NYAMAN
oleh:
Noti Talia Meidiyah, S.Kep
NIM 162310101015
C. Epidemiologi
Gangguan kenyamanan nyeri merupakan salah satu masalah besar bagi kesehatan di
dunia, diperkirakan 1 dari 5 orang dewasa mengalami nyeri, bahkan 1 dari 10 orang dewasa
mengalami nyeri kronis setiap tahunnya (Goldberg dan McGee, 2011 dalam Kurniawan,
2016). Beberapa studi epidemiologi menjelaskan bahwa terdapat variasi faktor- faktor yang
mempengaruhi nyeri di beberapa negara. Studi epidemiologi di negara Inggris menunjukkan
bahwa prevalensi nyeri lebih sering terjadi pada wanita dan meningkat pada usia lanjut. Nyeri
juga didapatkan meningkat pada kelompok dengan status sosioekonomi rendah, terutama
nyeri kepala. Penelitian di Jakarta terkait prevalensi nyeri terjadi pada muskoloskeletal di usia
lansia dan sebanyak 80% terjadi pada wanita. Nyeri pada muskoloskeletal terjadi pada daerah
lutut, punggung bawah (Amalia dkk., 2016).
D. Etiologi
Penyebab timbulnya gangguan rasa nyaman menurut SDKI ( 2016):
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/ lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya (mis. dukungan finansial, sosial, dan pengetahuan)
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f. Efek samping terapi (mis. medikasi, radiasi, kemoterapi)
g. Gangguan adaptasi kehamilan
Prsepsi:
Sensasi Nyeri
Hipersensitivitas
Respon Afektif
terhadap nyeri
Gangguan Rasa
Nyaman
G. Penatalaksanaan Medis
penatalaksanaan medis gangguan rasa aman dan nyaman (nyeri) menurut Bahruddin(2018)
meliputi :
1. Farmakologi :Pemberian Analgesik
Obat golongan analgesik dapat merubah persepsi nyeri dengan jalan mendpresi sistem
saraf pusat pada thalamus dan korteks serebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan
sebelum pasien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Contoh
obat analgesik yakni asam salisilat (non narkotik), morphin (narkotik),Placebo adalah obat
yang mengandung komponen analgesik seperti gula, larutan garam atau normal salin, air.
Terapi ini dapat digunakan dalam menurunkan nyeri, hal ini karena adanya presepi dari
kepercayannya pasien.
2. Non famakologis
a) Distraksi (Visual : pendengaran dan pernafasan)
b) Imajinasi terbimbing
c) Terapi musik
d) Relaksasi
e) Teknik sentuhan
f) Pemijatan (Stimulasi Kutaneus)
g) Kompres hangat dan dingin
H. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a) Identitas Klien
b) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama : keluhan utama yang dirasakan yakni adanya nyeri
2) Riwayat kesehatan :menanyakan kronologi nyeri seperti :
P: (Provoking) atau pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri.
Q (Quality) atau kualitas dari nyeri, apakah tajam, tumpul, atau tersayat.
R (Region) atau daerah, yaitu daerah terjadinya nyeri.
S (Severity) atau keparahan, yaitu ringan, sedang, atau berat.
T (Time) atau waktu, yaitu frekuensi munculnya nyeri
Intensitas nyeri dapat dapat dilakukan dengan salah satu metode skala nyeri
menurut Hayward (1975):
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : sangat nyeri tapi dapat dikontrol
10 : sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol
3) Riwayat kesehatan terdahulu :
4) riwayat kesehatan terdahulu dikaji untuk mengetahui adanya kemungkinan
penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan nyeri
c) Pengkajian Pola Gordon
1) Presepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
2) Nutrisi dan metabolic
3) Eliminasi
4) Aktivitas dan latihan
5) Tidur dan istirahat
6) Kognitif dan presepsi sensori
7) Presepsi kondep diri
8) Peran dan hubungan dengan sesama
9) Reproduksi dan seksualitas
10) Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
11) Nilai dan kepercayaan
d) Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum
Tidak tampak sakit : mandiri, tidak terpasang alat medis
Tampak sakit sedang : bed rest, lemah, terpasang infus, alat medis
2) Tanda Tanda Vital
Perhatikan tekanan darah, nadi, suhu dan respiratory rate
3) Pemeriksaan Head To Toe : kepala dan rambut
Catat bentuk kepala, penyebaran raambut, kebersihan rambut, perubahan
warna rambut setelah terkena luka, cek adanya lesi
4) Mata : cek kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi,
adanya benda asing yang menyebabkan gangguan peneglihatan akibat luka
5) Hidung : catat adanya perdarahan, mukosa kering, sumbatan dan bulu
hidung rontok bila ada
6) Mulut : cek mukosa bibir, bibir kering karena intake cairan kurang
7) Telinga : catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing,
perdarahan dan serumen
8) Leher : catat denyut nasi karotis cek adanya benjolan
9) Thorax / dada : Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi
dada, auskultasi suara ucapan egoponi, cek ada atau tidak suara nafas
tambahan ronchi
10) Abdomen
Inspeksi : cek adanya luka, adanya lesi, adanya edema,
Palpasi : palpasi dilakukan untuk menentukan adanya pembengkakan dan
nyeri
11) Urogenital : Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi
merupakan tempat pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga
potensi sebagai sumber infeksi dan indikasi untuk pemasangan kateter.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman D. 0074
Kategori : psikologis
Sub kategori : Nyeri dan kenyamanan
Definisi : perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikopiritual, lingkungan dan sosial
2) Nyeri Akut D.0077
Kategori : psikologis
Sub kategori : Nyeri dan kenyamanan
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dari
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
3) Ansietas D.0080
Kategori : Psikologis
Sub Kategori : Integritas Ego
Definisi : Kondisi emosional dan pengalaman subyektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman
4) Gangguan pola tidur D.0055
Kategori : Fisiolgis
Sub Kategori : Aktivitas dan Istirahat
Definisi :Gangguan Kualitas dan kuantitas tidur akibat faktor eksternal
3. Perencanaan
Astuti, L., P. Putra K, W. Dan A. Yulianti 2018. Efektifitas Relaksasi Benson terhadap
Penurunan Nyeri Disminore pada Mahasiswa di Stikes Karya Husada Semarang.
Jurnal Kebidanan . Vol 10 (02) :103-105
Perry dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan
Praktik. Jakarta: EGC.
SDKI DPP PPNI 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.