Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Remaja Tentang Anemia Defisiensi Besi

1. Pengumpulan Data Dasar

Nn. N berusia 18 tahun, kebangsaan Indonesia, suku melayu, beragama

islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan pelajar, status menikah belum

menikah, alamat jl. Pagar Drum RT 18 Kota Jambi. Anamnesa dilakukan pada 23

Mei 2019 pukul 12.00 WIB dirumah pasien RT 18 Kota Jambi oleh Fenni

Valianda Amelia Ramadhan mahasiswi Diploma III Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Jambi.

Nn. N mengatakan sering merasa pusing, mudah lelah, mengantuk dan

mata berkunang-kunang dan itu membuat aktivitas sehari-harinya sering

terganggu seperti saat sedang belajar

Riwayat menstruasi, haid pertama atau menarche usia 12 tahun, siklus 28

hari, banyaknya 4x ganti pembalut setiap hari, teratur dan lamanya 7 hari, sifat

darah cair. Riwayat penyakit yang sedang dan pernah diderita anemia. Riwayat

perkawinan, status belum menikah.

Riwayat obstetri Nn. N mengatakan belum pernah hamil, keguguran, dan

melahirkan. Riwayat kontrasepsi yang digunakan, Nn N mengatakan belum

pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun. Tidak ada riwayat penyakit


35
sistemik seperti diabetes militus, hipertensi, jantung, asma, ginjal, hepatitis,

epiepsi, dan keputihan gatal-gatal. Nn. N mengatakan tidak pernah mengalami

operasi apapun. Tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti penyakit menular,

tubercolosis, penyakit menurun seperti diabetes militus, hipertensi dan asma.

Tidak ada riwayat hamil kembar dari keluarga ibu dan bapak.

Kebiasaan sehari-hari, mandi dan gosok gigi 2x sehari. Makan 3x sehari

dengan jenis makanan yang dikonsumsi nasi, lauk-pauk dan makanan cepat saji.

Istirahat tidur lebih dari 8 jam dalam sehari. Tidak merokok dan tidak pernah

mengonsumsi obat-obatan selain dari bidan dan dokter.

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, tekanan darah 110/70

mmHg, suhu 36,5oC, denyut nadi 85/menit, pernapasan 21/menit, tinggi badan

153 cm, berat badan 50 kg.

Pemeriksaan sistematis rambut bersih, tidak rontok dan tidak ada

ketombe, muka tidak ada klosma dan tidak oedema, mata jelas, konjungtiva pucat

dan sklera tidak ikterik, hidung bersih tidak ada polip dan pengeluaran sekret,

mulut bersih tidak ada karies dan stomatitis dan bibir pucat, telinga bersih tidak

ada pengeluaran serumen, pada pemeriksaan tiroid dan kelenjar getah bening

tidak ada pembesaran. Pemeriksaan dada dan ketiak payudara simetris, tidak ada

benjolan.

Pemeriksaan obstetri inspeksi, pemeriksaan abdomen bentuk simetris,

tidak ada pembesaran, bekas luka tidak ada, tidak ada nyeri tekan, turgor kulit

baik. Pemeriksaan ekstremitas tidak oedema, varises tidak ada, refleks patella

36
positif kanan dan kiri, dasar kuku pucat, telapak tangan berwarna pucat.

Pemeriksaan penunjang cek Hemoglobin (Hb).

2. Analisa Masalah Atau Interpretasi Dasar

Nn. N umur 18 tahun dengan Anemia Defisiensi Besi Ringan

3. Masalah Potensial

Kekurangan Energi Kalori (KEK) dan Anemia Berat

4. Tindakan Segera

Tidak ada

5. Perencanaan

a. Beritahu pasien seluruh hasil pemeriksaan.

b. Beritahu pasien tentang penyebab Anemia Defisiensi Besi.

c. Beri konseling untuk mengatasi Anemia Defisiensi Besi.

d. Beri tablet Fe dan cara meminumnya.

e. Lakukan screening Anemia Defisiensi Besi.

f. Lakukan pendokumentasian.

6. Tindakan

a. Memberitahu pasien dalam keadaan baik dan mengalami Anemia Defisiensi

Besi.

b. Memberitahu pasien klasifikasi Anemia berdasarkan pengecekan Hb adalah

anemia ringan dan penyebabnya adalah kekurangan asupan zat besi apabila

memiliki gangguan pola makan atau pola makan yang tidak seimbang bisa

terjadi anemia dan menstruasi bisa mengakibatkan Anemia karena setiap bulan

remaja putri mengeluarkan darah haid yang berlebihan.

37
c. Memberikan konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan

kadar besi yang cukup secara rutin. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber

hewani seperti daging, ikan unggas, makanan laut disertai minum sari buah

yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan absorpsi dan menghindari

atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minum susu.

d. Pemberian suplementasi besi (Fe) pada remaja dosis 1 tablet perhari untuk

Anemia ringan selama sebulan.

e. Screening Anemia melalui pemeriksaan Hemoglobin yaitu 11,4 gr/dl.

f. Melakukan pendokumentasian.

7. Evaluasi

a. Pasien mengetahui seluruh hasil pemeriksaan.

b. Pasien mengerti dengan apa yang sudah dijelaskan tentang yang dirasakan.

c. Pasien mengerti tentang penyebab Anemia.

d. Pasien mengerti dan akan memulai menerapkan cara pencegahan untuk

menyembuhkan Anemia.

e. Pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

f. Pasien merasa tenang dan mengikuti apa yang sudah dianjurkan.

g. Telah dilakukan pendokumentasian.

B. Catatan Perkembangan

1. Kunjungan kedua pada Nn. N hari Rabu, tanggal 5 Juni 2019, pukul 16.00 WIB

S: - Pasien mengatakan saat ini keadaan sudah tidak sering sakit kepala lagi.

38
- Pasien mengatakan saat ini masih mudah lelah dan sulit berkosentrasi saat

belajar

O: Keadaan umum: baik, kesadaran: komposmentis, keadaan emosional: stabil.

TTV: TD: 110/80 mmHg, N: 82/menit, Rr: 20/menit, S: 36,7oC.

A: Data dasar : Nn. N Anemia Defisiensi Besi dengan kadar

Hemogobin 11,7 gr/dl.

Diagnosa : Nn. N dengan Anemia Defisiensi Besi Ringan.

Masalah : Nn. N merasakan sering sakit kepala, mudah lelah dan

mengantuk serta sulit berkosentrasi saat belajar.

P: a. Memberitahu pasien dalam keadaan baik dan mengalami Anemia Defisiensi

Besi.

b. Memberitahu pasien klasifikasi anemia berdasarkan pengecekan Hb adalah

Anemia ringan dan penyebabnya adalah kekurangan asupan zat besi apabila

memiliki gangguan pola makan atau pola makan yang tidak seimbang bisa

terjadi anemia dan menstruasi bisa mengakibatkan anemia karena setiap

bulan remaja putri mengeluarkan darah haid yang berlebihan.

c. Memberikan konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan

kadar besi yang cukup secara rutin. Meningkatkan konsumsi besi dari

sumber hewani seperti daging, ikan unggas, makanan laut disertai minum

39
sari buah yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan absorpsi dan

menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minum susu.

d. Pemberian suplementasi besi (Fe) pada remaja dosis 1 tablet/ hari untuk

Anemia ringan selama sebulan.

e. Screening anemia melalui pemeriksaan Hemoglobin yaitu 11,7 gr/dl.

f. Melakukan pendokumentasian.

2. Kunjungan ketiga pada Nn. N hari Minggu tanggal 23 Juni 2019, pukul 15.00

WIB

S: - Pasien mengatakan saat ini sudah tidak merasakan sakit kepala lagi

- Pasien mengatakan saat ini sudah bisa berkonsentrasi saat belajar dan

tidak merasakan sering lelah lagi.

O: Keadaan umum: Baik, kesadaran: Composmentis, keadaan emosional: Stabil.

TTV: 110/70 mmHg, N: 82/menit, Rr: 22/menit, S: 36,8oC. Konjungtiva:

Merah muda, Hb: 12,6 g/dl.

A: Nn. N telah sembuh dari Anemia Defisiensi Besi.

P: a. Memberitahu pasien dalam keadaan baik dan sudah tidak lagi mengalami

Anemia Defisiensi Besi.

b. Menganjurkan pasien agar tetap mengonsumsi untuk bahan makanan

dengan kadar besi yang cukup secara rutin. Meningkatkan konsumsi besi

40
dari sumber hewani seperti daging, ikan unggas, makanan laut disertai

minum sari buah yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan absorpsi

dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minum susu.

c. Menganjurkan pasien mengonsumsi suplementasi besi (Fe) selama

menstruasi 1 tablet perhari dan jika tidak lagi menstruasi mengonsumsi

tablet Fe 1 tablet perminggu sepanjang masa..

d. Melakukan pendokumentasian.

41
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Secara umum pengkajian telah dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan laboratorium.

1. Pengumpulan Data Dasar

Semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara

anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-

tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Varney, 2007 :

27).

Tindakan yang pertama kali dilakukan di Puskesmas Putri Ayu yakni

pengumpulan data subjektif yang terdiri identitas umum dengan hasil Nn. N

berusia 18 tahun, kebangsaan Indonesia, suku melayu, beragama islam,

pendidikan terakhir SMP, pekerjaan pelajar, status menikah belum menikah,

alamat jl. Pagar Drum RT 18 Kota Jambi.

Nn. N mengatakan sering merasa pusing, mudah lelah, mengantuk dan

mata berkunang-kunang dan itu membuat aktivitas sehari-harinya sering

terganggu seperti saat sedang belajar

42
Riwayat menstruasi, haid pertama atau menarche usia 12 tahun, siklus 28

hari, banyaknya 4x ganti pembalut setiap hari, teratur dan lamanya 7 hari, sifat

darah cair. Riwayat penyakit yang sedang dan pernah diderita anemia. Riwayat

perkawinan, status belum menikah.

Riwayat obstetri Nn. N mengatakan belum pernah hamil, keguguran, dan

melahirkan. Riwayat kontrasepsi yang digunakan, Nn N mengatakan belum

pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun. Tidak ada riwayat penyakit

sistemik seperti diabetes militus, hipertensi, jantung, asma, ginjal, hepatitis,

epiepsi, dan keputihan gatal-gatal. Nn. N mengatakan tidak pernah mengalami

operasi apapun. Tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti penyakit menular,

tubercolosis, penyakit menurun seperti diabetes militus, hipertensi dan asma.

Tidak ada riwayat hamil kembar dari keluarga ibu dan bapak.

Kebiasaan sehari-hari, mandi dan gosok gigi 2x sehari. Makan 3x sehari

dengan jenis makanan yang dikonsumsi nasi, lauk-pauk dan makanan cepat saji.

Istirahat tidur lebih dari 8 jam dalam sehari. Tidak merokok dan tidak pernah

mengonsumsi obat-obatan selain dari bidan dan dokter.

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, tekanan darah 110/70

mmHg, suhu 36,5oC, denyut nadi 85/menit, pernapasan 21/menit, tinggi badan

153 cm, berat badan 50 kg.

Pemeriksaan sistematis rambut bersih, tidak rontok dan tidak ada

ketombe, muka tidak ada klosma dan tidak oedema, mata jelas, konjungtiva pucat

dan sklera tidak ikterik, hidung bersih tidak ada polip dan pengeluaran sekret,

43
mulut bersih tidak ada karies dan stomatitis dan bibir pucat, telinga bersih tidak

ada pengeluaran serumen, pada pemeriksaan tiroid dan kelenjar getah bening

tidak ada pembesaran. Pemeriksaan dada dan ketiak payudara simetris, tidak ada

benjolan.

Pemeriksaan obstetri inspeksi, pemeriksaan abdomen bentuk simetris,

tidak ada pembesaran, bekas luka tidak ada, tidak ada nyeri tekan, turgor kulit

baik. Pemeriksaan ekstremitas tidak oedema, varises tidak ada, refleks patella

positif kanan dan kiri, dasar kuku pucat, telapak tangan berwarna pucat.

Dilakukan pemeriksaan penunjang berupa cek Hemoglobin (Hb).

Yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan Nn. N berkaitan dengan

kondisi yang dialaminya. Namun dalam memberikan asuhan kebidanan pada

remaja penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang terjadi

dilapangan.

2. Analisa masalah/ Interpretasi Data Dasar

Dari data yang didapat pada pengkajian data maka dapat ditegakkan

diagnose kebidanan yaitu Nn. N umur 18 tahun pada remaja dengan Anemia

Defisiensi Besi Ringan. Data dasar untuk menegakkan diagnose diatas yaitu data

Subjektif Nn. N sering merasakan sakit kepala, mudah lelah, mudah mengantuk,

sulit berkosentrasi saat belajar dan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) 11,4 g/dl.

Data Objektif TD: 110/70 mmHg, N: 85x/menit, S: 36,5oC, Rr: 21x/menit.

Masalah yang ditimbulkan adalah sering merasakan sakit kepala, mudah lelah,

mudah mengantuk dan sulit berkosentrasi saat belajar. Kebutuhan yang diberikan

44
adalah memberikan konseling mengenai keadaan yang dirasakan itu normal

dialami oleh remaja. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek.

3. Masalah potensial

Ada masalah potensial pada Nn. N yaitu dapat terjadinya Kekurangan

Energi Kalori (KEK) dan Anemia Berat dikarenakan masalah nutrisi utama pada

remaja dan umumnya pola makan salah satu penyebabnya disamping status

menstruasinya. Hal ini sesuai dengan teori Varney (2007:27) yang menyatakan

bahwa mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan

rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Berdasarkan kasus

Nn. N tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka.

4. Tindakan segera

Tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan

lainnya karena tidak ditemukannya indikasi untuk dilakukan tindakan segera.

Berdasarkan kasus Nn. N tidak terdapat kesenjanganan antara tinjauan pustaka

dan tinjauan kasus.

5. Perencanaan tindakan

Berdasarkan diagnosa Nn. N di rencana tindakan yang akan dilakukan

sesuai dengan teori Varney (2007 : 27) yaitu merencanakan asuhan yang

menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Kelanjutan

manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau

45
diantisipasi. Sesuai dengan pengembangan masalah atau diagnosis yang

diidentifikasikan maka rencana asuhan pada remaja dengan Anemia Defisiensi

Besi yaitu memberitahu pasien seluruh hasil pemeriksaan adalah baik dan pasien

mengalami Anemia Defisiensi Ringan, beri konseling untuk mengatasi Anemia

Defisiensi, beri tablet Fe dan cara meminumnya, lakukan screening Anemia

Defisiensi Besi dan lakukan pendokumentasian.

Pada kasus ini perencanaan yang dilakukan pada Nn. N dengan Anemia

Defisiensi Besi yaitu dengan memberikan konseling tentang anemia, cara

mengatasi Anemia dan melakukan pemeriksaan laboratorium berupa cek

Hemoglobin (Hb). Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

6. Pelaksanaan Tindakan

Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan yang telah

dibuat sebelumnya, yaitu sesuai kebutuhan Nn. N dan sesusai dengan teori

Varney (2007 : 27) yang menyatakan bahwa rencana asuhan menyeluruh seperti:

Memberitahu pasien dalam keadaan baik dan mengalami Anemia

Defisiensi Besi. Setelah dilakukan pemeriksaan keseluruhan, pasien mengalami

Anemia Defisiensi Besi Ringan dan perlunya dilakukan asuhan. Pada langkah ini

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

46
Memberitahu pasien klasifikasi Anemia berdasarkan pengecekan Hb

adalah Anemia ringan dan penyebabnya adalah kekurangan asupan zat besi

apabila memiliki gangguan pola makan atau pola makan yang tidak seimbang

bisa terjadi Anemia dan menstruasi bisa mengakibatkan Anemia karena setiap

bulan remaja putri mengeluarkan darah haid yang berlebihan. Pada langkah ini

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Memberikan konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan

kadar besi yang cukup secara rutin. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber

hewani seperti daging, ikan unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang

mengandung vitamin C untuk meningkatkan absorpsi dan menghindari atau

mengurangi minum kopi, teh, teh es, minum susu. Pada langkah ini tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

Memberikan suplementasi besi (Fe) pada remaja 1 tablet perhari untuk

Anemia ringan selama sebulan untuk melihat terjadinya peningkatan

Hemoglobin pasien dalam satu bulan. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

Melakukan screening Anemia melalui pemeriksaan Hemoglobin. Tujuan

dilakukannya pemeriksaan Hemoglobin dalam 3 kali kunjungan dalam satu bulan

yaitu untuk melihat terjadinya pengaruh pemberian Fe pada Nn. N melalui

peningkatan kadar Hemoglobinnya. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

47
7. Evaluasi

Langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-

benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam

diagnosa dan masalah (Varney, 2007 : 26).

Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan tidak terdapat kesenjangan

antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena dari hasil evaluasi kebutuhan telah

terpenuhi dan dalam pemberian asuhan tidak terdapat masalah karena pasien

mengikuti seluruh asuhan yang diberikan dan sesuai dengan hasil yang

diinginkan seperti peningkatan Hemoglobin dan tidak mengalami keluhan seperti

sebelumnya.

48
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan remaja yang dilakukan pada Nn. N

dengan Anemia Defisiensi Besi yang dilakukan pada bulan Februari- Juli dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengkajian

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa secara umum Nn. N umur 18

tahun telah dilakukan sesuai dengan prosedur pelayanan seperti pengkajian

berupa pernyataan keluhan pasien, pemeriksaan fisik, inspeksi, TTV dan

pemeriksaan penunjang berupa cek Hemoglobin (Hb).

2. Analisa Masalah/ Interpretasi Data Dasar

Diagnosa yang ditegakkan pada langkah ini sesuai daftar nomenklatur

kebidanan tentang asuhan kebidanan pada remaja tentang Anemia Defisiensi

Besi ringan dan sesuai dengan diagnosa masalah.

3. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial

Tidak ada masalah potensial pada Nn. N karena masalah yang muncul

pada Anemia Defisiensi Besi yaitu ada masalah potensial pada Nn. N yaitu

dapat terjadinya Kekurangan Energi Potensial (KEK) dan Anemia Berat

49
dikarenakan masalah nutrisi utama pada remaja dan umumnya pola makan

salah satu penyebabnya disamping status menstruasinya.

4. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera

Tidak Ada penanganan tindakan segera pada Nn. N karena tidak

ditemukan tanda-tanda kegawatdaruratan.

5. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan diagnosa atau masalah yang ditemukan pada remaja

dengan anemia defisiensi besi, maka penulis menetapkan rencana tindakan

asuhan kebidanan pada Nn. N berdasarkan diagnosa masalah aktual dan

masalah potensial.

6. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana asuhan pada

Anemia Defisiensi Besi yang telah dilaksanakan, yaitu sesuai dengan

kebutuhan pasien.

7. Evaluasi

Berdasarkan diagnosa dan implementasi asuhan yang diberikan pada

Nn. N dengan Anemia Defisiensi Besi ringan kondisi pasien dalam keadaan

normal, dan tidak terdapat tanda-tanda patologi. Informasi pendidikan

kesehatan yang diberikan pada Nn. N dapat menjelaskan kembali materi yang

diberikan pemberi asuhan dari perencanaan dan penatalaksanaan tindakan.

50
B. Saran

1. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan

Diharapkan institusi dapat menilai kemampuan mahasiswa dalam

melaksanakan asuhan kebidanan yang bisa dijadikan evaluasi terhadap

keberhasilan proses belajar mengajar dan juga bisa dijadikan sebagai bahan

masukan untuk kepustakaan jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi.

2. Bagi Pemberi Asuhan Lainnya

Dalam memberikan asuhan kebidanan diperlukan pengetahuan,

pendekatan terhadap klien, pemberian informasi mengenai pendidikan

kesehatan yang bervariasi, adanya pendampingan saat melakukan pemberian

asuhan, dan sebagainya, sehingga dapat memberikan asuhan yang berkualitas

dan dapat merubah pola pikir serta perilaku pasien.

51

Anda mungkin juga menyukai