Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN MANUSIA GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN

"NYERI"

KONSEP KEBUTUHAN RASA NYAMAN

DEFINISI

1 Keamanan

Keamanan adalah keadaan bebas dari cidera fisik


dan psikologi atau bisa jugakeadaan aman dan tentram yang merupakan salah satu kebutuhan da
sar manusia yangharus dipenuhi. (Potter & Perry, 2006)

2 Kenyamanan

Perubahan kenyamanan adalah suatu keadaan dimana individu mengalami sensasi


yaang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya

3 Nyeri

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan


akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk

kerusakan tersebut (Nanda ,2015-2017) .menurut The International Association for the Study of P
ain (IASP) nyeri digolongkan sebagai gangguan sensorik positif. Pada hakikatnya nyeri tidak dapat
ditafsirkan dan tidak dapat diukur, namun tidak dapat dipungkiri bahwa nyeri
merupakan perasaan yang tidak menyenangkan bahkan menyakitkan. Nyeri adalah
suatu sensasi yang unik. Keunikannya karena derajat berat dan ringan nyeri yang
dirasakan tidak ditentukan hanya oleh intensitas stimulus tetapi juga oleh perasaan danemosi pa
da saat itu.

1.2 FISIOLOGI NYERI

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di
maksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, perse
ndian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons akib
at adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histami
n, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan p
ada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau m
ekanis. Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan berupa impuls-
impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut yang bermyelin rapat atau serab
ut A (delta) dan serabut lamban (serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh serabut delt
a A mempunyai sifat inhibitor yang ditransmisikan ke serabut C. Serabut-serabut aferen masuk ke
spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsa horn. Dorsal horn terdiri atas bebe
rapa lapisan atau laminae yang saling bertautan. Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanis
me terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan r
eseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang melalui otak tenga
h dan medula ke tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang yang berkonduksi dengan nocicepto
r impuls supresif. Serotonin merupakan neurotransmiter dalam impuls supresif. Sistem supresif le
bih mengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan oleh oleh serabut A. Jalur nonopiate
merupakan jalur desenden yang tidak memberikan respons terhadap naloxone yang kurang bany
ak diketahui mekanismenya (Hidayat, 2009).

1. 3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Pengalaman nyeri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah :

1. Arti nyeri.

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan
arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh be
berapa faktor,seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalama
n.Perspsi nyeri merupakan penilaian yang sangat sbjektif tempatnya pada korteks (pada fungsi ev
aluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat memicu stimulasi nocic
eptor.

2. Toleransi nyeri.

Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan se
seorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain
alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang k
uat, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa mar
ah, bosan, cemas, nyeri yang tidak kunjung hilang, sakit dan lain-lain.

3. Reaksi Terhadap Nyeri

Merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menang
is dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberap
a fator, seperti arti nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosi
al, kesehatan fisik dan mental, rasa takut dan cemas, usia dan lain-lain .

1.4 JENIS GANGGUAN

Secara umum, nyeri dibagi menjadi dua,yakninyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri y
ang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai de
ngan adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlah
an-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang ter
masuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikoso
matis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, di antaranya n
yeri tertusuk dan nyeri terbakar. Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, d
i antarnya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent paint), nyeri psikogenik, nyeri pha
ntom dari ekstremitas, nyeri neurologis,

dan lain-lain. Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit dan jaringan di b
awah kulit (superfisial) pada otot dan tulang .Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagia
n tubuh yang lain, umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral. Nyeri psikogenik
adalah nyeri nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul akibat psikologis. Nyeri phantom
adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstremitas diamputasi. Nyeri neurologis adalah
bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur saraf.

Anda mungkin juga menyukai