Anda di halaman 1dari 23

RESISTENSI

ANTIBIOTIK:
MASALAH DAN DAMPAKNYA BAGI
PELAYANAN KESEHATAN

dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS


Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI

Yogyakarta, 08042017
GARIS BESAR PENYAJIAN

Latar Belakang

Masalah penggunaan anDbioDk

Dampak Resistensi AnDmikroba

Kebijakan Kementerian Kesehatan

Rencana Tindak Lanjut

2
FAKTA
YG “BELUM”
DIKETAHUI
MASYARAKAT
MASALAH PENGGUNAAN OBAT
PADA MASYARAKAT
90
82.0
80

70

35.20% 60
OK
64.80% 50 OB

40 35.7 AB

27.8 OT
30
OTT
Menyimpan Obat/OT 20 15.7
Tidak Menyimpan Obat/OT 10 6.4

0
35,2 % rumah tangga OK OB AB OT OTT

menyimpan obat* OK = Obat Keras OT = Obat Tradisional


OB = Obat Bebas OTT = Obat Tidak
AB = Antibiotik Teridenti1ikasi
Riskesdas, 2013
q Pembelian anDbioDk Lebih dari 60 % masyarakat melakukan
secara bebas, tanpa resep swamedikasi
dokter
q Tidak patuh terhadap Tidak disertai pengetahuan dan
informasi yang memadai tentang obat
petunjuk penggunaan
anDbioDk (dosis kurang/ Penggunaan obat Udak rasional,
lebih, waktu pemakaian termasuk AnUbioUk
Ddak tepat, Ddak
menyelesaikan program
terapi)
Kemampuan mikroba untuk
q Berbagi anDbioDk dengan bertahan hidup terhadap efek
orang lain antimikroba sehingga tidak
Resistensi
efektif dalam penggunaan klinis.
(Permenkes No.8 Tahun 2015) AnDmikroba
MUTU, EFISIENSI DAN KESELAMATAN PASIEN RS

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TANPA INDIKASI DI 15 RUMAH SAKIT


KPRA – KEMKES TAHUN 2016
(HASIL AWAL)
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
RS A B C D E F G H I J K L M N O
BEDAH OBGIN
Risiko MRSA: 1 – 4 %
Multi-dimensi & Dibutuhkan Sektor kesehatan
multi-faktor, manajemen manusia, hewan,
melibatkan banyak koordinasi lintas serta tumbuhan
stakeholders dari sektor antara memiliki tanggung
berbagai aspek; kesehatan manusia, jawab bersama
kesehatan hewan, untuk dapat
& keamanan mengurangi laju
pangan, dengan perkembangan
melibatkan trans- resistensi
disiplin keilmuan; antimikroba pada
bakteria.
7
Masih rendahnya kesadaran Perlunya peningkatan keterlibatan industri
individu, profesi dan masyarakat farmasi dan sektor lain dalam mendukung
pada berbagai Dngkat termasuk penggunaan obat yang bertanggungjawab
pemerintah akan potensi dampak untuk memperpanjang efekDfitas dan
sosial, ekonomi akibat resistensi menemukan tools untuk mengatasi
anDmikroba resistensi
•  Perkiraan kema*an akibat
AMR saat ini sebesar 700.000/
tahun
•  Tahun 2050-à ada 10 juta
kema*an/tahun karena AMR
•  Angka kema*an lebih *nggi
dibandingkan dengan akibat
kanker

ANCAMAN
KESELAMATAN PASIEN
DAMPAK EKONOMI TERHADAP
PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK
TEPAT
•  An*microbial resistance: disamping menyebabkan perpanjangan
perawatan dan peningkatan juga menyebabkan inefisiensi
sebesar US$ 4-5 miliar di Amerika dan € 9 miliar di Eropa per
tahun.
•  Adverse drug reac*on and medica*on error: diperkirakan
menelan biaya 3,4 juta dolar per tahun.
•  Lost resources: Belanja obat nasional sekitar 10 – 40 % belanja
kesehatan. Ada potensi kehilangan sumber daya yang besar jika
peresepan dan penggunaan obat Ddak tepat.
•  Eroded pa*ent confidence:
kerugian ekonomi secara Ddak angsung akibat menurunnya
kepercayaan pasien.
•  Tahun 2050 perkiraan kerugian secara kumulaDf £ 70 trillion
DAMPAK RESISTENSI ANTIMIKROBA

•  Mengancam upaya pencegahan dan pengobatan efekDf untuk berbagai infeksi yang terus
meningkat, yang disebabkan oleh bakteri, parasit, virus dan jamur
à Secara global 480,000 orang mengalami MDR TB/tahun
à mempersulit pemberantasan infeksi HIV dan malaria
•  Mutu pelayanan kesehatan menurun, karena lama perawatan memanjang, resiko
kemaDan Dnggi
•  Mengancam upaya pengobatan modern (seperD operasi open heart, transplantasi organ)
•  Meningkatkan beban ekonomi, karena perpanjangan lama rawat inap, penggunaan
anDmikroba yang lebih mahal dan lebih lama

ANCAMAN
KESELAMATAN PASIEN
• Sediaan Farmasi
• Alat medik habis pakai
• Pemeriksaan penunjang >>
• Lama rawat (LOS)

PENYEBAB INEFISIENSI PELAYANAN:


-  SISTEM YANG TIDAK JELAS
-  AKTIFITAS YANG TIDAK TEPAT

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PETA STRATEGIS Permenkes No.8


PRA Tahun 2015
Membentuk 2015-2019: tentang Program
KPRA PromoUf Pengendalian
Tahun 2014 PrevenUf Resistensi
KuraUf & AnDmikroba di
RehabilitaUf RS

KPRA: Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba


PERMENKES 8/2015 PASAL 4
1.  Penggunaan anDbioDk secara bijak: penggunaan
anDbioDk secara rasional dengan memperDmbangkan
dampak muncul dan menyebarnya mikroba (bakteri)
resisten
2.  Tahapan penerapan penggunaan anDbioDk secara bijak:
a.  Meningkatkan pemahaman dan ketaatan KSM dan
nakes dalam penggunaan anDbioDk secara bijak;
b.  Meningkatkan peranan pemangku kepenDngan di
bidang penanganan penyakit infeksi dan
penggunaan anDbioDk;
Lanjutan....
c.  Mengembangkan dan meningkatkan fungsi
laboratorium penunjang lainnya yang berkaitan
dengan penanganan penyakit infeksi;
d.  Meningkatkan pelayanan farmasi klinik dalam
memantau penggunaan anDbioDk;
e.  Meningkatkan pelayanan farmakologi klinik dalam
memandu penggunaan anDbioDk;
f.  Meningkatkan penanganan kasus infeksi secara
mulDdisiplin dan terpadu;
g.  Melaksanakan surveilans pola penggunaan
anDbioDk, serta melaporkannya secara berkala; dan
h.  Melaksanakan surveilans pola mikroba penyebab
infeksi dan kepekaannya terhadap anDbioDk, serta
melaporkannya secara berkala
KURATIF & REHABILITATIF
PROMOTIF •  Training dokter dan petugas kesehatan
•  Edukasi masyarakat secara lainnya baik di FKTP dan FKTL
TSM melalui media, flyers, •  Memasukkan AMR ke dalam instrumen
seminar awam akreditasi FKTP dan FKTL
•  Mendorong terwujudnya •  Penerapan Permenkes no.8 tahun 2015
smart parents for healthier •  MelaUh Tim PRA di RS nasional, provinsi
children. PREVENTIF dan regional.
•  Pemberdayaan masyarakat •  Menurunkan konsumsi/penjualan •  Menerapkan mekanisme Reward dan
peduli AMR. anDbioDk bebas di masyarakat. Punishment di RS dalam penggunaan
•  Membuat public policy bersama anDmikroba bijak.
Kementerian Pertanian dan
Peternakan atau K/L terkait lainnya.
•  Melakukan surveilans terintegrasi
dan kajian bersama tentang AMR
•  Advokasi kepada lembaga pendidikan
kesehatan agar memperbaiki
kurikulum pendidikan kesehatan
tentang AMR.
(Program Pengendalian Resistensi Antimikroba) (Program Keselamatan Pasien RS)

PENCEGAHAN PENGGUNAAN
INFEKSI PRA ANTIBIOTIK


PPI

MS MISUSE
HAND - HYGIENE USE
(MedicaDon OVERUSE
Safety)
17
PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI
PPRA

KEMENTERIAN KESEHATAN STANDARISASI PROGRAM


PELATIHAN

Trainer Of Trainer

KPRA PENELITIAN DAN


SURVEILANS /tahun

FKTP FKTL
14 RS RUJUKAN NASIONAL

20 RS PROVINSI
110 RS RUJUKAN REGIONAL
RENCANA AKSI NASIONAL DALAM
PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA DENGAN KONSEP ”ONE HEALTH”
2017-2019

PENINGKATAN KESADARAN DAN PEMAHAMAN RESISTENSI ANTIMIKROBA MELALUI KOMUNIKASI,DIKLAT

MENINGKATKAN PENGETAHUAN MELALUI SURVEILANS DAN PENELITIAN

MENURUNKAN INSIDEN INFEKSI MELALUI


SANITASI DAN HYGIENE

MENURUNKAN Healthcare associated infec4ons (HAI'S)

MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN ANTIMIKROBA

MENINGKATKAN INVESTASI PENEMUAN OBAT, VAKSIN BARU


One Health:

•  Kerjasama mulD-sektor untuk dapat memahami resistensi


anDmikroba;

•  Perbaikan tata kelola pemerintahan di berbagai sektor


terkait dengan otorisasi pengunaan dan pengawasan
penggunaan obat

•  Menyusun Rencana Aksi Nasional yang terintegrasi.


STRATEGI PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA

CEGAH
CEGAH PENYEBARAN
BERKEMBANGNYA MIKROBA
MIKROBA RESISTEN RESISTEN

1.Gunakan antibiotik dengan bijak


2.Taat terhadap prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi
21
PENUTUP

•  Resistensi akibat penggunaan antibiotik yang tidak bijak merupakan ancaman


terhadap pembiayaan pelayanan, mutu pelayanan dan keselamatan pasien
serta ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi bangsa
•  Percepatan resistensi tidak hanya dikontribusi dari sektor pelayanan kesehatan
baik di tingkat primer maupun Rumah sakit. Tetapi juga dari kedokteran hewan,
sektor pertanian dan peternakan serta perilaku masyarakat dan sektor industri
farmasi maupun industri makanan ternak
•  Diperlukan kerjasama multisektor pada tiap tingkatan dalam bentuk rencana
aksi nasional yang terintegrasi

22
Terimakasih

23

Anda mungkin juga menyukai