepsi
proprricepti
on
terganggure
septor
Ketidakseimbangan
Disorientasi
nutrisi: kurang dari Nyeri akut
kebutuhan tubuh Otak tidak
bisa
Penurunan Kegagalan mengkoordin
kesadaran koordinasi asikan input
otot dengan baik
Konflik
dalam
Kelebihan koordinasi
beban input
kerja
Ketidakefektifan
koping
21
(Akbar, M. 2013)
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9621/DIAGNOSIS%20
VERTIGO-MA.pdf?sequence=1 (diakses pada tanggal 8 Januari 2019, pukul
16:30)
Dewanto, G., B. Riyanto, dan Dkk. 2009. Panduan Praktis Diagnosis &
Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC.
Mardjono, M. dan Sidharta Priguna. 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian
Rakyat.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC.