Anda di halaman 1dari 10

Lampiran 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

1. Pokok bahasan : Pendidikan kesehatan

2. Sub pokok bahasan :

a. Definisi HIV-AIDS

b. Pathogenesis

c. Tahapan perubahan HIV-AIDS

d. Tanda dan gejala

e. Transmisi cara penularan

f. Pencegahan HIV-AIDS

g. Upaya pencegahan HIV-AIDS pada remaja

h. Pemeriksaan/tes HIV-AIDS

i. Pengobatan HIV-AIDS

3. Sasaran : Siswa siswi kelas X jurusan keperawatan SMK

NU Miftahul Huda Kepanjen

4. Waktu : 55 Menit

5. Tempat : SMK NU Miftahul Huda Kepanjen

6. Hari/tanggal : Senin/23 Januari 2017

7. Metode : Buzz Group Discussion (diskusi kelompok kecil)

8. Media :
a. Papan tulis atau White Board

b. Spidol atau kapur tulis

c. Overhead Projector (OHP)

d. Buku tulis

e. Bulpoin.

9. Tujuan Umum : Setelah diadakannya pendidikan kesehatan tentang

HIV-AIDS menggunakan metode Buzz Group Discussion

pada remaja kelas X jurusan keperawatan SMK NU Miftahul

Huda Kepanjen, diharapkan pengetahuan remaja tentang HIV-

AIDS mengalami peningkatan.

10. Tujuan Khusus :

No. Langkah- Waktu Kegiatan Kegiatan Sasaran

langkah

1. Pendahuluan 10 menit 1. memberi salam 1. menjawab salam

2. memperkenalkan diri 2. Mengisi

3. menjelaskan maksud dan kuesioner

tujuan

4. mengisi lembar kuesioner

2. Penyajian 30 menit 1. Sasaran langsung 1. Melaksanakan

dibagi menjadi 5 diskusi kelompok

kelompok – kecil metode Buzz

kelompok kecil Group Discussion.

(buzz group). 2.Melaporkan hasil

2. Kemudian diberi diskusi kelompok


permasalahan kecil kepada

tentang kelompok besar.

pengetahuan

HIV-AIDS.

3. Masing-masing

buzz group

mendiskusikan

masalah tersebut.

4. Selanjutnya

kesimpulan tiap

kelompok

didiskusikan

kembali dan

dicari kesimpulan

keseluruhannya.

3. Evaluasi 10 menit 1. Tanya jawab Partisipasi aktif

2. Menanyakan kembali

3. Mengisi kuesioner

4. Penutup 5 menit 1. Meminta/memberi kesan 1. Memberikan

dan pesan kesan dan pesan

2. Memberi salam 2. Menjawab salam

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang HIV-AIDS pada siswa siswi sasaran dapat :

1. Mengerti definisi HIV-AIDS

Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala

penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh , bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari
hasil penularan. Penyakit ini disebabkan oleh human immunodeficien virus (HIV).

Penyakit ini telah menjadi masalah internasional karen dalam waktu yang relatif singkat

terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda banyak negara. Sampai saat ini

belum ditemukan vaksin atau obat yang realtif efektif untuk AIDS sehingga

menimbulkan keresahan di dunia. (Widoyono, 2011)

HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency

Virus, dalam bahasa Indonesia berarti Virus penyebab menurunnya kekebalan tuhuh

manusia. Virus adalah jasad renik hidup yang amat kecil sehingga dapat lolos melalui

jaringan yang teramat halus atau ultrafilter. Jadi, HIV adalah virus yang menyerang

sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. Virus HIV

ditemukan dalam darah, cairan vagina, cairan sperma dan ASI. Penemu virus HIV ini

adalah Prof.Luc Montagnier dari Lembaga Pasteur di Paris Perancis pada bulan Mei

tahun 1983.

AIDS adalah kependekan dari Aquired Immune Deficiency Syndrome. Aquired

berarti didapat, bukan keturunan. Immune terkait dengan sistem kekebalan tubuh kita.

Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit dengan

kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat

kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah lahir.

Jelasnya, AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya

sistem kekebalan tubuh manusia yang didapat (bukan karena turunan), tetapi

disebabkan oleh virus HIV. (Maryunani,2009)

2. Mengerti pathogenesis

HIV menempel pada limfosit sel induk melalui gp120, sehingga akan terjadi fusi

membran HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian masuk ke dalam sitoplasma sel

induk. Di dalam sel induk, HIV akan membentuk DNA HIV dari RNA HIV melalui
enzim polimerase. Enzim integrasi kemudian akan membantu DNA HIV untuk

berintegrasi dengan DNA sel induk.

DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk akan membentuk

RNA dengan fasilitas sel induk, sedangkan mRNA dalam sitoplasma akan diubah oleh

enzim protease menjadi partikel HIV. Partikel itu sealanjutnya mengambil selubung

dari bahan sel induk untuk dilepas sebagai virus HIV lainnya. Mekanisme penekanan

pada sistem imun (imunosupresi) ini akan menyebabkan pengurangan dan

terganggunya jumlah dan fungsi sel limfosit T.

3. Mengerti tahapan perubahan HIV-AIDS

1) Stadium klinis I

a. Asimtomatik

b. Limfadenitis generalisata

Skala fungsional 1 : asimtomatik, aktivitas normal

2) Stadium klinis II

a. Berat badan berkurang <10%

b. Manifestasi mukokutaneus ringan

c. Herpes zoster dalam lima tahun terakhir

d. Infeksi saluran nafas bagian atas yang berulang

Skala fungsional 2 : simtomatik, aktivitas normal.

3) Stadium klinis III

a. Berat badan berkurang >10%

b. Diare kronis tanpa penyebab yang jelas >1 bulan

c. Demam berkepanjangan tanpa penyebab yang jelas >1 bulan

d. Kandidiasis oral (thrush)

e. Oral hairy leucoplakia (OHL)


f. TB paru

g. Infeksi bakterial berat

Skala fungsional 3 : < 50% dalam 1 bulan terakhir terbaring.

4) Stadium klinis IV (kriteria WHO: Klinis AIDS)

a. HIV wasting syndrom

b. Pneumonia pneumocystic carinii

c. Toxoplasmosis otak

d. Diare karena kriptosporidiosis > 1 bulan

e. Kriptokokosis ekstraparu

f. Penyakit sitomegalovirus pada satu organ selain hati, limpa, atau kelenjar

getah bening

g. Infeksi virus herpes simplex di mukokutaneus > 1 bulan

h. Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)

i. Mikosis endemik yang menyebar

j. Kandidiasis esofagus, trakea, bronki

k. Mikobakteriosis atipik

l. Septikemia salmonela non-tifoid

m. Tuberkulosis ekstraparu

n. Limfoma

o. Sarkoma Kaposi

p. Ensefalopati HIV

Skala fungsional 4 : >50% dalam 1 bulan terakhir terbaring.

4. Mengerti tanda dan gejala

a. Masa inkubasi 6 bulan – 5 tahun.


b. Window period selama 6-8 minggu, adalah waktu saat tubuh sudah terinfeksi HIV

tetapi belum terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium.

c. Seseorang dengan HIV dapat bertahan sampai dengan 5 tahun. jika tidak diobati,

maka penyakit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS.

d. Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti :

1. Diare kronis

2. Kandidiasis mulut yang luas

3. Pneumocystis carinii

4. Pneumonia interstisialis limfositik

5. Ensefalopati kronik

(Widoyono, 2011)

5. Mengerti transmisi cara penularan

Penyakit ini menular melalui berbagai cara, antara lain melalui cairan tubuh

seperti darah, cairan genetalia, dan ASI. Virus juga terdapat dalam saliva, air mata,

dan urin (sangat rendah). HIV tidak dilaporkan terdapat dalam air mata dan keringat.

a. Ibu hamil

1) Secara intauterin, intrapartum, dan postpartum (ASI).

2) Angka transmisi mencapai 20-50%.

3) Angka transmisi melalui ASI dilaporkan lebih dari sepertiga.

4) Laporan lain menyatakan risiko penularan melalui ASI adalah 11-29%.

5) Sebuah studi meta-analisis prospektif yang melibatkan penelitian pada dua

kelompok ibu, yaitu kelompok ibu yang menyusui sejak awal kelahiran

bayi dan kelompok ibu yang menyusui setelah beberapa waktu usia

bayinya, melaporkan bahwa angka penularan HIV pada bayi yang belum
disusui adalah 14% (yang diperoleh dari penularan melalui mekanisme

kehamilan dan persalinan), dan angka penularan HIV meningkat menjadi

29% setelah bayinya disusui. Bayi normal dengan ibu HIV bisa

memperoleh antibodi HIV dari ibunya selama 6-15 bulan.

b. Jarum suntik

1) Prevalensi 5-10%

2) Penularan HIV pada anak dan remaja biasanya melalui jarum suntik

karena penyalahgunaan obat.

3) Diantara tahanan (tersangka atau terdakwa tindak pidana) dewasa.

Pengguna obat suntik di Jakarta sebanyak 40% terinfeksi HIV, di Bogor

25%, dan di Bali 53%.

c. Transfusi darah

1) Risiko penularan sebesar 90%

2) Prevalensi 3-5%

d. Hubungan seksual

1) Prevalensi 70-80%

2) Kemungkinan tertular adalah 1 dalam 200 kali hubungan intim.

3) Model penularan ini adalah yang tersering di dunia. Akhir-akhir ini dengan

semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan

kondom, maka penularan melalui jalur ini cenderung menurun dan

digantikan oleh penularan melalui jalur penasun (pengguna narkoba

suntik). (Widoyono, 2011)

6. Mengerti Pencegahan HIV-AIDS

a. Menghindari hubungan seksual dengan penderita AIDS atau tersangka

penderita AIDS.
b. Mencegah hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti atau

dengan orang yang mempunyai banyak pasangan.

c. Menghindari hubungan seksual dengan pecandu narkotika obat suntik.

d. Melarang orang – orang yang termasuk kedalam kelompok berisiko tinggi

untuk melakukan donor darah.

e. Memberikan transfusi darah hanya untuk pasien yang benar-benar

memerlukan

f. Memastikan sterilitas alat suntik.

7. Mengerti upaya pencegahan HIV-AIDS pada remaja

Semua orang dapat tertular virus HIV apabila perilakunya sehari-hari tidak

melakukan hubungan seks sebelum menikah dan seks bebas. Yang ditekankan disini

yaitu, dalam melakukan hubungan seks tidak aman dan berisiko IMS memperbesar

risiko untuk tertularnya penyakit HIV-AIDS. Mencari sumber informasi yang benar

tentang penularan virus HIV sehingga tidak terkontaminasi. Mendiskusikan secara

terbuka permasalahan yang sering dialamin oleh remaja saat ini dengan perilaku

seksual baik dengan orang tua, guru,teman sekitar memang paham dengan hal seperti

ini. Menghindari dalam menggunakan obat-obat an yang terlarang dan jarum suntik,

tato, dan tindik digunakan secara bersamaan. Tidak melakukan kontak langsung

dengan darah orang yang sudah terpapar oleh virus HIV. Dalam menghindari

berperilaku yang dapat mengarah pada perilaku seseorang yang tidak sehat dan tidak

bertanggung jawab (Hasniadah, 2014).

8. Mengerti pemeriksaan/tes HIV-AIDS

1) ELISA (Enzim – Linked ImmunoSorbent Assay)

Sensitifitasnya tinggi yaitu sebesar 98,1 – 100 %. Biasanyan tes ini memberikan

hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi.


2) Western blot

Sensitifitasnya tinggi yaitu sebesar 99,6 – 100%. Pemeriksaannya cukup sulit,

mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.

3) PCR (Polymcrase Chain Reaction)

Tes ini digunakan untuk :

a. Tes HIV pada bayi, karena zat antimateral masih ada pada bayi yang dapat

menghambat pemerikasaan secara serologis. Seorang ibu yang menderita

HIV akan membentuk zat kekebalan untuk melawan penyakit tersebut. Zat

kekebalan itulah yang diturunkan pada bayi melalui plasenta yang akan

mengaburkan hasil pemeriksaan, seolah-olah sudah ada infeksi pada bayi

tersebut. (Catatan: pemeriksaan HIV sering merupakan deteksi dari zat anti-

HIV bukan deteksi HIV-nya sendiri).

b. Menetapkan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok berisiko

tinggi.

c. Tes pada kelompok berisiko tinggi sebelum terjadi serokonveksi.

d. Tes konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunyai sesitivitas rendah

untuk HIV-2.

9. Mengertian pengobatan HIV-AIDS

Pengobatan pada penderita HIV-AIDS meliputi :

a. Pengobatan suportif

b. Penanggulangan penyakit oportunistik

c. Pemberian obat antivirus

Penanggulangan dampak psikosos

Anda mungkin juga menyukai

  • RESIGN
    RESIGN
    Dokumen4 halaman
    RESIGN
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • DM Map Patofis
    DM Map Patofis
    Dokumen1 halaman
    DM Map Patofis
    Li N Da
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan GEA
    Laporan Pendahuluan GEA
    Dokumen7 halaman
    Laporan Pendahuluan GEA
    Anonymous UMqClkQI
    Belum ada peringkat
  • Tak Sosial
    Tak Sosial
    Dokumen31 halaman
    Tak Sosial
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan GEA
    Laporan Pendahuluan GEA
    Dokumen7 halaman
    Laporan Pendahuluan GEA
    Anonymous UMqClkQI
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman XBHHHGFGH
    Rangkuman XBHHHGFGH
    Dokumen5 halaman
    Rangkuman XBHHHGFGH
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Seminarjhbjb
    Makalah Seminarjhbjb
    Dokumen45 halaman
    Makalah Seminarjhbjb
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Askep Pasien Curiga
    Askep Pasien Curiga
    Dokumen4 halaman
    Askep Pasien Curiga
    Ima Latief
    Belum ada peringkat
  • Makalah KMB Asuhan Keparawatan Pada BPH
    Makalah KMB Asuhan Keparawatan Pada BPH
    Dokumen18 halaman
    Makalah KMB Asuhan Keparawatan Pada BPH
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Observasi Salon Kecantikan
    Makalah Observasi Salon Kecantikan
    Dokumen12 halaman
    Makalah Observasi Salon Kecantikan
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Askep Delireum
    Askep Delireum
    Dokumen13 halaman
    Askep Delireum
    Eka Kusuma
    Belum ada peringkat
  • Bu Janes Jadi
    Bu Janes Jadi
    Dokumen18 halaman
    Bu Janes Jadi
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • B.jan ROM
    B.jan ROM
    Dokumen19 halaman
    B.jan ROM
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Rom
    Kata Pengantar Rom
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar Rom
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Sumber Data: ..................
    Sumber Data: ..................
    Dokumen10 halaman
    Sumber Data: ..................
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Tugas Louise
    Tugas Louise
    Dokumen2 halaman
    Tugas Louise
    DewiChan
    Belum ada peringkat
  • Prostatitis Dina
    Prostatitis Dina
    Dokumen6 halaman
    Prostatitis Dina
    DewiChan
    Belum ada peringkat
  • Ilmu Bedah 2011
    Ilmu Bedah 2011
    Dokumen10 halaman
    Ilmu Bedah 2011
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Vandud
    Vandud
    Dokumen2 halaman
    Vandud
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Kista Ovarium
    Kista Ovarium
    Dokumen10 halaman
    Kista Ovarium
    Rasid Sang Lades
    Belum ada peringkat
  • LP Pnemonikuuuu
    LP Pnemonikuuuu
    Dokumen33 halaman
    LP Pnemonikuuuu
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Kista Ovarium
    Kista Ovarium
    Dokumen10 halaman
    Kista Ovarium
    Rasid Sang Lades
    Belum ada peringkat
  • Health Education LITHIUM
    Health Education LITHIUM
    Dokumen1 halaman
    Health Education LITHIUM
    Anoegrah Ştreetşŕad ArZa
    Belum ada peringkat
  • Sap Personal Hygiene
    Sap Personal Hygiene
    Dokumen8 halaman
    Sap Personal Hygiene
    clarazettira
    Belum ada peringkat