BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kista adalah pembesaran suatu organ yang didalamnya berisi cairan seperti
balon yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi kista adalah
indung telur. Tidak ada keterkaitan apakah indung telur kiri atau kanan
(Evianggarini, 2009).
perempuan usia reproduksi yang ditandai dengan adanya glandula dan stroma
ureter, tetapi jarang pada vesika urinaria, pericardium , dan pleura. Endometriosis
(Sarwono, 2011).
menyerang bagian dalam ovarium dan membentuk kista berisi darah yang disebut
sebagai kista endometriosis atau kista coklat. Kista ini disebut kista coklat karena
terdapat penumpukan darah berwarna merah coklat hingga gelap. Kista ini bisa
berukuran kecil seukuran kacang dan bisa tumbuh lebih besar dari buah anggur.
Kista endometriosis sebenarnya salah satu jenis kista yang tidak ganas dan bukan
merupakan tumor sejati. Meskipun bukan kista ganas, kista endometriosis perlu
2.2 Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa mekanisme
yang mungkin berperan penting dalam bidang ginekologi, menyerang 10%20%
infertile (Benson, 2008). Penyebab kista endometriosis masih terus dikembangkan
Hacker (2001) antara lain:
1. Gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus hipofise (organ yang
mengatur pembentukan hormon pada manusia)
2. Gangguan pembentukan hormon indung telur
3. Darah menstruasi masuk kembali ke saluran telur (tuba falopi) dengan
6
jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim.
Menurut Kusuma (2009), terjadinya penyebaran endometriosis ke
berbagai tempat dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Teori Regurgitasi Sampson
berpengaruh sehingga terjadi proses mengikuti siklus menstruasi.
b. Teori Metaplasia Meyer
Sel yang berasal dari selom tumbuh dan menerima rangsangan hormonal
endometrium dan mengikuti siklus menstruasi.
c. Penyebaran secara Limfogen dari Halban
progesterone dalam proses siklus menstruasi.
d. Penyebaran mengikuti aliran darah
e. Penempelan kembali sel endometrium
7
operasi seksio sesaria atau episiotomi.
2.3 Gejala Klinis
a. Gejala Umum, menurut Hadibroto(2007),yaitu:
1. Nyeri hebat dibagian perut dan sekitar panggul yang terjadi sebelum
atau awal dari siklus haid, sehingga membuat pasien tidak berdaya
(pingsan), tetapi tidak sampai mengancam nyawa.
membuat tidak nyaman.
3. Perdarahan pada anus sewaktu buang air besar, disebabkan tumbuhnya
kencing bila kasus endometriosisnya sudah parah.
perdarahan rahim yang tidak seharusnya terjadi.
saluran indung telur sampai di rahim.
b. Gejala selanjutnya dikemukakan oleh Benson (2008) yaitu:
1. Nyeri Pelvik
8
Nyeri panggul merupakan tanda utama endometriosis, dengan cirri khas
biasanya terjadi 2448 jam sebelum menstruasi dan mereda beberapa
kejang yang berat, rasa berat pada panggul dan tekanan pada pelvis.
2. Infertilitas
dicurigai pada setiap kasus infertilitas.
3. Perdarahan Abnormal
Perdarahan abnormal, tidak berhubungan dengan anovulasi, terjadi pada
15%20% wanita dengan endometriosis. Gambaran yang khas adalah
keduanya.
Pada penderita endometriosis tiga puluh sampai empat puluh persen wanita
dengan endometriosis ialah kurang lebih separuh dari wanita biasa. Faktor penting
pada endometriosis ringan benda-benda padat sebessar butir beras sampai butir
dalam retrofleksi dan terfiksasi. Ovarium mula-mula dapat diraba sebagai tumor
kecil, akan tetapi bisa membesar sampai sebesar tinju. Tumor ovarium seringkali
2.4. Patofisiologi
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu
besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang
hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh
akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang
(Sarwono 2011).
menyebabkan mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikrorganisme tersebut
Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju
ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium
merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis.
Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel
endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan
ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi
oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat,
perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan
endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.
dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga
nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan
11
saat melakukan hubungan seks. Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan
fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Halhal inilah yang
menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis.
pada saat mereka memulai masa pubernya, atau saat pertama mendapatkan haid
yang sudah parah, usia penderita terdeteksi pada rentang 35-40 tahun. Dengan
tipikal penderita pada saat didiagnosa bergeser menjadi 25-30 tahun (Hadibroto,
2007).
usia 40 tahun.
menopause.
2.6 Diagnosis
12
a. Anamnesis
Keluhan utama pada endometriosis adalah nyeri. Nyeri pelvik kronis yang
Endometrium pada organ tertentu akan menimbulkan efek yang sesuai dengan
fungsi organ tersebut, sehingga lokasi penyakit dapat diduga. Riwayat dalam
keluarga sangat penting untuk ditanyakan karena penyakit ini bersifat diwariskan.
Kerabat jenjang pertama berisiko tujuh kali lebih besar untuk mengalami hal
serupa. Endometriosis juga lebih mungkin berkembang pada saudara perempuan
monozigot daripada dizigot (Evianggarini, 2009).
b. Pemeriksaan Fisik Umum
menjadi retroversi dan terfiksir, biasanya dengan parut dibagian posterior culde
sac dan terdapat nyeri tekan. Ovarium dapat membesar (jarang yang simetris),
dinding samping pelvis lateral). Pada kasuskasus lanjut, struktur panggul menjadi
kaku dan tidak fleksibel (Benson, 2008).
13
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh dr.Abdul Rauf, Sp.OG, ada dua
Endometriosis Interna adalah endometriosis yang masih berada di dalam batas
batas rahim. Sedangkan endometriosis eksterna adalah endometriosis yang berada
di luar rahim (Evianggarini, 2009).
c. Diagnosis Laparoskopi
mana pada banyak kasus sering dijumpai jaringan endometriosis tanpa adanya
sakrouterina, kavum douglasi, fossa ovarika, dan dinding samping pelvik yang
berdekatan. Selain itu juga dapat ditemukan di daerah abdomen atas, permukaan
kandung kemih dan usus. Penampakan klasik dapat berupa jelaga biru-hitam
merah atau putih. Diagnosis endometriosis secara visual pada laparoskopi tidak
pelvik kronik. Endometriosis yang didapat dari laparoskopi sebesar 36%, ternyata
(Evianggarini, 2009).
1. Mioma Uteri
Mioma uteri, dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid, atau
leiomioma merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot polos uterus dan
jaringan ikat yang menumpanginya. Mioma uteri berbatas tegas, tidak berkapsul,
dan berasal dari otot polos jaringan fibrous sehingga mioma uteri dapat
berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi lunak jika
otot rahimnya yang dominan (Sozen, 2000). Etiologi pasti belum diketahui, tetapi
yang bersifat herediter dan faktor hormon pertumbuhan dan Human Placental
Lactogen.
Keluhan yang diakibatkan oleh mioma uteri sangat tergantung dari lokasi,
arah pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma. Hanya dijumpai pada 20-50%
mioma uteri. Adapun keluhan lain diantaranya masa di perut bawah, perdarahan
abnormal, pressure effects ( efek tekenan ), nyeri perut, penurunan kesuburan dan
abortus.
2. Adenomiosis
15
kelenjar stroma endometrium ektopik dalam myometrium. Hal ini terjadi akibat
hyperplasia miometrium (difus atau local). Pemicu terjadinya peristiwa ini sampai
sekarang masih belum jelas. Adapaun untuk gejala klinis pada adenomiosis yaitu
berukuran sedikit lebih besar (3-8 cm) dari folikel praovulasi (2,5 cm). kista ini
terjadi karena kegagalan proses ovulasi (LH surge) dan kemudian cairan
berlebihan untuk menginduksi ovulasi. Kista ini dapat menimbulkan gejala yang
spesifik. Jarang seklai terjadi torsi, rupture atau perdarahan. Kebanyakan wanita
yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala. Namun kadang – kadang kista
sudah terkena.
4. Nyeri hebat saat menstruasi dan gangguan siklus menstruasi
5. Wanita post monopouse : nyeri pada daerah pelvik, disuria, konstipasi atau
2.8 Patologi
16
sekresi estrogen dan progesterone secara siklik, sama seperti yang terjadi di dalam
sehingga meninggalkan darah kental berwarna gelap. Siklus ini terjadi berulang
setiap bulan dan lambat laun kista membesar berisikan darah kental berwarna
coklat. Ukuran maksimal kista tergantung pada lokasinya. Kista kecil mungkin
tetap kecil tetap kecil atau diserang makrofag dan menjadi lesi fibrotic kecil. Kista
ovarium (endometriomata) cenderung lebih besar dari pada kista lainnya, tetapi
biasanya tidak lebih besar dari pada jeruk berukuran sedang. Ketika kista tumbuh,
tekanan internal mungki merusak dinding endometrium yang aktif, sehingga kista
tidak berfungsi lagi. Tidak jarang terjadi rupture atau kebocaran materi dari kista
yang kecil pun. Darah kental yang keluar sangat iritatif dan mengakibatkan
banyak perlengkatan dan fiksasi pada panggul, jika ada kista ovarium yang
2.9 Klasifikasi
Society For Reproductive Medicine yang telah direvisi pada tahun 1996 yang
17
berbasis pada tipe, lokasi, tampilan, kedalaman invasi lesi, penyebaran penyakit
dan densitas dari perlekatan. Dengan perhitungan ini didapatkan nilai-nilai dari
endometriosis, yaitu
Endometrium 1 cm Nilai 3 cm
1-3 cm
Perineum : superficial 1 2 4
dalam 2 4 6
Ovarium : kiri : superficial 1 2 4
Dalam 4 16 20
Ovarium :kanan : superficial 1 2 4
dalam 4 16 20
Perletakan 1/3 1/3-2/3 2/3
bagian bagian bagian
18
2.10 Komplikasi
Komplikasi dari endometriosis sering berhubungan dengan adanya fibrosis
dan jaringan parut yang tidak hanya berefek pada organ yang terkena, namun juga
dapat menyebabkan obstruksi kolon dan ureter. Ruptur dari endometrium dan juga
dihasilkannya zat berwarna cokelat yang sangaat ringan iritan juga dapat
menjadi malignan dan paling sering terjadi pada kasus endometriosis yang
berlokasi di ovarium.
2.11 Penatalaksanaan
akibat dari endometriosis tersebut, seperti nyeri panggul dan infertilitas. Terapi
19
karena terapi ini biasanya mengurangi nyeri panggul dan dyspareunia lebih dari
80% perempuan yang menderita endometriosis. Terapi hormon tidak efektif untuk
diindikasikan ketika pengobatan medis tidak berhasil atau ketika kondisi medis
melarang penggunaan terapi hormon.
1. Pengobatan Simptomatik
ibuprofen.
2. Kontrasepsi Oral
Penanganan terhadap endometriosis dengan pemberi pil kontrasepsi dosis
berlanjut selama 612 bulan. Membaiknya gejala dismenorea dan nyeri panggul
dirasakan oleh 6095% pasien.
3. Progestin
Progestin adalah obat sintetis yang memiliki aktivitas progesteron seperti
menyebabkan desisualisasi awal pada jaringan endometrium dan diikuti dengan
20
atrofi. Progestin digunakan untuk mengurangi nyeri panggul endometriosis. Efek
samping yang umum dari terapi progestin adalah perdarahan uterus yang tidak
teratur, peningkatan berat badan, retensi air, nyeri payudara, sakit kepala, mual,
dan perubahan mood, terutama depresi ( Sarnowo, 2011)
4. Gonadotropin Releasing Hormone Agonist (GnRHa)
GnHRa menyebabkan sekresi terusmenerus FSH dan LH sehingga hipofisa
keadaan hipogonadotropik hipogonadisme, dimana ovarium tidak aktif sehingga
tidak terjadi siklus haid (Sarnowo, 2011).
2.12 Prognosis
Pada kasus endometriosis, salah satu yang terpenting adalah penderita harus
diberikan penanganan bedah konservatif, angka kesembuhan 1020 % pertahun.
Endometriosis sangat jarang menjadi ganas (Sarwono, 2011).
21
5