1
9.1.PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN..............................................................38
9.2 PANDUAN KREDENSIAL TENAGA KEPERAWATAN....................................................40
9.3 PANDUAN ETIK DAN DISIPLIN.................................................................................45
9.4 PANDUAN MUTU PROFESI KEPERAWATAN.............................................................58
BAB X KEGIATAN ORIENTASI.........................................................................................63
BAB XI PERTEMUAN / RAPAT.......................................................................................64
10.1. RAPAT RUTIN.......................................................................................................64
10.2. RAPAT INSIDENTIL...............................................................................................64
BAB XII PELAPORAN.....................................................................................................65
12.1 LAPORAN RUTIN...................................................................................................65
12.2 LAPORAN INSIDENTIL...........................................................................................65
12.3 LAPORAN TAHUNAN.............................................................................................65
12.4 PENYAJIAN DATA...................................................................................................65
2
SURAT KEPUTUSAN
No. / / /SK_DIR/I/2016
Tentang
PEDOMAN KOMITE KEPERAWATAN
RS BUDI AGUNG PALU
DIREKTUR RS. BUDI AGUNG PALU
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu
Pengorganisasian Dan Pelayanan Komite
Keperawatan Rumah Sakit Budi Agung Palu, maka
diperlukan penyelenggaraan Pengorganisasian &
Pelayanan Pelayanan Komite Keperawatan yang
bermutu tinggi;
b. Bahwa agar Pelayanan Komite Keperawatan di
Rumah Sakit Budi Agung Palu dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur
Rumah Sakit Budi Agung Palu sebagai landasan
bagi penyelenggaraan Pengorganisasian Dan
Pelayanan Komite Keperawatan di Rumah Sakit
Budi Agung Palu;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu.
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Palu
Pada tanggal : JULI 2018
RS. Budi Agung Palu,
5
kewenangan klinis tertentu dan perlu dikredensial. Dengan demikian, tindakan
medic yang bersifat delegasi, tetap menjadi tanggung jawab tenaga medis yang
memberi delegasi.
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapat
terjadi dan terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan system
pengorganisasian yang terencana dan terarah yang diatur oleh suatu wadah
keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma profesi sehingga dapat
menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan dan
kebidanan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh tenaga keperawatan dari
berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar (scientific) dan
baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan dan kebidanan.
Mekanisme dan system pengorganisasian tersebut adalah Komite Keperawatan.
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur
Rumah Sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Komite Keperawatan bertugas membantu Direktur dalam melakukan
kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan dan kebidanan
serta pengembangan professional berkelanjutan termasuk memberi masukan
guna pengembangan standar pelayanan dan standar asuhan keperawatan dan
kebidanan.
Dengan melaksanakan fungsi dan tugasnya, diperlukan dukungan kebijakan
internal staf keperawatan, serta dukungan sumber daya dari rumah sakit.
1.2 TUJUAN
Pedoman ini dibuat mempunyai tujuan umum dan khusus.
1.2.1. Umum
Meningkatkan mutu/kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit
1.2.2. Khusus
1. Sebagai acuan dalam perencanaan sumber daya ,sarana dan prasarana
dengan penerapan managemen strategi.
2. Sebagai acuan dalam perencanaan tenaga perawat/bidan yang mampu
memberikan pelayanan keperawatan secara prima kepada masyarakat.
3. Terselenggaranya praktik keperawatan yang bermutu, berfokus pada
pasien dan menjamin keselamatan pasien di setiap tatanan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
1.3 SASARAN
Sasaran Pedoman Komite Keperawatan di rumah sakit adalah
1. Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota.
2. Direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu.
3. Pemilik Rumah Sakit Budi Agung Palu dan Penyelenggara Akreditasi
6
4. Pimpinan Keperawatan dan Perawat Pelaksana.
1.5 PENGERTIAN
Dalam Pedoman Komite Keperawatan ini, yang dimaksud dengan :
1. Komite Keperawatan adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata
kelola klinis (clinical governance) agar staf perawat/bidan dirumah sakit
terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu
profesi keperawatan, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi
keperawatan.
2. Staf perawat/bidan adalah perawat, bidan yang bekerja di rumah sakit.
3. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
4. Peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws) adalah aturan dasar yang
mengatur tata cara penyelenggaraan rumah sakit meliputi peraturan internal
korporasi dan peraturan internal staf perawat/bidan.
5. Peraturan internal staf perawat/bidan (medical staff bylaws) adalah aturan
yang mengatur tata kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga
profesionalisme staf perawat/bidan di rumah sakit.
6. Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf
perawat/bidan untuk melakukan sekelompok pelayanan keperawatan
tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang
dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment).
7. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan kepala/Kepala
rumah sakit kepada seorang staf perawat/bidan untuk melakukan tindakan
keperawatan/kebidanan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar
kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
8. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf perawat/bidan untuk
menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).
7
9. Re-kredensial adalah proses re-evaluasi terhadap staf perawat/bidan yang
telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.
10. Audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan
rekam keperawatan yang dilaksanakan oleh profesi keperawatan.
11. Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok staf perawat/bidan dengan
reputasi dan kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang
terkait dengan profesi keperawatan.
8
BAB II S/D BAB IV MINTA JOE
GAMBARAN UMUM RS
A. GAMBARAN UMUM RS. BUDI AGUNG PALU MINTA SAMA JOE GANTI SESUAIKAN
DENGAN BUDI AGUNG
1. DESKRIPSI RS PALU
Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani
kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan
pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep
yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien
setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada
sejak RS. Woodward Palu berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RS Woodward.
9
2. SEJARAH INSTITUSI RS WOODWARD PALU
10
B. SUSUNAN ORGANISASI
Susunan Organisasi Rumah Sakit Bala Keselamatan di Indonesia terdiri
atas:
1. Kepemilikan:
1.1. Bala Keselamatan sebagai Pemilik.
1.2. Opsir Pengurus yang mewakili pemilik Rumah Sakit.
2. Organisasi Struktural:
2.1. Direktur
2.2. Bidang Pelayanan Medis
2.3. Bidang Keperawatan
2.4. Bidang Keuangan/Program
2.5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
2.6. Bidang Umum
Masing-masing Bidang dipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan
Struktural.
4. Organisasi Fungsional
4.1. Komite Medis
4.2. Staf Medis Fungsional
4.3. Komite Keperawatan
5. Satuan Pengawas Internal (SPI)
11
BAB III
A. VISI
Menjadi Rumah Sakit swasta terkemuka dan terbaik di kota palu.
B. MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional berfokus
pada keselamatan pasien.
2. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional, supaya dapat
memberikan pelayanan yang bermutu.
3. Memberikan pelayanan melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif, serta pelayanan sosial dan spiritual.
4. Meningkatkan mutu manajemen dan sistem informasi rumah sakit secara
eksternal maupun internal, transparan dan terintegrasi.
5. Menyiapkan sarana dan prasarana yang handal, guna mendukung pelayanan
yang bermutu.
6. Menyediakan tempat pendidikan dan penelitian bagi tenaga kesehatan.
7. Meningkatkan integritas, produktivitas, dan kreativitas demi tercapainya
kesejahteraan karyawan.
8. Melaksanakan primary health care melalui pelayanan masyarakat yang
termarginal, secara periodik.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien dengan
mengutamakan mutu dan keselamatan pasien secara komprehensif, holistik
dan terintegrasi.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya pengobatan, dan perawatan pada pasien sesuai
dengan prinsip-prinsipmedis dan prinsip agama kristen
b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dan
mengutamakan keselamatan pasien
c. Tercapainya peningkatan pendapatan yang berdampak pada
kelengkapan sarana dan prasarana serta kesejahteraan karyawan
d. Terselenggaranya pendidikan dan bimbingan praktek kepada para
mahasiswa perawat dan tenaga kesehatan lainnya
e. Terpenuhinya kebutuhan jiwa raga, sosial dan rohani pasien.
f. Terlaksananya pelayanan di luar gedung terutama untuk primary health
care dan diakonia di daerah yang termarginal secara periodik.
12
D. MOTTO
“Melayani Dengan Hati Nurani Tanpa Diskriminasi”
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT WOODWARD PALU
BAGAN ORGANISASI
13
1. Opsir Pengurus di Rumah Sakit mempunyai peran sebagai wakil pemilik,
yaitu Bala Keselamatan yang bertempat di Kantor Pusat Teritorial Bala
Keselamatan Bandung.
2. Direktur adalah satuan organisasi struktural tertinggi di Rumah Sakit
Bala Keselamatan yang secara administratif berada di bawah Yayasan
Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan dan bertanggung jawab secara
langsung kepada Dewan Pengurus Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala
Keselamatan.
3. Bidang Keperawatan adalah satuan organisasi struktural dalam lingkup
Rumah Sakit Bala Keselamatan yang bersifat administratif, koordinatif
14
dan teknis yang merupakan unsur pelaksana dalam penyelenggaraan
pelayanan Keperawatan.
4. Bidang Pelayanan Medis adalah satuan organisasi struktural di
lingkungan Rumah Sakit Bala Keselamatan yang membantu Direktur
dalam melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pengkoordinasian
Pelayanan Medis, pelayanan Penunjang Medis dan Bidang Keperawatan
serta mempunyai kedudukan secara administratif berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur.
5. Bidang Umum adalah satuan organisasi struktural dalam lingkup Rumah
Sakit Woodward yang bersifat administratif, koordinatif dan merupakan
unsur pelaksana dalam penyelenggaraan kegiatan Ketatausahaan,
Hubungan Masyarakat serta Rekam Medis yang mempunyai kedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
6. Bidang Keuangan / Program adalah sutuan organisasi struktural di
lingkungan Rumah Sakit Bala Keselamatan yang bersifat administratif,
koordinatif dan merupakan unsur pelaksana dalam kegiatan Akuntansi
dan kegiatan Perbendaharaan Rumah Sakit serta mempunyai kedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
7. Bidang Pengembangan SDM adalah satuan organisasi struktural dalam
Rumah Sakit Bala Keselamatan yang bersifat administratif, koordinatif
dan merupakan unsur pelaksana dalam penyelenggaraan administrasi
pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta mempunyai
kedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
8. Satuan Pengawasan Internal (SPI) adalah penyelenggara salah satu
unsur pengendalian intern yang penting, yaitu merupakan aparat
pemeriksa/pengawas intern Rumah Sakit. Sebenarnya makna pengawasan
ini meliputi semua kegiatan baik yang bersifat medis maupun non
medis/administratif, namun karena untuk hal-hal yang bersifat medis
tehnis sudah ditangani oleh Komite Medik, maka tugas atau ruang lingkup
tugas SPI hanya pada masalah administrative manajerial.
15
BAB V
KOMITE KEPERAWATAN
16
Komite Keperawatan bertugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam
melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan
serta pengembangan profesional berkelanjutan.
5.2 TUJUAN
Komite Keperawatan rumah sakit mempunyai tujuan :
1. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.
2. Memberi masukan kepada pimpinan rumah sakit berkaitan dengan
profesionalisme perawat dalam memberikan keperawatan.
3. Menyelesaikan masalah masalah terkait dengan penerapan disiplin dan etik
keperawatan.
4. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
5.3 PERAN
Peran Komite Keperawatan dalam fungsi rumah sakit sebagai berikut :
1. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi keperawatan melalui
kegiatan terorganisasi.
2. Mempertahankan pelayanan keperawatan berkualitas dan aman bagi pasien.
3. Menjamin tersedianya perawat yang kompeten ,etis sesuai kewenangannya.
4. Menyelesaikan masalah keperawatan yang terkait dengan disiplin ,etik dan
moral perawat.
5. Melakukan kajian berbagai aspek keperawatan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan .
6. Menjamin diterapkannya standar praktek ,asuhan dan prosedur
keperawatan.
7. Membangun dan membina hubungan kerja tim di dalam rumah sakit.
8. Merancang ,mengimplementasikan serta memantau dan menilai ide ide
baru.
9. Mengkomunikasikan ,mendidik ,negosiasi dan merekomendasikan hasil
kinerja perawat untuk pengembangan karernya.
17
1. Direktur menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya yang diperlukan
untuk menjalankan fungsi dan tugas Komite Keperawatan
2. Ketua Komite Keperawatan bertanggung jawab kepada Direktur RS
3. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan dapat
dibantu oleh Panitia adhoc
4. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Direktur RS
berdasarkan usulan Ketua Komite Keperawatan
5. Panitia adhoc berasal dari tenaga keperawatan yang tergolong sebagai mitra
bestari
6. Tenaga keperawatan yang tergolong sebagai mitra bestari sebagaimana
dimaksud dapat berasal dari rumah sakit lain, organisasi profesi perawat,
organisasi profesi bidan, dan/atau institusi pendidikan keperawatan dan
institusi pendidikan kebidanan.
18
5. Memantau pakaksanaan kegiatan peningkatan mutu dan evaluasi mutu
keperawatan.
6. Mengintegrasikan proses peningkatan mutu keperawatan dengan rencana
rumah sakit untuk menemukan kecenderungan dan pola kinerja yang
berdampak pada lebih dari satu departemen atau palayanan.
7. Mengkomunikasikan infomasi hasil telaah mutu keperawatan kepada semua
yang terkait misalnya komite mutu rumah sakit.
8. Mengusulkan solusi kepada managemen atas masalah yang terkait dengan
keprofesionalan tenaga dan asuhan dalam sistem pemberian asuhan ,misalnya
sistem pelaporan pasien,penugasan staf.
19
BAB VI
STANDAR KETENAGAAN
YPKBK
DIREKTUR
KOMITE MEDIK KOMITE KEPERAWATAN KABAG. UMUM DAN KEUANGAN KABID YANMED DAN KEPERAWATAN
SUB KOMITE SUB KOMITE SUB KOMITE ETIK Ka. SubBid. Ka. SubBid. Ka. SubBid.
KREDENSIAL MUTU DAN DISIPLIN Keperawatan Penunjang Medis Yanmed Medis
PROFESI
SEKRETARIS
20
6.2 URAIAN TUGAS
6.2.1. Ketua Komite Keperawatan
1. Nama jabatan :
Ketua Komite Keperawatan
2. Pelaksana tugas :
Pengertian : Seseorang yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam
meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan rumah sakit
3. Syarat jabatan :
a. Formal :
1)DIII/ S1 Keperawatan
b. Non Formal :
1) Memiliki STR
2) Mengikuti Pelatihan Manajemen Mutu Keperawatan
3) Mengikuti Pelatihan Komite Keperawatan
4) Memiliki sertifikat PPI dasar
5) Memiliki sertifikat K3
6) Memiliki sertifikat pelatian BHD
7) Mampu bekerja sama dengan orang lain
8) Kompeten dalam menjalankan tugasnya
9) Loyalitas dan dedikasi yang tinggi
10) Disiplin yang tinggi
11) Sehat jasmani dan rohani
4. Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit akan peningkatan
profesionalisme tenaga keperawatan dan bidan
5. Urian Tugas :
a. Melaksanakan Fungsi perencanaan
1) Bersama tim merencanakan jumlah, jenis kompetensi sesuai
kompetensi dalam melaksanakan asuhan keperawatan
2) Merencanakan rekruitmen tenaga perawat dan bidan
3) Merencanakan pemberian kompetensi
4) Merencanakan pengembangan SDM tenaga keperawatan dan
kebidanan dengan pendidikan dan pelatihan
b. Melasanakan Fungsi Pengorganisasian
1) Melaksanakan dan mengkoordinasikan semua kegiatan yang telah
direncanakan oleh Komite Keperawatan
2) Mengatur jumlah kewenagan kopetensi pada setiap tenaga
keperawatan dan bidan
3) Melakukan rekruitmen dan berkoordinasi bagian yang terkait
rekruitmen, seleksi, orentasi
4) Mengalokasikan tenaga keperawatan sesuai dengan
kompetensinya
21
5) Memberikan rekomendasi pada tenaga keperawatan dan
kebidanan sesuai dengan kompetensinya
6) Berkoordinasi dalam pencabutan kompetensi tenaga keperawatan
dan bidan
7) Berkoordinasi dengan subkomite kredensial dalam pelaksanaan re-
kredensial
8) Melaksanakan pertemuan berkala dengan subkomite keperawatan
dan kepala ruang
9) Menghadiri pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan oleh rumah
sakit
10) Melaksanakan kerja sama dengan semua bagian yang terkait
11) Membina hubungan baik dengan semua bagian yang terkait
untuk meningkatkan upaya pelayanan di rumah sakit
c. Melaksanakan Pengarahan
1) Mengkoordinir jalannya rekruitmen tenaga keperawatan dan bidan
2) Mengkoordinir pemberian kewenangan kompetensi
3) Mengkoordinir pelaksanaan kompetensi tenaga perawat dan bidan
4) Mengkoordinir pencabutan kewenangan kompetensi
5) Mengkoordinir dalam pengembangan profesi keperawatan dan
kebidanan dengan pendidikan dan pelatihan
d. Melaksanakan Pengawasan dan Evaluasi
22
Bertanggung jawab kepada ketua komite keperawatan
5. Uraian tugas :
a. Menyusun buku putih yang merupakan dokumen persaratan terkait
kopetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan
keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar kopetensinnya
b. Menerima hasil verivikasi persyaratan kredensial dari bagian SDM
meliputi :
1) Ijazah
2) Surat tanda registrasi
3) Sertifikat kopetensi
4) Loog book yang berisi uraian capaian kinerja
5) Surat pernyataan telah menyelesaikan program orentasi
6) Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan
c. Merekomendasikan tahapan proses kredensial
1) Perawat dan atau bidan mengajukan permohonan untuk
memperoleh kewenangan klinis kepada ketua komite keperawatan.
2) Sub komite kredensial memebentuk panitia adhoc untuk
melakuakn review, verivikasi dan evaluasi
3) Seubkomite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan
rapat untuk menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga
keperawatan
d. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga
keperawatan
e. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan
f. Sub komite membuat laporan seluruh proses kredensial kepada ketua
komite Keperawatan untuk diteruskan kediriktur rumah sakit
g. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kopetensi sesuai area
praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit
h. Menyusun kewenangan klinis yang disesuaikan area praktik
i. Melakukan assesmen kewenangan klinis
j. Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi
memperoleh penugasan klinis dari direktur rumah sakit
k. Memberikan rekomendasi kewenangan klinis untuk memperoleh
penugasan klinis dari direktur rumah sakit
l. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinis secara
berkala
m. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan
6. Wewenang :
Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis untuk memperoleh
surat penugasan klinis (klinikal appointment)
7. Hak :
23
Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada ketua
komite keperawatan.
6.2.3. Sub Komite Mutu Profesi
1. Nama jabatan :
Sub Komite Mutu
2. Pelaksana tugas :
Pengertian : Seseorang yang diberi tugas dan tanggung jawab sebagai
pelaksana kegiatan peningkatan mutu profesi tenaga keperawatan
3. Syarat jabatan :
a. Formal :
1) Minimal DIII Keperawatan
b. Non Formal :
1) Bekerja sebagai kepala ruang minimal 3 tahun
2) Memiliki STR
3) Memiliki sertifikat PPI dasar
4) Memiliki sertifikat K3
5) Memiliki sertifikat pelatian BHD
6) Mampu bekerja sama dengan orang lain
7) Kopeten dalam menjalankan tugasnya
8) Loyalitas dan dedikasi yang tinggi
9) Disiplin yang tinggi
10) Sehat jasmani dan rohani
4. Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada ketua komite keperawatan
5. Uraian tugas :
1) Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
2) Merekomendasuikan perencanaan pengembangan professional
berkelanjutan tenaga keperawatan
3) Melakukan audit dokumentasi asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan
4) Melakukan audit kasus dalam pemberian asuhan keperawatan dan
kebidanan
5) Menfasilitasi proses pendampingan (saat melakukan asuhan
keperawatan atau kebidanan )sesuai kebutuhan
6) Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada
ketua komite keperawatan
6. Wewenang :
Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit asuhan keperawatan dan
kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta
pendampingan
7. Hak :
Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada ketua
komite keperawatan
24
6.2.4. Sub Komite Etik Profesi
1. Nama jabatan :
ketua subkomite Etik Profesi
2. Pelaksana Tugas :
Pengertian : Seseorang yang diberi tugas dan tanggung jawab sebagai
pelaksana kegiatan pembinaan etik dan disiplin profesi
3. Syarat jabatan :
a. Formal :
Minimal DIII Keperawatan
b. Non Formal :
1) Bekerja sebagai kepala ruang minimal 3 tahun
2) Memiliki STR
3) Memiliki sertifikat PPI dasar
4) Memiliki sertifikat K3
5) Memiliki sertifikat pelatian BHD
6) Mampu bekerja sama dengan orang lain
7) Kopeten dalam menjalankan tugasnya
8) Loyalitas dan dedikasi yang tinggi
9) Disiplin yang tinggi
10) Sehat jasmani dan rohani
4. Tanggung jawab :
Bertanggung jawab kepada ketua komite keperawatan
5. Uraian tugas :
1) Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
2) Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
3) Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan
4) Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran
disiplin dan masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan suhan
keperawatan dan kebidanan
5) Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis dan atau surat
penugasan klinis (clinical appointment)
6) Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusn etis dalam
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
6. Wewenang :
Memberikan usul rekomendasi pencabutan kewenangan klinis (clinical
privilege) tertentu, memberikan rekomendasi perubahan atau modifikasi
rincian kewenangan klinis, serta memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.
7. Hak :
Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada ketua
komite keperawatan
25
6.3 KUALIFIKASI TENAGA KOMITE KEPERAWATAN
BAB VII
STANDAR FASILITAS
26
7.1. DENAH RUANG
(Ada pada lampiran)
Standar alat :
a. Tempat tidur 2 buah
b. Tensimeter dinding (raksa) 2 buah
c. Oxygen + selang O2 1 buah
d. Monitor set 1 buah
e. Oxymeter 1 buah
f. Defibrilator 1 buah
g. Suction set 1 buah
h. EKG 1 buah
i. Syringe pump set 1 buah
j. Nebulizer 1 buah
k. Lampu senter 1 buah
l. Stetoscope 1 buah
m. Papan keras 1 buah
n. Neck collar 1 buah
o. Cath. tray set (dengan berbagai ukuran)
p. NG tube set (dengan berbagai ukuran)
q. Tempat sampah 1 buah
r. Emergency trolley
− Ambu bag dewasa 1 buah
− Ambu bag bayi / kecil 1 buah
− Laryngoscope + blade (ukuran 1,2,3)
− ETT (ukuran 3 – 7,5)
− Stilet 2 buah
− Spuit 10 cc (on steril) 1 buah
− Jelly 1 tube
− Sarung tangan on steril
− Plester
− Gunting plester
− Guedel (ukuran 1 – 3)
27
s. Infus trolley
− Set slang infus (mikro, makro, blood set)
− Intercath (ukuran 24 – 14)
− Touniquet
− Cairan desinfektan (alkohol 70%) + kapas
− Perlak
− Band aid
− Plester
− Gunting plester
− Tube sampla pemeriksaan laboratorium.
Standar obat :
a. Cairan
− RL 3 Kolf
− NaCl 0,9% (500 cc, 1000 cc) (3,3) kolf
− D10% (500 cc) (1) kolf
− Asering 1 kolf
− Manitol 1 kolf
b. Obat
− Adrenalin inj 10 amp
− Afropin sulfaas inj 10 amp
− Morphin inj 1 amp
− Pethidine inj 2 amp
− Valium inj + supp (5,5)
− Dexamethasone inj 10 amp
− Aminophilin inj 4 amp
− Dextrose 40% 5 flash
− NaCL 0,9% 25 ml 5 flash
− Aquadest 25 ml 10 flash
− Natrium bicarbonat 5 flash
− Xylocard/Lidocain inj 10 amp
− Cedocard PO 10
− Aspilet PO 10
− MgSO4 20% 2 flash
− Dopamin inj 1 amp
− Furosemide inj 10 amp
c. Spuit (dengan berbagai ukuran 1cc – 50cc)
− 1 cc 1 box
− 3 cc 1 box
− 5 cc 1 box
− 10 cc 1 box
− 20 5 bj
− 50 3 bj
28
d. Jarum suntik (dengan berbagai ukuran 27 – 18)
23 20 bj
25 20 bj
18 20 bj
20 20 bj
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA
29
1. Komite Keperawatan merupakan kelompok profesi tenaga keperawatan yang
secara struktur fungsional berada di bawah Direktur dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Rumah Sakit.
2. Komite Keperawatan dibentuk melalui mekanisme yang disepakati, dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Direktur Rumah Sakit menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya
yang diperlukan untuk menjalankan fungsi dan tugas Komite Keperawatan.
4. Komite Keperawatan bekerjasama dan melakukan koordinasi dengan Kepala
Bidang Keperawatan serta saling memberikan masukan tentang
perkembangan profesi keperawatan dan kebidanan di rumah sakit.
5. Ketua Komite Keperawatan bertanggung jawab kepada Direktur RS
6. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan dapat
dibantu oleh Panitia adhoc
7. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Direktur RS
berdasarkan usulan Ketua Komite Keperawatan
8. Panitia adhoc berasal dari tenaga keperawatan yang tergolong sebagai mitra
bestari
9. Tenaga keperawatan yang tergolong sebagai mitra bestari sebagaimana
dimaksud dapat berasal dari rumah sakit lain, organisasi profesi perawat,
organisasi profesi bidan, dan/atau institusi pendidikan keperawatan dan
institusi pendidikan kebidanan.
BAB IX
TATA LAKSANA KOMITE KEPERAWATAN
30
9.1.PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN
Strategi
Rincian Cara Jadwal
No Sasaran
Kegiatan Melaksanakan Pelaksanaan Anggaran Keterangan
Kegiatan Kegiatan
1 Survey 1x/ bln Kerjasama 1 bulan - Lembar
kepuasan Kabid sekali survey dari
pelanggan keperawatan. keperawatan.
untuk
pelayanan
keperawatan
2 Menggunakan Pendokumentasian 1. Setiap bulan - -
asuhan asuhan Sosialisasi
keperawatan keperawatan di asuhan
yang seragam semua instalasi keperawata
rawat inap sama n
2.
Evaluasi
kegiatan
oleh sub
komite
mutu
3 Meneguhkan Ada standar askep Sub Komite Setiap bulan - -
standar askep 10 penyakit besar mutu
10 penyakit
besar
4 Mervisi dan Minimal 10 SPO/ Sub Komite Setiap ada - -
membuat tahun Mutu SPO baru
SPO,
sosialisasi dan
evaluasi
pelaksanaan
5 Melakukan Dokumentasi Kerjasama 1x/ bulan - -
audit keperawatan rawat dengan karu.
dokumentasi inap ranap
keperawatan
6 Melakukan Angka ILI, ILO 1x/ bulan - - -
evaluasi dari Resiko Pasien
SPM ILI, ILO, Jatuh, Ulcus
Resiko Pasien dekubitus di rawat
Jatuh, Ulcus inap
31
dekubitus
7 Penerapan Semua perawat Bekerjasam Juli 2018 - -
jenjang karir dan bidan di RS dengan bidang
keperawatan Budi Agung palu. keperawatan
8 Meningkatkan Semua tenaga 1. Membuat Jan-Des - Inhouse
ketrampilan keperawatan jadwal 2018 training
dan mengikuti inhouse pelatihan menggunakan
penegtahuan training dan 2. Kerjasama anggaran
tenaga mengirim tenaga dengan RSBA,
keperawatan pelatihan bagian diklat pelatihan
dalam SDM RSBA keluar
memberikan menggunakan
pelayanan anggaran
kepada pasien RSBA
inhouse
training
9 Pertemuan >50% kehadiran UDNRT 1x/bln tiap - -
komite kamis jam
keperawatan 08.00
10 Melakukan 100% perawat dan 1. Bagian SDM Sewaktu- - -
kredensial bidan yang akan menghubung wakttu bila
tenaga bekerja ( kontrak ) i komite ada tenaga
keperawatan 100% perawat dan keperawatan keperawatan
baru selama bidan yang akan 2. Komite baru
masa bekerja ( kontrak ) keperawatan
orientasi menyiapkan
tim
kredensial
Membekali 100% perawat dan Setelah Sewaktu- - -
tenaga bidan baru ada perawat/ wakttu bila
keperawatan program orientasi bidan baru ada tenaga
baru selama dinyatakan keperawatan
masa diterima baru
orientasi sebagai
karyawan
32
Kredensial tenaga keperawatan mempunyai tujuan utama untuk
melindungi keselamatan pasien melalui mekanisme kredensial Perawat /bidan
di Rumah Sakit
Tujuan Khusus :
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi tenaga
Perawat/bidan di Rumah Sakit.
b. Memberikan panduan bagi Komite Keperawatan untuk menyusun jenis –
jenis Kewenangan Klinis (clinical privilege) bagi setiap Perawat/Bidan yang
melakukan tindakan medis / Keperawatan di Rumah Sakit.
c. Memberikan panduan bagi Direktur Rumah Sakit untuk menerbitkan
Kewenangan Klinis (clinical privilege) bagi setiap Perawat /Bidan untuk
melakukan tindakan medis / Keperawatan di Rumah sakit.
d. Meningkatan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga Keperawatan di
Rumah Sakit.
e. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas perawat dan institusi Rumah Sakit
dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder Rumah Sakit
lainnya.
33
keperawatan tersebut oleh Rumah Sakit disebut sebagai mekanisme Re-
credentialing, dan hal ini dilakukan demi keselamatan pasien. Tindakan
verifikasi kompetensi ini juga dilakukan pada profesi lain untuk keamanan
kliennya. Misalnya kompetensi profesi penerbang (pilot) yang senantiasa
diperiksa secara teratur dalam periode tertentu oleh perusahaan penerbangan.
Setelah seorang Perawat dinyatakan kompeten melalui suatu proses
kredensial, Rumah Sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk
melakukan serangkaian tindakan – tindakan medis/keperawatan tertentu di
Rumah Sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai kewenangan klinis (clinical
privilege). Tanpa adanya kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut seorang
perawat tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan medis / Keperawatan
di Rumah Sakit tersebut.Kewenangan klinik ini akan dievaluasi oleh Komite
Keperawatan dan panitia kredensial setiap 3 tahun sekali yang disebut Re
Kredensial.Hal ini diharapkan tenaga keperawatan mampu memperoleh
kewenangan klinis keperawatan yang lebih tinggi / baik.
Kredensial dilakukan pada perawat /bidan setelah selesai masa orientasi
dengan cara mengisi form pengajuan dan melengkapi syarat kredensial , Komite
Keperawatan dan juga panitia kredensial mengolah untuk kemudian
merekomendasikan diterbitkan Surat Penugasan Klinik oleh direktur bagi
tenaga keperawatan di RS Budi Agung Palu sebagai bahan pertimbangan
penempatan staff perawat /bidan baru.Dengan mempertimbangkan masa kerja
perawat dan juga kompetensi maka tenaga keperawatan di RS Budi Agung Palu
dikategorikan menjadi 3 tingkat yaitu : Perawat Klinilk I,II,III, . Kategori ini
nantinya akan ditetapkan oleh SK direktur RS Budi Agung palu.
NO KATAGORI RINCIAN
1 Perawat Klinik I (PK I) .
1. Berijasah D 3 kep dengan masa kerja ≤ 3
tahun.
2. Berijasah S1 Ners dengan masa kerja < 3
tahun.
2 Perawat Klinik II (PK II) 1. Berijasah d D3 kep dengan masa kerja >
3 tahun..
2. Berijasah S1 Ners dengan masa kerja ≥ 3
tahun.
3. Memiliki sertifikat PK 1.
3 Perawat Klinik III (PK III) 1. Berijasah D3 kep dengan masa kerja ≥ 9
tahun.
34
2. Berijasah S1 Ners dengan masa kerja ≥
6 tahun.
3. Memiliki sertifikat PK II
9.2.3. Peranan Komite Keperawatan dan Sub Komite Kredensial Perawat Rumah
Sakit.
Komite Keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial
para perawat karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat
dan melindungi pasien Rumah Sakit untuk hal hal yang berkaitan dengan
tindakan medis dan / keperawatan.Ketua Komite Keperawatan bekerjasama
dengan Sub Komite Kredensial membentuk panitia khusus yang berguna
menyeleksi dan melakukan proses Kredensial dan Re Kredensial terhadap
perawat di Rumah Sakit.Evaluasi setiap 3 tahun dilakukan oleh panitia
kredensial untuk mengetahui perkembangan secara skill maupun attitude
seorang perawat.Setiap keputusan yang diambil akan dilakukan persetujuan
langsung oleh Direktur Rumah Sakit.
Lingkup kerja Komite Keperawatan dan Sub Komite Kredensial ini langsung
dibawah pengawasan Direktur.Setiap kegiatan yang dilakukan harus
mendapatkan persetujuan secara tertulis oleh Direktur.Harapan yang ingin
dicapai dari panitia ini adalah membantu Direktur dalam hal ini Rumah Sakit
mendapatkan tenaga perawat yang professional dan berkualitas prima.Rumah
sakit melalui Komite Keperawatan menerapkan berbagai kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap petugas kesehatan,dalam hal ini adalah Perawat.Penetapan
dari komite dan disetujui oleh Direktur menjadikan tenaga keperawatan di
Rumah Sakit Budi Agung Palu secara tertulis mempunyai kewenangan klinis
keperawatan.
35
mengisi beberapa formulir yang disediakan Rumah Sakit, antara lain daftar
kewenangaan klinik keperawatan yang ingin dilakukannya sesuai dengan
bidang keahliannya. Tenaga keperawatan tersebut memilih tindakan
keperawatan yang tertera dalam formulir daftar tindakan keperawatan
tersebut dengan cara mencontreng dan menyerahkan copy semua dokumen
yang dipersyaratkan kepada Rumah Sakit. Syarat – syarat tersebut meliputi
ijasah pendidikan,Surat Tanda registrasi perawat dan sertifikat
seminar/pelatihan yang berhubungan dengan keperawatan. Setelah formulir
lengkap Rumah Sakit menyerahkan kepada Komite Keperawatan untuk
ditindak lanjuti.
2) Tahap Kedua : Kajian Komite Keperawatan
Komite Keperawatan bersama Sub Komite Kredensial dan panitia
kredensial membicarakan setiap permohonan kewenangan klinik yang
diminta oleh perawat.Melalui proses kredensial ini diputuskan kewenangan
klinik keperawatan yang diberikan kepada setiap perawat.Setelah penentuan
kewenangan klinik perawat,ditetapkan juga katagori perawat klinik I,II,III,IV
atau V yang berupa surat rekomendasi kepada Direktur oleh Ketua Komite
Keperawatan.
3) Tahap Ketiga : Penerbitan Surat Penugasan.
Direktur Rumah Sakit menerbitkan Surat Penugasan Kerja Klinis kepada
tenaga keperawatan pemohon berdasarkan rekomendasi tesebut. Direktur
Rumah Sakit dapat saja meminta Komite Keperawatan untuk mengkaji ulang
rekomendasi tersebut bersama pihak manajemen Rumah Sakit bila dianggap
perlu. Surat Penugasan Kerja Klinis tersebut memuat daftar sejumlah
kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan bagi tenaga
keperawatan yang memohon.
Daftar kewenangan klinis seorang tenaga keperawatan dapat
dimodifikasi setiap saat.Seorang tenaga keperawatan dapat saja mengajukan
tambahan kewenangan klinis yang tidak dimiliki sebelumnya dengan
mengajukan permohonan kepada Direktur Rumah Sakit. Selanjutnya Komite
Keperawatan akan melakukan proses kredensial khusus untuk tindakan
tersebut, dan akan memberikan rekomendasi kepada Direktur Rumah Sakit.
Namun sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja dicabut, baik untuk
sementara atau seterusnya karena alasan tertentu seperti akan diuraikan
pada bab berakhirnya kewenangan klinis.
Kewenangan klinis akan berakhir bila Surat Penugasan Kerja Klinis
(clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh Direktur
Rumah Sakit. Surat Penugasan Kerja Klinis untuk setiap tenaga Keperawatan
memiliki masa berlaku untuk periode tertentu, misalnya dua tahun.Pada
akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus
melakukan Rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses
kredensial awal sebagaimana diuraikan diatas karena Rumah Sakit telah
memiliki informasi setiap perawat yang melakukan tindakan keperawatan di
36
Rumah Sakit tersebut. Penerbitan ulang Surat Penugasan Kerja Klinis
(reappointment).
Surat Penugasan Kerja Klinis dapat berakhir setiap saat bila tenaga
keperawatan tersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan
keperawatan tertentu.Walaupun seorang tenaga keperawatan pada awalnya
telah memperoleh kewenangan klinis untuk melakukan tindakan
keperawatan tertentu, namun kewenangan itu dapat dicabut oleh rumah
sakit berdasarkan pertimbangan Komite Keperawatan.Pertimbangan
pencabutan kewenangan klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja
profesi dilapangan, misalnya tenaga keperawatan yang bersangkutan
terganggu kesehatannya, baik fisik maupun mental.Selain itu, pencabutan
kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan medis yang
diduga karena inkompetensi atau karena tindakan disiplin dari Komite
Keperawatan.
Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat
diberikan kembali bila tenaga keperawatan tersebut dianggap telah pulih
kompetensinya. Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang tenaga
keperawatan diakhiri, Komite Keperawatan akan meminta Sub Komite
Peningkatan Mutu Profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar
merekomendasikan kepada Direktur Rumah Sakit pemberian kembali
kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan.
Pada dasarnya kredensial tetap ditujukan untuk menjaga keselamatan
pasien, sambil tetap membina kompetensi seluruh tenaga keperawatan di
Rumah Sakit. Dengan demikian jelaslah bahwa Komite Keperawatan dan staf
keperawatan memegang peranan penting dalam proses kredensial dan
pemberian kewenangan klinis untuk setiap tenaga keperawatan.
9.2.5. Dokumentasi
Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan
dalam file masing-masing tenaga keperawatan.
Bukti pelaksanaan kegiatan kredensial yang dilakukan, berupa:
1. Materi pelaksanaan kegiatan kredensial
dan re-kredensial, notulen, daftar hadir
2. Formulir-formulir dan berkas pengajuan
persyaratan kredensial
3. Rekomendasi Sub Komite Kredensial
keperawatan dan Komite Keperawatan
4. Surat kewenangan klinis, surat
penangguhan, rincian kewenangan klinis, kewenangan klinis sementara dari
Kepala Rumah Sakit.
5. Hasil evaluasi kegiatan Sub-komite
Kredensial Keperawatan selama tribulan
6. Hasil penilaian kredensial
37
9.3 PANDUAN ETIK DAN DISIPLIN
9.3.1. Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkan pemahaman tenaga keperawatan terhadap KODE ETIK DAN
DISIPLIN
Tujuan Khusus :
a. Agar tenaga keperawatan dapat menerapkan prinsip – prinsip etik dan
disiplin profesi dalam memberikan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan dengan baik dan benar.
b. Agar dapat melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga
keperawatan yang tidak professional.
c. Agar dapat memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien,
keluarga, rekan sejawat ataupun terhadap masyarakat.
9.3.2. Konsep Dasar Etik dan Disiplin Perawat/ Bidan di Rumah Sakit.
1) Pengertian
ETIKA KEPERAWATAN adalah suatu aturan dalam berperilaku yang nilai
perbuatannya didasarkan pada konsep benar dan salah dalam
berhubungan langsung dengan lingkungan , pasien , keluarga dan
masyarakat
KODE ETIK KEPERAWATAN adalah pernyataan standart professional
yang di gunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja
untuk membuat keputusan
2) Fungsi etika keperawatan
Etika praktek keperawatan berfungsi untuk mengatur :
a. Hubungan sesama antara tenaga keperawatan sebagai pelaksana asuhan
keperawatan atau kebidanan
b. Hubungan tenaga keperawatan dengan profesi kesehatan lain sebagai
tim kesehatan di Rumah Sakit Budi Agung palu.
c. Hubungan tenaga keperawatan dengan pasien , keluarga dan masyarakat
sebagai penerima asuhan keperawatan atau kebidanan
3) Syarat – syarat menjadi perawat dan bidan yang baik
a. berniat terhadap bidang profesi sehingga dapat memberikan kepuasan
asuhan keperawatan atau kebidanan kepada pasien
b. mempunyai rasa kasih sayang mempunyai rasa sosial dan ramah tamah
c. mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik profesi dan Rumah
Sakit.
d. berfikir dan berkelakuan baik serta berbadan sehat .
4) Sifat yang harus dimiliki untuk mendapatkan kepribadian YANG BAIK .
38
a. mampu menahan emosi dan dapat mengendalikan diri dalam
menghadapi suatu situasi yang tidak menyenangkan.
b. menaruh perhatian terhadap orang lain .
c. tidak campur tangan terhadap urusan orang lain .
d. menjauhkan rasa iri terhadap orang lain , karena perasaan iri hati akan
berdampak membenci orang lain .
5) Kehormatan perawat bidan.
Kehormatan seorang perawat atau bidan memegang peranan penting
dalam pekerjaan sehari – hari . Perawat atau bidan yang dihormati oleh
teman – teman nya , pasien , dan masyarakat mempunyai etos kerja yang
tinggi dan senantiasa mendapatkan hasil yang memuaskan.Suasana kerja
yang kondusif akan menimbulkan ketenangan – ketenangan suasana batin
sehingga pekerjaan bisa diselesaikan juga dengan baik .
Hal – Hal Yang Dapat Meningkatkan Kehormatan Perawat Atau Bidan :
a. Ciptakan hubungan professional antara rekan sejawat ( perawat , bidan ,
dokter ) dan pasien ( hubungan hanya bersifat keperawatan ).
b. Hindari perselisihan antar sesama sejawat dalam melakukan pekerjaan .
c. Jangan berharap tanda terimakasih dari pasien atau keluarga berupa
materi .
d. Berpakaian rapi , bersih ,sesuai dengan identitas perawat / bidan
( rambut rapi , pakaian bersih , sopan dan bersolek tidak menyolok )
e. Hindari pemakaian perhiasan yang berlebihan saat dinas karena:
- Tidak sesuai prinsip keperawatan yang sederhana dan bersahaja .
- Tempat bersarangnya kuman
- Dapat mengganggu aktifitas dalam pelaksanaan tugas
f. Hindari tindakan malpraktek .
39
i. Turut serta dalam upaya profesi untuk melindungi masyarakat dari
informasi dan gambaran yang salah .
j. Bekerjasama dengan profesi lain dan anggotanya .
k. Bekerjasama dengan profesi lain dalam membantu upaya pemerintah
dan masyarakat dalam memperoleh kebutuhan kesehatan .
2) Kode Etik Keperawatan ICN ( International Council Of Nurses ) atau Dewan
Perawat Internasional sbb :
Profesi keperawatan bekerjasama dengan kelompok pelayanan
kesehatan lain untuk membina kesehatan ,meringankan penderitaan dan
mencapai tujuan pelayanan berdasarkan kebutuhan manusia .
Setiap perawat bertanggung jawab terhadap individu sakit/ sehat,
keluarga dan masyarakat, untuk itu memerlukan pelayanan yang
mengedepankan etika dan norma- norma hukum yang berlaku bagi tenaga
keperawatan sbb :
a. Memberikan pelayanan dengan menghormati martabat manusia ,
tanpa terikat pada pertimbangan kebangsaan , kesukuan ,
kepercayaan , ras dan kedudukan .
b. Melindungi hak individu akan kerahasiaan yang melindungi secara
hukum semua informasi konfidensial dan hanya memberlakukan
informasi yang relevan dengan asuhannya .
c. Mempertahankan kemampuan individu dalam pelayanan asuhan ,
mengakui dan menerima tanggung jawab kegiatan dan pertimbangan
pribadi .
d. Melindungi pasien bila asuhannya dan keamanannya dirugikan oleh
tindakan setiap orang yang tidak kompeten , tidak etis atau melawan
hukum .
e. Menggunakan kompetensi individual sebagai kriteria ketika menerima
tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan menyerahkan kegiatan
keperawatan pada orang lain .
f. Berperan serta dalam upaya kegiatan penelitian bila diterima bahwa
hak subyektif individual dilindungi .
g. Berperan serta dalam upaya profesi pada umumnya untuk menetapkan
dan meningkatkan standart asuhan keperawatan dan pendidikan
keperawatan .
h. Berperan serta dalam upaya membentuk dan mempertahankan
persyaratan ketenaga kerjaan sesuai dengan pelayanan asuhan
berkwalitas tinggi melalui kegiatan organisasi professional .
i. Bekerjasama dengan anggota dengan para anggota profesi kesehatan
dan penduduk lainnya untuk meningkatkan upaya memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat .
j. Harus menolak pemberian imbalan dan tidak mengharapkan imbalan
atas iklan promosi atau penjualan barang dagangan , pelayanan atau
perusahaan.
40
3) Kode Etik Keperawatan Indonesia.
Dengan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas
pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan , bangsa dan tanah air
Persatuan Perawat Nasional Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia berjiwa
Pancasila dan UUD 45 merasa terpanggil untuk menaikkan karyanya dalam
bidang keperawatan dengan penuh rasa tanggung jawab dan berpedoman
pada dasar – dasar sbb :
41
dalam mencapai tujuan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara keseluruhan .
b. Senantiasa menyebar luaskan pengetahuaan , ketrampilan dan
pengalamannya kepada sesame perawat serta menerima pengetahuan
dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan
kemampuan dalam bidang keperawatan .
4) Tanggung Jawab Perawat / Bidan Terhadap Profesi Perawatan
a. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan professional secara sendiri –
sendiri dan atau bersama – sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan , ketrampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan perawatan .
b. Selalu menjunjung tinggi nama baik profesi perawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat – sifat pribadi yang baik .
c. Senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan perawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan
dan pendidikan perawatan .
d. Secara bersama – sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
perawatan sebagai sarana pengabdiannya .
5) Tanggung Jawab Perawat / Bidan Terhadap Pemerintah , Bangsa dan Tanah
Air
a. Senantiasa melakukan ketentuan – ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan perawatan .
b. Senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan
perawatan kepada masyarakat
9.3.5. Peranan Komite Keperawatan dan Sub Komite Etik dan Disiplin
Keperawatan
42
f. Tidak member informasi kepada pasien saat akan melakukan
tindakan keperawatan.
g. Melakukan tindakan / perilaku yang dapat mengganggu
kenyamanan atau ketenangan kerja( berbicara keras menghidupkan
radio /TV dll )
2. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan kebijakan rumah
sakit yang terkait dengan tugas sebagai perawat atau bidan.
3. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat/Bidan dan Profesi
lain
a. Kurang menghargai privasi , hasil kerja, martabat perawat lain atau
profesi lain .
b. Tidak menghargai kelebihan / prestasi kerja perawat- bidan lain atau
profesi lain.
c. Tidak menghormati hak sesama perawat/ bidan atau tenaga
kesehatan lain.
4. Tanggung Jawab Perawat/ Bidan terhadap Profesi Keperawatan .
a. Berpenampilan tidak rapi , rambut tidak rapi/gondrong,tidak
memakai pakaian dinas/ seragam sesuai yang ditetapkan
43
b. Tidak melakukan antisipasi terhadap keamanan kenyamanan pasien
c. Tidak memelihara mutu pelayanan dan asuhan keperwatan secara
optimal
d. Tidak melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan
( respon pasien , kondisi pasien )
e. Tidak mawas diri dalam melakukan tindakan keperawatan
3. Tanggung Jawab Perawat/Bidan terhadap Sesama Bidan/ Perawat dan
Profesi lain
a. Tidak mau bekerjasama dalam tugas dengan sesama perawat /
bidan dan profesi lain
b. Tidak mau membantu perawat/ bidan lain dalam menjalankan tugas
saat dibutuhkan
c. Tidak memelihara suasana kerja yang harmonis dan kondusif
d. Melemparkan tanggung jawab kepada perawat/ bidan lain
e. Tidak mau memberi / transformasi ilmu , ketrampilan dan
pengalaman kepada perawat / bidan lain atau profesi lain
f. Tidak mau menerima pengetahuan , pengalaman , ketrampilan dari
semua perawat/ bidan dan profesi lain dalam rangka peningkatan
ketrampilan dibidang keperawatan
g. Membicarakan kekurangan / keburukan perawat/ bidan lain di
depan pasien atau keluarga pasien
4. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a. Menolak untuk meningkatkan pendidikan formal dan non formal
b. Tidak berupaya meningkatkan kemampuan professional
c. Tidak menjunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukkan
perilaku dan dan sifat pribadi yang tercela, merokok diruang
perawatan, tidak menggunakan seragam lengkap,menjelekkan
profesi perawat /bidan atau organisasi profesi, mengeluarkan kata –
kata kotor saat berdinas.
44
f. Melakukan tindakan keperawatan yang tidak sesuai prosedur tetap
yang dapat menyebabkan kematian / kecacatan .
g. Memberikan informasi yang tidak benar / tidak dapat
dipertanggung jawabkan .
h. Meminta imbalan kepada pasien/ keluarga.
i. Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani pasien /
keluarga( laporan tertulis / lisan/ kotak saran )
j. Tidak menjaga kerahasiaan pasien / keluarga pada profesi / orang
yang berhak mengetahui
k. Komunikasi yang tidak baik dan dimuat dimedia masa
l. Tidak melakukan prosedur aseptic / antiseptic
m. Tidak menghargai agama pasien / keluarga
n. Membedakan pelayanan keperawatan terhadap pasien berdasarkan
status sosial dan martabat pasien
2. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai dengan prosedur
tetap dan kebijakan rumah sakit yang dapat merugikan pasien
secara fisik/ mental
b. Tidak memegang teguh rahasia jabatan
c. Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan , jenis kelamin, aliran
politik,agama dan status sosial sesuai dengan keinginan pribadi.
3. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat Dan Profesi Lain
a. Bertengkar dengan semua perawat atau profesi lain
b. Melakukan tindakan tidak etis terhadap sesama perawat atau
profesi lain
c. Mencelakakan perawat dan profesi lain
d. Mengadu domba sesama perawat atau profesi lain
e. Melindungi perbuatan temat yang tidak etis / praktek illegal
4. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a. Mengkomersilkan/ memperjual belikan harta rumah sakit untuk
kepentingan pribadi atau profesi keperawatan
b. Menjual nama organisasi profesi Keperawatan untuk kepentingan
pribadi,mencari dana atas nama profesi lain untuk kepentingan
pribadi,promosi produk tertentu dikaitkan dengan profesi untuk
kepentingan pribadi
c. Menggunakan obat – obat terlarang/ alkohol saat bertugas
d. Meninggalkan/ tidak dinas selama 7 hari berturut – turut dalam satu
bulan tanpa izin
45
berhubungan dengan pelanggaran masalah Kode Etik Keperawatan Indonesia
dan Kode Etik Kebidanan.
Yang bertanggung jawab dalam masalah etika adalah:
a. Direktur RS. B UDI Agung Palu
b. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan
c. Kepala unit
d. Ketua Komite Keperawatan melalui Sub Komite Etik Keperawatan
a. Pelanggaran Ringan
Ditangani / diselesaikan oleh kepala ruangan
Mendapat teguran lisan
Kepala ruangan membuat laporan ----- menyerahkan kronologis ke
kepala bidang keperawatan ----- harus diketahui oleh sub komite
etik keperawatan.
b. Pelanggaran Sedang
Kepala ruangan membuat laporan ----- menyerahkan kronologis ke
kepala bidang pelayanan keperawatan.
Pelanggaran ditangani oleh kepala bidang keperawatan ----- harus
diketahui oleh sub komite etik keperawatan.
46
Kepala bidang keperawatan memanggil perawat/ bidan yang
melakukan pelanggaran dan wajib membuat surat pernyataan -----
memberi sangsi tertulis
Pelanggar dialihkan tanggung jawabnya
c. Pelanggaran Berat
Kepala ruangan membuat laporan ----- menyerahkan kronologi ke
kepala bidang keperawatan
Kepala bidang keperawatan menyerahkan laporan ……. Ke direktur
yang sebelumnya sudah diketahui oleh sub komite etik
keperawatan
Bersama panitia adhoc mengambil keputusan dan menindak
lanjuti keputusan tentang
rekomendasi sangsi yang diberikan kepada pelanggar ke direktur.
Penomoran Pelanggaran
Setiap pelanggaran Kode Etik Keperawatan terdapat nomor pelanggaran
yang sesuai jenis pelanggaran etika keperawatan
Contoh :
Meminta imbalan kepada pasien / keluarga.
Maka nomor pelanggaran perawat tersebut adalah C1h yaitu :
C : PELANGGARAN BERAT ,
1 : Tanggung jawab perawat terhadap pasien
H : meminta imbalan kepada pasien / keluarga
47
3. Dokumentasi
Lampiran 1 :
PERINGATAN LISAN
Peringatan Lisan ini diberikan kepada :
Nama :
Tempat bekerja :
Jenis Pelanggaran :
Nomor Pelanggaran :
Hari terjadinya Pelanggaran :
Tanggal Terjadinya Pelanggaran :
Jam Terjadinya Pelanggaran :
Pelanggaran Tersebut Disaksikan oleh :
Bahwa pada waktu tersebut saudara/i telah melakukan pelanggaran yang
dimaksud. Sebagai peringatan bahwa pada waktu yang akan datang saudara/i
dapat memperbaiki tingkah laku / memelihara suasana kerja /hubungan kerja
yang lebih baik .
Bilamana dikemudian hari saudara / i berbuat kesalahan / pelanggaran
yang serupa atau lainnya, maka saya selaku kepala ruangan akan mengambil
tindakan yang lebih tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Palu 2015
( ) ( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Ketua Komite Keperawatan
3. Perawat Yang Bersangkutan
48
Lampiran 2 :
Nama :
Tempat bekerja :
Hari / tanggal kejadian :
Jam kejadian :
Jenis pelanggaran : Ringan / Sedang / Berat *
Palu.
.Yang membuat laporan
( )
.
Lampiran 3 :
49
PEMBINAAN/ PENGARAHAN
Nama :
Tempat bekerja :
Hari :
Tanggal :
Jam :
Jenis pelanggaran : Ringan / Sedang / Berat *
Palu..
Perawat yang dibina/di konseling SUB Komite Etik Keperawatan
( ) ( )
( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Kepala ruang
3. Perawat yang Bersangkutan
50
2. Konsep Dasar Mutu Perawat/ Bidan di Rumah Sakit.
Mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan (Philip B.Crosby).
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan tahun 2008, mutu pelayanan kesehatan
adalah kinerja yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan, sedangkan dimensi mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan
penilaian terhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektivitas,
efisiensi, keselamatan dan keamanan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan,
kompetensi teknis dan hubungan antar manusia berdasarkan standar WHO.
Sesuai Trilogi Juran, untuk pencapaian mutu sebuah organisasi, diperlukan
perencanaan mutu, pengendalian mutu dan peningkatan mutu. Pengendalian
mutu adalah proses kontrol mutu yang melakukan proses deteksi dan koreksi
adanya penyimpangan atau perubahan segera setelah terjadi untuk
mempertahankan mutu. Proses pengendalian mutu meliputi evaluasi dari kinerja,
membandingkan kinerja dengan indikator mutu yang telah ditetapkan
sebelumnya dan tindak lanjut atas penyimpangan atau perbedaan yang ada.
Pengendalian mutu staf keperawatan mengacu pada Pedoman Kerja
Subkomite Mutu Profesi Komite Keperawatan RS Budi Agung Palu , Pedoman
Mutu RS Budi AgungPalu dan Pedoman Keselamatan Pasien RS Budi Agung Palu .
4. Tata Laksana
1) Penyusunan data dasar profil tenaga keperawatan dan bidan
Data dasar tentang profil tenaga keperawatan dan bidan diperoleh
dengan berkolaborasi pada divisi keperawatan sehingga dapat diketahui
profil tenaga keperawatan dan bidan sesuai dengan area praktiknya
berdasarkan jenjang kompetensinya.
51
3) Perencanaan pelatihan
Setiap tahun Subkomite Mutu Profesi membuat usulan pendidikan
berkelanjutan maupun pelatihan-pelatihan melalui Ketua Komite
keperawatan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Direktur
Medis Perawatan. Usulan dibuat berdasarkan evaluasi kinerja
berkesinambungan, kesepakatan dan keputusan dalam rapat Komite
Keperawatan.
52
2) Data kasus yang tidak memenuhi kriteria dipisahkan dan dikumpulkan
untuk dianalisis
d) Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria
Kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria dianalisis oleh mitra
bestari untuk ditetapkan apakah merupakan deviasi yang bisa diterima, yaitu
penyimpangannya terhadap standar adalah “acceptable” karena penyulit
atau komplikasi yang tak terduga sebelumnya (unforeseen), atau merupakan
defisiensi, dimana deviasi tidak bisa diterima.
e) Sosialisasi hasil audit
Hasil audit akan disosialisasikan kepada setiap kepala ruang untuk
ditindak lanjuti dengan rekomendasi perbaikan dari komite keperawatan
f) Menerapkan perbaikan
Komite keperawatan membuat rekomendasi upaya perbaikan,
mengadakan program pendidikan dan pelatihan, penyusunan dan perbaikan
prosedur yang ada dan lain sebagainya.
53
e) Data prosedur/tindakan yang tidak memenuhi kriteria
dipisahkan dan dikumpulkan untuk dianalisis
3) Melakukan analisis prosedur/tindakan yang tidak sesuai standar dan
kriteria
a) Prosedur/tindakan yang tidak sesuai standar
b) Analisis kasus dapat mengundang pakar/konsultan tamu dari
luar rumah sakit bila diperlukan.
4) Menetapkan rekomendasi kasus
a) Upaya perbaikan untuk kasus kematian
b) Upaya perbaikan/peningkatan pelayanan untuk kasus sulit
c) Penilaian terhadap kompetensi staf medis yang melakukan
pelayanan, dasar pemberian
/pencabutan/penangguhan/perubahan kewenangan klinis
untuk kasus keselamatan pasien
5) Rencana reaudit
a) Mempelajari topik yang sama setelah perbaikan dalam jangka
waktu tertentu, misalnya 6 bulan.
b) Tujuan reaudit adalah untuk mengetahui apakah sudah ada
upaya perbaikan.
c) Tidak selalu harus dikerjakan
6) Pendampingan pemberian asuhan keperawatan dan kebidanan
Pendampingan pemberian asuhan keperawatan dan kebidanan
dilakukan untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan
kewenangan klinisnya.
5. Dokumentasi
1. Evaluasi audit dokumentasi tiap-tiap unit dilakukan 4 kali dalam setahun
2. Evaluasi kasus tiap-tiap unit masing-masing minimal 1 topik per tahun,
audit kasus tergantung kebutuhan
Pelaporan hasil evaluasi pengendalian mutu dari Subkomite Mutu
Profesi adalah ke Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan ke Direktur
54
BAB X
KEGIATAN ORIENTASI
Hari Penanggung
Materi Waktu Metode
Ke Jawab
1 Pengenalan ruang dan 07.00 – Observasi dan Kepala Ruangan
fasilitas yang ada 14.00 demontrasi
2 Pengenalan teknik 07.00 – Observasi dan Kepala Ruangan
anamneses dan asuhan 14.00 demontrasi
keperawatan
3 Pengenalan status dan 07.00 – Observasi dan Kepala Ruangan
administrasi pasien 14.00 demontrasi
4 Pengetahuan tentang 07.00 – Observasi dan Kepala Ruangan
pemeriksaan tanda vital 14.00 demontrasi
dan teknik pemberian
obat ( IV, IM, SC, IC,
PO )
5, 6, 7 Pengetahuan tentang 07.00 – Observasi dan Kepala Ruangan
teknik tindakan 14.00 demontrasi
keperawatan
8, 9, Penerapan 07.00 – Observasi dan Kepala Ruangan
10 pendokumentasian 14.00 demontrasi
asuhan keperawatan
11 Mendampingi dokter 07.00 – Observasi dan Kepala Ruangan
saat pemeriksaan 14.00 demontrasi
pasien
12 Evaluasi 07.00 – Observasi dan Kabid
14.00 demontrasi Keperawatan,
Karu, Sub Komite
Kredensial
55
BAB XI
PERTEMUAN / RAPAT
56
BAB XII
PELAPORAN
57
c. Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga
keperawatan, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut:
1) Melakukan sosialisasi kode etik dan disiplin profesi tenaga
keperawatan
2) Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan
masalah etik dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan
keperawatan dan kebidanan
3) Merekomendasikan pencabutan kewenangan kerja klinis
4) Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan keperawatan dan kebidanan
5) Kewenangan Komite Keperawatan
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan kerja klinis
b. Memberikan rekomendasi perubahan rincian kewenangan kerja klinis
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan kerja klinis tertentu
d. Memberikan rekomendasi surat Penugasan kerja klinis
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan
f. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan
kebidanan berkelanjutan
g. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi
pemberian tindakan disiplin
58