A. LATAR BELAKANG
SDM yang bermutu hanya dihasilkan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan
(diknakes) yang bermutu pula. Penjaminan mutu SDM Kesehatan dimulai dari
proses penyelenggaraan pendidikan yang akan menghasilkan SDM Kesehatan
tersebut. Oleh karena itu, perlu dikembangkan upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan tenaga kesehatan melalui peningkatan kualitas manajemen
institusi pendidikan. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan untuk
meningkatkan kualitas manajemen institusi pendidikan adalah dengan
meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggara pendidikan khususnya
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan RI.
B. TUJUAN
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA POLITEKNIK
1 KESEHATAN
Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Polteknik Kesehatan Kemenkes
disusun sebagai acuan dalam pengelolaan organisasi Polteknik Kesehatan
Kemenkes.
C. DASAR HUKUM
1. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengeleolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Dosen
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, sebagaimana telah diubah melalui Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
10. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
11. Keputusan Men.PAN Nomor 25 Tahun 1990 tentang Pedoman Organisasi dan
Tatalaksana;
12. Keputusan Men.PAN Nomor 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tentang Jabatan
Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya;
13. Keputusan Menkes Nomor 249/Menkes/SK/IV/2002 tentang Pemberian
Kuasa Menunjuk Tim Ahli dan Menandatangani Pemberian Izin atau
Rekomendasi Penyelenggaraan Pendidikan Diploma bidang Kesehatan;
14. Peraturan Menkeu Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
15. Peraturan Menkes Nomor 890/MENKES/PER/VIII/2007 tentan Organisasi
dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan, sebagaimana telah diubah melalui
Peraturan Menkes Nomor 1988/MENKES/PER/IX/2011 tentang Perubahan
atas Peraturan Menkes Nomor 890/MENKES/PER/VIII/2007 tentan
Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan.
16. Keputusan Men.PAN Nomor Per/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman
Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah
Nonkementerian;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 707/MENKES/SK/VI/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) di
lingkungan Poltekkes Kemenkes.
D. PENGERTIAN
1. Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri
yang melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang
dari organisasi induknya.
2. Tugas Teknis Operasional adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis
yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat.
3. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal
setelah pendidikan menengah yang dapat berupa program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor, yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi.
4. Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi
dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
5. Politeknik Kesehatan yang selanjutnya disebut Poltekkes adalah unit
pelaksana teknis di lingkungan Kemenkes yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
SDM Kesehatan.
6. Program Diploma IV selanjutnya disebut program D IV adalah jenjang
pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 144 satuan
kredit semester (SKS) dan maksimal 160 sks dengan kurikulum 8 semester dan
lama program antara 8 sampai 14 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas atau 40 SKS sampai 42 SKS yang ditempuh dalam 2 semester setelah
menyelesaikan Program D.III sejenis.
7. Program Diploma III selanjutnya disebut Program D III adalah jenjang
pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 110 satuan
kredit semester (SKS) dan maksimal 120 sks dengan kurikulum 6 semester dan
lama program antara 6 sampai 10 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas.
8. Program Diploma II selanjutnya disebut Program D II adalah jenjang
pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 80 satuan kredit
semester (SKS) dan maksimal 90 sks dengan kurikulum 4 semester dan lama
program antara 4 sampai 6 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
9. Program Diploma I selanjutnya disebut Program D I adalah jenjang
pendidikan profesional yang mempunyai beban studi minimal 40 satuan kredit
semester (SKS) dan maksimal 50 sks dengan kurikulum 2 semester dan lama
program antara 2 sampai 4 semester setelah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
10. Ijin Belajar SDM Kesehatan adalah pemberian ijin oleh pejabat yang
berwenang (Eselon II) kepada PNS untuk melanjutkan pendidikan formal ke
jenjang yang lebih tinggi atas kemauan sendiri, dengan biaya sendiri atau
sponsor di luar Kemenkes, yang diselenggarakan di luar jam kerja dan tidak
mengganggu tugas dinas dengan dasar persetujuan pimpinan unit kerjanya.
11. Tugas Belajar SDM Kesehatan adalah penugasan secara resmi oleh
Departemen Kesehatan kepada PNS, pegawai swasta, maupun masyarakat yang
BAB II
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA POLITEKNIK
4 KESEHATAN
ORGANISASI
1. Kedudukan
Poltekkes Kemenkes adalah unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan, dan dipimpin oleh seorang
Direktur.
2. Tugas
Poltekkes mempunyai tugas melaksanakan pendidikan vokasi dalam bidang
kesehatan pada jenjang program Diploma I, Diploma II, Diploma III
dan/atau Program Diploma IV/S1 Terapan/Sarjana Sain Terapan, serta
program lain sesuai peraturan perundang-undangan.
3. Fungsi
Poltekkes Kemenkes mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan pengembangan pendidikan dalam bidang kesehatan;
b. Pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan dan kesehatan;
c. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang
yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya;
d. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika;
e. Pelaksanaan kegiatan pelayanan administratif.
B. SUSUNAN ORGANISASI
Susunan Organisasi Poltekkes, terdiri atas:
1. Direktur;
2. Pembantu Direktur (Pudir);
3. Dewan Pertimbangan
4. Satuan Pengawas Internal
5. Senat Poltekkes;
6. Sub Bagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan
Sistem Informasi (Sub Bag. ADAK dan Persin);
7. Sub Bagian Administrasi Umum, Keuangan, dan Kepegawaian (Sub Bag. ADUM);
8. Jurusan;
9. Program Studi
10. Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;
11. Unit Penjaminan Mutu;
12. Unit Perpustakaan;
13. Unit Laboratorium dan atau Bengkel Kerja/Workshop
14. Unit Penunjang, yang dapat dibentuk :
a. Unit Komputer/Teknologi Informasi;
b. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan:
c. Unit Asrama;
d. Unit Kerjasama;
e. Unit Penunjang lainnya.
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA POLITEKNIK
5 KESEHATAN
Struktur organisasi Poltekkes dapat dilihat pada gambar 1.
D. SENAT POLTEKKES
1. Senat Poltekkes Kemenkes merupakan badan normatif dan perwakilan
tertinggi di lingkungan Poltekkes Kemenkes;
2. Senat Poltekkes Kemenkes dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan;
Gambar 1.
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA POLITEKNIK
6 KESEHATAN
3. Senat Poltekkes Kemenkes terdiri atas:
a. Ketua Senat merangkap anggota;
b. Sekretaris Senat merangkap anggota;
c. Anggota Senat.
4. Ketua Senat Poltekkes dijabat oleh Direktur;
5. Sekretaris senat berasal dari dan dipilih oleh anggota senat;
6. Anggota terdiri dari : Pembantu Direktur, Ketua Jurusan, Perwakilan Dosen,
dan Perwakilan Pejabat Struktural dari Badan PPSDM Kesehatan (ex officio).
7. Dalam melaksanakan tugasnya, Senat dilengkapi dengan sekretariat yang
dipimpin oleh Sekretaris Senat;
8. Tugas pokok Senat Poltekkes Kemenkes
a. Memberi pertimbangan kebijakan akademik dan pengembangan
Poltekkes Kemenkes sesuai peraturan perundangan;
b. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan pengembangan
kecakapan serta kepribadian civitas akademika sesuai peraturan
perundangan;
c. Merumuskan, menetapkan norma dan tolok ukur penyelenggaraan
Poltekkes;
d. Memberi pertimbangan dan melakukan pengawasan terhadap direktur
dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi bidang akademik;
e. Menetapkan peraturan pelaksanaan kebebasan mimbar akademik, dan
otonomi keilmuan pada Poltekkes Kemenkes;
f. Memberikan pertimbangan kepada Direktur Poltekkes berkenaan dengan
dosen yang dicalonkan memangku jabatan akademik;
g. Mengusulkan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan berkenaan dengan
calon-calon yang telah dipilih oleh Senat untuk diangkat menjadi
Direktur;
G. JURUSAN
1. Setiap Poltekkes Kemenkes terdiri dari beberapa jurusan;
2. Jurusan atau nama lain yang sejenis adalah himpunan sumber daya
pendukung program studi dalam 1 (satu) rumpun disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga;
3. Jurusan dipimpin oleh Kajur yang dipilih diantara kelompok Dosen sesuai
peraturan dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur;
4. Kajur yang terpilih bersedia untuk ditempatkan/berkedudukan di
Direktorat atau di salah satu program studi yang dekat dengan kantor
Direktorat;
5. Tugas pokok dan fungsi Ketua Jurusan:
a. Mengelola kegiatan tridarma perguruan tinggi;
b. Mengelola sumber daya jurusan;
6. Jurusan, terdiri atas:
a. K
etua Jurusan (Kajur);
b. S
ekretaris Jurusan (Sekjur);
c. K
etua Program Studi (Ka. Prodi);
d. P
enanggung jawab kegiatan dan Sub unit sesuai kebutuhan;
e. K
elompok tenaga fungsional.
7. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Kajur dibantu oleh Sekjur;
8. Sekjur mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan kegiatan di
bidang administrasi akademik, kemahasiswaan, umum, keuangan,
perlengkapan dan kepegawaian;
9. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekjur bertanggung jawab kepada Kajur;
10. Sub unit penunjang bertanggung jawab kepada Kajur dan berkoordinasi
dengan Ka. Unit terkait;
H. PROGRAM STUDI
1. Setiap Jurusan dapat mempunyai satu atau beberapa program studi (yang
selanjutnya disebut Prodi) sesuai dengan kebutuhan program/pelayanan/
pembangunan kesehatan.
2. Program Studi adalah program yang mencakup kesatuan rencana belajar
sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan atas
dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar peserta didik dapat menguasai
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum.
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA POLITEKNIK
9 KESEHATAN
Pengelolaan pembelajaran pada Poltekkes dapat diselenggarakan melalui
program studi di luar domisili perguruan tinggi atau direktorat.
Gambar 2.
L. UNIT PERPUSTAKAAN
M. UNIT LABORATORIUM
Unit Laboratorium adalah unit penunjang teknis di bidang laboratorium dari
satu atau sebagian cabang ilmu tertentu sesuai dengan keperluan jurusan.
Unit ini berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
dan secara teknis fungsional sehari-hari dibina oleh Pudir I.
a. Unit Laboratorium dipimpin oleh seorang Kepala yang ditetapkan
oleh Direktur atas usulan Pudir I sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Unit Laboratorium mempunyai tugas memberikan layanan bahan dan
peralatan laboratorium untuk keperluan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat;
c. Unit Laboratorium mempunyai fungsi:
1) Perencanaan, penyediaan dan pengelolaan bahan laboratorium;
2) Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan dan peralatan
laboratorium;
3) Pemeliharaan bahan dan peralatan laboratorium;
4) Pelaksanaan urusan tata usaha laboratorium;
5) Pengembangan Laboratorium;
6) Melakukan koordinasi dengan Sub Unit Laboratorium di masing-
masing jurusan.
d. Setiap jurusan membentuk sub unit laboratorium sesuai kebutuhan
O. UNIT PENUNJANG
Unit Penunjang adalah unit yang secara teknis fungsional diperlukan sebagai
unsur penunjang terselenggaranya kegiatan akademik. Unit Penunjang di
lingkungan Poltekkes Kemenkes meliputi Unit Komputer/Teknologi Informasi,
Unit Pemeliharaan dan Perbaikan, Unit Asrama dan unit penunjang lainnya;
3. Unit Asrama
Unit Asrama adalah unit penunjang teknis di bidang akomodasi bagi
mahasiswa Poltekkes Kemenkes yang tinggal di asrama Poltekkes
Kemenkes, yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
Secara teknis-fungsional dibina oleh Pudir III.
a. Unit Asrama dipimpin oleh Kepala yang ditetapkan diantara staf di
lingkungan Unit Asrama oleh Direktur atas usulan Pudir III;
b. Unit Asrama mempunyai tugas memberikan pelayanan akomodasi bagi
mahasiswa, dan membantu pembinaan mahasiswa;
c. Unit Asrama mempunyai fungsi:
1). Penyediaan dan pengelolaan asrama;
2). Pemberian layanan dan pendayagunaan asrama;
3). Pemeliharaan Unit Asrama;
4). Pengembangan Unit Asrama;
5). Pelaksanaan urusan tata usaha Unit Asrama;
6). Melakukan koordinasi dengan Sub Unit Asrama di masing-
masing jurusan.
d. Setiap jurusan membentuk sub unit Asrama sesuai kebutuhan
P. DEWAN PERTIMBANGAN
Dewan Pertimbangan sama dengan Dewan Penyantun yang tertulis dalam
organisasi dan tata kerja Politeknik Kesehatan. Dewan Pertimbangan yang
Q. DEWAN PENGAWAS
Untuk Politeknik Kesehatan yang telah menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PK-BLU) yang telah memenuhi persyaratan
pembentukan Dewan Pengawas, pengaturan pembentukannya sesuai dengan
Peraturan Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum .
TATALAKSANA
A. HUBUNGAN KERJA
1. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes dengan Kepala Badan PPSDM
Kesehatan adalah hubungan hirarkis;
2. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes dengan Sekretaris Badan
PPSDM Kesehatan adalah hubungan koordinasi di bidang layanan teknis
administrasi;
3. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes dengan Kepala Pusdiklat
Nakes adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang
penyelenggaraan pendidikan;
4. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes dengan Kepala Pusdiklat
Aparatur adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang diklat;
5. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes dengan Kepala Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah hubungan
koordinasi teknis fungsional di bidang perencanaan dan pendayagunaan
tenaga kesehatan, pemberdayaan profesi dan tenaga kesehatan Luar Negeri;
6. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes dengan Kepala Pusat
Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan
adalah hubungan koordinasi teknis fungsional di bidang standardisasi,
sertifikasi, dan registrasi sumber daya manusia kesehatan
7. Hubungan kerja Direktur Poltekkes Kemenkes dengan Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Propinsi adalah hubungan koordinasi lintas program di
bidang pelaksanaan program Tridarma Perguruan Tinggi.
1. DIREKTUR
a. Jabatan Direktur
1). Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Jenderal
melalui pertimbangan Kepala Badan PPSDM Kesehatan setelah
diusulkan oleh senat Poltekkes;
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA POLITEKNIK
17 KESEHATAN
2). Masa jabatan Direktur adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk satu kali masa jabatan;
3). Tiga bulan sebelum masa jabatan berakhir, Direktur menyampaikan
laporan kinerja hasil pelaksanaan tugas Direktur dihadapan Senat;
b. Syarat-syarat calon
1). dosen pegawai negeri sipil
2). beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
3). sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah
Sakit Pemerintah (Pusat dan Daerah);
4). berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat berakhirnya
masa jabatan Direktur yang sedang menjabat;
5). memiliki pengalaman manajerial di lingkungan perguruan tinggi
paling rendah sebagai ketua jurusan atau sebutan lain sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun;
6). bersedia dicalonkan menjadi pemimpin perguruan tinggi yang
dinyatakan secara tertulis;
7). memiliki setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3)
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
8). tidak sedang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang
dinyatakan secara tertulis; dan
9). tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang
diancam pidana kurungan.
10). berpendidikan paling rendah Magister (S2); dan
11). menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala.
12). Direktur yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
Tahap Pengangkatan
17) Panitia menyampaikan hasil pemilihan calon Direktur kepada Senat
untuk diajukan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan dengan
urutan hasil pemilihan;
18) Sekretaris Jenderal Kemenkes menetapkan Direktur melalui
mekanisme yang sudah berlaku.
19) Setelah Direktur terpilih dilantik harus segera melaksanakan serah
terima dengan Direktur sebelumnya baik sebagai Direktur maupun
sebagai Ketua Senat.
e. Pemberhentian Direktur
1) SK Penetapan Direktur mencantumkan klausul bahwa masa jabatan
Direktur berlaku sampai dengan adanya penetapan Direktur definitif,
pelantikan dan serah terima jabatan.
2) Pemberhentian karena alasan berhalangan tetap
SENAT POLTEKKES PANITIA PEMILIHAN DIREKTUR DOSEN POLTEKKES KABADAN PPSDM KESEHATAN SEKRETARIS JENDERAL KETERANGAN
MULAI
Difasilitasi Direktur yg
MEMBENTUK PANITIA MEMBUKA
PEMILIHAN DIREKTUR PENDAFTARAN CALON
MENDAFTAR SEBAGAI menjabat
CALON DIREKTUR
DIREKTUR 4 bulan sebelum masa jabatan
TIDAK MEMENUHI berakhir
PERSYARATAN
SELESAI SELEKSI Sampai diperoleh 3 bakal
ADMINISTRA
SI
calon direktur
Bila perlu waktu pendaftaran
MEMENUHI diperpanjang
PERSYARATAN
TIDAK
CALON Balon minimal 3 orang yang
DIREKTUR
MINIMAL 3 memenuhi syarat
ORANG
YA
PELAKSANAAN PEMILIHAN
CALON DIREKTUR MENGIRIMKAN HASIL
VERIFIKASI KE PANITIA
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di lingkungan Poltekkes dengan minimal jabatan Lektor,
pangkat III.c yang dibuktikan dengan SK Jabfung dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang terakreditasi
dengan bidang tugasnya, dibuktikan dengan fotocopy ijazah yang
dilegalisasi;
Dalam pendidikan S2 lain yang relevan dengan bidang tugasnya
adalah:
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan
c) S2 yang terkait dengan jurusan yang ada di Poltekkes, berlatar
belakang pendidikan minimal D3 kesehatan.
3) Berpengalaman sebagai Dosen tetap minimal 2 (dua) tahun
berturut-turut di lingkungan Poltekkes Kemenkes dibuktikan
dengan SK Jabfung dosen;
4) Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah
Sakit pemerintah (pusat dan daerah);
5) Tidak dalam status tugas belajar;
6) Usia saat pencalonan pemilihan maksimal 60 (enam puluh) tahun;
7) DP3 2 (dua) tahun terakhir dengan nilai baik;
8) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
9) Pudir yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
MULAI
TIDAK SETUJU
PERSETUJUAN
SETUJU
MENERIMA SK
PENETAPAN PEMBANTU MENETAPKAN
DIREKTUR PEMBANTU
DIREKTUR
b. Syarat-syarat calon
1) Telah menyelesaikan pelatihan teknis eselon IV
2) Berlatar belakang pendidikan minimal D-IV/S1 yang relevan dengan
tugasnya dengan melampirkan fotocopy ijazah yang dilegalisasi;
3) Pangkat/golongan minimal Penata/III.c;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter Pemerintah;
5) Tidak dalam status tugas belajar;
6) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
7) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
d. Pemberhentian
1) Dalam hal Kasubag berhalangan tetap antara lain dipindahkan ke
dalam jabatan lain, mengundurkan diri, sakit sehingga tidak dapat
melaksanakan tugasnya, meninggal dunia, maka Direktur Poltekkes
mengajukan usulan Pemberhentian kepada Kepala Badan PPSDM
Kesehatan;
2) Sekretaris Jenderal menerbitkan SK Pemberhentian bagi Kepala Sub
Bagian sesuai butir (a);
3) Untuk mengisi kekosongan jabatan sebelum ada Kepala Sub Bagian
baru yang definitif, Sekretaris Jenderal mengangkat Pejabat sebagai
Pejabat (Pj);
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA POLITEKNIK
27 KESEHATAN
PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA POLITEKNIK
28 KESEHATAN
GAMBAR 5.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMILIHAN DAN PENETAPAN ANGGOTA SENAT POLITEKNIK KESEHATAN
DIREKTUR POLTEKKES KETUA JURUSAN POLTEKKES SEKRETARIS PPSDMK KABADAN PPSDM KESEHATAN KETERANGAN
MULAI
TIDAK MEMENUHI
PERSYARATAN
MELENGKAPI PERSYARATAN
VERIFIKASI
PERSYARATA
N
MEMENUHI
PERSYARATAN
SELESAI
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di jurusan yang bersangkutan dengan jabatan Lektor
dengan pangkat/golongan minimal Penata /III.c yang dibuktikan
dengan yang dibuktikan dengan SK Jabfung dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang terakreditasi dan
relevan dengan bidang tugasnya, dibuktikan dengan fotocopy ijazah
yang dilegalisasi;
Catatan :
Dalam pendidikan S2 lain yang relevan dengan bidang tugasnya
adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan
c) S2 yang terkait dengan jurusan yang ada di Poltekkes berlatar
belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
3) Berpengalaman sebagai Dosen minimal 2 (dua) tahun di lingkungan
Poltekkes Kemenkes dibuktikan dengan SK
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan
dari dokter Rumah Sakit Pemerintah;
5) Tidak berstatus tugas belajar;
6) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun;
7) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik.
8) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
9) Kajur yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
d. Pemberhentian
1) Pemberhentian karena habis masa jabatan
a) Direktur memberhentikan Kajur tiga bulan sebelum masa jabatan
Kajur berakhir.
b) Direktur menetapkan pajabat Kajur sampai ditetapkannya Kajur
definitif.
2) Pemberhentian karena alasan berhalangan tetap
a) Dalam hal Kajur berhalangan tetap antara lain dipindahkan ke
dalam jabatan lain, mengundurkan diri, sakit sehingga tidak dapat
melaksanakan tugasnya, meninggal dunia.
b) Direktur menerbitkan SK Pemberhentian sementara bagi Kajur
sesuai butir (1);
3) Penetapan Kajur antar waktu
a) Direktur menetapkan Kajur antar waktu.
b) Masa jabatan Kajur antar waktu sampai dengan masa jabatan
berakhir
MULAI
MENYELENGGARAKAN PEMILIHAN
CALON KETUA JURUSAN
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di lingkungan Poltekkes Kemenkes dengan jabatan Asisten
Ahli, pangkat/golongan minimal Penata Muda /III.a yang dibuktikan
dengan yang dibuktikan dengan SK Jabfung dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang relevan dengan
bidang keilmuan di jurusan yang bersangkutan dibuktikan dengan
fotocopy ijazah yang dilegalisasi
Catatan :
Dalam pendidikan S2 lain yang relevan dengan bidang tugasnya
adalah:
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan
c) S2 yang terkait dengan jurusan yang ada di Poltekkes berlatar
belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
3) Berpengalaman sebagai dosen tetap minimal 2 (dua) tahun di
lingkungan Poltekkes Kemenkes dibuktikan dengan SK Jabfung dosen;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
dokter Rumah Sakit Pemerintah
5) Tidak berstatus tugas belajar;
6) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun.
7) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik.
8) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
9) Sekjur yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
d. Pemberhentian
Direktur menetapkan pemberhentian Sekjur atas usulan Kajur.
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap di lingkungan Poltekkes Kemenkes dengan jabatan Asisten
Ahli, pangkat/golongan minimal Penata Muda /III.a yang dibuktikan
dengan yang dibuktikan dengan SK Jabfung dosen;
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang relevan dengan
bidang keilmuan di jurusan yang bersangkutan dibuktikan dengan
fotocopy ijazah yang dilegalisasi
Catatan :
Dalam pendidikan S2 lain yang relevan dengan bidang tugasnya adalah :
a) S2 Manajemen berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
b) S2 Pendidikan berlatar belakang pendidikan minimal D3
kesehatan
c) S2 yang terkait dengan jurusan yang ada di Poltekkes berlatar
belakang pendidikan minimal D3 kesehatan
3) Berpengalaman sebagai dosen tetap minimal 2 (dua) tahun di
lingkungan Poltekkes Kemenkes dibuktikan dengan SK Jabfung dosen;
4) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
dokter Rumah Sakit Pemerintah.
5) Tidak berstatus tugas belajar;
6) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun.
7) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
8) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
9) Ka. Prodi yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
d. Pemberhentian
Direktur menetapkan pemberhentian Ka. Prodi atas usulan Kajur.
g. Pemberhentian
Direktur menetapkan pemberhentian Penanggung Jawab Prodi atas usulan
Kajur.
9. JABATAN FUNGSIONAL
Jabatan fungsional, syarat-syarat untuk menduduki jabatan fungsional,
mekanisme penunjukan, penetapan dan pemberhentian sesuai dengan
ketentuan.
b. Syarat-
syarat calon
1) Dosen tetap dengan jabatan Asisten Ahli, pangkat/golongan minimal
Penata Muda /III.a yang dibuktikan dengan SK Jabfung dosen.
2) Jenjang pendidikan S2 kesehatan atau S2 lain yang relevan dengan
bidang keilmuan di jurusan yang bersangkutan dibuktikan dengan
fotocopy ijazah yang dilegalisasi
3) Pernah melakukan penelitian dan publikasi;
4) Tidak dalam status tugas belajar;
5) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (enam puluh tahun)
tahun;
6) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik;
7) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
8) Kepala Unit yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
c. Mekanism
e penunjukan dan penetapan
Direktur menetapkan Kepala Unit PPM.
d. Pemberhe
ntian
Direktur menetapkan pemberhentian Kepala Unit PPM .
b. Syarat-syarat calon
1) Dosen tetap dibuktikan dengan SK jabatan Fungsional
2) Pendidikan minimal S2 kesehatan/S2 lain yang relevan
d. Pemberhentian
Direktur menetapkan pemberhentian Ka. Unit Penjaminan Mutu
b. Syarat-syarat calon
1). Minimal pendidikan D3 Perpustakaan
2). Pernah mengelola perpustakaan
3). Tidak dalam status tugas belajar ;
4). Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh) tahun;
5). DP3 2 (dua) tahun terakhir baik.
6). Tidak terlibat dalam kasus hukum;
7). Kepala Unit yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya
d. Pemberhentian
Direktur menetapkan pemberhentian Kepala Unit Perpustakaan
b. Syarat-syarat calon
1). Dosen Tetap dengan pendidikan S2
2). Berpengalaman mengelola laboratorium/Bengkel Kerja/ Workshop
3). Tidak dalam status tugas belajar ;
4). Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 60 (enam puluh) tahun;
5). DP3 2 (dua) tahun terakhir baik.
6). Tidak terlibat dalam kasus hukum;
7). Kepala Unit yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
d. Pemberhentian
Direktur menetapkan pemberhentian Ka. Unit Laboratorium
UNIT PENUNJANG
b. Syarat-syarat calon
Minimal berpendidkan S1 Komputer
1). Minimal berpendidkan S1 Komputer
2). Tidak dalam status tugas belajar;
3). Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun)
tahun;
4). DP3 2 (dua) tahun terakhir baik.
5). Tidak terlibat dalam kasus hukum;
6). Kepala Unit yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
b. Syarat-syarat calon
1) Berpendidikan minimal DIV/S1 yang relevan dengan bidang tugasnya
2) Tidak dalam status tugas belajar ;
3) Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun) tahun;
4) DP3 2 (dua) tahun terakhir baik.
5) Tidak terlibat dalam kasus hukum;
6) Kepala Unit yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
b. Syarat-syarat calon
1). Berpendidikan minimal D3 yang relevan dengan bidang tugasnya
2). Sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter Rumah Sakit
pemerintah;
3). Tidak dalam status tugas belajar ;
4). Usia pada waktu pencalonan tidak lebih dari 50 (lima puluh tahun)
tahun;
5). DP3 2 (dua) tahun terakhir baik.
6). Tidak terlibat dalam kasus hukum;
7). Kepala Unit yang pada saat ini telah menduduki jabatan, masih tetap
menduduki jabatan tersebut sampai berakhir masa jabatannya.
A. ADMINISTRASI UMUM
1. TATA PERSURATAN
a. Surat-surat yang berkaitan dengan kebijakan dan berhubungan
dengan instansi di luar Poltekkes dikeluarkan melalui sistem satu pintu
yaitu oleh Direktur.
b. Surat-surat yang bersifat teknis intern dapat dikeluarkan oleh Ketua
Jurusan atas nama Direktur.
c. Tata cara persuratan mengikuti pedoman tata cara persuratan yang
berlaku.
4. PERLENGKAPAN
a. Pengelolaan Barang Milik di poltekkes dikoordinir oleh Pudir II
b. Laporan hasil realisasi merupakan kompilasi dari data realisasi anggaran
dan investasi barang milik negara dari jurusan, bagian dan unit yang ada
di poltekkes
c. Ka. Subag ADUM melakukan rekonsiliasi dengan KPPN dalam rangka
verifikasi SAI dan SABMN poltekkes untuk kemudian diserahkan ke Pudir
II
d. Setelah diverifikasi oleh Pudir II, laporan hasil realisasi diolah oleh Ka.
Subag ADUM untuk kemudian ditetapkan oleh Direktur.
5. KEHUMASAN
a. Tatakelola Kehumasan
Tatakelola kehumasan adalah proses yang meliputi kegiatan analisis
situasi (pengumpulan data dan fakta), strategi (perencanaan dan
program), implementasi (tindakan dan komunikasi), evaluasi
B. PENGELOLAAN KEUANGAN
1. PENGELOLA KEUANGAN
a. Pengelolaan keuangan merupakan tanggung jawab Pudir II dan
dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian ADUM.
b. Bendahara Poltekkes.
c. Bendahara Penerima dan Bendahara Pengeluaran;
d. Bendahara ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan, atas usulan
Direktur Poltekkes.
e. Anggaran Poltekkes Kemenkes berasal dari:
1) DIPA
2) Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat
f. Secara rinci pengelolaan sumbangan masyarakat yang tidak mengikat
akan diatur tersendiri;
g. Rencana anggaran Jurusan diusulkan oleh Ka.Jurusan kepada Direktur
melalui Pudir II;
h. Rencana anggaran Poltekkes Kemenkes yang menggunakan anggaran
DIPA diusulkan oleh Direktur kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan;
i. Poltekkes dapat bekerjasama dengan pihak lain dalam menggali potensi
untuk pengembangan Poltekkes.
C. PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN
1. Pengelolaan kepegawaian merupakan tanggung jawab Pudir II, meliputi
perencanaan, pengadaan, pengembangan, mutasi, pemberhentian dan
pensiun pegawai yang dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian Administrasi
Umum, Keuangan dan Kepegawaian melalui koordinasi dengan Ketua
Jurusan;
2. Perencanaan, Pengadaan dan Pengembangan Pegawai Poltekkes Kemenkes
dilakukan berdasarkan perhitungan beban kerja dan rencana pengembangan
Poltekkes yang diusulkan oleh Direktur Poltekkes kepada Kepala Badan
PPSDM Kesehatan;
4. Mutasi Pegawai :
a. Mutasi antar jurusan di lingkungan Poltekkes Kemenkes yang
bersangkutan ditetapkan oleh Direktur.
5. Pengembangan Pegawai
a. Tugas Belajar/Izin Belajar.
1) Penugasan belajar bagi pegawai di lingkungan Poltekkes Kemenkes
dibuat sesuai dengan kebutuhan organisasi dan dana yang tersedia;
2) Usulan tugas belajar/izin belajar diajukan oleh Kajur kepada Direktur
diteruskan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan.
b. Diklat : Fungsional, Kepegawaian dan Profesi
Jenis Diklat yang dapat diikuti oleh pegawai Pra Jabatan, Diklat
Fungsional, Diklat Kepegawaian, profesi dan sebagainya yang berkaitan
dengan PBM (Dalam Negeri/Luar Negeri) dengan mekanisme sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c. Jabatan Fungsional.
1) DUPAK :
a) Kajur mengusulkan bahan penyusunan DUPAK jabatan fungsional
di lingkungan jurusan kepada Direktur;
b) Ka.Jurusan mengusulkan DUPAK jabatan fungsional Dosen dan di
luar Dosen di lingkungan Poltekkes kepada Direktur;
c) Direktur mengusulkan DUPAK jabatan fungsional Dosen dan Non
Dosen di lingkungan Poltekkes kepada Badan PPSDM Kesehatan.
2) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Dosen.
a) Sekretaris Badan PPSDM Kes A.n Menteri Kesehatan bagi jabatan
fungsional Asisten Ahli sampai dengan Lektor;
b) Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi
jabatan fungsional Lektor Kepala;
3) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Non Dosen sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4) Tim Penilai.
a) Tim Penilai Pusat, berkedudukan di Badan PPSDM Kesehatan,
ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan;
b) Tim Penilai Poltekkes, berkedudukan di Poltekkes ditunjuk dan
ditetapkan oleh Direktur.
d. Pemberian penghargaan
Direktur mengusulkan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan bagi
pegawai yang memenuhi persyaratan untuk diberikan penghargaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Wisuda
a. Wisuda merupakan proses penyerahan ijazah bagi lulusan dan
dilaksanakan dalam sidang senat terbuka yang dipimpin oleh Direktur
selaku Ketua Senat.
b. Tata cara wisuda secara rinci diatur tersendiri.
D. STATUTA
1. Statuta Poltekkes Kemenkes
merupakan pedoman dasar penyelenggaraan Poltekkes Kemenkes.
2. Statuta Poltekkes dibuat oleh
masing-masing Poltekkes;
3. Statuta Poltekkes ditetapkan oleh
Direktur Poltekkes dan dilaporkan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan
atas nama Menteri Kesehatan RI
E. KETENTUAN LAIN
Apabila dalam pelaksanaannya terjadi permasalahan, maka penyelesaiannya
menjadi kebijakan Kepala Badan PPSDM Kesehatan.
F. KETENTUAN PERALIHAN
Segala perubahan ketentuan Permenkes Nomor OT.02.03/I/4/03440.1,
tanggal 1 Juli Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tatalaksana
Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan harus menyesuaikan dengan
peraturan ini paling lambat akhir Desember 2012.