Anda di halaman 1dari 5

Rehabilitasi Modern dalam Osteoporosis, Jatuh, dan Fraktur

Clinical Medicine Insights: Arthritis and Musculoskeletal Disorders

Yannis Dionyssiotis, Grigorios Skarantavos and Panayiotis Papagelopoulos

Pengantar

Osteoporosis adalah penyakit metabolik yang biasanya muncul seiring dengan


bertambahnya usia yang paling banyak menyerang wanita post-menopause dan orang-orang tua.
Walaupun demikian, pada kasus individual, osteoporosis dapat muncul pada orang dengan usia
muda, misalnya, pada anak-anak, terutama laki-laki dengan osteoporosis idiopatik, osteoporosis
yang berkaitan dengan kehamilan, osteoporosis sekunder pada orang usia muda yang sedang
dalam masa pengobatan steroid jangka panjang akibat penyakit autoimun, dan lain-lain. Tujuan
dari rehabilitasi berubah berdasarkan pada tingkatan penyakit. Dalam pencegahan dan
tatalaksana osteoporosis, rehabilitasi modern sebaiknya tidak hanya berfokus pada kekuatan
tulang sementara kekuatan otot dan keseimbangan menjadi terabaikan. Elemen-elemen ini
berkaitan dengan penyakit secara langsung, memberikan perlindungan terhadap predisposisi
seseorang yang memiliki risiko tinggi terjatuh dan fraktur akibat terjatuh.

Jatuh merupakan salah satu masalah yang paling serius dan paling sering dialami oleh
orang tua; hubungannya dengan mortalitas, morbiditas, penurunan fungsi, dan perawatan medis
di rumah sebelum waktunya telah terbukti; biasanya hal ini merupakan hasil dari interaksi
banyak faktor risiko dan situasi yang mungkin diperbaiki berkali-kali; interaksi dari berbagai hal
ini dimodifikasi oleh usia, penyakit, dan adanya pencemaran lingkungan.

Poin utama dari jatuh adalah meningkatnya insidensi terjatuh dikombinasi dengan
meningkatnya kemungkinan untuk terjadinya cedera. Kecenderungan orang tua untuk mengalami
cedera ini merupakan hasil dari tingginya insidensi dari penyakit penyerta, seperti osteoporosis,
dimana prevensi dan tatalaksana untuk penyakit penyerta ini sebaiknya tidak hanya berfokus
pada kekuatan tulang, namun bergeser pada meningkatkan kekuatan otot dan memperbaiki
keseimbangan sebagaimana kedua hal ini dapat melindungi penderita dari terjatuh dan fraktur.
Intervensi untuk Mencegah Jatuh

Intervensi untuk mencegah jatuh dapat dirancang untuk mengurangi sebuah faktor risiko
internal dan eksternal dari jatuh, atau secara umum focus pada menurunkan beberapa faktor
risiko secara bersamaan.

Tai Chi merupakan sebuah tipe latihan keseimbangan yang menjanjikan, meskipun
latihan ini membutuhkan evaluasi lebih lanjut sebelum dapat direkomendasikan sebagai metode
yang terpilih untuk melatih keseimbangan. Walaupun demikian, Tai Chi mungkin adalah
program latihan yang tidak akan kita rekomendasikan pada orang-orang yang sebelumnya pernah
menderita fraktur, karena mereka berada pada kondisi rapuh yang berarti mereka tidak dapat
berpartisipasi dalam latihan Tai Chi secara keselruhan, kecuali metode yang digunakan sudah
sangat banyak diadaptasi sehingga latihan yang dilakukan bukan merupakan latihan
keseimbangan dinamik lagi (Skelton D, komunikasi personal).

Berdasarkan hasil dari percobaan FICSIT (Frailty and Injuries: Cooperative Studies of
Intervention Techniques) menyarankan bahwa intervensi yang berfokus hanya pada kekuatan
tidak akan mengurangi kejadian jatuh. Dengan kata lain, latihan keseimbangan dianggap lebih
efektif dalam menurunkan risiko jatuh daripada komponen latihan yang lain. Walaupun
demikian, bertambahnya usia berhubungan dengan menurunnya fungsi fisik (menjadi lemah),
latihan yang dianjurkan adalah yang bertujuan untuk menghindai jatuh, kecuali latihan
keseimbangan dan kekuatan, dapat termasuk dalam latihan untuk menigkatkan fungsi kapabilitas
pada setiap lansia.

Latihan dan Risiko Jatuh

Risiko jatuh pada masing-masing individu lansia dirangkum sebagai berikut. Faktor
intrinsik yang termasuk diantaranya riwayat terjatuh, usia, jenis kelamin, gaya hidup, ras, obat-
obatan, kondisi medis, mobilitas yang terganggu dan postur yang tidak normal, imobilisasi,
kondisi psikologis (takut akan terjatuh), kekurangan nutrisi, gangguan kognitif, pengelihatan
yang terganggu, masalah pada kaki. Faktor ekstrinsik termasuk diantaranya pencahayaan yang
kurang, lantai licin, permukaaan yang tidak rata, dan lain-lain, serta hal-hal lain yang dapat
menyebabkan lansia sehat terjatuh. Paparan terhadap risiko ini dapat dikatakan semakin pasif
dan semakin aktif seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk terjatuh..

Berdasarkan hasil dari Osteoporotic Fractures in Men Study (MrOS), mengamati


hubungan peningkatan risiko terjatuh dengan tingginya tingkat aktivitas fisik yang dilaporkan
secara pribadi; terlebih lagi, laki-laki dengan kekuatan kaki yang lemah memiliki risiko jatuh
yang tidak selaras dengan tingkatan aktivitas fisik yang dilakukan, sementara laki-laki dengan
kekuatan kaki yang kuat memiliki risiko jatuh lebih besar seiring dengan meningkatnya aktivitas
fisik.

Sebuah meta analisis dari beberapa penelitian terpisah yang menyusun penelitian FICSIT
menemukan bahwa 17% penurunan kejadian jatuh pada individu yang berpartisipasi dalam
latihan daya tahan, latihan keseimbangan, dan Tai Chi, sementara Tai Chi menunjukkan 47%
penurunan dalam kejadian jatuh berulang selama periode empat bulan dibandingkan dengan
populasi kontrol. Sebuah tinjauan Cochrane menyimpulakn bahwa beberapa komponen
kelompok latihan menurunkan risiko jatuh hingga 17%, sebagaimana Tai Chi dan latihan yang
dianjurkan untuk dilakukan sendiri di rumah (masing-masing secara berurutan 35% dan 23%).
Akan tetapi bukti yang ada saat ini tidak mendukung intervensi terbaru yang dilakukan pada
orang dengan gangguan pengelihatan berat atau masalah mobilitas setelah stroke, penyakit
Parkinson, atau fraktur panggul .

Pencegahan terjadinya jatuh dapat lebih efektif dilakukan ketika berbagai faktor risiko
terjatuh ikut dipertimbangkan. Program pencegahan jatuh yang paling mulltifaktorial telat
berhasil dalam menurunkan insidensi kejadian jatuh dan faktor risiko jatuh, terutama ketika
pencegahan yang dilakukan telah disesuaikan berdasarkan kebutuhan masing-masing dan
ditargetkan pada populasi yang memiliki risiko tinggi. Semua hasil ini memberi kesan bahwa
program pencegahan individual bertujuan untuk menurunkan berbagai faktor risiko secara
bersamaan dalam populasi berisiko tinggi dapat menjadi strategi yang efektif untuk mencegah
terjadinya jatuh; walaupun demikian, konten yang terperinci dari pendekatan yang paling efektif
masih belum jelas.
Jatuh secara umum merupakan akibat dari interaksi berbagai faktor risiko dan situasi yang
beraneka ragam, banyak dari faktor-faktor tersebut dapat diperbaiki. Hal ini menjadikan
pentingnya menilai kemungkinan faktor intrinsik danfaktor ekstrinsik terjadinya jatuh,
sebagaimana eksposur individu tersebut terhadap berbagai faktor risiko. mengidentifikasi faktor
risiko sama pentingnya dengan memerhatikan interaksi dan kemungkinan sinergisme antara
berbagai faktor risiko, hal ini disebabkan oleh menigkatnya persentase orang yang jatuh dari
27% untuk mereka yang tidak memiliki atau hanya memiliki satu faktor risiko menjadi 78%
untuk mereka yang memiliki empat atau lebih faktor risiko.

Faktor risiko penting yang dapat dimodikfikasi untuk orang dewasa yang tinggal di
komunitas adalah status mental dan obat-obatan psikotropik, pencemaran lingkungan, gangguan
pengelihatan, terganggunya fungsi anggota gerak bawah, gangguan keseimbanagn, dan cara
berjalan. Untuk orang dewasa yang tinggal di institusi, faktor risiko yang penting dan dapat
dimodifikasi adalah status mental, depresi, inkontinensia urin, hipotensi, gangguan pendengaran,
gangguan keseimbangan, cara berjalan, terganggunya fungsi anggota gerak bawah, aktivitas fisik
yang rendah (olah raga kurang dari satu kali perminggu), obat-obat psikotropik, obat-obat
jantung, obat anti nyeri, dan penggunaan restrain mekanik. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
seperti hemiplegia dan kebutaan juga ditemui.

Pencemaran lingkungan dapat menjadi penyebab terjadinya jatuh. Dalam mengurangi


pencemaran lingkungan, semua program pencegahan mungkin butuh untuk menyediakan dan
memasang berbagai alat-alat keselamatan terutama di rumah. Berbagai penelitian telah
memperlihatkan bahwa pasien yang lebih tua dengan risiko jatuh yang tinggi dan dipulangkan
dari rumah sakit, penilaian fasilitas keamanan di rumahnya harus diperhatikan.

Penelitian pada intervensi multifactorial, yang di dalamnya terdapat kedua peralatan


(termasuk alarm di tempat tidur, tongkat, alat belajar jalan, dan pelindung panggul) dan program
edukasi, telah memperlihatkan hasil yang lebih baik. Namun demikian, tidak ada bukti langsung
yang hanya menggunakan peralatan pelindung saja atau hanya mengandalkan program edukasi
saja dapat membantu mencegah terjadinya jatuh. Oleh karena itu, meskipun mereka merupakan
elemen dalam program intervensi multifactorial, penggunaan hanya satu program saja tanpa
memperhatikan faktor yang lain tidak dapat ditetapkan hasilnya.

Berbagai intervensi untuk mencegah terjadinya jatuh dapat direncanakan untuk mengurangi
sebuah faktor internal atau faktor eksternal yang dapat menyebabkan jatuh, atau secara umum
focus pada menurunkan berbagai faktor risiko secara bersamaan. Sebuah intervensi yang telah
terbukti secara ilmiah diantaranya adalah olah raga, pemeriksaan ulang pengobatan, dan
modifikasi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai